• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

3. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian diperoleh berdasarkan observasi dengan bantuan lembar observasi pada kedua variabel. Observasi dilakukan sebanyak lima kali observasi, terhitung dari hari Senin, 9 November 2015 sampai dengan hari Jum’at, 5 Februari 2016.

a. Deskripsi data kemampuan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani

Data penelitian dideskripsikan dengan menggunakan analisis deskriptif (Lihat halaman 34). Data kemampuan bermain balok dikelompokkan dalam tiga

48

kategori, yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. Skor pada kemampuan bermain balok terdiri dari skor 1, 2 dan 3. Terdapat tiga indikator dalam kemampuan bermain balok, sehingga diperoleh nilai terendah (Xr) sebesar 3 dan nilai tertinggi (Xt) sebesar 9. Berdasarkan uraian tersebut dapat diperoleh bahwa:

Xr = 3

Xt = 9

Skor tengah = 2

= × = 3 x 2 = 6

= = = 1

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dihitung skor untuk kategori kemampuan bermain balok anak usia 5-6 tahun, yaitu sebagai berikut:

Tabel 8. Kategori Kemampuan Bermain Balok Pada Anak Usia 5-6 Tahun

Kategori Rumus Perhitungan Skor

Rendah < ( 1,0 ) X < 5 3-4 Sedang ( 1,0 ) ≤ < ( + 1,0 ) 5 ≤ < 7 5-6

Tinggi ( 1,0 ) ≤ 7 ≤ 7-9

Berdasarkan perhitungan pada tabel 8 halaman 48, diperoleh hasil berikut: 1) Anak berada pada kategori rendah dalam kemampuan bermain balok apabila

mendapat skor 3-4. Pada kategori rendah, anak tidak bisa membangun bangunan balok (hanya bisa menumpuk, atau menyusun balok kesamping dan keatas), serta tidak mampu menjelaskan mengenai balok yang telah dibangun. 2) Anak berada pada kategori sedang jika mendapat skor 5-6. Pada kategori

sedang, anak mampu membentuk bangunan balok tiga dimensi namun tidak menggambarkan benda aslinya, serta mampu menyebutkan nama bangunan balok yang dibentuk tapi tidak secara detail.

49

3) Anak berada pada kategori tinggi jika mendapat skor 7-9. Pada kategori tinggi, anak mampu membangun balok secara kompleks yang menggambarkan benda aslinya serta mampu menyebutkan nama bangunan secara detail.

Kemudian data kemampuan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun dikelompokkan berdasarkan perhitungan pada kategori rendah, sedang dan tinggi (Lihat tabel 8 halaman 48). Berikut adalah tabel kemampuan bermain balok anak usia 5-6 tahun dengan pengkategorian rendah, sedang dan tinggi, yaitu:

Tabel 9. Data Kemampuan Bermain Balok Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani

Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

Rendah 2-4 0 0 %

Sedang 5-6 38 76 %

Tinggi 7-9 12 24 %

Gambar 25

Diagram Lingkaran Kemampuan Bermain Balok Anak Usiam5-6 Tahun di TKIT Rabbani

Berdasarkan diagram lingkaran tersebut, kemampuan bermain balok anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani yang berada pada kategori rendah sebanyak 0% (tidak ada); kategori sedang sebanyak 76% atau sebanyak 38 anak; dan kategori tinggi sebanyak 23 % atau sebanyak 12 anak.

0% 76% 24% Rendah Sedang Tinggi

50

b. Deskripsi Data Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani

Data kecerdasan visual-spasial dideskripsikan dengan analisis deskripsi (Lihat halaman 34). Data kecerdasan visual-spasial yang sudah diperoleh kemudian dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. Skor pada kecerdasan visual-spasial terdiri atas skor 1, 2 dan 3. Ada enam indikator dalam kemampuan bermain balok, sehingga diperoleh nilai terendah (Xr) sebesar 6 dan nilai tertinggi (Xt) sebesar 18.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Xr = 6

Xt = 18

Skor tengah = 2

= × = 6 x 2 = 12

= = = 2

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dihitung skor untuk kategori kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun, yaitu sebagai berikut:

