• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data rasio keuangan dari empat metode yaitu metode Altman, Grover, Springate, dan Zmijewski dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang mengalami delisting dan listing di BEI. Data tersebut diperoleh dari ICMD atau mengunduh laporan keuangan melalui IDX (www.idx.co.id),

www.icamel.co.id, dan KSEI (akses.ksei.co.id). Data laporan keuangan yang digunakan periode 2006-2012 yang berakhir pada 31 Desember.

Data laporan keuangan masing-masing perusahaan memiliki periode tahun yang berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan ketersediaan laporan keuangan sebelum tanggal delisting untuk perusahaan yang mengalami forced delisting oleh BEI dan untuk data laporan keuangan yang digunakan pada perusahaan listing mengikuti tanggal yang dipakai oleh perusahaan delisting. Terdapat dua perusahaan yang telah delisting memiliki kelengkapan data keuangan selama tiga tahun berturut-turut dalam satu tahun sebelum delisting, yaitu Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. (SAIP) tahun 2010-2012, Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. (DSUC) tahun 2006-2008, sedangkan untuk dua perusahaan listing yaitu Suparma Tbk. (SPMA) tahun 2010-2012, Tirta Mahakam Resourves Tbk. (TRIT) tahun 2006-2008. Terdapat dua perusahaan memiliki kelengkapan data keuangan tiga tahun berturut-turut dalam periode tiga tahun sebelum

delisting yaitu Pan Asia Filament Inti Tbk. (PAFI) tahun 2008-2010, dan Surya Intrindo Makmur Tbk. (SIMM) tahun 2007-2009, sedangkan untuk perusahaan listing yaitu Nusantara Inti Corpora Tbk. (UNIT) tahun 2008- 2010,dan Sepatu Bata Tbk. (BATA) tahun 2007-2009.

Pada tabel 5.1 akan tersaji gambaran periode data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 5.1 Periode Laporan Keuangan yang Digunakan

No Kode Tahun Status

(Tahun) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 SIMM Delisting (2012) 2 BATA Listing 3 SAIP Delisting (2013) 4 SPMA Listing 5 PAFI Delisting (2013) 6 UNIT Listing 7 DSUC Delisting (2009) 8 TIRT Listing

Sumber: Data diolah

Data rasio keuangan dari keempat metode yaitu Altman, Grover, Springate dan Zmijewski yang telah dikumpulkan akan diolah menggunakan program SPSS untuk melakukan perhitungan statistik

deskriptif. Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran mengenai nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan standar deviasi data sampel penelitian. Statistik deskriptif untuk kategori I perusahaan delisting disajikan pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Kategori I: Perusahaan Delisting

Variabel N Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai Rata-Rata Standar Deviasi WC_TA 12 -1,445 0,055 -0,35365 0,666235 RE_TA 12 -3,272 1,087 -0,571305 0,908975 EBIT_TA 12 -0,216 0,11 -0,07779 0,074226 MVE_BVT 12 0,116 2,270 0,95915 0,67435 SA_TA 12 0,070 1,637 0,54911 0,554371 ROA 12 -0,723 0,563 -0,02651 0,347623 EBT_CL 12 -1,551 0,288 -0,39769 0,511393 DR 12 0,066 1,587 0,98262 0,492268 CR 12 0,003 2,987 0,74154 0,774317

Sumber: Data diolah (SPSS) Keterangan

WC_TA = Working Capital to Total Asset

RE_TA = Retained Earnings to Total Asset

EBIT_TA = Earning Before Interest and Taxes to Total Asset

MVE_TA = Market Value of Equiry to Book Value of Total Debt

SA_TA = Sales to Total Asset

ROA = Return On Asset

EBT_CL = Net Profit Before Taxes to Current Liabilities

DR = Debt Ratio

CR = Current Ratio

Untuk kategori II perusahaan yang listing di BEI, statistik deskriptif disajikan pada tabel 5.3:

Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Kategori II: Perusahaan Listing

Variabel N Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-Rata Standar Deviasi WC_TA 12 0,011 0,428 0,18371 0,136776 RE_TA 12 -0,021 0,692 0,21516 0,259256 EBIT_TA 12 0,003 0,186 0,08203 0,069052 MVE_BVT 12 0,247 4,058 1,54408 1,374079 SA_TA 12 0,288 1,487 0,95041 0,444178 ROA 12 -0,119 0,392 0,04925 0,123364 EBT_CL 12 -0,184 2,071 0,38080 0,625194 DR 12 0,185 0,769 0,43752 0,193278 CR 12 1,017 3,911 1,93218 0,830974

