• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

C. Deskripsi Data Kemampuan Motorik Kasar Anak 1.Kemampuan Awal Sebelum Tindakan 1.Kemampuan Awal Sebelum Tindakan

2. Deskripsi Data Kemampuan Motorik Kasar Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari proses perencanaan (planning), pelaksanaan dan pengamatan (Acting and Obseving), dan refleksi (reflecting). Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal

02 Mei 2013, 04 Mei 2013 dan 07 Mei 2013. Sedangkan Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2013,16 Mei 2013 dan 17 Mei 2013. Berikut merupakan penjabaran dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelompok A TK ABA Koripan.

a. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berukut:

1) Melakukan kombinasi dengan guru kelas. 2) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

3) Mempersiapkan gerakan dan irama musik yang akan digunakan. 4) Mempersiapkan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.

5) Membuat “name take” untuk memudahkan proses penilaian. “Name Take” di sini berbentuk buah strawberi dari kertas asturo yang di dalamnya terdapat nama anak.

6) Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat peningkatan kemampuan motorik kasar anak.

7) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasi kegiatan. b. Tahap Pelaksanaan

1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 02 Mei 2013. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran pada siklus I pertemuan

pertama sebanyak 19 anak. Berikut merupakan gambaran penelitian tindakan kelas siklus pertama pertemuan pertama.

Anak-anak berbaris dengan rapi setelah bel berbunyi tepat pukul 07.30 WIB. anak kelompok A dan kelompok B bersiap di halaman sekolah. Anak-anak berbaris seperti biasa dan mengucapkan “Janji Anak Bustanul Athfal”. Hari itu tanggal 02 Mei 2013 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Kepala sekolah memberikan penjelasan tentang Hari Pendidikan Nasional kepada seluruh siswa. Meskipun tidak melaksanakan upacara bendera, tetapi anak-anak dikenalkan dengan Hari Pendidikan Nasional. Kepala sekolah memberikan pesan kepada anak-anak untuk rajin belajar agar dapat membangun bangsa Indonesia.

Setelah Ibu Kepala Sekolah memberikan beberapa penjelasan tentang Hari Pendidikan Nasional, anak kelompok B melepas sepatu, menaruhnya di tempat sepatu dan masuk ke dalam kelas dengan rapi. Anak-anak kelompok A tetap berada di halaman sekolah untuk melaksanakan kegiatan senam irama. Anak-anak ditata menjadi empat baris dan diminta untuk merentangkan tangan agar tidak saling bertabrakan. Sebelum memulai senam, anak diberikan “name take” untuk memudahkan dalam melakukan penilaian.

Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” sambil bertepuk tangan dan menggerakkan badan. Dilanjutkan dengan melakukan “Tepuk Semangat” untuk membangkitkan semangat anak. Guru menanyakan bagaimana kabar anak dan bertanya kepada anak siapa yang menghafalkan gerakan senam di rumah.

Pertama kali guru dan peneliti mengingatkan gerakan senam kepada anak.Guru dan peneliti memperagakan gerakan senam di depan anak-anak. Anak-anak menirukan gerakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti. Sebagian besar anak bersemangat mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh guru, akan tetapi terdapat beberapa anak yang enggan mengikuti kegiatan senam.

Setelah anak diingatkan akan gerakan senam, guru mengajak anak melakukan kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Guru memberikan contoh gerakan dimulai dari sikap siap, jalan di tempat, menganggukkan kepala, menolehkan kepala, gerakan seperti “petruk”, gerakan melompat seperti katak, gerakan seperti orang mengelap kaca, gerakan mengayun kedua tangan, gerakan seperti burung terbang, gerakan mundur dan maju selangkah, gerakan seperti orang tidur, dan gerakan menghirup nafas. Guru memberikan contoh di depan anak-anak. Dengan antusias anak berusaha mengikuti gerakan yang dilakukan oleh guru.

Setelah selesai senam guru dan anak bertepuk tangan untuk memberikan apresiasi. Anak-anak terlihat senang mengikuti kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Guru meminta anak untuk duduk santai sambil mengembalikan tenaga yang terkuras untuk kegiatan senam. Guru bertanya kepada siswanya, “Bagaimana anak-anak, kalian senang?” Anak-anak menjawab “Senang Bu”. Guru bertanya lagi, “Siapa yang sudah hafal gerakannya?” Tidak ada yang menjawab atau mengangkat tangan. Guru kemudian berkata, “Besok dihafalkan lagi gerakannya, siapa yang bisa akan menjadi contoh teman-temannya dengan melakukan kegiatan senam di depan.

