• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. DESKRIPSI DAN ANALISIS KARYA

A. Deskripsi Karya

Karya yang dimaksud disini adalah karya lukis dengan media campuran (mix media). Alasan penulis membuat karya dengan bahan campuran karena ketidak puasan dengan media yang pada umumnya seperti cat minyak diatas kanvas. Penulis ingin menggali terus ide-ide yang ada pada diri penulis dengan cara bereksperimen. Media yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu kain blaco. Alasan menggunakan kain blaco sebagai media karena kain blaco merupakan salah satu bahan yang bisa dibuat kanvas dan sangat cocok untuk membuat tekstur. Sedangkan bahan tekstur yang dipilih dalam karya tugas akhir ini adalah grajen (limbah gergaji) alasan memilih limbah gergaji yaitu untuk memanfaatkan limbah yang ada untuk diubah menjadi suatu karya seni yang bernilai. Selain itu hasil yang diperoleh sangat artistik dari bentuk dan teksturnya, sedang warna yang diahasilkan dari sapuan kuas pada tekstur nyata tersebut terkesan ekspresif dan menghasilkan warna-warna pastel. Resiko dari bahan ini mudah retak, untuk mengatasinya dalam proses pembuatan diperbanyak lem kayunya dan bentuk yang timbul tidak terlalu menonjol atau berlebihan. Cat yang digunakan cat minyak Greco, alasan memilih cat minyak ini karena dari cat minyak ini penulis lebih banyak menemukan warna-warna yang disukai saat mencampur beberapa warna. Warna yang dihasilkan pada karya tugas akhir ini terkesan lain dan unik yaitu berupa warna-warna pastel.

Karya yang dibuat ada 10 karya dengan ukuran yang berfariasi. Ukuran yang terkecil 110 x 80cm dan ukuran terbesar 100x100cm. Aliran dalam karya- karya tugas akhir ini adalah ekspresionisme, dimana penulis lebih mengutamakan perasaannya untuk menciptakan figur maupun obyek serta warna yang dipilih.

xlix

B. Analisis Karya 1. Karya pertama

Judul : “ Jalan Jarum Jam”

Ukuran: 100x100cm Media : Mix media Tahun : 2008 Konsep Karya

Lukisan ini menggambarkan tentang seorang lajut usia dalam menjalankan pekerjaannya penuh kesabaran dan tidak pernah terburu-buru, Penulis mengibaratkan seperti lajunya sebuah detik jarum jam perlahan tapi berjalan dengan pasti.

Berikut adalah penjelasan penggunaan unsur-unsur seni rupa pada karya pertama ini. Unsur garis di tampilkan pada setiap goresan sebagai karakter goresan yang menampilkan suatu kesan gerak. Warna yang ditampilkan dipilih warna-warna dingin dan ditambah sedikit warna panas yaitu warna kuning. Pemilihan warna tersebut untuk memberikan kesan suasana pagi yang masih dingin dan matahari mulai terbit. Unsur Tekstur terletak pada semua permukaan

l

bidang berupa tekstur nyata untuk mencapai bentuk-bentuk yang artistik dan unik.

Centre of interest dalam lukisan ini adalah jam dinding dengan detik jarum jam yang berbentuk seorang wanita tua seperti tokoh lansia dalam lukisan tersebut. Semua pandangan mata pembeli melirik keatas seperti membayangkan jalannya detik jam. Disitu penulis menampilkan adanya percakapan tentang lanjut usia yang sedang berjualan tersebut.

li

2. Karya kedua

Judul : “Kakek dan Juragan Tembakau”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media Tahun : 2008 Konsep Karya

Lukisan ini menggambarkan tentang seorang lanjut usia yang masih tetap aktif mengelola ladang tembakau dengan memperkerjakan orang-orang di sekitarnya. Kearifan dan kebijaksanaan terhadap para pekerjanya membuat keberadaan kakek tua ini sangat berarti dan dihormati ditengah masyarakat. Terlebih karena keakraban sikakek dengan para juragan tembakau yang membuat wawasan kakek tersebut menjadi bertambah sehingga banyak orang yang menghargainya.

