• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI

Dalam dokumen LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA (Halaman 28-69)

DESKRIPSI JOGJA TV

A. SEJARAH BERDIRINYA JOGJA TV

Berawal dari keprihatinan situasi bernegara berbangsa dan bermasyarakat yang semakin terkotak-kotak dalam lingkup yang tidak sehat. Sementara keadaan ekonomi bangsa kian terpuruk dalam suasana yang makin runyam. Pendidikan bangsa yang makin kehilangan bobot, situasi politik yang menunjukkan demokrasi yang tidak sehat. Berdasar semua itu kemudian lahirlah pemikiran bagaimana bisa mempertahankan, paling tidak, atau kalau mungkin memperbaiki situasi ini dengan menggunakan tradisi budaya. Lantaran tradisi budaya bangsa yang masih melekat di hati sanubari masyarakat Indonesia. Hanya dengan tradisi budaya saja, bangsa yang dilahirkan dari tradisi budaya yang beraneka ragam, mungkin bisa disadarkan kembali akan jati dirinya.

Tradisi budaya nusantara yang semakin ditinggalkan dan ditanggalkan hanya karena globalisasi dan modernisasi kembali ditemukenali untuk

19

dilestarikan dalam nuansa menjalin kembali kepribadian bangsa yang tercabik-cabik oleh arus globalisasi.

Ideologi ini dikembangkan dan diwujudkan dalam sebuah wahana yang bernama televisi. Ideologi tanpa komersialisasi tidaklah dapat lestari.

Oleh karena itulah Jogja TV tampil menyuarakan kepentingan aspirasi masyarakat yang ingin didengar dan ingin disapa dalam nuansa natural alamiah yang tidak tercabut dari akar tradisinya.

Mengawal tradisi tiada henti, itulah motonya. Dengan mengambil logo bak warangka keris bernuansakan warna kuning dan hijau mau dikedepankan lambang persatuan sinar kesetiaan manusia dalam sinar terang Ilahi.

Jogja TV sebagai warangka dan masyarakat luas sebagai kerisnya, Jogja TV hendak mewujudkan semboyan curiga manjing warangka, persatuan suara masyarakat dengan tekad Jogja TV. Tentu cita-cita Jogja TV tidak sekadar mewadahi aspirasi budaya masyarakat yang tidak ada arah dan tujuannya. Tetapi dengan mengedepankan tayangan-tayangan yang berbobot dan berkualitas diharapkan Jogja TV mampu menghadirkan sebuah budaya masyarakat Indonesia yang indah, dalam suasana kedamaian, ketenteraman, tanpa adanya sekat-sekat perbedaan yang tidak menguntungkan.

Justru adanya perbedaan yang terjadi di negeri ini harus disadari sebagai sebuah anugerah dari Tuhan yang semakin menyadarkan manusia Indonesia bahwa hidup di dunia ini tidak hanya sekelompok, yang terasing

dari lingkungan yang penuh warna warni dalam nuansa budaya manusiawi yang penuh martabat dan berkewibawaan.

Bukan sebuah kebetulan kalau tayangan-tayangan yang mengemuka adalah seni-seni tradisi yang ada di bumi pertiwi ini dalam berbagai versi. Semua ditata dan diatur dalam sebuah benang merah menata kembali mosaik budaya negeri yang penuh kearifan dan falsafah kehidupan yang adikodradi.

Seni-seni tradisi yang masih lestari ditampilkan dalam berbagai aspek kehidupan. Tentu saja semua itu tidaklah ada artinya tanpa adanya isi dan bobot filosofi yang diemban dan yang menjadi misi dari seni tradisi itu sendiri. Oleh karena itulah diharapkan tayangan-tayangan yang muncul dalam berbagai aspek entah itu pemberitaan, entah itu program tayangan, dan lain sebagainya diharapkan memberikan paling tidak tiga aspek , baik itu sebagai

tontonan, bisa juga merupakan tuntunan , yang membawa masyarakat ke

dalam tatanan yang selaras dengan martabat bangsa ini yang hendak mencapai cita-cita bersama adil makmur sejahtera berdasarkan atas ideologi bangsa yakni Pancasila.

