• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN

H. Fokus Penelitian

I. Deskripsi Fokus

1. Kerja sama spontan adalah kerja sama yang dialami antara pemerintah dan masyarakat dengan melakukan pertemuan tidak di rencanakan melalui inisiatif atau doronagan pemerintah terkait pelaksanaan pembangunan rel kereta api di kecamatan Soppeng Riaja kabupaten Barru.

2. Kerja sama langsung adalah kerja sama yang dialami dengan bentuk sosialisasi dan penyuluhan di setiap tempat yang terkena pembebasan lahan pembangunan rel kereta api di kecamatan Soppeng Riaja kabupaten Barru.

3. Kerja sama kontrak adalah kerja sama yang mempunyai perjanjian antara pemerintah dan masyarakat dengan melihat kesepakatan antara ke dua belah pihak dalam pembebasan lahan dengan dasar perjanjian kesepakatan yang telah di sepakati dari bentuk kerja sama pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan rel kereta api di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru.

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2021 – 11 Maret 2021 di Dinas Perhubungan, Jl.Sumpang Binangae, kecamatan Barru Kabupaten Barru.

B. Jenis dan Tipe penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualititif yang bersifat deksriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara factual objek penelitian yang secara jelas terkait pelaksanaan kerja sama Pemerintah dan Masyarakat dalam pembebasan lahan pembangunan rel kereta api di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru.

Tipe penelitian ini yang dimaksud adalah tipe study kasus, Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemecahan masalah sehingga dalam pelaksanaannya tidak terbatas pada pengunpulan data melainkan meliputi berbagai aspek analisis dan interpretasi dari data tersebut. Dasar dalam penelitian ini fokus pada Kerja sama Pemerintah dan Masyarakat dam pembebasan lahan pembangunan rel kereta api di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru.

C. Informan Penelitian

informan dalam penelitian ini yaitu orang yang mengetahui situasi dan kondisi yang melatar belakangi penelitian ini, sehingga informan yang

dimaksud adalah orang yang terlibat dalam Pembangunan jalan rel kereta api baik instansi dari Dinas Perhubungan ataupun masyarakat, yang terlibat Di kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru.

Tabel 3.1

Data Informan penelitian

No Informan Jabatan Jumlah

Informan 1 Andi Muhammad Nur, S,Sos,MM Sekertaris 1 2 Andi Sandy Mulaputra, SE,MM Bidang Prasarana 1 3 Charlly Discher S. IP, M. Si Camat Soppeng

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mendapatkan informasi ini sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dilapangan adalah tanya jawab antara informan yang dipilih sebagai data penelitian, baik dalam mengumpulkan data melalui rekaman dalam proses wawancara yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan baik

serta memudahkan peneliti mengingat dan menalar kembali hasil wawancara dalam satu bentuk karya ilmiah.

2. Observasi (Pengamatan)

Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara melakukan pengamatan atau observasi terkait dengan kondisi yang ada di lapangan baik itu secara langsung maupun tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti media visual ataupun audiovisual, misalnya teleskop, handycam dan lain-lain.

Inti dari observasi adalah pengamatan terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan juga maknanya dalam mengetahui pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu sebuah leporan tertulis seperti dokumentasi penting atau arsip yang telah di ambil di lapangan terkait dengan penelitian yang dilakukan tentang kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam pembebasan lahan pembangunan jalan rel kereta api di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru.

E. Teknik Pengabsahan Data

Validasi dalam penelitian sangat mendukung pada hasil akhir sebuah penelitian. Tentunya sangat diperlukan dalam sebuah penelitian kualititif yakni melalui:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang tingkatan kepercayaan informasi yang diperoleh dengan sumber yang berbeda. Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan yang dijelaskan umum dan yang dikatakan pribadi, serta membandingkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Teknik data untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu untuk menguji akurat tidaknya sebuah data. Oleh karena itu peneliti menggunakan terknik tertentu yang berbeda dengan teknik yang digunakan sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validasi data yang berhubungan dengan pengecekan data berbagai sumber dan berbagai waktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan yang tidak hanya satu kali pengamatan saja.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah didapatkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualititif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan cara analisis konteks pernyataan hasil data primer dan data sekunder sebuah informasi. Adapun tahapan teknik analisis data yang digunakan oleh penulis yakni sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data sama halnya dengan merangkum, memilih poin-poin yang pokok, serta menfokuskan pada sasaran atau target, dicari masalah dan polanya. Sehingga, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas.

