• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu Utang Luar Negeri (ULN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sedangkan variabel dependennya adalah Pertumbuhan Ekonomi (PE).

1. Pertumbuhan Ekonomi

Data pertumbuhan ekonomi menggunakan data Gross Domestic Product, percent change berdasarkan harga konstan yang diperoleh dari laporan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang dipublikasikan pada website resminya selama tahun 1991-2010 di negara-negara Dunia Ketiga yang dikelompokkan menjadi wilayah Eropa Tengah dan Timur, Developing Asia, Amerika Latin dan Karibian, Timur Tengah dan Afrika Utara, dan Afrika Sub-Sahara. Data pertumbuhan ekonomi di negara-negara Dunia Ketiga dapat dilihat pada tabel IV.1 di lampiran 1 atau secara grafik tergambar seperti di bawah ini:

Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011

Gambar IV.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi di Negara Dunia Ketiga

Berdasarkan gambaran dari grafik di atas maka dapat dilihat bahwa wilayah Asia (Developing Asia) merupakan wilayah yang paling baik pertumbuhan ekonominya yang rata-rata mencapai 7% pertahun selama periode observasi. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar negara-negara berkembang di wilayah Asia memiliki perekonomian yang paling dinamis sehingga pertumbuhan ekonominya relatif pesat. Sebut saja negara China dan India yang rata-rata pertumbuhan ekonominya hampir mencapai 10%. Namun, tidak semua negara di wilayah Asia bernasib sama seperti China dan India. Seperti negara Nepal, Bangladesh, Pakistan, dan Filipina yang kondisi perekonomiannya tidak sebaik negara lain dengan pertumbuhan ekonominya di bawah 5% pertahun. Kondisi demikian juga terjadi di negara kita yaitu

-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 P E ( % ) Tahun

Pertumbuhan Ekonomi Negara Dunia Ketiga 1991-2010

Central and eastern Europe Developing Asia

Latin America and the Caribbean Middle East and North Africa

Indonesia yang rata-rata pertumbuhan ekonominya 4,6% pertahun selama periode observasi.

Sedangkan wilayah yang pertumbuhan ekonominya tidak terlalu tinggi yaitu wilayah Eropa Tengah dan Timur serta Amerika Latin dan Karibian. Wilayah ini sangat rentan terhadap krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara maju sehingga membuat pertumbuhan ekonominya terpuruk ditahun-tahun tertentu. Seperti pada tahun-tahun belakangan ini yaitu sejak tahun 2007-2009, kedua wilayah tersebut pertumbuhan ekonominya terus mengalami penurunan hingga mencapai angka negatif 3% dan 1% sehingga membuat rata-rata pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah ini hanya mencapai 3%.

Pertumbuhan ekonomi di wilayah lainnya yaitu Timur Tengah dan Afrika Utara serta di Afrika Sub Sahara juga tidak semulus di wilayah Asia. Adanya konflik berdarah antaretnik dan antaragama dibeberapa negara di wilayah ini membuat perekonomiannya terganggu. Pada dekade 1990-an, ketegangan ini mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan seperti yang telah terjadi di negara Liberia dan Rep. Demokrasi Kongo sehingga membuat rata-rata pertumbuhan ekonominya hanya 1% dan 3% pertahun. Beberapa negara yang kurang beruntung di wilayah ini seperti Chad dan Yaman, pertumbuhan ekonominya hanya mencapai 4% pertahun. Mereka hanya memiliki sedikit sekali persediaan bahan baku dan mineral yang berharga, tanahnya pun kurang subur untuk digarap. Di negara Senegal, Kenya, dan Tanzania sering terjadi kegagalan ekonomi dan krisis keuangan di banyak badan usaha atau

perusahaan milik pemerintah sehingga membuat pertumbuhan ekonominya hanya dikisaran 3% pertahun.

2. Utang Luar Negeri

Data utang luar negeri diperoleh dari laporan lembaga keuangan dunia yaitu IMF yang dipublikasikan pada website resminya selama tahun 1991-2010 di negara-negara Dunia Ketiga yang dikelompokkan menjadi wilayah Eropa Tengah dan Timur, Developing Asia, Amerika Latin dan Karibian, Timur Tengah dan Afrika Utara, dan Afrika Sub-Sahara. Data external debt total dalam milyar US $ di negara-negara Dunia Ketiga dapat dilihat pada tabel IV.2 di lampiran 2 atau secara grafik tergambar seperti di bawah ini:

Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011

Gambar IV.2 Grafik Utang Luar Negeri di Negara Dunia Ketiga

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 U LN (M ily ar U S $ ) Tahun