Setelah tenaga anak-anak sudah kembali, anak disiapkan dan diminta untuk masuk ke dalam kelas. Sebelum masuk anak meletakkan sepatu di tempat yang telah disediakan. Anak-anak memasuki kelas, berdoa sebelum belajar dan melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu 04 Mei 2013. Jumlah anak yang mengikuti kegiatan senam pada pertemuan kedua siklus pertama ini berjumlah 19 anak. Tidak ada yang absen pada hari itu. Berikut merupakan gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

Bel tanda masuk berbunyi tepat pukul 07.30 WIB. Berbeda dengan biasanya, hari itu anak-anak kelompok A diminta langsung masuk ke dalam kelas. Anak-anak tidak berbaris di halaman sekolah, tetapi berbaris di dalam ruang kelas. Meja dan kursi yang ada di ruang kelas diletakkan di pinggir ruangan sehingga ruang kelas menjadi lebih luas dan leluasa untuk digunakan.

Kegiatan senam diawali dengan meminta anak berbaris menjadi empat baris, kemudian guru memberikan “name take” dan meminta anak untuk memakainya. Setelah anak memakai “name take” guru meminta anak untuk merentangkan kedua tangan agar tidak saling bersentuhan ketika senam. Pada awal pertemuan kedua ini guru mengajak anak untuk jalan di tempat sambil bernyanyi “Di Sini Senang Di Sana Senang” terlebih dahulu sebelum melakukan senam irama. Setelah itu, guru memperdengarkan musik yang akan digunakan untuk kegiatan senam irama.

Guru memberikan contoh gerakan di depan kelas dimulai dari sikap siap, jalan di tempat, menganggukkan kepala, menolehkan kepala, gerakan seperti “petruk”, gerakan melompat seperti katak, gerakan seperti orang mengelap kaca, gerakan mengayun kedua tangan, gerakan seperti burung terbang, gerakan mundur dan maju selangkah, gerakan seperti orang tidur, dan gerakan menghirup nafas. Guru memberikan contoh secara langsung dan instruksi secara lisan.

Selesai melaksanakan senam, anak diberikan kebebasan untuk menggerakkan badannya sendiri. Guru hanya memutarkan musik dan meminta anak untuk berusaha mengingat-ingat gerakan yang telah diajarkan. Terkadang guru memberikan sedikit bantuan kepada anak untuk melakukan gerakan yang sesuai. Setelah musik selesai, anak-anak dipersilahkan untuk beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah. Anak-anak duduk sambil meluruskan kaki dan mendengarkan irama musik yang dipakai untuk kegiatan senam tadi. Hal ini bertujuan agar anak bisa lebih cepat dalam menghafalkan lirik lagu.

Setelah hilang rasa lelah, anak kembali disiapkan, menanyakan siapa yang merasa senang pada hari itu, melakukan tepuk semangat dan diakhiri dengan salam penutup.

3) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07 Mei 2013. Jumlah anak yang mengikuti kegiatan senam irama pada pertemuan ketiga siklus I sebanyak 19 anak. Berikut merupakan gambaran penelitian tindakan kelas siklus I hari ketiga.

Kegiatan senam irama pada pertemuan ketiga siklus I ini dilakukan di dalam kelas. Meja dan kursi diletakkan di pinggir kelas agar anak dapat leluasa bergerak. Kegiatan senam dilakukan di dalam kelas karena halaman yang dimiliki oleh TK ABA Koripan tidak terlalu luas dan sudah digunakan untuk meletakkan APE outdoor perahu goyang dan kuda goyang.

Anak-anak tidak berbaris di halaman, tetapi langsung masuk dalam kelas. Guru menyiapkan anak dan mengajak anak untuk jalan di tempat. Setelah jalan di tempat anak diajak untuk bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. Setelah anak sudah cukup melakukan pemanasan, guru membagikan “name take” pada masing-masing anak. Anak diminta untuk memasang “name take” sendiri. Hal ini dilakukan untuk melatih kemadirian anak. Tiba-tiba ada seorang anak yang menangis karena tidak bisa memasang “name take”. Kemudian guru membantu anak tersebut memasang “name take” dan menasihati agar tidak perlu menangis apabila tidak bisa melakukan sesuatu.

Setelah semua anak sudah memakai “name take”, guru meminta anak merentangkan tangan dan berbaris dengan rapi. Guru mengajak anak untuk melakukan “Tepuk Semangat” agar anak lebih bersemangat. Kegiatan senam dimulai dengan menggunakan musik. Guru memberikan contoh di depan kelas, dan anak-anak menirukan. Anak-anak terlihat bersemangat melakukan kegiatan senam. Sebagian besar anak sudah mulai hafal gerakan-gerakan senam. Gerakan yang dilakukan pun sudah tidak kaku lagi. Setelah selesai melakukan gerakan senam guru mengajak anak untuk bertepuk tangan.