2. Penyajian Data

Langkah dalam penyajian data adalah membandingkan dan menghubungkan semua data baik data primer maupun data sekunder, guna membagi konsep bermakna. Penyajian data bertujuan untuk menganalisis dan mengingatkan bahwa penelitian kualitatif lebih kepada menyusun teks narasi deskriptif.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada saat pengambilan data peneliti harus mengerti apa arti dari masalah yang ditemui, yaitu dengan mencari dan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat, dan juga berbagai proposi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan.

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Kabupaten Barru

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Barru

Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang berada pada pesisir Barat Propinsi Sulawesi Selatan, terletak antara koordinat 40o5'49" - 40o47'35" lintang selatan dan 119o35'00" - 119o49'16" bujur timur dengan luas wilayah 1.174.72 Km2 berjarak lebih kurang 100 Km sebelah utara Kota Makassar dan 50 Km sebelah selatan Kota Parepare dengan garis pantai sepanjang 78 Km. Kabupaten Barru berada pada jalur Trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas wisata antara Kota

Makassar dengan Kabupaten Tana Toraja sebagai tujuan wisata serta berada dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare.

Jumlah penduduknya berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2009 sebesar 162.985 jiwa dengan kepadatan rata-rata 138,74 jiwa/Km2.

Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Barru tahun 2019 sebesar Rp.

9.705.963,- Perjalanan dari Makassar ke Kabupaten Barru dapat ditempuh selama 1,5 jam dan dari Kota Parepare ke Kabupaten Barru selama 45 menit. Kabupaten Barru berbatasan dengan kota Parepare dan Kabupaten Sidrap di sebelah Utara, Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone di sebelah Timur, Kabupaten Pangkep di sebelah Selatan dan Selat Makassar di sebelah Barat.

a. Jumlah penduduknya berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2019 sebesar 162.985 jiwa dengan kepadatan rata-rata 138,74 jiwa/Km2.

Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Barru tahun 2019 sebesar Rp. 9.705.963,- Perjalanan dari Makassar ke Kabupaten Barru dapat ditempuh selama 1,5 jam dan dari Kota Parepare ke Kabupaten Barru selama 45 menit. Kabupaten Barru berbatasan dengan kota Parepare dan Kabupaten Sidrap di sebelah Utara, Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone di sebelah Timur, Kabupaten Pangkep di sebelah Selatan dan Selat Makassar di sebelah Barat.

b. Morfologi Wilayah

Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Barru terbagi empat kriteria morfologis yaitu datar dengan kemiringan 0-2o seluas 26,64%, landai dengan kemiringan 2-15o seluas 7.043 ha atau 5,49%, miring dengan kemiringan 15-40o seluas 33.346 ha atau 28,31%, dan terjal dengan kemiringan >40o seluas 50.587 ha atau 43,06% yang tersebar pada semua Kecamatan.

c. Ketinggian Wilayah

Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Barru dapat dibagi dalam enam kategori ketinggian yaitu : 0-25 meter dari permukaan laut (mdpl) seluas 26.319 ha (22,40%), tersebar di seluruh Kecamatan kecuali Kec. Pujananting; 25-100 mdpl seluas 12.543 ha (10,68%), tersebar di seluruh Kecamatan; 100-500 mdpl seluas 52.782 ha (44,93%), tersebar di seluruh Kecamatan; 500-1000 mdpl seluas 23.812 ha (20,27%), tersebar di seluruh Kecamatan kecuali Kec.

Tanete Rilau; 1000-1500 mdpl seluas 1.941 ha (1,65%), tersebar di Kecamatan tanete Rilau, Barru, Soppeng Riaja dan Pujananting; dan kategori >1500 mdpl seluas 75 ha (0,06%), hanya terdapat di Kecamatan Pujananting.

d. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Barru Menurut Kecamatan, 2019-2020.