Utang Luar Negeri di Negara Dunia Ketiga 1991-2010

Central and eastern Europe Developing Asia

Latin America and the Caribbean Middle East and North Africa

Dari gambaran di atas, pada periode antara tahun 1991 dan 2010, utang eksternal negara-negara Dunia Ketiga terus meroket dari US$1,3 triliun hingga melebihi US$5,4 triliun atau naik lebih dari 300%. Pembayaran pelunasan pinjamannya sendiri mengalami kenaikan hingga 700% dengan nilai lebih dari US$1700 milyar pada tahun 2010 (Tabel IV. 3 di lampiran 3). Jika total utang eksternal ini dijumlah untuk masing-masing wilayah, maka Developing Asia merupakan wilayah yang paling tinggi nilai utang eksternalnya yaitu lebih dari US$15 triliun sepanjang tahun observasi. Di tahun 2010 saja utangnya sudah mencapai lebih dari US$1400 milyar. Sebenarnya, seberapa banyak pun jumlah utang di suatu wilayah atau negara tidaklah menjadi persoalan selama ia memiliki kemampuan untuk membayarnya. Wilayah Asia sendiri, merupakan salah satu wilayah yang perekonomian paling dinamis sehingga nilai total utang eksternalnya yang tinggi dirasa masih aman dengan pertumbuhan ekonominya yang relatif pesat. Hal ini didukung dengan fakta bahwa rata-rata total utang eksternalnya hanya sekitar 25% (Tabel IV.4 di lampiran 4).

Sementara wilayah Afrika Sub Sahara, nilai total utang eksternalnya hanya sekitar US$4000 milyar dan yang paling rendah dari wilayah lainnya, tetapi nilai tersebut mencapai lebih dari 50% dari GDP-nya. Masalah utang di kawasan Afrika Sub Sahara dianggap paling memprihatinkan karena pendapatan per kapitanya terus menerus mengalami kemerosotan dan perekonomiannya secara keseluruhan mengalami stagnasi.

3. Penanaman Modal Asing

Data penanaman modal asing diperoleh dari laporan lembaga keuangan dunia yaitu IMF berdasarkan nilai Direct Investment, net dalam milyar US $ yang dipublikasikan pada website resminya selama tahun 1991-2010 di negara-negara Dunia Ketiga yang dikelompokkan menjadi wilayah Eropa Tengah dan Timur, Developing Asia, Amerika Latin dan Karibian, Timur Tengah dan Afrika Utara, dan Afrika Sub-Sahara. Data penanaman modal asing di negara-negara Dunia Ketiga dapat dilihat pada tabel di Tabel IV.6 di lampiran 6 atau secara grafik tergambar seperti di bawah ini:

Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011

Gambar IV.3 Grafik Penanaman Modal Asing di Negara Dunia Ketiga

-20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 P M A ( M ily ar U S $ ) Tahun

Penanaman Modal Asing di Negara Dunia Ketiga 1991-2010

Central and eastern Europe Developing Asia

Latin America and the Caribbean Middle East and North Africa Sub-Saharan Africa

Pertumbuhan PMA yang dilakukan oleh pihak swasta di negara-negara Dunia Ketiga telah berlangsung pesat selama beberapa dasawarsa terakhir. Pada tahun 1991, nilai totalnya baru mencapai sekitar US$29 miliar per tahun kemudian nilai ini terus meningkat hingga mencapai lebih dari US$166 miliar pertahun di tahun 1999 sebelum menurun menjadi US$148 miliar per tahun berikutnya di tahun 2000. Nilai ini terus mengalami pasang surut dan mencapai puncaknya pada tahun 2008 sebesar lebih dari US$467 miliar.

Hampir sekitar 60% dari total dana investasi asing tersebut mengalir ke negara-negara Asia. Jumlah yang diterima Afrika kurang dari 3% dari total dana yang mengalir sedangkan bagian yang diperoleh sejumlah negara-negara berkembang paling miskin bahkan di bawah 2%. Hal yang demikian dianggap wajar karena modal swasta akan selalu tertuju ke negara-negara atau kawasan yang menjanjikan tingkat pengembalian investasi dan kadar kepastian paling tinggi.

Perusahaan-perusahaan multinasional itu senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan. Itulah sebabnya mengapa lebih dari 90% dana investasi asing swasta selama ini mengalir ke negara-negara industri maju dan sebagian negara-negara berkembang yang perekonomiannya paling dinamis dan pertumbuhannya relatif pesat. dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatian kepada soal-soal kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan lonjakan pengangguran. 52

52

Dokumen terkait