Bukannya Jogja TV tidak menyadari bahwa misi yang diembannya terlalu ideologis. Tetapi itulah pilihan yang memang membawa konsekuensi yang tidak ringan. Sebutlah mengapa televisi swasta ini tidak berupaya keras mengejar rating dengan tayangan yang berbau komersialisasi yang tinggi. Sebab pilihan telah menentukan bahwa tayangan Jogja TV haruslah mempunyai bobot hidup yang bisa ditawarkan kepada masyarakat luas.

Kalau ada sementara kalangan menilai logo Jogja TV adalah sumping, hiasan telinga dalam tradisi Nusantara, memang tidaklah salah seratus persen. Hal ini terjadi lantaran Jogja TV ingin mendengarkan desah keresahan masyarakat sampai di akar rumput yang paling dasar untuk bisa disaring dan diolah kembali serta ditayangkan dalam nuansa keindahan dalam upaya menciptakan masyarakat yang pluralis yang penuh dengan semangat kegotongroyongan, bahu membahu, tolong menolong, kasih mengasihi dan saling –asih-asah- asuh.

Dengan kata lain kalau boleh diformulasikan secara utuh, bahwa Jogja TV ingin menghadirkan surga bagi manusia Indonesia untuk berkarya, untuk hidup, untuk bermasyarakat, sehingga diharapkan mampu membawa masyarakat ini ke dalam situasi yang indah, hamemayu hayuning bawono, membuat dunia ini semakin indah agar semakin layak dihuni oleh manusia yang bermartabat. Tentu kalau Jogja TV sendiri yang melakukannya tidaklah mungkin bisa tercapai dan terwujud. Dengan dukungan masyarakat luas baik itu lembaga pendidikan , lembaga-lembaga di masyarakat disertai sinerji dari televisi lokal lainnya. Kita berharap cita-cita Jogja TV bisa terwujud. Semua itu disinari dengan semangat kota Yogyakarta yang Nyawiji, bersatu dengan masyarakat dengan tekad yang satu, golong gilig, greget, dengan tekad dan semangat yang kuat, sengguh, niatan akan keyakinan diri yang kuat, serta ora

mingkuh sebagai sebuah tanggung jawab moral untuk bersama-sama

mewujudkan cita-cita bangsa yang terpatri dalam Ideologi bangsa Pancasila. (Ki Juru Bangunjiwa)

Jogja TV yang berlokasi di Jl. Wonosari Km. 9 merupakan televisi lokal pertama yang berdiri di Yogyakarta . Diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tanggal 17 September 2004. PT Yogyakarta Tugu Televisi juga merupakan TV yang memiliki 3 pilar utama yaitu pendidikan, budaya, dan pariwisata sehingga diharapkan mampu memberikan informasi, hiburan, dan kontrol sosial terhadap masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Jogja Tv memiliki tradisi yang menarik, hal tersebut dapat tercermin dari pilihan program maupun berita yang ditayangkan oleh Jogja TV. Jogja TV yang tergabung dalam jaringan Indonesia Network, hadir menyapa pemirsa setiap hari mulai pukul 06.00 s/d 24.00 wib. Dengan daya pancar 8 KW, coverage area meliputi Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo. Tidak hanya itu coverage area Jogja TV meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Sedangkan beberapa daerah lainnya adalah Magelang, Purworejo, Kutoarjo, Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung dan sekitarnya. Beberapa program acara unggulan Jogja TV adalah Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Inyong Siaran, Klinong-Klinong Campursari, Rolasan, Jelajah Kampus dan Dokter Kita. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Jogja TV diantaranya adalah Pemenang Iklan Layanan Masyarakat Televisi Terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan, Nominator Peraih

“Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal Terbaik”, Penghargaan

dari Walikota Yogyakarta untuk kategori Televisi Penyaji Berita Terbaik “Jogjaku Bersih & Hijau” Th 2007 dan Penghargaan Bhakti Waratama dari

Bupati Bantul dalam Pemberitaan Media Eletronik pada saat Gempa 27 Mei 2006 . Dengan slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu pilar kekuatan yang ikut melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa dan daerah-daerah disekitarnya melalui inovasi dalam berbagai program acaranya. Dengan menghadirkan program yang bermuatan lokal sebesar 80%, Jogja TV diharapkan benar-benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri. Sebagai televisi lokal yang mengedepankan local content dengan target audiens semua lapisan masyarakat, untuk itu Jogja TV merupakan media promosi yang tepat bagi usaha.

B. VISI JOGJA TV

1. Menjadi etalase kearifan Lokal Budaya Nusantara

2. Menjadi stasiun Televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan radisi adiluhung

3. Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta, dan alam (Tri Hita Karana)

4. Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan azas Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

1. Mendorong peningkatan sector pendidikan, perekonimian, serta pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya.

2. Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

3. Menggali, mempertahankan, dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman

4. Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran, serta tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.

D. ARTI LOGO JOGJA TV

1. KONSEP

Jogja TV merupakan salah satu pilar kekuatan yang turut mengembangkan kebudayaan adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa demi tercapainya masyarakat yang dinamis dan bercitra budaya tinggi,sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang ada

menjadi sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial, seni budaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. DESKRIPSI

Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “WARANGKA KERIS” yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang (tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.

Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.

3. KERIS

Merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para prajurit keraton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan. Keris ini memvisualisasikan bahwa Jogja TVadalah merupakan sebuah senjata yang cukup ampuh untuk menyemangati masyarakat Yogyakarta dalam membangun daerahnya, dan bangsa pada umumnya dalam segala bidang kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan era global, dimana Yogyakarta berperan sebagai pintu gerbang pariwisata,

penjaga tata nilai dan budaya, pelestari tradisi adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan memberi semangat yang besar bagi masyarakat Yogyakarta.

4. WARNA HIJAU

Memvisualisasikan kesuburan alam Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna hijau juga mencerminkan citra masyarakat Yogyakarta yang damai, aman, dan nyaman dilandasi dengan kultur budaya yang sarat dengan nilai-nilai dan norma peradaban yang madani.

5. WARNA KUNING

Memvisualisasikan bahwa Jogja TV mempunyai visi dan kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta. Dimana kraton sebagai kiblatnya.

6. TULISAN JOGJA TV

Merupakan perpaduan antara jenis font Scie Field dengan Swiss 721

BdRnd BT yang mengesankan seperti tulisan Jawa. Hal ini

memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini.

F. PROSENTASE FORMAT SIARAN

1. Keterangan Typology Progam Di Jogja Tv :

Movie 1% Series 1% Religious 1% Sport 4% Education 2% Children 7% Entertainment 26% Information 46% News 12%

2. Keterangan Progam Sources

Lokal 84%

Lokal Nasional 8%

3. Keterangan Programme Content

Local 83%

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. PERAN YANG TERLIBAT DALAM PROSES PRODUKSI 1. Produser

32

Produser di Jogja TV bertugas sebagai pemimpin Produksi Progam Acara dan ide serta konsep pengambilan gambar yang akan di Produksi. Produser bertugas membuat rundown acara dab anggaran biaya dalam bentuk Proposal Produksi.

Produser mengkoordinasi team pelaksana dan unit-unit produksi dan casting Talent. Selain itu Produser juga wajib mengatur perijinan produksi dengan pihak lain dan hunting lokasi bila produksi dilakukan di luar studio (outdoor) dan di luar kantor bersaa team produksi.