Sumber: Data diolah (SPSS)

Keterangan

WC_TA = Working Capital to Total Asset

RE_TA = Retained Earnings to Total Asset

EBIT_TA = Earning Before Interest and Taxes to Total Asset

MVE_TA = Market Value of Equiry to Book Value of Total Debt

SA_TA = Sales to Total Asset

ROA = Return On Asset

EBT_CL = Net Profit Before Taxes to Current Liabilities

DR = Debt Ratio

CR = Current Ratio

Sembilan variabel penelitian pada tabel 4.4 dan 4.5 merupakan rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam empat metode prediksi kebangkrutan. Setiap kategori menggunakan data yang diambil dari sepuluh perusahaan delisting dan sepuluh perusahaan listing dengan data keuangan selama tiga tahun berturut-turut. Terdapat perbandingan hasil statistik

deskriptif antara kategori I dengan kategori II, variabel dalam kategori I cenderung memiliki rata-rata negatif dibandingkan kategori II.

Untuk kategori I, variabel WC_TA memiliki nilai tertinggi sebesar 0,055 dan nilai terendah sebesar -1,445 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar -0,35365 dan 0,484567. Nilai tertinggi WC_TA dimiliki oleh Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. tahun 2011 dan nilai yang terendah dimiliki oleh Surya Intirindo Makmur Tbk. tahun 2009. Untuk kategori II nilai WC_TA tertinggi dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk. Tahun 2007 sebesar 0,428, nilai terendah WC_TA dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006 yaitu sebesar -0,011, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,18371 dan 0,136776. Rata-rata yang dihasilkan oleh kategori I bernilai negatif sedangkan kategori II bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang termaksud kategori II memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena kategori II dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya, sedangkan jika modal bersih bernilai negatif perusahaan akan kesulitan menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban lancar. Semakin Besar nilai WC_TA maka total aktiva mampu menjamin modal kerja bersih, sehingga perusahaan kemungkinan besar tidak akan mengalami kebangkrutan.

Nilai tertinggi variabel RE_TA untuk kategori I sebesar -2,140 yang dimiliki oleh Surya Intrindo Makmur Tbk. tahun 2009, sedangkan nilai

terendahnya sebesar 1,087 yang dimiliki oleh Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. tahun 2006, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar -0,57305 dan 0,908975. Untuk variabel RE_TA kategori II, nilai tertinggi sebesar 0,692 yang dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk. tahun 2009, nilai terendah sebesar -0,021 yang dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,21516 dan 0,259256. Kategori I memiliki hasil RE_TA lebih kecil dibandingkan kategori II. Hal ini berarti semakin rendah RE_TA maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari aktivanya semakin kecil sehingga perusahaan kemungkinan besar mengalami financial distress atau kebangkrutan.

Variabel EBIT_TA kategori I memiliki nilai tertinggi sebesar 0,011 yang dimiliki oleh Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. tahun 2008, nilai terendah sebesar -0,216 yang dimiliki oleh Indo Setu Bara Resources Tbk. tahun 2011, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar -0,07779 dan 0,074226. Kategori II variabel EBIT_TA nilai tertinggi sebesar 0,186 yang dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk. tahun 2007, nilai terendah sebesar 0,003 dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006, nilai rata-rata dan standar deviasi masing masing sebesar 0,08203 dan 0,069052. Kategori I memiliki nilai rata-rata EBIT_TA lebih kecil dari pada Kategori II. Semakin rendah EBIT_TA menunjukan semakin kecil kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan perusahaan.

Untuk variabel MVE_BVT kategori I, nilai tertinggi sebesar 2,270 dimiliki oleh Surya Intrindo Makmur Tbk. Tahun 2007, nilai terendah sebesar 0,116 yang dimiliki oleh Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. tahun 2010, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,95915 dan 0,674351. Kategori II untuk variabel MVE_BVT, nilai tertinggi sebesar 4,058 yang dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk. tahun 2009, nilai terendah sebesar 0,247 yang dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006, nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 1,54408 dan 1,374079. Dilihat dari nilai rata-rata MVE_BVT, kategori II memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada kategori I. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar nilai rata-rata MVE_BVT maka perusahaan semakin mampu memenuhi kewajiban-kewajibanya yang ada di saham perusahaan tersebut.

