• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Berdiri Lembaga

Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (Yakmi) merupakan sebuah lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial yang berdiri pada tahun 1997. Yakmi didirikan berdasarkan ide dan prakarsa murni dari pada pekerja sosial profesional sehingga pelayanan lembaga berorientasi pada metodologi profesi pekerja sosial.

Pada tahun 2000, Yakmi telah terdaftar secara hukum dengan akte notaries No.78 / tanggal 28 mei 2000 dan terdaftar pada kantor Dinas Sosial Sumatera Utara No.467.6/17 tanggal 11 januari 2001. Awalya Yakmi memulai kegiatan yang secara khusus memusatkan perhatian pada pembinaan, pemberdayaan dan perlindungan terhadap anak jalanan melalui model rumah singgah. Selama melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak, terutama anak jalanan, Yakmi mengmati bahwa dalam menangani permasalahan yang biasanya dialami anak, khususnya anak jalanan itu adalah permasalahan yang sulit untuk dituntaskan dan perlu melibatkan masyarakat luas untuk memahami permasalahan anak jalanan.

Sejak berdirinya tahun 1997, Lembaga Yakmi telah menjalankan program, diantaranya : 1. Program pembinaan anak jalanan

2. Program urban street children empowerment and support

3. Program pembinaan anak jalanan (beasiswa dan keterampilan)

4. Pendidikan luar sekolah (PLS) dan Life Skill

5. Program food security and nutrition in Medan Deli dan Medan Labuhan

6. Emergency respons in Aceh Tamiang

7. Child led inisiative for improving nutrition and hygiene practices in primary school (SHN)

8. Program urban street children empowerment and support

9. Save water system

10. Pembentukan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3)

4.2 Struktur Kepengurusan Lembaga

4.3 Keterangan Uraian Kerja

Program Manajer :

1. Bertanggung jawab dalam setiap kegiatan program

2. Mengkoordinir dan memonitor staf dan koordinator dalam pelaksanaan kegiatan 3. Membuat draft dan rencana kerja bersama dengan coordinator dan staff

4. Menghadiri pertemuan yang diadakan lembaga

5. Mengadakan pertemuan bulanan dengan semua staff setiap bulan 6. Membuat kebijakan secara partisipasi dan berkoordinasi dengan atasan 7. Membuat laporan dan evaluasi kegiatan 1x3 bulan ke lembaga

8. Motivator dan membantu pendamping bila mengalami hambata dalam pelaksanaan di lapangan

9. Membuat dan mengajukan program yang inovatif ke lembaga 10.Menerima laporan pelaksanaan kegiatan dari setiap koordinator

Ester Hutabarat, A.KS Direktur

Bob Marthias S.St Sekretaris

Tina Estheria, Amd Bendahara

11.Mengadakan koordinasi program untuk tingkat kelurahan dan kecamatan 12.Melakukan evaluasi dan pengadaan staff.

Koordinator :

1. Mengkoordinir staff dalam melaksanakan kegiatan pendamping di lapangan 2. Membuat draft dan rencana kerja bersama staff

3. Bertanggung jawab dalam setiap kegiatan yang dilakukan staff

4. Membuat laporan kegiatan setiap satu kali sebulan yang diserahkan kepada program manager

5. Berkoordinasi dengan program manager stiap kegiatan pengembangan kegiatan yang dilakukan

6. Membuat staff mengkoordinir kegiatan

7. Memimpin pertemuan koordinasi denga staff secara berkala 8. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait

9. Mengkoordinir pengiriman atau pembuat laporan 10.Membuat rencana kerja (activity) selama sebulan.

Staff :

1. Membuat rincian dan jadwal pelaksanaan kegiatan selama setiap bulan dan menyerahkan kepada koordinator

2. Memobilisasi masyarakat pada setiap kegiatan 3. Memfasilitasi pertemuan dengan dampingan

4. Bersama-sama dengan koordinator merancang metode perencanaan kegiatan 5. Melakukan home visit terhadap dampingan yang memerlukan perhatian khusus.

Keuangan dan kasir :

1. Membuat rencana anggaran serta rencana penggunaannya untuk menunjang kelancaran lembaga

2. Menyelenggarakan dan mengkoordinir kegiatan pembukuan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku

3. Menyusun dan merumuskan anggaran pembiayaan kesekretariatan, personalia, program kgiatan lainnya

4. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran 5. Membuat laporan secara berkala

Administrasi :

1. Melakukan pengaturan, pengelolaan surat menyurat meliputi pemprosesan surat masuk dan surat keluar, penyusunan konsep surat keluar, pengetikan dan pengadaan surat, pengaturan dan administrasi arsip dan pengaturan distribusi surat

2. Melakukan pengumpulan, pencatatan, penyusunan dan pemeliharaan dokumen lembaga, bahan yang berkenaan dengan tata internal dan eksternal lembaga 3. Mengatur penyelenggaraan pendistribusian dokumen dan informasi yang perlu

disampaikan kepada seluruh anggota 4. Mengatur pengelolaan perpustakaan Yakmi

5. Melakukan koordinasi dengan badan pelaksanaan lainnya untuk meningkatkan pengelolaan kesekretariatan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan

6. Membantu badan pengurus dan direktur eksekutif dalam melakukan aktifitas kesekretariatan dalam rangka pelaksanaan program kegiatan

7. Menyusun dan merumuskan segala kebutuhan rutin kesekretariatan Yakmi.

4.4 Visi dan Misi Lembaga Yakmi

Visi dari lembaga Yakmi adalah :

“Membangun masyarakat secara khusus perempuan dan anak yang berkualitas serta berpandangan kedepan menuju kemandirian”

Misi dari lembaga Yakmi adalah :

1. Membantu memperbaiki kualitas kesejahteraan perempuan, anak dan keluarganya

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu dengan berbagai program

pemberdayaan.

Beberapa program yang dilakukan dalam pendampingan, pembinaan dan pemberdayaan anak jalanan seperti :

a) Penyelenggaraan taman bacaaan di 3 tempat terletak di komunitas Setia Luhur, Komunitas PALMA, sanggar anak.

b) Meningkatkan pendidikan anak melalui tutorial belajar, pemberian beasiswa, membantu anak untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan alternative.

c) Mempersiapkan kemandirian anak melalui program kewirausahaan dan program life skill.

d) Advokasi hak-hak anak (akses kesehatan, pendampingan anak jalanan korban kekerasan, fasilitas belajar anak, dll)

e) Pendampingan terhadap orang tua anak jalanan dengan membentuk kelompok simpan pinjam di komunitas PALMA.

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan sekaligus analisis data yang dikumpulkan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner maupun hasil wawancara di lapangan yang disusun dalam bentuk tabel. Mengalisa data tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk mengelompokkan data atau mengkhususkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data sesuai jawaban responden.

Dalam penelitian ini penulis membagi pembahasan data dalam dua sub bab, yaitu :

1. Analisis Karakteristik Responden 2. Analisis Jawaban Responden

5.I Karakteristik Responden

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuesi % 1 2 3 6-10 11-14 15-18 2 14 14 6,6 46,7 46,7 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa peserta PKSA yang berusia 11- 14 tahun dan usia 15-18 memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 14 orang, selanjutnya pada usia 6-10 tahun memiliki jumlah sebanyak 2 orang.

Dapat dilihat bahwa para responden dimayoritasi oleh kelompok umur 11-18 tahun yaitu kelompok usia yang sangat rentan. Mereka yang menjadi responden juga orang orang yang ingin hidup bebas tanpa ada tekanan dan peraturan dari orang tuanya.

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1 2 Laki-laki Perempuan 20 10 66,6 33,4 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta PKSA di Pinggiran Rel Kereta Api Gaperta didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 20 orang, sedangkan perempuan sebanyak 10 orang. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak laki lebih mudah terjerumus dengan kehidupan di jalanan.

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi % 1 2 Protestan Katolik 29 1 96,6 3,4 Jumlah 30 100

Agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Berdasarkan tabel 3 tersebut menunjukkan peserta PKSA yang memeluk agama protestan berjumlah 29 orang dan peserta PKSA yang memeluk katolik berjumlah 1 orang. Hal ini menggambarkan masyarakat di Pinggiran Rel Kereta Api sebagian besar memeluk agama protestan.

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Frekuensi %

1 2 Batak Nias 29 1 96,6 3,4 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Suku bangsa adalah suatu golonga mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarka yang dianggap sama. Bangsa Indonesia terbagi atas ratusan suku bangsa, yang masing- masing memiliki adat dan tradisi berbeda. Mereka mempunyai bahasa daerah yang berlainan, dengan ratusan dialek dan logat bahasa. Jika dikelompokkan diperkirakn terdapat 200-250 bahasa daerah.

