• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. PEMBAHASAN DATA

3. Deskripsi Data tentang bentuk-bentuk penanganan kasus guna-

guna-guna yang dilakukan oleh Aparatur Gampong Beutong

Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis menemukan bentuk-bentuk penanganan kasus guna-guna pada Masyarakat Gampong Beutong Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan, seperti yang terjadi di gampong Beutong antara lain:

a. Aparatur Gampong pernah memberi teguran tetapi sebagian masyarakat tidak menghiraukannya karena mereka terlalu mempercayai guna-guna dan beranggapan penyakit guna-guna itu benar-benar ada.

b. Aparatur Gampong pernah mengadakan sosialisi untuk memberantas persepsi masyarakat yang terlalu mempercayai

guna-guna, diantara sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Aparatur Gampong adalah mengadakan ceramah islami terkait dengan guna-guna dengan dipanggilnya tengku atau ustad dari luar untuk memberikan ceramah dan arahan tersebut bahwa jika kita mempercayai guna-guna adalah perbuatan syirik dan musyrik. c. Dari pihak Aparatur Gampong telah berusaha untuk mencari tau

siapa yang membicakan tentang guna-guna dan sudah berusaha untuk memberantasinya agar masyarakat tidak percaya lagi dengan hal-hal seperti itu, karena hal tersebut sangat dilaramg oleh Allah dan dalam agama tidak dianjurkan untuk menyakiti orang lain.

77 A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat penulis simpulkan bahwa peran yang seharusnya dilakukan oleh aparatur gampong membantu mengubah kepercayaan masyarakat terhadap adanya penyakit guna-guna yang meresahkan pada masyarakat gampong Beutong Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan dan dianggap sangat penting karena pada umumnya masyarakat gampong Beutong masih sangat mempercayai guna-guna yang mana perbuatan tersebut dosa besar dan merupakan perbuatan syirik.

Pertama, peran Apartur Gampong yaitu menciptakan perdamaian antara mayarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya tentang terjadinya kasus-guna, aparatur gampong juga bertanggung jawab atas kejadian kasus guna-guna dan aparatur gampong memperhatikan masyarakat yang merasa resah dan panik atas pemikiran adanya kasus guna-guna lalu aparatur gampong memberi bimbingan dan motivasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak lagi percaya kepada kasus guna-guna.

Kedua, Proses terjadinya kasus guna-guna pada masyarakat Gampong Beutong Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan diantaranya, masyarakat yang mendatangi seorang dukun dengan tujuan untuk menyakiti orang lain karena ada hal yang membuat dirinya sakit hati terhadap korban lalu membuat koerban menjadi sakit dan bisa membuat meninggal, dukun langsung bertidak dan memenuhi permintaan masyarakat yang datang kepadanya, dukun

tersebut meminta sipendatang menceritakan keluhan-keluhannya, dan apa yang harus dilakukan oleh dukun tersebut, dan dukun itu melakukan sesuatu dengan cara membaca mantra lalu meminta kepada si pendatang benda atau alat-alat yang yang dapat membatu dukun untuk memenuhi keinginan si pendatang, contohnya seperti foto, rambut, baju, sapu tangan yang pokoknya milik sikorban dan meminta nama korban agar dukun bisa dapat sasarannya.

Ketiga, Adapun bentuk-bentuk penanganan kasus guna-guna yang dilakukan oleh Aparatur Gampong Beutong Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan yaitu Aparatur Gampong pernah memberi teguran tetapi sebagian masyarakat tidak menghiraukannya karena mereka terlalu mempercayai guna-guna dan beranggapan penyakit guna-guna itu benar-benar ada. Aparatur gampong juga pernah mengadakan sosialisi untuk memberantas persepsi masyarakat yang terlalu mempercayai guna-guna, diantara sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Aparatur Gampong adalah mengadakan ceramah islami terkait dengan guna-guna dengan dipanggilnya tengku atau ustad dari luar untuk memberikan ceramah dan arahan tersebut bahwa jika kita mempercayai guna-guna adalah perbuatan syirik dan musyrik. Dan Dari pihak Aparatur Gampong telah berusaha untuk mencari tau siapa yang membicakan tentang guna-guna dan sudah berusaha untuk memberantasinya agar masyarakat tidak percaya lagi dengan hal-hal seperti itu, karena hal tersebut sangat dilaramg oleh Allah dan dalam agama tidak dianjurkan untuk menyakiti orang lain.

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak terkait dalam penelitian ini, yaitu :

1. Kepada masyarakat supaya jangan terlalu panik dengan penyakit yang lagi derita, dan jangan terus mengklaim bahwa itu penyakit guna-guna tetapi perlu pemeriksaan ke medis terlebih dahulu juga jangan terlalu percaya dengan ajaran nenek moyang. Tetap terus hargai dengan kajian dan arahan dari Aparatur Gampong mengenai nasehat tentang guna-guna.

2. Kepada korban agar sabar dan tabah dengan apa yang dihadapi jangan terlalu mepercayai bahwa penyakit yang diderita itu penyakit guna-guna tetapi perlu pengobatan ke medis terlebih dahulu, karena jika mempercayai guna-guna maka sudah termasuk syirik dan dosa besar. 3. Diharapkan khususnya kepada pelaku agar menyadari bahwa membuat

orang teraniaya termasuk ke dalam perbuatan dosa besar .

