• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit adalah sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitasi). Keduanya dilakukan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan serta pencegahan.

Penelitian dilakukan di Sub bagian Endokrinologi, bagian Penyakit Dalam RSUP H.Adam Malik. Data diambil dari ruangan rekam medis yang terletak di lantai bawah rumah sakit ini setelah mendapat izin dari bagian Litbang. RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ±10Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

RSUP H. Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan penunjang non

medis, bioelektro medik, Penyuluh Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, pemulasaran jenazah).

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel penelitian adalah semua wanita penderita Diabetes Mellitus tipe II yang dirawat inap dan rawat jalan di Sub Bagian Endokrinologi Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tanggal 01 Januari 2009 sehingga 31 desember 2009. Semua data sampel diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien yang terdapat di Sub Bagian Endokrinologi Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik, Medan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

total sampling. Dengan metode ini terdapat sebanyak 197 orang wanita yang menderita Diabetes Mellitus Tipe II. Distribusi sampel pasien yang menderita Infeksi Saluran Kemih dan distribusi pasien yang dirawat inap dan dirawat jalan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Pasien Wanita Diabetes Mellitus Tipe II yang menderita ISK

Jenis Penyakit Frekuensi (orang) Persentase (%)

Non ISK 172 87.3

ISK 25 12.7

Total 197 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 diatas didapati bahwa dari sejumlah 197 pasien wanita yang menderita Diabetik Melitus Tipe II, terdapat sebanyak 25 orang (12,7%) yang menderita penyakit Infeksi Saluran Kemih dan sebanyak 172 orang (87,3) yang tidak menderita Infeksi Saluran Kemih .

Tabel 5.2 Distribusi Penderita Wanita Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Jenis Rawatan

Jenis Rawatan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Rawat Inap 22 11,2

Rawat Jalan 175 88,8

Total 197 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 diatas didapati bahwa dari sejumlah 197 pasien wanita yang menderita Diabetik Mellitus Tipe II, terdapat sebanyak 22 orang (11,2%) yang dirawat inap dan sebanyak 175 orang (88,8) yang rawat jalan.

5.2 Hasil Analisis Data

Setelah mendapat data pasien ISK sebanyak 25 orang daripada 197 orang penderita DM tipe II, telah dilakukan analisa diantara 25 pasien ISK tersebut.

Tabel 5.3 Analisis Data Pasien Wanita Diabetes Mellitus Tipe II yang Menderita ISK Mengikut Kelompok Umur

Kelompok Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

40-49 5 20,0

50-59 11 44,0

60-69 8 32,0

70-79 1 4,0

Total 25 100,0

Secara keseluruhan, rata-rata umur Pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih adalah 55,48 tahun. Pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang termuda menderita penyakit adalah berusia 40 tahun dan tertua adalah berusia 75 tahun. Dari tabel 5.3 didapat Pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang paling banyak dijumpai pada kelompok umur 50-59 tahun yaitu sebanyak 11 orang (44,0%), diikuti kelompok umur 60-69 tahun yaitu sebanyak 8 orang (32,0%), ketiga pada kelompok umur 40-49 tahun terdapat sebanyak 5 orang (20,0%), sedangkan pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang paling sedikit dijumpai adalah pada kelompok umur 70– 79 tahun yaitu sebanyak 1 orang (4,0%).

Tabel 5.4 Analisis Data Wanita Diabetes Melitus Tipe II yang Menderita ISK Berdasarkan Jenis Rawatan

Jenis Rawatan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Rawat Inap 3 12,0

Rawat Jalan 22 88,0

Total 25 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari sejumlah 25 sampel pasien wanita yang menderita penyakit infeksi saluran kemih, terdapat 3 orang (12,0%) yang dirawat inap dan sisanya adalah rawat jalan yaitu sebanyak 22 orang (88,0%).