Produser di Jogja TV juga bisa merangkap menjadi Floor Director dalam sebuah produksi acara yang di naunginnya. Produser berkoordinasi dengan semua crew produksi seperti cameramen, audioman, talent

(presenter), penata rias, logistic peralatan, penata artistic, teknisi, dan

master control.

Seorang produser juga berkewajiban berkoordinasi dengan team Post Production atau pasca Produksi seperti editor gambar, narrator untuk voice over, dan melaporkan proses dan hasil produksi.

Produser bisa mempersiapkan Promo untuk acara yang di produksi dengan bekerja sama dengan Depatemen Promo untuk Progam Acara.

2. Co Produser

Produser adalah lokomotif dalam setiap proses Produksi sebuah Progam acara televise. Bagi seorang Produser harus meiliki daya kreatifitas dan keuletan yang tinggi dan mempunyai kepekaan terhadap

rasa seni. Peran produser dalam sebuah stasiun televise mempunyai pengaruh yang besar sebab seorang produser harus merancang sebuah produksi seperti menentukan tema, mengkoordinir team work antara lain :

artistik, cameramen, lighting, master control serta berkewajiban untuk

membuat naskah scenario, script, atau rundown. Selain mengkoordinir team work, produser harus dapat mengenal jenis kamera yang di gunakan serta mengerti untuk pengoperasikan kamera tersebut. Produser juga menyusun shoot list dan mengerti akan gambar yang baik, serta bisa menentukan jenis kamera yang sesuai dengan kebutuhan produksi dan bisa memberikan instrucsi kepada cameramen mengenai komposisi gambar dalam produksi, tentang apa saja yang akan diambil dan angle-angle yang sesuai.

Co (assistan) Produser memiliki job description sama dengan produser, karena assistan produser bertugas membantu produser dan memproduksi sebuah acara dan bisa menjadi wkil Produser dalam team work Departement produksi. Co produser ikut berfikir dalam penentuan tema produksi dan membantu Prodser dalam penyusunan naskah-naskah untuk produksi dalam tahap Pra Produksi seperti menyusun scenario, script, rundown, jadwal Produksi, membuat daftar peralatan, baik yang bersifat teknis maupun non teknis, lalu pengkoordinasiantem produksi yang meliputi semua crew Produksi, mulai dari cameramen, sound man atau audio man, lighting, talent atau presenter, editor, tat rias, pembantu umum, dan crew pendukung lainnya. Selain itu Co produser bertugas

membantu produser dalam melakukan hunting atau survey lokasi, casting talent atau presenter, pengkoordinasian narasumber apabila hendak mendatangkan narasumber untuk sebuah progam acara. Pada masa pra-produksi diadakan rapat seluruh team yang hendak bekerja dalam proses produksi, di rapat itu Produser juga membagi tugas dengan co produser untuk proses produksi selanjutnya.

Dalam tahap produksi atau execute, co produser membatu produser menghandle jalannya produksi. Dimulai dari briefing bagi semua team produksi dan sudah termasuk briefing bagi talent, baik presenter, narasumber dan home band. Produser berkoordinasi dengan pada saat setting perlatan yang meliputi setting posisi kamera, lalu setting property untuk obyek yang akan diambil, lighting, VTR, operator dan lain sebagainnya.

Karena Co Produser merupakan pembantu produser, maka dalam setiap tugas, hendaknya selalu di damping produser terkecuali jika produser berhalangan hadir. Dan hendaklah berusaha untuk menyamakan jalan pikiran dengan produser, namun ide kreatif boleh saja berbada asalkan tidak melenceng dari apa yang di instruksikan produser.

Produser dan co produser harus akrab dengan Progam Director (PD), yang selanjutnya akan member komando pada cameramen, hal ini mempermudah komunikasi pada saat pengambilan gambar, karena selain menggunakan script atau rundown, komunikasi juga sangat di perlukan.

