• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus I

4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Pengamatn Proses Pembelajaran

Diagram 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Beajar Siswa Siklus II

Diagram 4.2, Menunjukkan bahwa persentase siswa yang belum tuntas sebesar 12,50%. Hal ini berarti bahwa sebanyak 3 siswa dari 24 siswa yang mengikuti tes formatif siklus II memperoleh nilai tes formatif kurang dari 65. Dari diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa persentase siswa yang tuntas sebesar 87,50%. Ini berarti bahwa sebanyak 21 siswa yang memperoleh nilai tes formatif lebih dari KKM mata pelajaran Matematika yang telah ditentukan yaitu 65.

Dari nilai hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran sudah berhasil. Simpulan ini berdasarkan dari banyaknya siswa yang hadir yaitu 24 siswa, terdapat 21 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu sebesar 65. Data lebih rinci tentang daftar nilai hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 44.

4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Pengamatn Proses Pembelajaran

Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan terhadap aktivitas siswa, RPP yang dibuat oleh guru, dan performansi guru saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No Aktivitas Siswa

Nilai

Pertemuan 3 Pertemuan 4 1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 75% 77.08% 2 Keberanian siswa dalam mengajukan

pertanyaan kepada guru

  3 Keterlibatan siswa dalam memecahkan

masalah yang diberikan guru pada saat kerja kelompok

81.25% 83.33%

4 Kerjasama siswa dalam kerja kelompok 83.33% 85.41% 5 Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 68.75% 73.95% 6 Keberanian siswa dalam mempresentasikan

hasil kerjanya

76.04% 79.16% 7 Keberanian siswa dalam mengemukakan

tanggapan atau pendapat

68.75% 70.83%

8 Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru

67.70% 67.70% Persentase rata-rata aktivitas 73.44% 75.78%

Jumlah 149.22% Persentase rata-rata aktivitas siklus II 74.61%

Keterangan Sangat Tinggi

Dari data tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa dari 8 indikator yang disebutkan diatas indikator ke-4 merupakn indikator yang mencapai persentase paling tinggi yaitu sebesar 85,41 dengan kriteria sangat tinggi. Sedangkan indikator yang presentasenya paling rendah yaitu indikator ke-2 sebesar 66,66 persen. Dengan kriteria tinggi. Sementara itu, keberhasilan untuk indikator pertama mencapai presentase 77,08 dengan kriteria sangat tinggi, indikator ke-3 dapat mencapai presentase 83,33 dengan kriteria sangat tinggi nilai tertinggi ke dua dari 8 indikator tersebut, indikator ke-5 mencapai presentase sebesar 73,95 dengan kriteria sangat tinggi, indikator ke-6 mencapai presentase sebesar 79,16 dengan kriteria sangat tinggi, dan indikator ke-7 mencapai presentase sebesar 70,83 dengan kriteria tinggi. Keaktifan siswa pada sklus II ini tergolong dalam

 

kriteria sangat tinggi karena memperoleh persentase keberhasilan klasikal aktivitas siswa sebesar 76,63. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam siklus II pada tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran 41 dan 42.

Selain mengamati aktivitas belajar siswa, pengamatan juga dilakukan terhadap guru selama kegiatan pembelajaran berlangsng. .Pengamatan tersebut meliputi pengamatan atau tepatnya penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Rangkuman hasil penilaian terhadap performansi guru pada siklus II yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Penilaian Performansi Guru Siklus II No. Pertemuan 3 Nilai Pertemuan 4 Nilai

1 APKG I 82,14 APKG I 89,23

2 APKG II 85,71 APKG II 84,38

Nilai Akhir 84,52 86,00

Nilai Akhir APKG Siklus II 85,26

Keterangan A Dari tabel 4.7, dapat diketahui bahwa dari penilaian terhadap RPP pada

siklus II meningkat dari 82,14 menjdi 89,23. Sementara pada penilaian terhadap pelaksanaan pembembelajaran diperoleh nilai dari 85,71 menjadi 84,38. Tabl 4.7 juga menunjukkan perolehan nilai akhir performansi guru pada siklus II yaitu sebesar 85,26 dengan katagori A. Data selengkapnya mengenai hasil penilaian performansi guru tiap pertemuannya ada pada lampiran 45,46,47,48 dan 49.

  4.1.2.3 Refleksi

Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I membuat peneliti merasa perlu melaksanakan tindakan pada siklus II sebagai rangkaian dari tindakan penelitian tindakan kelas ini.Penggunaan pendekatan RME dalam siklus II pada materi Operasi hitung Penaksiran menggunakan uang di kelas IV SD Negeri 01 Majapura Bobotsari sudah dapat dikatakan berhasil.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II. Pada siklus I dengan presentase klasikal sebesar 56,73. Sementara berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus II, dapat diketahui bahwa presentase klasikal meningkat menjadi 76,63 yang masuk kriteria tinggi.

Peningkatan skor aktivitas belajar siswa ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas siswa pada saat memperhatikan dan melaksanakan pengarahan dari guru, memecahkan permasalahan yang dikemukaan guru, dan pada saat melaksanakan tugas yang diberikan guru. Ketika siklus I, masih ada 10 siswa yang belum mengikuti arahan dan perintah guru dalam pembelajaran.Mereka masih malu dan enggan untuk bertanya maupun mengemukakan pendapatnya. Selain itu, masih ada 6 siswa yang kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, bermain sendiri, dan mengganggu teman yang lain. Sementara pada siklus II, seluruh siswa sudah melaksanaka arahan dan perintah guru dengan baik.Mereka sudah mulai mau bertanya dan berpendapat, melaksanakan tugas yang di berikan guru dengan baik, serta intensitas bermain sendiri dan mengganggu temannya juga sudah berkurang.

 

Menigkatnya nilai performansi guru pada siklus II ini, terjadi karena ada peningkatan performansi guru dalam mengelola kelas dan mengarahkan aktivitas siswa. Guru telah mampu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam memecahkan permasalahan yang disampaikan guru, melaksanakan berbagai aktivitas yang diarahkan guru, dan melaksanakan berbagai tugas yang diberikan guru. Hal ini menjadikan siswa mampu mengikuti pembelajaran matematika melalui pendekatan RME ini dengan baik.

Meningkatnya aktivitas belajar siswa dan performasi guru pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II. Pada siklus I, persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 33,33. Sementara pada siklus II, ketuntasan hasil belajar siswa tersebut meningkat mencapai persentase sebesar 87,5. Peningkatan hasil belajar ini juga dapat dilihat berdasarkan perolehan rata-rata nilai. Rata-rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus I sebesar 66,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,71.

Berdasarkan peningkatan aktivitas belajar siswa, performansi guru dan nilai hasil belajar siswa yang telah dipaparkan di atas, dapat di tarik simpulan bahwa pelaksanaan tindakan padasiklus II, berhasil dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga peneliti sudah tidak perlu melaksanakan siklus selanjutnya.

4.1.2.4 Revisi

Berdasarkan hasil pembelajaran siklus II, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika materi Operasi Hitung Bilangan dalam memecahkan

 

masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Majapura Bobotsari Purbalingga ini sudah berlangsung dengan baik.Penggunaan pendekatan RME pada pembelajaran ini mampu mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru.Setelah berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran, peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II

No Hasil Penelitian Nilai Indikator Keterangan

1 Persentase tuntas belajar klasikal

87.5% 75% Tercapai

2 Persentase aktivitas belajar 74.61% 70% Tercapai

  0 10 20 30