Tabel 5.5 Analisis Data Wanita Diabetes Melitus Tipe II yang Menderita ISK Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga (IRT) 16 64,0

Pegawai Negeri 7 28,0

Wiraswata 1 4,0

Pensiunan 1 4,0

Total 25 100,0

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 25 sampel kebanyakan penderita DM dengan Infeksi Saluran Kemih bekerja sebagai Ibu rumah Tangga yaitu sebanyak 16 orang (64,0%). Penderita DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang kedua tinggi adalah pegawai negeri yaitu sebanyak 7 orang (28,0%). Sementara penderita DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang bekerja sebagai wiraswasta dan pensiunan meliputi jumlah yang terendah dari semua sampel yaitu masing-masing sebanyak satu orang (4,0%).

Tabel 5.6 Analisis Data Wanita Diabetes Melitus Tipe II yang Menderita ISK Berdasarkan Domisili

Domisili Frekuensi (orang) Persentase (%)

Aceh Tengah 2 8,0 Batang Serangan 1 4,0 Batu Bara 1 4,0 Deli Serdang 2 8,0 Kota Medan 8 32,0 Medan Selayang 1 4,0 Medan Sunggal 1 4,0 Medan Tuntunggan 2 8,0 Pancur Batu 2 8,0 Sibolga 1 4,0 Simalingkar 1 4,0 Tanggung Pura 1 4,0 Tanjung Morawa 1 4,0 Tiga Lingga 1 4,0 Total 25 100,0

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 25 sampel kebanyakan pasien wanita DM dengan infeksi saluran kemih berasal dari Kota Medan yaitu sebanyak 8 orang (32,0%). Pasien wanita DM dengan infeksi saluran kemih yang berasal dari Aceh Tengah, Deli Serdang, Medan Tuntunggan dan Pancur Batu adalah masing-masing 2 orang (8.0%). Sedangkan pasien wanita DM dengan infeksi saluran Kemih yang berasal dari Batang Serangan,Batu Bara, Medan Selayang, Medan Sungal, Sibolga, Simalingkar, Tanjung Pura, Tanjung Morawa dan Tiga Lingga adalah masing masing 1 orang yaitu (4.0%).

Tabel 5.7 Analisis Data Wanita Diabetes Melitus Tipe II yang Menderita ISK Berdasarkan Lamanya Menderita DM

Tempoh DM (Tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%)

1-5 18 72,0

6-10 5 20,0

11-15 0 0,0

16-20 2 8,0

Total 25 100,0

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 25 sampel, kebanyakan wanita mendapat ISK setelah 1-5 tahun menderita Diabetes Melitus. Sebanyak 5 orang yaitu (20,0%) mendapat ISK setelah 5-10 tahun menderita Diabetes Melitus. Sedangkan 2 orang yaitu (8.0%) mendapat ISK setelah 16-20 tahun menderita Diabetes Melitus.

5.3 Pembahasan

Diabetes mellitus atau pada bahasa awam dikenal dengan nama penyakit kencing manis adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana peningkatan kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl dan atau gula darah 2 jam setelah makan lebih dari 200 mg/dl karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. (WHO, 2009). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan berkembang biaknya mikroorganisme patogen didalam saluran kemih yang menyebabkan inflamasi. Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya.

Dari 197 wanita Diabetes Melitus tipe II didapati 25 orang yaitu (12,2%) menderita infeksi saluran kemih berbanding 172 orang yaitu (88,8%) yang tidak menderita infeksi saluran kemih. Hasil ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian oleh Geerling SE (2001) yang meneliti 589 orang wanita DM, didapatkan 148 wanita DM dengan bakteriuri asimtomatik (25%). Dari 148 penderita ini didapatkan 115 orang (20%) menjadi bakteriuria simtomatik setelah pemantauan selama 18 bulan. Bakteri simtomatik ini terdiri dari 111 penderita ISK bawah (19%), 3 penderita ISK atas (0,5%) dan 1 penderita dengan bakterimia.16. Pada penelitian oleh Made Ariwijaya, Ketut Suwitra (2007) Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar didapatkan dalam 100 orang pasien, 11 penderita dengan bakteriuria simtomatik (30,6%) dan 25 penderita dengan bakteriuria asimtomatik (69,4%). Didapatkan ISK atas sebanyak 9 penderita (25%), dan ISK bawah sebanyak 27 penderita (75%).