Dengan lebih akrab dengan sesame crew, serta menghilangkan rasa ego yang tinggi, maka proses produksi akan berjalan nyaman. Dalam setiap Produksi, crew harus bisa memahami idealism pikiran rekan kerjannya, namun tetap berpegang pada standart dan aturan atau pakem produksi yang berlaku.

Pada saat Pasca-Produksi produser mengawasi atau mendampingi editor dalam melakukan editing, namun itu tidak wajib, asalkan rundown, skenario, atau script sudah jelas dan stock shot gambar sudah di serahkan semua ke editor, maka editor bisa bekerja sendiri, namun apabila produser tidak punya pekerjaan lainnya, ada baiknnya ikut di dalam ruangan editng bersama editor untuk melakukan tahap finishing.

3. Master Control

Pengalaman yang di peroleh dari pelaksanaan KKM dalam divisi MC Jogja TV adalah mengetahui proses produksi berita hingga progam acara dari live hingga record. Distudio untuk membantu penyiar dalam membaca naskah berita agar tidak kesulitan dalam membaca, maka penyiar atau presenter dibantu dengan menggunakan alat yang bernama teleprompter, alat ini terletak antara di depan kamera tetapi tidak terlihat dalam layar monitor, yang terlihat apabila seseorang berada di depan kamera sehingga penyiar seolah-olah tidak membaca naskah karena pandangan tertuju pada lensa kamera. Alat ini tercontrol di ruangan MC.

Divisi Master Control adalah dimana semua proses penayangan siaran berada di ruangan Master Control. Dimana aktifitas yang dilakukan seperti mengantur tayangan gambar, merundown tayangan selanjutnya, mengatur audio seerta memberikan karakter atau kerabat kerja pada sebuah progam acara siaran. Di dalam divisi ini terdapat job description antara lain : Sever (VTR), Character Generator (CG), Audio, Switcher.

Masing-masing dari tugasnya yaitu:

a. Server (VTR)

Bertugas memutar kaset sewaktu on air dan menyiapkan materi berita selanjutnya (sesuai rundown) dan petugas materi progam tayangan selanjutnya. Server sendiri menggunakan progam E-Clip : V2.7.1.14, yang mempunyai kelebihan yaitu pada saat materi tayangan sedang di siarkan, progam ini masih bisa di gunakan untuk mengedit materi tayangan lain. Kegunaan dari progam ini adalah untuk mengapture, menyimpan, dan menayangkan materi tayangan atau progam acara yang sesuai dengan rundown dari bagian traffic. Jenis gambar server hanya dapat menerima MPEG-2 (AVI) atau diatas mutu DVD. Dan jenis audio yang di gunakan adalah WAV. Di server juga menayangan progam berita dalam bentuk jadi yang telah di kirim dari divisi news.

Telewriter atau Character Generator bertugas memberikan sentuhan karakter pada tayang atau frame yang di tampilkan. Contoh, title presenter, live, logo, nama narasumber, nama band, running teks hingga kerabat kerja. Selain memberikan karakter, CG juga dapat mengedit dengan menggunakan sentuhan animasi sehingga terlihat lebih hidup dan elegan. Progam yang di gunakan CG adalah Inscriber / CG Extreme.

c. Audio

Audio bertugas mengatur keras atau pelannya suara yang di hasilkan pas atau belum agar mendapatkan hasil audio yang maksimal. Audio di Jogja TV sendiri masih menggunakan audio mixer secara manual.

d. Switcher

Dalam divisi ini, switcher bertugas memilih dan mengatur pengambilan gambar yang telah di tangkap kamera kemudian di record menggunakan progam Pinnaple Studio 9 yang di ambil dari progam CG. Untuk progam acara live prosesnya langsung di siarkan melalui Transmitter dan kemudian dialirkan ke pemancar Modulator. Switcher sendiri juga dapat menampilkan dua gambar dalam satu frame, ini menggunakan progam P in P (Gambar dalam Gambar) dan disini dapat menggunakan progam Cromakey yang berfungsi untuk memberikan sentuhan background dalam blue screen.

B. TAHAPAN PENAYANGAN ACARA LIVE

Acara siaran televise adalah hasil kerja kolektif sejumlah kerabat kerja yang terlibat di dalamnya, termasuk juga subyek / pemeran / pelakunya. Pada dasarnya setiap produksi siaran live memiliki tiga tahapan, dan dari hasil wawancara penulis dengan bidang Produksi dan Penyiaran di Jogja TV serta melakukan pengamatan secara langsung, untuk proses produksi acar siaran televise, jogja tv menerapkannya dengan cara sebagai berikut :

1. Tahapan Pra Produksi

Tahapan ini di mulai setelah dikeluarkannya surat perintah produksi oleh assistan manager. Disini produser sebagai penggagas / pemilik ide membuat outline / naskah yang kemudian di buat treatment / scenario / format. Langkah selanjutnya bersama Produser, membuat rundown dan lay out acara. Langkah terakhir dari proses materi isi siaran adalah membuat shooting script / camera card oleh Produser dan shooting script ini nantinya akan terus digunakan sebagai acuan crew dalam melaksanakan tugasnya hingga pasca produksi.

Setelah materi isi selesai, dengan di bawah pimpinan Produser beserta produser, maka dilaksanakanlah rapat pembahasan materi (bedah naskah) dengan seluruh crew yang terlibat. Selanjutnya peninjauan lokasi shooting dan hunting dilaksanakan, kegiatan ini masih dipipmpin oleh Produser dan Produser. Setelah kegiatan ini selesai, langkah selanjutnya adalah diadakan technical meeting yang hanya dipimpin oleh Produser

Tahap terakhir, sebelum dilaksanakan produksi ini adalah latihan / rehearseal oleh semua crew, khususnya para pemain / artis. Tahap ini biasanya dilakukan beberapa jam sebelum produksi.

2. Tahapan Produksi atau Penyajian

Jogja TV mempunyai dua ruangan studio, keduanya di gunakan untuk progam acara live with audience or not. Namun hanya ada satu ruangan master control. Dalam studio live Jogja TV masing-masing memiliki Camera Control Unit (CCU), Lighting control, dan tape audio. Semua studio terhubung dengan ruangan Master Control. Dimana MC disini berfungsi antara lain sebagai zync generator, Video Distributor Amplifier (VDA), Audio Distributor Amplifier (ADA), Time Base Conector

(TBC), Video Delay Line (PDL). Master Control juga berfungsi

mengirimkan gambar ke pemancar untuk di siarkan.

Untuk proses penyajian, di mulai dari pengambilan gamabar di studio atau di luar studio (pada siaran live, pengambilan gambar di lakukan multi kamera). Gambar-gambar (audio visual) tersebut akan terkirim ke switcher, namun sebelumnya akan melalui master control terlebih dahulu. Setelah di switching, gambar-gambar akan kembali ke master control untuk selanjutnya di kirim ke pemancar untuk di siarkan.

Bagan Proses Tayangan Siaraan yang di lakukan Master Control

Untuk sisipan-sisipan berupa jingle, spot iklan, dll. Semuanya tersebut dikirim oleh computer chargen atau VTR kepada switcher, tapi terlebih dulu melalui Master Control. VTR juga bertugas merekam keseluruhan acara tersebut.

Untuk acara live yang dilaksanakan di luar studio (outdoor), pengambilan gambar di lakukan dengan metode Electronic Field

Production (EFP), yaitu menggunakan OB-van. Prosesnya yaitu dari

masing-masing kamera melakukan pengambilan gambar dan masuk PST VTR MASTER CONTROL COMPUTER CHARGEN PEMANCAR NC STUDIO 2 CST

kedalam monitor unit di dalam OB-van lalu di-switching juga di dalam

Dalam dokumen LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA (Halaman 28-69)

Dokumen terkait