Berikut adalah penjelasan penggunaan unsur-unsur seni rupa pada karya kedua ini. Unsur garis yang di tampilkan sangat banyak dalam karya ini. Garis tersebut sebagai simbol emosi perasaan penulis, apa yang ada di hati penulis dituangkan dengan segenap perasaan mengalir tanpa ragu membentuk sebuah

lii

garis-garis yang ekspresif. Seperti goresan yang terlihat pada raut wajah figur seorang kakek disini menampilkan kesan umur kakek yang sudah tua. Warna yang ditampilkan disini, warna sebagai simbol ekspresi. Warna yang ditampilkan pada figur kakek misalnya, disitu banyak menggunakan warna tua untuk memberi kesan tua dan sederhana. Sebagai pembeda, warna lain yang dipakai sebagai simbol ekspresi dipakai pada figur juragan tembakau yaitu penggunaan warna yang mencolok disitu mengekspresikan tentang sesosok juragan tembakau yang kaya raya dan hidupnya serba mewah. Unsur tekstur terletak pada setiap permukaan bidang. Centre of interest dalam lukisan ini adalah figur seorang kakek yang duduk paling depan diantara para pekerjanya.

liii

3. Karya Ketiga

Judul : “Kemana Perginya Kakek??”

Ukuran : 110cmx80cm Media : Mix media Tahun : 2008 Konsep Karya

Lukisan ketiga ini menggambarkan tentang seorang kakek yang masih beraktifitas di ladangnya dan tidak mau tinggal diam dirumah. Tiap hari pasti pergi kesawah meski hanya sekedar melihat tanamanya atau mengecek air yang digunakan untuk mengaliri sawahnya. Dalam lukisan ini penulis sengaja tidak menampilkan figur seorang kakek. Disini penulis menggunakan perlambang sebagai pengganti figur kakek. Cangkul, baju dan pipa rokok yang selalu dipakai kakek di tampilkan dalam lukisan ini sebagai pengganti figur kakek tersebut. Terlihat juga tiga anak kecil yang sedang berkerumun didekat benda tersebut benda tersebut menggambarkan cucu-cucunya yang sedang mencari kakeknya. Mereka sudah menduga perginya kakek pasti keladangnya, ternyata benar mereka menemukan atribut dan pipa rokok kakek diladang yang berarti kakek mereka berada diladang tersebut tapi entah sedang kemana. Karena kebiasaan kakek semisal bertemu orang diladang sering berbincang-bincang dan duduk-duduk sampai lupa waktu.

liv

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan ketiga ini. Unsur garis yang dipakai penulis dalam karya ini lebih terlihat pada goresan kerut kayu untuk membuat kesan kayu yang berumur tua dan sangat besar. Sehingga tanpa menggambar dedaunannya pun kesan rindang dan sejuk dapat ditampilkan dengan didukung rerumputan yang tumbuh disekitar pohon tersebut. Warna yang dipakai pada figur anak-anak lebih menggunakan warna yang cerah, sebagai ungkapan kesan keceriaan di usia masa kanak-kanak. Unsur tekstur terletak pada semua permukaan bidang. Centre of interest dalam karya ketiga ini adalah sebuah pipa rokok yang berada di atas cangkul.

lv

4. Karya Keempat

Judul : “Kepasar”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media

Tahun : 2009

Konsep Karya

Karya keempat ini menggambarkan seorang nenek yang masih sanggup membawa hasil panennya kepasar sendirian. Memang kadang dengan kepikunnannya membuat resah yang lain. Seperti misal dalam lukisan tersebut, menggambarkan disalah satu angkutan seorang nenek menaikan cabe hasil panennya kesebuah angkutan dengan teburu-buru asal cabe tersebut bisa terangkut masuk didalam angkutan dan tidak menghiraukan penumpang yang didalam mengeluh karena merasa sumpek dengan barang bawaan nenek tersebut. Keberadaan lanjut usia seperti ini kadang menimbulkan pandangan-pandangan yang berbeda. Ada yang senang dan ada juga yang resah dengan keberadaannya.