Tabel 9. Kategori Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Usia 5-6 Tahun

Kategori Rumus Penghitungan Skor

Rendah < ( 1,0 ) X < 10 6-9 Sedang ( 1,0 ) ≤ < ( + 1,0 ) 10 ≤ < 14 10-13

Tinggi ( 1,0 ) ≤ 14 ≤ 14-18

Berdasarkan perhitungan pada tabel 9, dapat diperoleh hasil berikut: 1) Anak berada pada kategori rendah dalam kecerdasan visual-spasial apabila

mendapat skor 6-9. Kemampuan yang dimiliki anak dalam kategori rendah pada kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun yaitu anak tidak mengetahui warna sama sekali, anak tidak mampu mengelompokkan benda berdasarkan warna, anak tidak mampu mengurutkan benda, anak tidak

51

memahami posisi benda, anak kesulitan dalam menggambar detail objek, anak tidak tertarik dalam menggunakan warna pada gambar.

2) Anak berada pada kategori sedang jika mendapat skor 10-13. Kemampuan yang dimiliki anak dalam kategori sedang pada kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun, yaitu anak mampu mengetahui empat sampai lima warna, anak mampu mengelompokkan beberapa balok sesuai bentuknya, anak mampu mengurutkan benda, anak mengetahui tiga posisi benda, serta anak mampu menggambar objek dengan dua bagian detail.

3) Anak berada pada kategori tinggi jika mendapat skor 14-18. Kemampuan yang dimiliki anak dalam kategori tinggi pada kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun yaitu anak mengetahui semua warna, anak mampu mengelompokkan balok sesuai bentuknya, anak mampu mengurutkan benda, anak mengetahui empat posisi benda, anak mampu menggambar dengan lebih dari tiga bagian detail gambar.

Kemudian data kecerdasan visual-spasial pada anak usia 5-6 tahun dikelompokkan berdasarkan perhitungan pada kategori rendah, sedang dan tinggi sesuai dengan perhitungan pada tabel 9 halaman 50. Berikut adalah tabel data kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani dengan pengkategorian rendah, sedang dan tinggi, yaitu:

Tabel 10. Data Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani

Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)

Rendah 6-9 0 0 %

Sedang 10-13 9 18 %

52 Gambar 26

Diagram Lingkaran Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani

Berdasarkan diagram lingkaran tersebut, kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 18 % atau sebanyak 9 anak dan sebanyak 82 % atau sebanyak 41 anak berada pada kategori tinggi.

c. Analisis Data dengan Teknik Korelasi Kendal Tau

Sebelum melakukan analisis data dengan Teknik Korelasi Kendal Tau, peneliti melakukan uji normalitas data (Lampiran 8 halaman 85 dan lampiran 10 halaman 90). Dari hasil uji normalitas data pada lampiran tersebut diperoleh bahwa data kedua variabel tidak berdistribusi normal, maka dari itu peneliti menggunakan Uji Korelasi Kendal Tau.

Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi Kendal Tau (Lampiran 11 halaman 92) diperoleh harga sebesar -0,24. Tanda negatif menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel bersifat negatif. Artinya, hubungan antara kedua variabel kemampuan bermain balok dengan kecerdasan visual-spasial

0% 18%

82% RendahSedang

53

berbanding terbalik. Jika nilai kemampuan bermain balok tinggi, maka nilai kecerdasan visual-spasial rendah, begitu sebaliknya. Sedangkan koefisien korelasi sebesar 0,24 dapat diartikan bahwa hubungan antara kedua variabel tergolong rendah.

Selanjutnya, peneliti melakukan uji signifikansi (Lampiran 11 halaman 92) dan diperoleh harga uji sebesar -0,8. Sedangkan harga tabel sebesar 2,58. Jika harga hitung dibandingkan dengan harga tabel, diperoleh bahwa harga hitung lebih kecil dari pada harga tabel. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa korelasi antara kemampuan bermain balok dengan kecerdasan visual-spasial sebesar -0,24 adalah tidak signifikan. Dengan kata lain, berdasarkan perhitungan uji korelasi Kendall Tau dan uji signifikansi , dapat diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan bermain balok dengan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani.