• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

B. Deskripsi Data Kuesioner

Berikut ini merupakan karakteristik responden berdasarkan usia. Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 21 – 30 9 6,39

2 31 – 40 23 16,33

3 41 – 50 19 13,49

4 51 – 60 14 9,94

5 60 – 70 6 4,26

Sumber : Diolah berdasarkan data kependudukan Desa Setu tahun 2010

Dari tebel 1 diketahui bahwa 23 orang adalah masyarakat berusia antara 31 – 40 tahun, 19 orang adalah masyarakat berusia 41 - 50 tahun, 51 – 60 tahun berjumlah 14 orang, 21 – 30 tahun berjumlah 9 orang dan 6 orang berusia 61 – 70 tahun.

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan dari masyarakat adalah berusia produktif, yaitu usia antara 31 – 40 sebanyak 23 orang. Usia produktif adalah usia yang mempunyai potensi yang harus mendapat perhatian agar bisa menjadi pengembangan kesehatan desa.

1. Pelayanan Kesehatan pada Program Puskesmas Keliling

Pelayanan kesehatan merupakan program utama dalam program puskesmas keliling. Tujuan utama dalam pelayanan kesehatan ini adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah, maka diperoleh data responden sebagai berikut :

a) Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah salah satu upaya promosi kesehatan individu yang dilakukan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Penyuluhan ini berupaya melakukan perubahan yang dilakukan dengan cara mendorong masyarakat untuk tahu, mau dan mampu melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dalam tabel 2 ini dapat dilihat seberapa besar pengaruh penyuluhan kesehatan tersebut.

Tabel 2 Penyuluhan kesehatan

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Puskesmas keliling melakukan

kegiatan penyuluhan 60 184 24 1 269

2 Masyarakat mendapatkan informasi kesehatan selain di puskesmas keliling

25 188 30 4 247 3 Dalam kegiatan penyuluhan,

penyuluh mencontohkan anjuran yang disampaikan

25 164 48 0 237 4 Setiap akhir kegiatan puskesmas

keliling selalu diadakan pemantauan oleh penyuluh kesehatan

10 172 52 0 234

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 269 adalah pada pernyataan mengenai puskesmas keliling melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluhan dalam pernyataan tersebut adalah menganai penyuluhan penyakit demam berdarah, baik cara penularannya, gejala serta pencegahannya. Adapun hasil tersebut diduga karena dalam kegiatan puskesmas keliling, penyuluh melakukan kegiatan penyuluhan.

Sedangkan skor terendah adalah 234 yaitu mengenai disetiap akhir kegiatan puskesmas keliling selalu diadakan pemantauan oleh penyuluh kesehatan. Hal ini diduga karena disetiap akhir kegiatan, penyuluh tidak melakukan kegiatan pemantauan, atau pada saat penyuluh melakukan pemantauan di akhir kegiatan puskesmas keliling, masyarakat tidak mengetahui karena sebagian dari mereka datang ke puskesmas keliling hanya untuk melakukan pemeriksaan, dan setelah pemeriksaan selesai, masyarakat langsung pergi meninggalkan puskesmas keliling.

Dari hasil skoring tabel 2. tersebut, puskesmas keliling melakukan kegiatan penyuluhan memiliki skor tertinggi 269. Artinya masyarakat mengetahui bahwa di dalam kegiatan program puskesmas keliling diadakan penyuluhan. Namun, masyarakat justru tidak mengetahui bahwa di setiap akhir kegiatan puskesmas keliling dilakukan pemantauan oleh penyuluh kesehatan. Ini dapat dilihat dari hasil skoring mengenai pernyataan tentang setiap akhir kegiatan puskesmas keliling selalu diadakan pemantauan oleh penyuluh kesehatan memilikin skor rendah yaitu 234. Hal ini menggambarkan bahwa penyuluh tidak menginformasikan akan diadakan pemantauan diakhir kegiatan puskesmas keliling. Karena kegiatan pemantauan penyuluhan tidak akan berhasil apabila tidak terjadi hubungan timbal balik antara penyuluh dan masyrakat seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaja bahwa Penyuluhan merupakan saat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, di mana seorang penyuluh berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai

pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.6

Jadi penyuluhan tidak akan berhasil bila tidak ada hubungan timbal balik antara dua orang individu atau lebih, di mana seorang penyuluh berusaha membantu yang lain (masyarakat) untuk menghadapi masalah kesehatan yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

b) Tindakan medis yang diberikan oleh pelayan medis

Tindakan pelayanan ini bersifat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu dan anak oleh pelayan medis yang dilaksanakan melalui pelayanan kunjungan puskesmas keliling dan pelayanan posyandu di desa yang dilaksanakan oleh bidan desa dan dibantu kader. Hal ini juga dapat mempengaruhi tertarik atau tidaknya masyarakat untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas keliling. Berikut tabel 3 yang menerangkan tindakan apa yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Tabel 3

Tindakan medis yang diberikan oleh pelayan medis

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Petugas kesehatan di puskesmas keliing bersikap ramah dalam melayanai pasien

120 176 6 0 302

2 Petugas kesehatan selalu

memberikan senyuman pada saat memberikan pelayanan

15 256 8 0 279 3 Petugas kesehatan memberikan

informasi yang jelas mengenai penyakit yang di derita

90 200 6 0 296 4 Petugas kesehatan memberikan

kesempatan untuk bertanya mengenai penyakit yang di derita

20 252 8 0 280

6

Rochman Natawijaja, 1987:32, dalam buku Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta:Rineka Cipta,1995),h..5

5 Petugas kesehatan teliti dalam

memeriksa pasien 80 212 4 0 296

6 Petugas kesehatan bersikap cepat

tanggap mendengar keluhan pasien 50 212 14 0 277 7 Petugas kesehatan melayani pasien

dengan tergesa-gesa saat memberikan obat pada pasien

80 168 22 2 272

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui skor tertinggi 302 adalah pernyataan mengenai petugas kesehatan di puskesmas keliling perlu bersikap ramah dalam melayani pasien. Hal ini diduga karena dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diperlukan sikap ramah dari petugas kesehatan.

Sedangkan skor terendah 272 adalah pernyataan mengenai petugas kesehatan melayani pasien dengan tergesa-gesa saat memberikan obat kepada pasien. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa petugas kesehatan melayani masyarakat dengan teliti dan ramah, sehingga petugas kesehatan melayani pasien tidak dengan tergesa-gesa.

Berdasarkan hasil skoring data pada tabel 3, bahwa skor tertinggi adalah 302 pada pernyataan mengenai petugas kesehatan perlu bersikap ramah dalam melayani pasien. Dan skor terendah adalah pernyataan mengenai petugas kesehatan melayani pasien dengan tergesa-gesa saat memberikan obat kepada pasien dengan skor 272. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat menginginkan pelayanan yang manusiawi yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. Hal tersebut seperti dijelaskan dalam buku Proses bimbingan dan penyuluhan, bahwa Penyuluhan adalah pertemuan empat mata antara klien dan

penyuluh yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.7

Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa antara petugas kesehatan dan pasien (masyarakat) diperlukan sikap yang manusiawi, selaras. Artinya dalam memberikan pelayanan kesehatan petugas kesehatan perlu memberikan sikap yang ramah dan tidak tergesa-gesa saat memberikan obat kepada pasien (masyarakat).

c) Pelayanan medis yang diberikan oleh pelayan medis

Pelayanan medis yang diberikan berupa administrasi dan pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis pada pasien. Berikut tabel 4 yang menerangkan pelayanan apa yang diberikan oleh pelayan medis.

Tabel 4

Pelayanan medis yang diberikan oleh pelayan medis

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Petugas kesehatan perlu bersikap

ramah dalam melayani pasien 55 240 0 0 295 2 Petugas kesehatan memberikan

senyuman pada saat melayani pasien 45 232 8 0 285 3 Petugas kesehatan memberikan

informasi yang jelas mengenai penyakit yang di derita

35 228 14 0 277 4 Petugas kesehatan teliti dalam

memberikan resep obat yang diresepkan pada pasien

95 204 2 0 301 5 Petugas kesehatan melayani dengan

tergesa-gesa saat memberikan obat pada pasien

80 168 22 2 272 6 Petugas kesehatan memberikan obat

sesuai dengan resep dokter 70 228 0 0 298

7 Petugas kesehatan memberikan

petunjuk/cara pemakaian obat 125 184 0 0 309

7

Prayitno, 1983:38, dalam buku Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan

8 Petugas kesehatan menjelaskan

petunjuk/cara pemakaian obat 150 166 0 0 316 9 Obat yang diberikan adalah obat

yang manjur 50 188 28 0 266

Pada tabel 4 diatas. pada pernyataan mengenai petugas kesehatan menjelaskan petunjuk/ cara pemakaian obat kepada pasien memiliki skor tertinggi yaitu 316. Hal ini diduga karena dalam memberikan obat kepada pasien (masyarakat), petugas kesehatan juga menjelaskan manfaat obat tersebut kepada pasien, agar pasien tahu manfaat obat dan tidak keliru.

Sedangkan skor terendah 266 adalah pernyataan mengenai obat yang diberikan adalah obat yang manjur. Berdasarkan skor tersebut diduga masyarakt tidak cocok dengan obat yang diberikan oleh petugas puskesmas keliling, atau karena jumlah ketersediaan obat kurang memadai, jadi obat yang diberikan akhirnya bukanlah obat utama yang seharusnya diberikan kepada pasien.

Berdasarkan hasil skoring tersebut, hal ini menggambarkan bahwa untuk menciptakan keadaan yang sehat, diperlukan beberapa usaha kesehatan masyarakat, yaitu dengan menjelaskan petunjuk/ cara pemakaian obat, serta memberikan obat yang manjur sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercipta kesehatan di masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia-Amerika mendefinisikan kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.8 Usaha pengorganisasian masyarakat diartikan

8

sebagai suatu usaha untuk menciptakan keadaan sehat baik fisik maupun psikis oleh individu-individu di lingkungan masyarakat.

d) Pemberian makanan gratis yang bergizi

Dalam program puskesmas keliling, pemberian makanan gratis merupakan salah satu upaya pelayanan dalam rangka perbaikan gizi yang difokuskan kepada anak balita rawan gizi dan ibu hamil. Program ini diberikan setiap satu bulan sekali yang dilakukan berbarengan dengan kegiatan posyandu. Program ini sangat bermanfaat karena balita dan ibu hamil yang bermasalah gizi secara umum adalah masyarakat yang kurang mampu. Berikut tabel 5 yang menerangkan pengaruh pemberian makanan gratis yang bergizi.

Tabel 5

Pemberian makanan gratis yang bergizi

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Dalam kegiatan puskesmas keliling pasien mendapatkan bubur dan biskuit setelah melakukan pemeriksaan

90 204 4 0 298

2 Bubur dan biskuit tersebut selalu

rutin diberikan setiap bulan 95 192 8 0 295 3 Bubur dan biskuit tersebut perlu

diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling

60 212 12 0 284

Skor tertinggi dari tabel 5 adalah 298 yaitu pernyataan mengenai dalam kegiatan puskesmas keliling pasien mendapatkan bubur dan biskuit setelah melakukan pemeriksaan. Hal ini diduga karena kegiatan puskesmas keliling yang dibarengi dengan kegiatan posyandu selalu memberikan makanan gratis bergizi berupa bubur dan biskuit kepada masyarakat, khususnya kepada balita (bayi lima tahun).

Sedangkan skor terendah 284 adalah pernyataan mengenai bubur dan biskuit tersebut perlu diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa pemberian makanan gratis bergizi berupa bubur dan biskuit tersebut tidak terlalu diperlukan dalam kegiatan puskesmas keliling.