4. Diharapkan kepada pihak dukun yang mengobati agar mengobati dengan ikhlas dengan niat karena Allah dan tidak mencari keributan antara pihak yang di obati dengan pihak yang menguna-gunai.

5. Diharapkan kepada Aparatur Gampong beutong Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan supaya lebih memperhatikan lagi kehidupan warga gampong Beutong serta mencari tau siapa yang telah menyebarkan isu tentang guna-guna dan memberantas agar warga menyadari bahwa tidak semua penyakit itu guna-guna oleh karena itu

perlu diadakannya kajian secara lebih khusus agar warga kembali kepada Allah dan mengikuti petunjuk berdasarkan Al-Qur’an dan hadist.

6. Diharapkan Kepada Peneliti Selanjutnya, Agar Meneliti Secara Lebih Rinci Mengenai Pencegahan Kasus “Guna-Guna” Pada Masyarakat Gampong Beutong Kecamatanlabuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan.

7. Khususnya kepada semua pihak yang mendengar / melihat korban yang terkena guna-guna, sebaiknya kita lakukan :

a. Mendengarkan dengan sabar cerita yang ia alami jangan menyudutkannya dan berilah ia nasehat bahwa tidak semua penyakit itu karena guna-guna tetapi ada penyakit yang datangnya dari Allah dan ada penyakit berdasarkan medis. Allah memberikan kita sakit karena Allah ingin menguji kesabaran hambanya. Semakin kita sabar dan dekat dengan Allah semakin Allah menguji kesabaran hambanya, sabar itu pahit tapi buahnya manis.

b. Membawa ia ke rumah sakit agar memeriksa lagi penyakitnya secara lebih rinci dan mendapat hasil diagnosa yang bagus dari dokter agar ia tau penyakit yang ia alami

c. Berikan ia nasehat serta arahan agar tidak terus mempercayai ajaran nenek moyang yang terjadi di Gampong Beutong, bahwa kita harus selalu melihat kedepan jangan lah selalu berfikir yang

negatif ,berikan ia arahan agar ia bisa mengubah pola fikir yang lebih baik dari berfikir yang irasional menjadi rasional.

82 Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Abdul Manan Ath-Thayyibi,Ukasyah. 7 Dosa Besar. Jakarta : Pustaka Al-Kausar, 1999.

Abdur-Razak bin Thahir bin ahmad Ma’aasy. “Mengupas Kebodohan”. Jakarta Selatan: Penerbit Abu Ayyash Rafa’alhaq, Buku Saku Ruqiah Kumpulan Doa-Doa Ma,tsur Untuk Mengobati

Guna-Guna dan Sihir, Cet I, Surabaya: Tsabita Grafika, 2001.

Ali Murtadha As-Sayyid. Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jin, Jakarta: Gema Insani Pres, 2005.

Andres Halim, Kamus Lengkap 5 Milyar Ingris-Indonesia-Indonesia-Inggris, Surabaya: Sulita Jaya. Pustaka Azzam, 2001.

Badruddin. Bid’ah-Bid’ah Indonesia. Jakarta : Gema Insani, 2004.

Badruzzaman Islami, Peradilan Adat Sebagai Peradilan Alternatif dalam Sistem Peradilan di Indonesia (Peradilan Adat di Aceh), Banda Aceh: Majlis Adat Aceh, 2013.

Burhan Bungin. Saosiologi Komunikasi, Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006.

Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. _______, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Cet. 4, Jakarta: Balai Pustaka 2007. _______, Kamus Besar Bahasa indonesia Pusat Bahasa Edisi ke 4. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2008.

Ejournal. Mengenal Cara Kerja Sihir Jenis Media ,Akibat Dan Cara Pengobatannya jadipintar. com. html.Diakses pada tanggal 19 November 2016.

83 November 2016.

Ejournal. Uin-suska. ac. id/index-php/ushuludin, Hurmain, Sihir Dalam Pandangan Al-Qur’an, 1 januari 2014. Diakses pada tanggal 19 November 2016.

Ejurnal. desa-lemahabang. blogspot. co. id/p/tupoksi pemerintah desa. html, diakses pada tanggal 19 November 2014.

Endra K. Prihadi. Makhluk-M akhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan. Jakarta: Salemba Diniyah, 2004.

Fauzi, Lc M. Nilai-Nilai Tarbawi Dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, cet 1. Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh, 2013.

Hariannetral. com/2014/09/pengertian masyarakat menurut para ahli. html. Diakses pada tanggal 20 November 2016.

John W. Best, Metodologi Penelitian, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Munawar, Ellen Meianzi Yasak Sulih Indra dewi, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, ISSN 2442-692, Vol. 4 N0. 3 (2015).

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang, mail. Email.rarazarary@gmail.com. Diakses pada tanggal 19 November 2016.

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, cetakan Ke dua, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Qanun Provinsi Aceh Nomor 5 tahun 2003 tentang pemerintahan Gampong.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Gampong (RPJMG), Gampong Beutong Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan, Tahun Anggaran 2015-2020.

84

Syaikh Wahid Abdussalam Bali, Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya, Jakarta Timur: Ummul Qura, 2014.

Ukasyah Abdul Manan Ath-Thayyibi, 7 Dosa Besar, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999. W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

PERAN APARATUR GAMPONG TERHADAP PENCEGAHAN KASUS