Dari daftar sementara suku bangsa di Indonesia yang dikumpulkan, diperkirakan terdapat sekitar 360 kelompok suku bangsa. Dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa suku Batak merupakan suku yang paling dominan di Pinggiran Rel Kereta Api Gaperta, dengan peserta PKSA sebanyak 29 orang dari total keseluruhan peserta. Sedangkan peserta PKSA dari suku Nias berjumlah 1 orang.

5.2 Jawaban Responden

5.2.1 Berdasarkan Persepsi Responden

Tabel 5

Distribusi Jawaban Apakah Responden Mengetahui Tujuan Program PKSA

No Jawaban Frekuensi % 1 2 Tahu Kurang Tahu 22 8 73,3 26,7 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Tujuan Program Kesejahteraan Sosial Anak adalah terwujudnya pemenuhan kebutuhan dasar anak dan perlindungan terhadap anak dari keterlantaran, kekerasaan, eksploitasi, dan diskriminasi sehingga tumbuh kembang kelangsungan hidup dan partisipasi anak dapat terwujud. Berdasarkan data tersebut menunjukkan responden yang mengetahui tujuan program PKSA sebanyak 22 orang responden (73,3 %) dan yang kurang mengetahui tujuan program PKSA sebanyak 8 orang responden (26,7%). Mereka

yang mengetahui tujuan program PKSA adalah mereka yang terlibat aktif dalam sosialisasi dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Distribusi Jawaban Adanya Pendamping (Sakti Peksos) yang Menginformasikan PKSA

Sakti Peksos merupakan pekerja sosial professional yang telah memenuhi syarat kompetensi untuk melakukan pendampingan, yang direkrut dan bekerja untuk LKSA. Dari data kuesioner yang dibagikan, seluruh peserta PKSA mengetahui informasi tentang program PKSA dari pendamping (Sakti Peksos) melalui Lembaga Yakmi selaku lembaga yang dipercaya oleh Kementerian Sosial RI untuk menyelenggarakan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Salah satu respoden, Yosafat Sipahutar mengatakan” saya tahu adanya petugas Sakti Peksos yang memberikan informasi tentang PKSA, yaitu ka Rusmawati Nainggolan. Karena petugas ini sering melakukan kunjungan di tempat kami bekerja di jalanan dan memberikan penjelasan tentang PKSA”.

Tabel 6

Distribusi Jawaban Apakah Responden Paham dengan Informasi yang Diberikan

No Jawaban Frekuensi % 1 2 Paham Kurang Paham 25 5 83,3 16,7 Jumlah 30 100

Informasi yang diberikan adalah memperkenalkan kehadiran program PKSA . Program ini menegaskan komitmen Kementerian Sosial untuk merespon tantangan dan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan sosial anak yang berbasis hak. Berdasarkan tabel 6 tersebut dapat dilihat responden yang paham terhadap informasi yang diberikan Sakti Peksos sebanyak 25 orang responden (83,3 %) sedangkan responden yang kurang paham terhadap informasi yang diberikan Sakti Peksos sebanyak 5 orang (16,7 %). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden paham terhadap informasi yang disampaikan oleh pendamping. Mereka para responden yang memahami dan mengerti tentang informasi yang diberikan adalah mereka yang tertarik terhadap kehadiran program tersebut yang sebelumnya belum pernah ada. Sehingga mereka ingin mengetahui PKSA itu sendiri dan seperti apa pelaksanaanya.

Tabel 7

Distribusi Jawaban Responden tentang Pendanaan PKSA

No Jawaban Frekuensi % 1. 2. Tahu Kurang Tahu 21 9 70 30 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Dana dalam hal ini adalah beasiswa yang diberikan oleh Lembaga Yakmi terhadapa para anak jalanan sebanyak Rp 1.500.000 per orang, dana ini digunakan memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti membeli baju sekolah, buku dan keperluan keperluan sekolah lainnya. Dari tabel 7 tersebut dapat dilihat, mayoritas responden

mengetahui tentang pendanaan program PKSA, dimana responden mengetahui jumlah dana yang akan diterima, begitu juga bagaimana tahap-tahap dalam melakukan proses pencairan dana.