Dalam kegiatan puskesmas keliling pasien mendapatkan bubur dan biskuit setelah melakukan pemeriksaan memiliki skor tertinggi yaitu 298, sedangkan skor terendah 284 yaitu pernyataan tentang bubur dan biskuit tersebut perlu diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling. Hal ini menggambarkan bahwa petugas kesehatan dapat menyesuaikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan setempat, situasi setempat dan sumber daya yang tersedia. Trisnantoro mengungkapkan bahwa desentralisasi kesehatan bertujuan untuk memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah akan kesehatan.9

Sesuai dengan tujuan desentralisasi kesehatan, desentralisasi kesehatan bertujuan untuk memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah akan kesehatan, termasuk didalamnya pemberian makanan gratis bergizi berupa bubur dan biskuit. Berdasarkan teori tersebut, hal ini dapat menggambarkan bahwa seharusnya petugas kesehatan dapat menyesuaikan kebutuhan masyarakat setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Menurut Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat dijelaskan bahwa pengembangan masyarakat adalah usaha untuk membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat

9

keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.10 Artinya, dalam melakukan pengembangan masyarakat, masyarakat didorong untuk dapat berdiri sendiri sehingga tidak ketergantungan terhadap pelayanan yang diberikan dalam program puskesmas keliling yang berupa makanan bergizi gratis seperti bubur dan biskuit yang pada dasarnya hanya bersifat sementara.

e) Pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis

Pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis yaitu kegiatan untuk memberikan obat kepada pasien atau masyarakat yang diberikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan resep yang telah diresepkan oleh dokter. Berikut tabel 6 tentang pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis.

Tabel 6

Pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Jumlah obat yang disediakan di

puskesmas keliing sudah memadai 25 212 24 1 262 2 Jenis obat yang disediakan di

puskesmas keliling sudah memadai 30 220 20 0 270 3 Petugas kesehatan perlu bersikap

ramah dalam melayani pasien 70 216 6 0 292 4 Petugas kesehatan memberikan

senyuman dalam melayani pasien 50 232 6 0 294 5 Petugas kesehatan memberikan

penjelasan mengenai manfaat obat yang diresepkan pada pasien

60 228 6 0 294 6 Obat yang diberikan dalam kegiatan

puskesmas keliling perlu digratiskan untuk masyarakat

155 160 0 0 315

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa skor tertinggi dengan jumlah 315 adalah pernyataan tentang obat yang diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling

10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika Aditama,2006),h.42-45

perlu digratiskan untuk masyarakat. Hal ini diduga karena mahalnya biaya pengobatan membuat masyarakat merasa keberatan untuk melakukan pengobatan. Dengan adanya program puskesmas keliling ini masyarakat tidak perlu merasa keberatan lagi, karena dalam pelayanannya puskesmas keliling memberikan layanan dan obat gratis bagi masyarakat.

Sedangkan skor terendah 262 adalah pernyataan mengenai jumlah obat yang disediakan di puskemas keliling sudah memadai. Berdasarkan skor tersebut diduga karena obat tersebut digratiskan, akhirnya masyarakat banyak yang melakukan pengobatan di puskesmas keliling.

Obat yang diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling perlu digratiskan untuk masyarakat merupakan skor tertinggi yaitu 315. Sedangkan skor terendah adalah 262 pada pernyataan jumlah obat yang disediakan di puskesmas keliling sudah memadai. Hal ini menggambarkan bahwa pemerintah daerah dan wakil rakyat harus menyesuaikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan situasi setempat, kebutuhan setempat dan sumber daya yang tersedia. Seperti apa yang telah dikemukakan Trisnantoro bahwa desentralisasi kesehatan bertujuan untuk memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah akan kesehatan, termasuk didalamnya penyediaan obat gratis.11

Dari teori tersebut dapat disinkronkan dengan pernyataan diatas, bahwa pemberian obat gratis sangat diperlukan untuk masyarakat, terutama untuk masyarakat miskin yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan gratis. Untuk itu, pemerintah daerah atau petugas kesehatan harus dapat menyesuaikan

11

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni (Jakarta:Rineka Cipta,2007),h.406

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk didalamnya yaitu penyediaan obat gratis.

f) Pemeriksaan gratis yang diberikan oleh pelayan medis

Kegiatan pemeriksaan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan dilakukan tanpa dipungut biaya kepada masyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi seberapa besar pengaruh pelayanan tersebut dapat berhasil atau tidak. Berikut adalah tabel 7 yang menerangkan tentang pemeriksaan gratis yang diberikan oleh pelayan medis.