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan keempat ini. Unsur Garis terletak disetiap goresan sebagai suatu ekspresi yang menggambarkan suatu kesan sibuk dari masing-masing obyek.Unsur warna yang digunakan untuk obyek

lvi

lanjut usia lebih dominan warna yang kusut dan sederhana sebagai perlambang kesederhanaan seorang lanjut usia. Setelah mencapai usianya yang lanjut sering kali penampilan tidak di perhatikan, berbeda saat semasa mudanya dahulu. Unsur tekstur terletak pada semua permukaan bidang. Centre of interest dalam karya keempat ini adalah seorang nenek yang menggendong sekarung cabe.

lvii

5. Karya Kelima

Judul : “Setelah Panen”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media Tahun : 2009 Konsep Karya

Lukisan kelima ini menggambarkan tentang seorang nenek yang sedang membeli emas perhiasan. Biasanya seorang lanjut usia disuatu pedesaan setelah panen dari hasil pertaniannya dibelanjakan untuk membeli emas. Hal tersebut dilakukan bukan untuk bermewah-mewahan melainkan untuk menyimpan hasil panen karena dianggap lebih mudah menyimpannya dari pada menyimpan uang kertas. Selain itu menurutnya lebih awet tidak habis dibelanjakan yang macam- macam karena kalau tidak ada kebutuhan mendesak emas tersebut tidak dijualnya. Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan kelima ini. Unsur garis dipakai untuk mempertegas perspektif toko dengan background suasana jalanan.

lviii

Para pembeli sengaja dibuat terkesan tampak dari dalam toko agar ekspresiwajah pembeli lebih mengena. Unsur warna merah banyak dipakai untuk memperjelas toko tersebut sebuah toko emas. Unsur tekstur terletak pada setiap permukaan bidang. Centre of interest pada lukisan keempat ini adalah seorang nenek yang sedang memilih emas dengan menenteng karung setelah menjual hasil panennya.

lix

6. Karya Keenam

Judul : “Ternak Bebek”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media Tahun : 2009 Konsep Karya

Karya keenam ini menggambarkan seorang kakek yang beternak bebek. Merupakan suatu hiburan tersendiri bagi sikakek dengan memelihara bebek. Tiap pagi dan sore hari membawa bebek tersebut ke sawah. Setelah sawah yang ditanami padi dipanen, kemudian para peternak bebek mengairinya dan membawa bebeknya kesawah tersebut. Disitulah sikakek bertemu dengan para peternak bebek yang lain, canda tawa terdengar riuh diantara mereka. Selain itu hal yang menarik disini adalah kedekatan sikakek dengan cucunya, tiap hari sicucu selalu dikasih uang oleh sikakek dari hasil penjualan telur bebek. Sehingga dimata cucunya kakek tersebut sangat berarti.

lx

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan keenam ini. Unsur garis terletak pada setiap goresan. Goresan pada tiap-tiap figur sebagai simbul emosi penulis seakan ikut larut suasana keramaian tersebut, keramaian para peternaknya dan juga riuh suara bebek. Unsur warna banyak menggunakan warna

raw seinia untuk memberi kesan warna tanah dan bekas tanaman padi yang sudah

dipotong. Unsur tekstur terletak pada semua permukaan bidang. Centre of interest

pada lukisan keenam ini adalah wajah seorang kakek yang tertawa menunjukan rasa riang dengan kedekatan terhadap cucu kesayangannya.

lxi

7. Karya Ketujuh

Judul : “Penjual Bibit Ikan Keliling”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media Tahun : 2009 Konsep Karya

Karya ketujuh ini menggambarkan seorang kakek yang masih perkasa. dalam usia senjanya masih sanggup berkeliling membawa bibit ikan untuk dijual dari desa ke desa. Diselah-selah perjalanan tak jarang bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu saja mengikuti perjalanan kakek tua tersebut untuk sekedar menyaksikan ikan-ikan kecil yang di bawanya. Memang terkadang membuat resah sikakek tersebut, tapi apa boleh buat semua itu sudah pekerjaannya menjual bibit ikan secara berkeliling dan lebih banyak dikerumuni oleh anak-anak. Tapi karena kebijakan dan tutur kata sikakek pun banyak anak-anak yang menuruti perkataannya, mereka sekedar melihat dan tidak berani bermain ikan tersebut.

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan ketujuh ini. Unsur garis terletak pada setiap goresan. Goresan yang tercipta secara spontan dan penuh

lxii

kejujuran tidak dilebih-lebihkan dan apa adanya membawa pesan suasana kesederhanaan pada lukisan ketujuh ini. Unsur warna banyak menggunakan warna gelap untuk memberi kesan warna tanah dan terkesan alami menampilkan keasrian suasana pedesaan. Unsur tekstur terletak pada semua permukaan bidang.

Centre of interestpada lukisan ketujuh ini adalah seorang kakek tua penjual bibit ikan.

lxiii

8. Karya Kedelapan

Judul : “Penjual Nasi Pecel”

Ukuran : 110cmx80cm Media : Mix media Tahun : 2009

Konsep Karya

Karya kedelapan ini menggambarkan seorang nenek dalam usia senjanya masih menekuni berjualan diwarung. Banyak pembeli yang setiap hari berlangganan makan di warung nenek tersebut karena tekenal murah dan porsi yang banyak. Keramahan nenek tua tersebut membawa suasana keakraban dan persaudaraan dengan para pelanggannya.

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan kedelapan ini. Unsur garis yang dipakai pada bentuk-bentuk tubuh sengaja tidak memperhatikan anatomi atau proporsi sewajarnya, goresan secara ekspresif lugas dan sepontan membuat garis-garis lengkung yang unik dan proporsi yang artistik. Unsur warna memberi masing-masing pesan setiap obyek, seperti tampak pada pembeli yang sedang minum air putih wajah agak kemerahan menambah kesan orang tersebut kepedasan karena kebanyakan cabenya. Centre of interestpada lukisan delapan ini adalah seorang yang kepedasan dan minta air putih sembari menunjukan pada si nenek, disitu terlihat kesan yang menampilkan suasana keakraban.

lxiv

9. Karya Kesembilan

Judul : “Membantu Memetik Cabe”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media Tahun : 2009 Konsep Karya

Karya kesembilan ini menggambarkan seorang nenek yang masih ingin beraktifitas meskipun hanya pekerjaan yang ringan. Seperti misalnya dalam karya kesembilan ini yaitu tentang seorang nenek yang membantu anaknya memetik cabe disawah. Suasana kebersamaan terpancar dari setiap gerak dan percakapan diantara mereka.

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan kesembilan ini. Unsur garis dipakai disetiap sapuan kuas kecil secara ekspresionisme, Unsur warna dominan warna hijau untuk menampilkan persawahan yang subur. Centre of interestpada lukisan kesembilan ini adalah seorang nenek yang sedang memetik cabe dengan hati-hati dan teliti.

lxv

10. Karya Kesepuluh

Judul : “Penjual kayu bakar”

Ukuran : 100cmx100cm Media : Mix media Tahun : 2009 Konsep Karya

Karya kesepuluh ini menggambarkan seorang nenek tua yang tiap hari pekerjaannya mencari kayu bakar dan kemudian menjualnya dengan berjalan kaki dari kampung-kekampung. Sering kali si nenek dipersilahkan untuk masuk kerumah oleh pembeli kayu bakar tersebut dan disuguhkan makan. Suasana persaudaraan, hormat menghormati, dan menghargai terhadap pekerjaan lanjut usia dapat tercermin dari sini. Sehingga si nenek tersebut masih merasa bermanfaat bagi orang lain dan dihargai keberadaannya.

Berikut penggunaan unsur seni rupa dalam lukisan kesembilan ini. Unsur garis dipakai disetiap sapuan kuas secara ekspresionisme, Unsur warna dominan warna putih untuk warna tembok rumah sebagai background karya ini. Sedangkan

lxvi

bagian bawah dominan warna hitam dan diberi sapuan warna-warna terang sehingga terkesan dimensi ruang yang menggambarkan pelataran rumah. Centre of interest pada lukisan kesepuluh ini adalah seorang nenek yang sedang menurunkan kayu bakar dari gendongannya.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan sesama dan alam sekitar. Dari proses interaksi tersebut tercipta pengalaman-pengalaman yang bisa dijadikan sumber inspirasi dalam berkarya. Dimanapun berada sering kita jumpai seorang lanjut usia dengan kegiatan dan kesibukan masing-masing. Namun setiap orang yang melihat seorang lanjut usia mempunyai pandangan yang tidak selalu sama tentang lanjut usia tersebut. Ada yang setelah melihat lanjut usia yang masih bekerja kemudian beranggapan merepotkan, ada juga yang berangapan kasihan, iba, terharu, terheran-heran dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis merasa kagum melihat lanjut usia yang masih bekerja dan tetap produktif di usia senjanya. Banyak hal yang menarik ketika lanjut usia masih tetap produktif serta berbaur ditengah masyarakat antara lain semangat yang ada pada diri lanjut usia, adanya rasa dihormati dengan keberadaanya di tengah masyarakat sekitarnya, tidak merasa tersisihkan dan lain sebagainya. Dari kekaguman penulis terhadap lanjut usia yang masih tetap produktif tersebut timbul tuntutan psikologis penulis yang seakan-akan menjadi obyek dengan segala fantasi dan motivasi untuk diangkat dalam lukisan tugas akhir ini. Yang diharapkan dapat memberikan pengalaman

lxvii

batin terhadap apresiator dan mengurangi pandangan-pandangan keliru tentang lanjut usia yang selalu diidentikan dengan suatu kelompok masyarakat yang rapuh dan menjadi beban orang lain. Sehingga masyarakat dapat menghargai dan memberikan ruang terhadap lanjut usia yang masih tetap bekerja.

Karya pertama tentang kehidupan lanjut usia yang berjualan makanan dengan cara berkeliling, karya kedua tentang seorang lanjut usia yang masih tetap aktif mengelola ladang tembakau dengan memperkerjakan orang-orang di sekitarnya, karya ketiga tentang seorang kakek yang tiap hari disibukkan dengan bekerja di ladangnya, karya keempat tentang seorang nenek yang masih sanggup membawa hasil panennya kepasar, karya kelima kebiasaan seorang nenek tua setelah panen hasilnya untuk membeli emas sebagai simpanan hasil panennya, karya keenam menggambarkan seorang kakek yang beternak bebek sebagai hiburan tersendiri, karya ketujuh tentang seorang kakek penjual bibit ikan berkeliling kedatangannya selalu disambut antusias oleh anak-anak kecil, karya ke delapan tentang seorang nenek yang berjualan nasi mampu menciptakan suasana keakraban dan persaudaraan di warungnya, karya kesembilan menggambarkan seorang nenek yang mengisi hari-harinya dengan pekerjaan yang ringan yaitu membantu anaknya disawah memetik cabe, Karya kesepuluh menggambarkan tentang nenek tua penjual kayu bakar yang berkeliling dari kampung- kekampung.

lxviii

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Arfial Arsad. 1994. Studio Lukis II. (Buku Pegangan Kuliah). Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret.

Demartoto, Argyo. 2006. Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Mulyadi, D. 2000. Pengetahuan Seni. (Buku Pegangan Kuliah). Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret.

Kartika, Dharsono Sony & Prawira, Nanang Ganda. 2004. Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

Yatim, Faisal. 2004. Pengobatan terhadap lanjut usia senja., Andropouse & kelainan prostat. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembanagan suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan Iswiyati & Soedjarwo.

Jakarta: Erlangga.

Katalog Guyon Maton Yogi Setyawan, Bentara Budaya Yogyakarta 2004 (Cahaya Timur Offset).

lxix

Marianto, M. Dwi. 2002. Seni Kritik Seni. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Afatara, Narsen. 2000. Studio Lukis Dasar( Buku Pegangan Kuliah). Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret.

Muriyanto, R.A., Tusan, Nyoman., Sudarmaji., Utomo, Cipto., Suparyanto, & Kadir, Abdul. Tinjauan Seni Rupa I (Untuk SMSR Buku I). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sunarto & Hartono, Agung. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebuayaan.

Suradjijo, Suryo. 1996. Filsafat Seni II, (Buku Pegangan Kuliah). Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret.

http://www.absolutearts.com, di akses tanggal 11 februari 2009

http://fineartamerica.com,di akses tanggal 11 februari 2009

htp://www2.kompas.com, di akses tanggal 16 januari 2009

http://www.pitibogallery.com, di akses tanggal 16 januari 2009 http://www.sinsinfineart.com, di akses tanggal 09 februari 2009.

Dokumen terkait