Guru menukar posisi berdiri anak. Anak yang tadi berada di barisan depan, dipindah ke barisan belakang, begitu pula sebaliknya. Setelah anak berpindah posisi, guru mengajak anak untuk melakukan senam irama kembali. Ada anak yang bermalas-malasan melakukan gerakan senam, meskipun anak tersebut sudah dipindahkan posisinya ke depan, tetap saja anak bermalas-malasan melakukan gerakan senam. Setelah selesai guru memberikan pujian kepada anak yang sudah terampil melakukan gerakan senam. Hal ini digunakan untuk memberikan motivasi kepada anak lain agar berusaha melakukan gerakan senam dengan baik.

Anak-anak terlihat lelah setelah melakukan dua kali senam irama. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk beristirahat. Anak-anak duduk di lantai sambil meluruskan kaki. Ada pula anak yang merebahkan badannya di lantai. Sambil beristirahat, guru mengingatkan kepada anak gerakan-gerakan senam. Setelah beberapa menit, tenaga anak sudah pulih kembali. Anak berlarian keliling kelas sehingga suasana menjadi agak ribut. Guru meminta anak untuk berbaris kembali dan mengajak anak untuk melakukan senam irama. Karena sudah kelelahan ada anak yang enggan melakukan kegiatan senam irama. Meskipun demikian banyak pula anak yang dengan antusias melakukan gerakan senam. Kegiatan diakhiri dengan guru meminta anak melepaskan “name take” dan mengucapkan salam. Kemudian guru dan siswa bersama-sama mengembalikan meja dan kursi ke tempat semula dan melanjutkan kegiatan pembelajaran.

c. Pengamatan

Selama pelaksanaan siklus pertama guru dan peneliti melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan motorik kasar anak. Guru mengamati peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan senam irama. Pada awal pertemuan siklus pertama anak terlihat masih canggung dalam menggerakkan tubuhnya. Hal ini dikarenakan anak belum merasa terbiasa akan kehadiran peneliti. Meskipun demikian anak tertarik terhadap gerakan-gerakan yang diajarkan. Hal ini terlihat dari antusias anak dalam mengikuti gerakan yang diajarkan.

Pada awal pertemuan pertama, guru menjelaskan gerakan-gerakan yang akan dilakukan dalam kegiatan senam irama, Setelah itu guru memberikan contoh gerakan kepada anak, dan mengajak anak untuk menirukan gerakan senam. Guru belum mengajarkan anak melakukan senam dengan menggunakan musik. Hal ini bertujuan agar anak mengenal terlebih dahulu gerakan-gerakan senam yang akan dilakukan.

Dari hasil pengamatan masih terlihat banyak anak yang enggan untuk menggerakkan badannya. Ada anak yang hanya menggerakkan tangannya saja, ada anak yang hanya ikut menggerakkan kakinya saja, bahkan ada pula anak yang diam tidak mengikuti gerakan yang diajarkan. Meskipun demikian, terdapat pula anak yang dengan semangat mengikuti gerakan yang diajarkan.

Memasuki pertemuan yang kedua sampai pertemuan ketiga, guru sudah mulai menggunakan musik dalam melakukan kegiatan senam. Anak terlihat lebih antusias dan semangat dalam melakukan kegiatan senam.Meskipun masih ada

anak yang enggan untuk menggerakkan tubuh, tetapi sebagian besar anak sudah mau mengukuti gerakan senam. Gerakan yang dilakukan juga belum sempurna, anak masih menyesuaikan antara gerakan dan irama musik. Anak belum hafal seluruh gerakan-gerakan senam sehingga masih terlihat bingung.

Gerakan yang paling mudah adalah gerakan jalan di tempat. Pada saat melaksanakan gerakan ini, sudah banyak anak yang terampil melakukan gerakan. Sedangkan gerakan yang paling sulit adalah gerakan seperti orang yang sedang mengelap kaca. Di sini terlihat banyak anak yang saling bertabrakan satu sama lain. Hal ini dikarenakan irama musik yang digunakan cukup cepat. Anak terlihat kesulitan dalam menyesuaikan gerakan dengan musik yang ada. Dari hasil observasi, diperoleh data yang ditampilkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I No Indikator

Siklus I/Pertemuan

Ke 1 Ke 2 Ke 3 Rata-rata hasil 1. Anak tepat melakukan sikap

awal senam irama 68,42% 71,93% 73,68 % 71,34% 2. Anak terampil melakukan

gerakan lengan 66,67% 68,42% 71,93% 69,00% 3. Anak terampil melakukan gerakan kaki 61,40% 66,67% 71,93% 66,67%

4.