Tabel 7

Pemeriksaan gratis yang diberikan oleh pelayan medis

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Dokter bersikap ramah dalam

melayani pasien 115 160 0 0 275

2 Dokter memberikan senyuman dalam

melayani pasien 30 248 6 0 284

3 Dokter memberikan informasi yang jelas mengenai penyakit yang di derita

40 244 4 0 288 4 Dokter teliti ketika memeriksa

penyakit pasien 25 248 8 0 281

5 Dokter bertindak tergesa-gesa saat

memeriksa penyakit pasien 80 168 22 2 272

6 Dokter bersikap terbuka untuk melakukan konsultasi tentang kesehatan

110 188 4 0 302

7 Dokter memberikan kesempatan

untuk bertanya tentang kesehatan 20 252 8 0 280 8 Masyarakat mendapatkan informasi

kesehatan selain di puskesmas keliling

40 148 50 1 239

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui skor tertinggi 302 adalah pernyataan mengenai dokter bersikap terbuka untuk melakukan konsultasi tentang kesehatan. Hal ini diduga karena bila seorang dokter memiliki sikap terbuka untuk

melakukan konsultasi tentang kesehatan, maka hal tersebut akan membuat masyarakat sebagai pasien merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dan masyarakat menjadi lebih terbuka mengenai penyakit yang dirasakannya.

Skor terendah 239 adalah pernyataan mengenai anda mendapatkan informasi kesehatan selain di puskesmas keliling. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa pada umumnya masyarakat hanya mengetahui informasi tentang kesehatan di puskesmas keliling saja, seperti dalam kegiatan penyuluhan keehatan yang diadakan di puskesmas keliling. Selain di puskesmas keliling sebagian besar masyarakat tidak mendapat informasi tentang kesehatan.

Dari hasil scoring pada tabel 7, hal ini menggambarkan bahwa sesungguhnya petugas kesehatan di puskesmas keliling berusaha melakukan upaya pengembangan untuk masyarakat. Hal ini terlihat dari skor yang diperoleh yaitu dokter bersikap terbuka untuk melakukan konsultasi memiliki skor tertinggi yaitu 302. Nasrul Effendi dengan judul bukunya Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat mengemukakan bahwa pengembangan masyarakat adalah usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisitiatif dan mampu berdiri sendiri.12

Berdasarkan teori tersebut, hasil skoring tersebut menggambarkan bahwa dokter berusaha melakukan pengembangan masyarakat dengan memberikan kesempatan masyarakat untuk berkonsultasi tentang penyakit yang dideritanya. Selain itu, usaha pengembangan masyarakat terlihat pada usaha yang dilakukan

12

Nasrul Effendi, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi Kedua (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC), h.282

puskesmas keliling untuk memberikan informasi tentang kesehatan seperti dalam kegiatan penyuluhan kesehatan untuk membantu masyarakat agar tahu bagaimana harus bersikap terhadap kesehatan. karena bagaimanapun kesehatan adalah kebutuhan yang sangat penting untuk kita dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

2. Tingkat Kesadaran Hidup Sehat pada Masyarakat Miskin

Kesadaran hidup sehat adalah ketika seorang individu atau kelompok mengetahui atau tahu bersikap yang seharusnya, yang didukung oleh informasi tentang kesehatan sehingga ia tahu bagaimana seharusnya bersikap akan berkesadaran hidup sehat. Sikap terhadap kesehatan dapat mempengaruhi tindakan masyarakat terhadap kesadaran hidup sehat. Dengan hidup sehat, masyarakat dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh data responden sebagai berikut :

a) Pengetahuan tentang kesehatan

Pengetahuan kesehatan adalah berkaitan tentang apa yang diketahui oleh individu terhadap cara-cara memelihara kesehatan, baik pengetahuan terhadap penyakit menular dan tidak menular. Berikut tabel 8 yang menerangkan tentang pengetahuan tentang kesehatan.