5.2.2 Berdasarkan Sikap Responden

Tabel 8

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penilaian Pelaksanaan PKSA

No Jawaban Frekuensi % 1 2 Baik Kurang Baik 27 3 90 10 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Dari tabel 8 diatas menunjukkan sebanyak 27 orang (90%) responden menilai pelaksanaan PKSA berjalana baik dan sebanyak 3 orang (10%) responden menilai pelaksanaan PKSA berjalan kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa pelaksanaan program PKSA berjalan dengan baik. Melalui program PKSA ini waktu responden di jalanan semakin berkurang karena adanya keterampilan-keterampilan oleh Yakmi, seperti bermain bola, belajar kesenian (maen zimbe) dan lain-lain. Menurut salah satu responden yang menyatakan pelaksanaan PKSA kurang baik Rio Sihite mengatakan “ waktu yang digunakan untuk kegiatan- kegiatan PKSA maunya ditambahi , karena pelaksanaan kegiatan hanya 3 x dalam

seminggu, itu pun kadang tidak berjalan, karena kadang pendamping ga bisa hadir dalam kegiatan”.

Tabel 9

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kehadiran Sakti Peksos Melakukan Proses Pendampingan dalam Membantu Memahami PKSA

No Jawaban Frekuensi % 1 2 Sering Kadang-kadang 25 5 83,3 16,7 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan 25 responden menyatakan Sakti Peksos sering melakukan proses pendampingan dalam membantu memahami program PKSA. Selanjutnya, 5 orang responden menyatakan Sakti Peksos kadang-kadang melakukan proses pendampingan dalam membantu memahami program PKSA. Menurut salah satu responden Paisal, mengatakan “ Pendamping sering melakukan kunjungan ke tempat saya mangkal di simpang Helvetia, untuk melihat perkembangan aktivitas saya di jalanan”.

Tabel 10

Distribusi Jawaban Mengenai Ketepatan Waktu Yakmi dalam Pencairan Dana PKSA

No Jawaban Frekuensi %

1 2

Tepat Waktu Tidak tepat waktu

23 7

76,6 23,4

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 10 tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 23 (76,3) responden menyatakan Yakmi tepat waktu dalam pencairan dana PKSA. Sementara, jumlah responden yang menyatakan Yakmi tidak tepat waktu dalam pencairan dana PKSA sebanyak 7 orang (23,4) responden.

Tabel 11

Distribusi Jawaban Responden Apakah Dana yang Diberikan sudah Memadai

No Jawaban Frekuensi % 1 2 Memadai Kurang Memadai 24 6 80 20 Jumlah 30 100

Dari tabel 11 dapat disimpulkan bahwa dana yang diberikan Yakmi sudah memadai. Sebanyak 24 orang responden menyatakan menyatakan dana yang diberikan sudah memadai. Sementara itu, sebanyak 6 orang responden menyatakan dana yang diberikan kurang memadai. Dari wawancara dengan salah seorang responden yaitu Shania Silaban mengatakan “ memang jumlah dana yang diberikan sudah memadai dan kami sangat bersyukur untuk itu, tapi mauya ditambahi lagi supaya lebih banyak kebutuhan-kebutuhan dasar yang bisa kami penuhi.

Distribusi Jawaban Responden Apakah Yakmi Mempersulit dalam Proses Pencairan Dana PKSA

Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa Lembaga Yakmi tidak mempersulit respoden dalam pencairan Dana responden. Yakmi merespon dengan baik segala kebutuhan-kebutuhan dasar yang diajukan responden dengan melakukan pencairan dana yang telah ditentukan.

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kelanjutan PKSA

Dari data kuesioner yang dibagikan, seluruh responden menyatakan setuju terhadap kelanjutan program PKSA. Menurut responden pelaksanaan program PKSA yang dilaksanakan Yakmi berjalan baik dan manfaatnya yang dirasakan oleh responden. Salah seorang responden Rinto Situmeang berkata : “saya sangat terbantu dengan adanya PKSA, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan membantu kami untuk

mengurangi kegiatan di jalanan, begitu juga dana yang diberikan ,membantu kami untuk membeli perlengkapan sekolah, seperti baju, tas, buku”.

5.2.3 Berdasarkan Partisipasi Responden

Tabel 12

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sosialisasi PKSA

No Jawaban Frekuensi % 1 2 Sering Jarang 22 8 73,3 26,7 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Sebelum program PKSA dilaksanakan di pinggiran rel kereta api Gaperta, Lembaga YAKMI yang telah dipercaya pemerintah melakukan sosialisasi di rumah warga yang sudah ditentukan sebelumnya. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari program PKSA, seperti apa kegiatan-kegiatan dilaksanakan, dan tujuan dilaksanakannya PKSA itu sendiri.