Dalam penelitian ini didapati 3 dari 22 orang (13,6%) pasien DM yang dirawat inap mendapat ISK berbanding dengan 22 dari 175 orang (12,6%) pasien DM yang dirawat jalan. Ini mungkin karena pasien yang dirawat inap tidak menjaga hygiene saluran kemih sendiri sehingga menyebabkan ISK.

Selain itu rata-rata umur pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih adalah 55,48 tahun. Pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang termuda menderita penyakit adalah berusia 40 tahun dan tertua adalah berusia 75 tahun. Kelompok umur yang paling banyak dijumpai ISK adalah 50-59 tahun yaitu sebanyak 11

orang (44,0%), diikuti kelompok umur 60-69 tahun yaitu sebanyak 8 orang (32,0%), ketiga pada kelompok umur 40-49 tahun terdapat sebanyak 5 orang (20,0%), sedangkan pasien DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang paling sedikit dijumpai adalah pada kelompok umur 70– 79 tahun yaitu sebanyak 1 orang (4,0%). Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Made Ariwijaya, Ketut Suwitra (2007) Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar didapati kejadian ISK pada pasien DM lebih banyak didapatkan pada umur < 50 tahun dibandingkan dengan umur > 50 tahun (61,1% vs 38,9%). Hasil yang sama didapatkan pada penelitian Geerling SE (2001), yaitu umur rata rata penderita DM dengan ISK 40,3 ± 13,5 tahun. Perbedaan ini tidak begitu terlihat dan mungkin disebabkan oleh rentang umur pasien yang berbeda pada kedua-dua penelitian tersebut.

Diketahui bahwa dari 25 sampel kebanyakan penderita DM dengan infeksi saluran kemih bekerja sebagai Ibu rumah Tangga yaitu sebanyak 16 orang (64,0%). Penderita DM dengan infeksi saluran kemih yang kedua tinggi adalah pegawai negeri yaitu sebanyak 7 orang (28,0%). Sementara penderita DM dengan Infeksi Saluran Kemih yang bekerja sebagai wiraswasta dan pensiunan meliputi jumlah yang terendah dari semua sampel yaitu masing-masing sebanyak satu orang (4,0%). Ini mungkin karena mereka kurang berhubungan kepada dunia luar dan kurang mendapat penerangan yang membantu masyarakat dalam menghindari infeksi saluran kemih.

Tambahan juga, dari 25 sampel kebanyakan pasien wanita DM dengan infeksi saluran kemih berasal dari Kota Medan yaitu sebanyak 8 orang (32,0%). Pasien wanita DM dengan infeksi saluran kemih yang berasal dari Aceh Tengah, Deli Serdang, Medan Tuntunggan dan Pancur Batu adalah masing-masing 2 orang (8.0%). Sedangkan pasien wanita DM dengan infeksi saluran Kemih yang berasal dari Batang Serangan, Batu Bara, Medan Selayang, Medan Sungal, Sibolga, Simalingkar, Tanjung Pura, Tanjung Morawa dan Tiga Lingga adalah masing masing 1 orang yaitu (4.0%). Ini menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di Kota Medan mempunyai kesempatan dan kemudahan untuk datang berobat ke RSHAM dibandingkan masyarakat yang tinggal di daerah lain. Kehidupan yang

begitu sibuk mungkin menyebabkan mereka kurang memperhatikan hygiene saluran kemih mereka.

Dari penelitian ini dapat juga diketahui bahwa dari 25 sampel, kebanyakan wanita mendapat ISK setelah 1-5 tahun menderita Diabetes Mellitus. Sebanyak 5 orang yaitu (20,0%) mendapat ISK setelah 5-10 tahun menderita Diabetes Mellitus. Manakala 2 orang yaitu (8.0%) mendapat ISK setelah 16-20 tahun menderita Diabetes Mellitus. Pada penelitian oleh Made Ariwijaya, Ketut Suwitra (2007) Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar didapatkan bahwa dari 36 orang penderita ISK, 27 orang yaitu (75%) menderita ISK setelah menderita DM selama lebih dari lima tahun. Hasil ini berbeda karena mungkin disebabkan oleh jangka waktu penelitian saya yang kurang panjang. Selain itu, besar sampel pada penelitian sebelumnya lebih banyak berbanding dengan penelitian ini.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Prevalensi pasien wanita Diabetes Melitus Tipe II yang menderita ISK yang dirawat inap dan rawat jalan di sub bagian Endokrinologi Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik, Medan adalah sebanyak 25 orang, (12,7%).

2. Dari 25 orang yang menderita ISK terdapat 3 orang, (12,0%) yang dirawat inap dan 22 orang, (88,0%) yang dirawat jalan.

3. Kebanyakan wanita Diabetes Melitus Tipe II yang Menderita ISK adalah dari kelompok umur 50-59 yaitu sebanyak 11 orang, (44,0%). 4. Dari sudut padangan lain, dilihat bahwa kebanyakan penderita ISK

bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 16 orang, (64,0%). 5. Antara 25 orang yang menderita ISK terdapat 8 orang, (32,0%)

berasal dari Kota Medan.

6. Kebanyakan wanita mendapat ISK setelah 1-5 tahun menderita Diabetes Mellitus yaitu sebanyak 18 orang, (72,0%).

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Kepada Bagian Rekam Medis RSUP Hj.Adam Malik diharapkan dapat menyimpan informasi pasien yaitu rekam medis dengan lebih tersusun

dan teratur bagi memudahkan para peneliti untuk meneliti pada masa akan datang.

2. Kepada Bagian Endokrinologi diharapkan agar semua pasien Diabetes Melitus yang disuspek ISK dapat dilakukan kultur urin untuk memastikan bahwa pasien tersebut memang menderita ISK dan tidak diberikan obat antibiotik sebelum dilakukan kultur karena mungkin bakteri tersebut telah dibunuh sebelum dilakukan kultur.

DAFTAR PUSTAKA

ADA( American Diabetes Association ), 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Available from: http://care.diabetesjournals.org/content/ 31/Supplement_1/S55.full [Accesed on 22 April 2010]

Alwi Shahab, 2008. Diagnosis dan penatalaksanaan DM (disarikan dari Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia : Perkeni 2006).

Available from: http://dokter-alwi.com/diabetes.html [Accesed on 22 April 2010]

Andriole V.T., 1989. Lyme disease and other sperochetal disease, Rev Infect Dis, 1433.

Boyko EJ, Fihn SD, Scholes D, Abraham L, Monsey B, 2005. Risk of urinary tract infection and asymtomatic bacteriuria among diabetic and nondibetic postmenopausal women. Am J Epidemol, 161:557-564.

Boyko EJ, Fihn SD, Scholes D, Chen CL, Normand EH, Yarbro P, 2002. Diabetic and the risk of acute urinary tract infection among postmenopausal women. Diabetes Care, 25(10): 1778-1783.

Britigan BE et al, 1985. Gonococal infection: A model molecular pathogenesis, N Engl J. Med, 312 :1682.

David E.Schteingart, 2006. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. In: Sylvia A.Price, Lorraine M. Wilson, ed. Patofisiologi: Konsep Klinis Dan Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1259-1272.

Dian Rahma Dewi, 2009. Infeksi saluran kemih, Laboratorium Pramita. Available from:http://pramita.co.id/index.php/component/content/article/19-bulletin/33 -urinary-tract-infection [Accesed on 22 April 2010]

Drdjebrut's Blog, 2009. Pengambilan bahan urin dan urinalisa secara umum

Available from: http://drdjebrut.wordpress.com/tag/urinalisis/ [Accesed on 22 April 2010]

Enday Sukandar, 2007. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. In: Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta, Indonesia: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI, 553-557.

Geerling SE, Stolk RP, Camps MJ, Netten PM, Collet TJ, Hoepelman AI, et al, 2001. Consequences of asymtomatic bacteriuria in women with diabetes mellitus. Arch Intern Med, 161:1421-7.

Harding GK, Zhanel GG, Nicolle LE, Cheang M, 2002. Antimicrobial Treatment in diabetic women with asymtomatic bacteriuria. N Engl J Med, 347:1576-1583.

Health Study Club, 2008. Lab Finding In Renal Disorder. Available from: http://catetandokter.blogspot.com/ [Accesed on 22 April 2010]

Hook EW III, Holmes KK, 1985. Gonococal infection, An Intern Med, 102; 229.

Hooton TM, 2003. Urinary tract infection in adult. In: Johnson RJ, Feehally J, ed.

Jawetz E et al, 1991. Medical MIcrobiology, 19th ed, Appleton and Lange, Norwalk, Connecticut/San Mateo California.

Jawetz. E, Melnick & Adelberg, 1996. Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20 EGC Jakarta.

Joshi N, Caputo GM, Weitekamp MR, Karchmer AW, 1999. Infection in patients with diabetes mellitus. N Engl J Med, 16:1906-1912.

Konsensus Diabetes Melitus, 2006. Available from: www.scribd.com /.../ Konsensus- Pengelolaaln- dan- Pencegahan- Diabets Melitus-Tipe-2-di-Indonesia -2006[Accesed on 22 April 2010]

Labcorp, 2006. Seberapa Akurat Apakah Tes Urin Untuk ISK. Available from:http://www.scumdoctor.com/Indonesian/senior-care/checkup/urinetest/ How-Accurate-Are-Urine-Tests-For-Uti.html

Notoadmojo,S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 68-140.

[Accesed on 22 April 2010]

Made Ariwijaya, Ketut Suwitra, 2007. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar. Prevalance, Characteristic and Related Factors With Urinary Tract Infection In Hospitalized Diabetes Mellitus Patient. J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2

Neal DE, 1999. Host defense mechanisms in urinary tract infection. In: Carson CC., ed. The urologic clinics of North America: infection in urology. New York: WB Saunders Company, 677-683.

Nicolle LE, Friesen D, Harding GKM, Roos L, 1996. Hospitalization for acute pyelonephritis in Manitoba, Canada, During Periode 1989-1992: impact of diabetes, pregnancy, and aborigin origin. Clin Infect Dis, 22:105-106.

Rubin NE, Cotran RS, Rubin RH, 2005. Urinary tract infections, pyelonephritis, and reflux nephropathy. In: Brenner BM, ed. Brenner & Rector’s the kidney. 7th edition. Philadelphia: WB Saunders, 1513-1556.

Schaeffer AJ, 2002. Urinary tract infection. In: Gillenater JY, Grayhack JT, Howard SS, Mitchell ME, ed. Adult and pediatric urology. 4th ed. New York: Linppincot Williams & Wilkins, 212-264.

Selamet Suyono, Reno Gustaviani, Sidartawan Soegondo, 2007. Diabetes Melitus di Indonesia, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus, Farmakoterapi pada Pengendalian DM tipe II, In: Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta, Indonesia: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI, 1852-1863.

StammWE, 2005. Urinary tract infection and pyelonephritis. In: Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson LJ, Fauci AS, ed. Harrison’s principles of internal medicine.16th ed. New York: Mc Graw-Hill, 1715-1721.

WHO, 2009. Diabetes. Available from: http://www.who.int/topics/diabetes_ mellitus /en/ [Accesed on 22 April 2010]

Lampiran Statistics jenispenyakit N Valid 197 Missing 0 Mean .13 Std. Error of Mean .024 Median .00 Mode 0 Std. Deviation .334 Variance .111 Minimum 0 Maximum 1 jenispenyakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Non ISK 172 87.3 87.3 87.3

ISK 25 12.7 12.7 100.0

Total 197 100.0 100.0

Statistics

rawat inap/rawat jalan

N Valid 197

rawat inap/rawat jalan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rawat inap 22 11.2 11.2 11.2

rawat jalan 175 88.8 88.8 100.0 Total 197 100.0 100.0 Statistics kelompokumur N Valid 197 Missing 0 Mean 3.13 Std. Error of Mean .072 Median 3.00 Mode 3 Std. Deviation 1.007 Variance 1.013 Minimum 1 Maximum 5 kelompokumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 31-40 11 5.6 5.6 5.6 41-50 40 20.3 20.3 25.9 51-60 73 37.1 37.1 62.9 61-70 58 29.4 29.4 92.4 >70 15 7.6 7.6 100.0 Total 197 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kelompokumur * jenispenyakit

197 100.0% 0 .0% 197 100.0%

kelompokumur * jenispenyakit Crosstabulation

Count

jenispenyakit

Total Non ISK ISK

kelompokumur 31-40 10 1 11 41-50 35 5 40 51-60 59 14 73 61-70 54 4 58 >70 14 1 15 Total 172 25 197 kelompok.umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 40-49 5 20.0 20.0 20.0

50-59 11 44.0 44.0 64.0

60-69 8 32.0 32.0 96.0

70-79 1 4.0 4.0 100.0

Statistics Umur N Valid 25 Missing 0 Mean 55.48 Std. Error of Mean 1.615 Median 56.00 Mode 60 Std. Deviation 8.073 Variance 65.177 Minimum 40 Maximum 75 Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 40 1 4.0 4.0 4.0 43 1 4.0 4.0 8.0 44 1 4.0 4.0 12.0 46 1 4.0 4.0 16.0 49 1 4.0 4.0 20.0 50 1 4.0 4.0 24.0 51 2 8.0 8.0 32.0 52 1 4.0 4.0 36.0 53 2 8.0 8.0 44.0 55 1 4.0 4.0 48.0 56 2 8.0 8.0 56.0 57 1 4.0 4.0 60.0 59 1 4.0 4.0 64.0 60 4 16.0 16.0 80.0 62 2 8.0 8.0 88.0

65 1 4.0 4.0 92.0 68 1 4.0 4.0 96.0 75 1 4.0 4.0 100.0 Total 25 100.0 100.0 Statistics Rawat N Valid 25 Missing 0 Rawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rawat inap 3 12.0 12.0 12.0

rawat jalan 22 88.0 88.0 100.0 Total 25 100.0 100.0 Statistics Pekerjaan N Valid 25 Missing 0 Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 16 64.0 64.0 64.0

Pegawai Negeri 7 28.0 28.0 92.0

Wiraswasta 1 4.0 4.0 96.0

pensiunan 1 4.0 4.0 100.0

Statistics

Domisili

N Valid 25

Missing 0

Domisili

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Aceh Tengah 2 8.0 8.0 8.0

Batang Senangan 1 4.0 4.0 12.0 Batu Bara 1 4.0 4.0 16.0 Deli Serdang 2 8.0 8.0 24.0 Kota Medan 8 32.0 32.0 56.0 Medan Selayang 1 4.0 4.0 60.0 Medan Sunggal 1 4.0 4.0 64.0 Medan Tuntunggan 2 8.0 8.0 72.0 Pancur Batu 2 8.0 8.0 80.0 Sibolga 1 4.0 4.0 84.0 Simalingkar 1 4.0 4.0 88.0 Tanggung Pura 1 4.0 4.0 92.0 Tanjung Morawa 1 4.0 4.0 96.0 Tiga Lingga 1 4.0 4.0 100.0 Total 25 100.0 100.0

Statistics ktempohDM N Valid 25 Missing 0 Mean 1.44 Std. Error of Mean .174 Median 1.00 Mode 1 Std. Deviation .870 Variance .757 Minimum 1 Maximum 4 ktempohDM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1-5 18 72.0 72.0 72.0 5-10 5 20.0 20.0 92.0 16-20 2 8.0 8.0 100.0 Total 25 100.0 100.0

Dokumen terkait