Tabel 8

Pengetahuan tentang kesehatan

No Pernyataan ST T TT STT SKOR

1 Masyarakat tahu penyakit demam

berdarah bukanlah penyakit menular 45 72 82 3 202 2 Masyarakat tahu bahwa penyakit

demam berdarah dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk

90 204 4 0 298 3 Masyarakat tahu bintik kecil

tanda terkena penyakit demam berdarah

SS TS TS STS SKOR

4 Dengan melakukan 3 M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang-barang bekas) dapat menghindari penyakit demam berdarah

120 176 6 0 302

5 Bilamana ada tetangga yang terkena penyakit demam berdarah, masyarakat akan menjauhinya

65 184 20 2 271

Dari tabel 8 mengani pengetahuan tentang kesehatan, dapat dilihat skor tertinggi 302 adalah pernyataan mengenai dengan melakukan 3 M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang-barang bekas) dapat menghindari penyakit demam berdarah. Hal ini diduga karena dengan melakukan 3 M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang-barang bekas) tersebut, masyarakat dapat terhindar dari penyakit demam berdarah.

Sedangkan skor terendah 202 adalah pernyataan mengenai masyarakat tahu penyakit demam berdarah bukanlah penyakit menular. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa sebagian besar masyarakat desa Setu masih menganggap bahwa penyakit demam berdarah merupakan penyakit menular.

Dengan melakukan 3 M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang-barang bekas) dapat menghindari penyakit demam berdarah menjadi skor tertinggi untuk indikator pengetahuan tentang kesehatan yaitu sebesar 303. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran tentang kesehatan sehingga mereka tahu bagaimana mereka harus bersikap. Seperti apa yang dikatakan pada buku Kesehatan dan Lingkungn bahwa kesadaran (awareness) mengandung pengertian mengetahui sesuatu atau tahu bersikap yang seharusnya, yang didukung oleh persepsi atau promosi. Kesadaran

individu timbul karena ia memiliki persepsi atau informasi yang mendukungnya, sehingga ia tahu bagaimana seharusnya bersikap.13 Namun kesadaran tersebut tidak dibarengi dengan informasi yang dimiliki, bahwa pada umumnya masyarakat kurang informasi terhadap info kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan apabila ada tetangga yang terkena penyakit demam berdarah, anda akan menjauhinya , memiliki skor terendah dengan jumlah skor 230. Hal ini menggambarkan ketidaktahuan masyarakat bahwa penyakit demam berdarah bukanlah penyakit menular.

b) Sikap terhadap kesehatan

Sikap terhadap kesehatan dapat mempengaruhi tindakan masyarakat terhadap kesadaran hidup sehat. Sikap terhadap kesehatan berupa pendapat atau penilaian individu terdapat hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharan kesehatan yaitu meliputi sikap terhadap penderita penyakit menular dan tidak menular. Pengetahuan masyarakat terhadap penyakit menular dan tidak menular. Berikut tabel 9 yang menerangkan tentang sikap terhadap kesehatan.

Tabel 9

Sikap terhadap kesehatan

No Pernyataan SS S TS STS SKOR

1 Bilamana ada tetangga yang terkena penyakit demam berdarah, masyarakat akan menjauhinya

65 184 20 2 271

Berdasarkan skor dari indikator mengenai sikap terhadap kesehatan, skor yang dihasilkan dari pernyataan bilamana ada tetangga yang terkena penyakit

13

Editor : Kusdwiratri Setiono, Johan S, Masjhur, Anna Alisyahbana, Manusia, Kesehatan dan Lingkungan (Bandung, Alumni : 2007), h.97

demam berdarah, masyarakat akan menjauhinya adalah 271. Hal ini diduga karena masyarakat masih menganggap bahwa penyakit demam berdarah adalah penyakit menular. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat kurang mendapatkan informasi tantang kesehatan. Ketika ada tetangga yang terkena penyakit demam berdarah, masyarakat tidak tahu bagaimana mereka harus bersikap. Seperti apa yang dikatakan oleh Kusdwiratatri Setiono pada buku yang berjudul Kesehatan dan Lingkungan bahwa kesadaran (awareness) mengandung pengertian mengetahui sesuatu atau tahu bersikap yang seharusnya, yang didukung oleh persepsi atau promosi. Kesadaran individu timbul karena ia memiliki persepsi atau informasi yang mendukungnya, sehingga ia tahu bagaimana seharusnya bersikap.14 Jadi ketika ada tetangga yang terkena penyakit demam berdarah, masyarakat tidak tahu bagaimana harus bersikap. Untuk itu diperlukan usaha pengembangan masyarakat untuk membantu masyarakat agar dapat mengubah

Dokumen terkait