Anak terampil melakukan kombinasi gerakan lengan dan kaki

54,39% 63,16% 68,42% 61,99%

Tabel diatas apabila disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut. 

G p m p g p b d p p s P Gambar 3. Be pencapaian melakukan s paling sedik gerakan l peningkatan berada dalam d. Refleksi Ke pembelajara proses pemb siklus I diha Pada kegiata 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Diagram H rdasarkan ta anak yang sikap awal s kit yaitu pad lengan dan n kemampuan m kategori m egiatan refl an yang telah belajaran ya arapkan dapa an ini, peneli Hasil Observ abel dan dia paling bany enam irama da indikator kaki. Dar n motorik k meningkat ya fleksi dilak h dilakukan ang telah di at memberik iti bersama g vasi Kemam gram di atas yak ada pad

. Sedangkan keterampila i tabel ters asar pada an aitu pada ren

kukan untu , mencari ke ilakukan. Be kan peningka guru melaku mpuan Moto s dapat dika a indikator n rata-rata p an anak dala sebut dapat nak kelompo ntang 51% - uk melihat ekurangan d erdasarkan h atan dalam m ukan diskusi Ketepatan Sik Senam Irama Keterampilan Gerakan Leng Ketempilan M Gerakan Kaki Keterampilan Koordinasi Ge Lengan dan K orik Kasar S atakan bahw ketepatan a encapaian ju am mengkom t disimpulk ok A TK AB 75%. t bagaiman dan kelebiha hasil refleks melaksanaka mengenai p kap Awal  a n Melakukan  gan Melakukan  i n Melakukan  erakan  Kaki Siklus I a rata-rata anak dalam umlah anak mbinasikan kan bahwa BA koripan na proses an terhadap si terhadap an siklus II. elaksanaan

mempengaruhi peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak. Beberapa kendala yang perlu dicari solusinya yaitu:

a) Anak masih banyak melakukan gerakan yang tidak sesuai dengan gerakan yang dicontohkan oleh guru.

b) Beberapa anak membuat ribut dan berbicara sendiri sehingga mengganggu konsentrasi dari teman lainnya.

c) Beberapa anak masih sulit berkonsentrasi dalam mengingat gerakan senam, sehingga sering kali lupa terhadap gerakan senam.

d) Beberapa anak belum mampu mengkombinasikan gerakan lengan dan kaki secara bersamaan, sehingga ada anak yang hanya menggerakkan lengan atau kakinya saja.

Dari beberapa kendala yang muncul, maka peneliti dengan guru melakukan diskusi untuk mencari solusi atas kendala tersebut. Adapun solusi dari beberapa kendala tersebut adalah:

a) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai gerakan yang dilakukan pada saat irama musik tertentu. Misalnya pada irama musik lagu Balon Ku gerakan apa yang dilakukan.

b) Melakukan pengulangan terhadap gerakan senam, tetapi disini guru lebih memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak sendiri. Guru hanya mengingatkan gerakan senam dengan lisan saja. Di sini anak yang sudah lebih mampu mengingat gerakan senam akan dijadikan contoh oleh anak lainnya.

c) Menempatkan anak yang sudah mahir dalam melakukan kegiatan senam di barisan yang paling depan, agar teman lain dapat meniru gerakan anak tersebut.

d) Mengingatkan anak yang suka membuat keributan agar mau berkonsentrasi terhadap gerakan dan tidak mengganggu temannya.

e) Memisahkan posisi anak yang suka berbicara sendiri agar tidak menimbulkan keributan.

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I dapat dilihat bahwa kemampuan motorik kasar anak kelompok A TK ABA Koripan sudah meningkat, tetapi belum belum mencapai target dari peneliti yaitu meningkat 76%. Oleh karena itu peneliti merencanakan kembali kegiatan senam irama pada Siklus II.

Pelaksanaan kegiatan senam irama pada siklus II ini lebih menekankan pada keaktifan anak dalam melaksanakan gerakan senam irama. Di sini yang berperan aktif adalah anak. Guru hanya memberikan instruksi dengan lisan dan sesekali mengingatkan gerakan senam apabila anak lupa. Selain itu anak yang sudah lebih mampu dalam melakukan kegiatan senam irama ditempatkan pada barisan depan agar dapat menjadi contoh teman lainnya.

Selanjutnya hipotesis pada siklus kedua penelitian ini adalah melalui kegiatan senam irama yang lebih menekankan pada keaktifan anak diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok A TK ABA Koripan.

3. Deskripsi Data Kemampuan Motorik Kasar Siklus II

Dokumen terkait