Tabel 4.1

Mallusetasi 12293 13395 25688 91,77

2014 81705 88611 170316 92,21

2013 81193 88109 169302 92,15

2012 80734 87300 168034 92,48

2011 80684 86972 167656 92,77

2010 79554 86393 165947 92,08

Sumber: Dokumentasi Langsung dari Dinas Perhubungan, tahun 2020 e. Mata Pencaharian

Faktor pendidikan merupakan elemen penting yang menjadi landasan masyarakat Barru untuk menekuni mata pencaharian mereka. Karena masih banyak masyarakat yang buta aksara dimana 95 dari 268 kepala keluarga yang menekuni home industry adalah penyandang buta aksara, disamping itu banyak juga yang

menjadi nelayan, berdagang, dan sisanya berwiraswasta.

f. Komoditas Unggulan

Wilayahnya yang subur, menjadikan Kabupaten Barru memiliki potensi serta kekayaan alam yang melimpah, diantaranya adalah sektor Industri (semen, marmer, dan batu tatakan), pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kerajinan, dan pariwisata. Salah satu sektor yang paling menonjol adalah sektor kelautan dan perikanan. Garis pantainya yang

membentang di wilayah Barat menghadap ke Selat Makassar menjadikan Kabupaten Barru memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Seperti, budidaya keramba jaring apung yang menghasilkan bandeng dan nila merah di Kecamatan Mallusetasi, kerang mutiara di Pulau Panikiang. Sementara itu di Kecamatan Tanete Rilau, Barru, Soppeng Riaja dan Mallusetasi dapat dikembangkan budidaya rumput laut, kepiting dan teripang. Sedangkan budidaya kerang-kerangan juga dikembangkan di Kecamatan Balusu, Barru dan Mallusetasi.

g. Jenis Tanah

Jenis Tanah di Kabupaten Barru dapat diklasifikasikan menjadi 4 (Empat) bagian yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu :

1.) Jenis tanah aluvial muda, dari bahan induk Aluvium, tekstur beraneka ragam dengan kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebaran jenis tanah ini di daerah daratan aluvial Sungai, daratan aluvial pantai dan di daerah cekungan (depresi). Jenis tanah ini meliputi 12,48 persen dari luas wilayah Kabupaten Barru dan terdapat di Kecamatan Tanete Riaja.

2.) Jenis tanah litosol merupakan tanah mineral dari bahan induk batuan beku atau batuan sedimen keras, solum dangkal, tekstur beraneka dan umumnya berpasir. Jenis tanah litosol didapati umumnya di wilayah dengan tofografi berbukit, pegunungan. Di Kabupaten Barru jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Tanete Rilau dan Tanete Riaja yang meliputi 24,72 persen dari luas wilayah Kabupaten Barru.

3.) Jenis tanah regosol meliputi 38,20 persen dari luas wilayah Kabupaten Barru dan tersebar di seluruh Kecamatan. Jenis tanah ini masih muda dengan tekstur pantai, kesuburan sedang berasal dari bahan induk vulkanis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng volkan muda dan di daerah beting pantai atau gumuk-gumuk pasir.

4.) Jenis tanah mediteran berasal dari bahan induk batuan kapur keras (Limestone) dan tufa vulkanis bersifat basa. Tekstur umumnya lempung permeabilitas sedang dan peka erosi. Di Kabupaten Barru jenis tanah mediteran ini meliputi 24,60 persen terdapat di semua kecamatan kecuali di Kecamatan Tanete Rilau.

Adapun pembagian wilayah kabupaten Barru sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sumber: Data Kabupaten Barru

B. Visi Misi Dinas Perhubungan Kabupaten Barru VISI :

Kabupaten Barru sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu :

“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”

Misi :

Untuk mewujudkan Visi tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Barru akan melaksanakan Misi dari Pemerintah Kabupaten Barru yang telah dituangkan dan ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Sebagai upaya mewujudkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tersebut, maka Dinas Perhubungan Kabupaten Barru menetapkan tujuan yang hendak dicapai, yaitu :

1. Meningkatkan prasarana dan fasilitas perhubungan yang memadai.

2. Menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, tertib, lancar dan terkendali 3. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mewujudkan

keterbukaan informasi public

4. Menjadi inisiator dan fasilitator dalam penyebarluasan informasi dan peraturan perundang-undangan terkait bidang komunikasi dan informatika

Serta menetapkan sasaran yang ingin dicapai sebagaimana telah

dituangkan dalam Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Barru.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan kab. Barru 1. Sekretariat

Sekretariat terdiri dari :

a. Subbagian Program dan Keuangan; dan b. Subbagian Umum dan Sumber Daya Manusia.