Dari tabel 12 dapat disimpulkan bahwa sosialisasi program PKSA yang dilaksanakan Yakmi di pinggiran rel kereta api Gaperta sering dilakukan. Sebanyak 22 responden menyatakan sering dilakukan, dan sebanyak 8 responden menyatakan Yakmi jarang melakukan sosialisasi di pinggiran rel kereta Gaperta.

Tabel 13

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kegiatan-Kegiatan yang Dilaksanakan oleh Yakmi No Jawaban Frekuensi % 1 2 Sering Jarang 25 5 83,3 16,7 Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer 2014

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan yang bertujuan untuk untuk mengembangkan potensi diri dan kratifitas anak. Anak akan diberikan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat/potensi anak. Kegiatan-kegiatan antara lain itu terdiri dari bermain bola, bermain zimbe, menari dan lain-lain.

Dari tabel 13 diatas dapat diketahui bahwa 25 responden sering melakukan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yakmi. Sedangkan yang jarang melakukan kegiatan-kegiatan Yakmi sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan responden cenderung aktif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yakmi.

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kegiatan-Kegiatan yang Dilaksanakan oleh Yakmi

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan oleh peneliti, menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yakmi bagus.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yakmi itu baik, guna memberi keterampilan kepada peserta PKSA. Salah satu peserta bernama Julianus Simatupang berkata : “ kegiatan yang diberikan Yakmi itu bagus dan sangat bermanfaat , tapi maunya jenis kegiatan yang diberikan ditambahi lagi agar peserta lebih banyak pilihan terhadap keterampilan-keterampilan tersebut”.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa anak jalanan memiliki persepsi yang positif terhadap pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak. Hal ini terlihat dari pemahaman peserta PKSA terhadap program yang dilaksanakan. Mulai dari awal program, pertemuan demi pertemuan, hingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

2. Sikap

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa anak jalanan memiliki sikap yang positif terhadap pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak. Hal ini terlihat dari penilaian peserta terhadap pelaksanaan program PKSA di pinggiran rel kereta api Gaperta yang baik. Kehadiran program PKSA memberikan manfaat yang sangat dirasakan oleh peserta dalam upaya memenuhi kubutuhan-kebutuhan dasar.

3. Partisipasi

Berdasarkan analisi data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa anak jalanan memiliki partisipasi yang positif terhadap pelaksanaan Program

Kesejahteraan Sosial Anak. Hal ini terlihat dari keaktifan peserta PKSA terhadap kegiatan demi kegiatan yang dilaksanakan Yakmi.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, peneliti mencoba memberikan masukan atau saran, yaitu sebagai berikut :

1. Sakti Peksos sebagai pendamping PKSA agar melakukan pendampingan yang lebih intensif untuk meminimalkan keberadaan anak di jalanan.

2. Keterlibatan dari seluruh peserta PKSA di pinggiran rel kereta api Gaperta lebih ditingkatkan dalam mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan Yakmi. Sehingga kegiatan demi kegiatan yang dilaksanakan berjalan efektif dan memberikan manfaat yang baik terhadap seluruh peserta.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2000. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta : PT.Raja Grafindo.

Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak. 2011. Pedoman Operasional Kesejahteraan Sosial Anak. Jakarta: Kementerian Kesejahteraan Sosial Rakyat Indonesia.

Huraerah, Abu. 2007. Child Abuse. Bandung : Penerbit Nuansa. PKPA. 2011. Situasi Anak Jalanan Kota Medan: PKPA.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Social: PT. Grasindo Monoratana.

Siagian, Matias & Suriadi, Agus. 2012. CRS Persfektif Pekerjaan Sosial. Medan: PT. Grasindo Monoratana.

Subhansyah, Aan Tdkk. Anak Jalanan Di Indonesia. Yogyakarta: YLPS Humana. Suprapto. 2007. Ekonomi Partisipasi. Jakarta : Konrad Adnaeuer Stiftung.

Susilowati, Ima dkk. 2003. Pengertian Konvensi Hak anak. Jakarta: PT.Enka Parahiyangan.

Taylor, dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wibhawa, Budhi dkk. 2010. Dasar Dasar Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran. Sumber Lain : sangat-rentan

Dokumen terkait