Variabel SA_TA kategori I memiliki nilai tertinggi sebesar 1,637 yang dimiliki oleh Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. tahun 2006, nilai terendah sebesar 0,070 yang dimiliki oleh Surya Intirindo Makmur Tbk. tahun 2009, dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing masing sebesar 0,54911 dan 0,554371. Kategori II pada variabel SA_TA yang memiliki nilai tertinggi yaitu Sepatu Bata Tbk. tahun 2007 sebesar 1,487, nilai terendah yaitu Nusantara Inti Corpora Tbk. tahun 2008 sebesar 0,288, nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,95041 dan 0,444178. Nilai rata-rata SA_TA yang dimiliki kategori I lebih rendah daripada kategori II, hal ini berarti semakin rendah nilai rata-rata SA_TA

maka semakin rendah pula tingkat penjualan perusahan dengan mengunakan aktivanya.

Variabel ROA pada kategori I yang memiliki nilai tertinggi adalah 0,563 yang dimiliki oleh Panasia Filament Inti Tbk. tahun 2008, nilai terendah dimiliki oleh Surya Intrindo Makmur Tbk. tahun 2008 sebesar - 0,723 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar - 0,02651 dan 0,347623, sedangkan kategori II nilai tertinggi dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk. tahun 2008 sebesar 0,392, nilai terendah dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006 sebesar -0,119 dengan nilai rata- rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,04925 dan 0,123364. Nilai rata-rata ROA kategori I lebih rendah daripada Kategori II. Hal ini berarti, semakin besar nilai rata-rata ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh keuntungan atau laba.

Variabel EBT_CL pada kategori I yang memiliki nilai tertinggi adalah Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. tahun 2011 sebesar 0,288, nilai terkecil dimiliki Panasia Filament Inti Tbk. tahun 2011 sebesar -1,551 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar – 0,39769 dan 0,554371 Kategori II pada variabel EBT_CL memiliki nilai tertinggi adalah Sepatu Bata Tbk. tahun 2008 sebesar 2,071, nilai terendah dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources tahun 2006 sebesar -0,184 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 0,38080 dan 0,625194. Kategori II memiliki nilai rata-rata EBT_CL tertinggi dibandingkan nilai rata-rata

kategori I, semakin tinggi nilai rata-rata EBT_CL maka semakin besar kemungkinan laba sebelum pajak dapat menutupi hutang lancar yang dimiliki perusahaan.

Pada variabel DR kategori I, nilai tertinggi sebesar 1,587 yang dimiliki oleh Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. tahun 2009, nilai terendah sebesar 0,066 yang dimiliki oleh Surya Intrindo Makmur Tbk. tahun 2006 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,98262 dan 0,492268. Pada kategori II nilai tertinggi sebesar 0,769 dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006, nilai terendah sebesar 0,185 dimiliki oleh Nusantara Inti Corpora Tbk. tahun 2008 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,43752 dan 0,193278. Rata-rata DR kategori I tertinggi daripada kategori II, hal ini berarti kategori I memiliki risiko yang besar dalam melunasi hutang atau kewajibannya.

Variabel CR pada kategori I memiliki nilai tertinggi dan terendah masing-masing sebesar 2,987 yang dimiliki oleh Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. tahun 2011 dan 0,003 yang dimiliki oleh Surya Intrindo Makmur Tbk. tahun 2009 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing masing sebesar 0,74154 dan 0,774317. Kategori II variabel CR memiliki nilai tertinggi sebesar 3,911 yang dimiliki oleh Suparma Tbk. tahun 2010, sedangkan nilai terendah sebesar 1,017 yang dimiliki oleh Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2006 dengan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 1,93218 dan 0,830974 Kategori II memiliki nilai rata-rata CR lebih besar daripada Kategori I, dalam hal ini semakin

besar rata-rata CR maka semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut.

Berdasarkan data yang telah diolah dengan SPSS, secara keseluruhan perusahaan manufaktur yang termaksud pada kategori II yaitu perusahaan yang tidak mengalami delisting memiliki rasio keuangan yang lebih baik daripada perusahaan manufaktur yang berada pada kategori I yaitu perusahaan delisting.

Dokumen terkait