1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan subbagian perencanaan dan kepegawaian, umum dan keuangan serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkungan Dinas Perhubunganberdasarkan pedoman yang ada untuk kelancaran tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Program dan Keuangan.

b. perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang umum dan Sumber Daya Manusia.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya.

d. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Sekretariat.

e. mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Sekretariat.

f. mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup Sekretariat.

1) Sub Bagian Program dan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala

Subbagian mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun, mengelola dan melaksanakan administrasi urusan perencanaan, melakukan pembinaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan pelaporan berdasarkan pedoman yang ada untuk kelancaran tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas , Kepala Subbagian Program dan Keuangan mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Program dan Keuangan.

b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang Program dan Keuangan.

c. pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang Program dan Keuangan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan kegiatan dan jadwal operasional tahunan serta penganggaran Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Subbagian.

d. memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Subbagian.

e. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Subbagian.

f. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Subbagian program dan Keuangan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

1) Sub Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun mengelola dan melaksanakan administrasi, urusan ketatausahaan Badan meliputi pengelolaan urusan rumah tangga,

surat menyurat, kearsipan, protokol, perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan, kepegawaian dan tugas umum lainnya berdasarkan pedoman yang ada untuk kelancaran tugas.

2) Dalam menyelenggarakan tugas , Kepala sub bagian umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan Sumber Daya Manusia.

b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang umum dan Sumber Daya Manusia.

c. pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang umum dan Sumber Daya Manusia.

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Subag.

d. memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Subag.

e. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Subag.

f. menyusun laporan dan memberi saran kepada atasan terkait pelaksanaan tugas.

2. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan terdiri dari : a. seksi lalu lintas

b. seksi angkutan dan c. seksi pengujian angkutan.

1) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan serta evaluasi dan pelaporan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidangLalu Lintas, Angkutandan Pengujian Sarana berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas.

b. perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang layanan Angkutan.

c. perumusan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang layanan Pengujian Angkutan.

d. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan operasional kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. memberi petunjuk kepada bawahan terkait perumusan kebijakan, operasionalisasi dan pelaporannya.

d. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup BidangLalu Lintas dan Angkutan.

e. mengatur pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup BidangLalu Lintas dan Angkutan.

f. mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup BidangLalu Lintas dan Angkutan.

1) Seksi Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapanbahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan

program dan kegiatan di seksiLalu Lintas berdasarkan pedoman yang ada untuk kelacaran tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Seksi Lalu Lintas mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Lalu Lintas;

b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan kegiatan Seksi Lalu Lintas sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

d. memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

e. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

f. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Lalu Lintas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

1) Seksi Angkutan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huruf b dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi Angkutan berdasarkan pedoman yang ada untuk kelacaran tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, Kepala Seksi Angkutan mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Angkutan.

b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang Angkutan.

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Angkutan dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan kegiatan Seksi Angkutan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

d. memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

e. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

f. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Angkutan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

1) Seksi Pengujian Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di seksi Pengujian Angkutan berdasarkan pedoman yang ada untuk kelancaran tugas.

2) Kepala Seksi Pengujian Angkutan mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengujian berkala kendaraan bermotor, dan penerbitan izin usaha jasa terkait dengan perawatan dan perbaikan kapal.

3) Rincian tugas sebagai berikut :

a. merencanakan kegiatan Seksi Pengujian Sarana sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. membagi tugas kepada bawahan agar tercipta distribusi tugas yang merata.

c. menyelia pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi.

d. memeriksa hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi Pengujian Angkutan.

e. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok organisasi agar berjalan sesuai rencana, tepat waktu, berkualitas dalam lingkup Seksi Pengujian Angkutan.

3. Bidang Prasarana

Bidang Prasarana terdiri dari :

a. seksi perencanaan dan pembangunan prasarana;

b. seksi pengoperasian prasarana; dan c. seksi perawatan prasarana.

1) Bidang Sarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang

1) Bidang Sarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang

Dokumen terkait