• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Masalah dan Intensitasnya

1. Gambaran stres pada kasus mahasiswa penulis skripsi

Berikut ini akan disampaikan gambaran stres dalam menulis skripsi yang dialami subjek:

Pada awalnya subyek menyadari skripsi bukanlah suatu tugas yang berat. Subyek menganggap skripsi hanya suatu tugas akhir yang tidak jauh beda dengan tugas-tugas kuliah yang lain. Berjalanya waktu subjek mulai menyadari, tugas ini memang beda dari tugas yang lain. Satu bab saja tidak segampang yang ia pikirkan, karena ia berpikir setelah bab 1 selesai pasti langsung bisa lanjut ke bab berikutnya, namun pemikirannya salah, ia harus mengalami beberapa kali revisi dan satu bab saja harus menjadi suatu hal yang sempurna untuk menunjang ke bab selanjutnya.

“saya kira skripsi itu seperti tugas yang lain fran, dari bab satu kemudian langsung bisa pindah ke bab lain, tidak sesulit ini yang satu bab saja sampai berkali-kali dibenahi agar menjadi satu bab yang baik”(RM1)

Mencari buku literatur untuk menunjang penelitian juga menjadi hal yang sangat penting. Subyek awalnya bersemangat ke perpustakaan, dengan keyakinan buku yang dicari pasti semua ada. Pada kenyataannya tidak semua buku yang diperlukan ada, sehingga ia mau tidak mau mencari di luar kampus, hal ini membuat subyek merasa lelah dan menimbulkan perasaan malas untuk mencari buku. Subjek mengatakan meski sudah mencari buku, kadang buku yang di dapat tidak sesuai dengan apa yang dicari. Dalam sehari subyek mengatakan bisa 3-4 jam mencari buku literatur yang diperlukan namun tidak semua dapat memenuhi kebutuannya. Subyek tidak hanya mencari buku di perpustakaan kampus saja, namun ia juga mencari buku sampai ke kos teman, bahkan subyek sempat mencari juga diperpustakaan daerah. Dengan adanya keadaan yang memaksanya seperti itu subyek merasakan betul bagaimana lelah dan pusingnya mencari buku literatur bahkan ia sempat memiliki rasa putus asa sehingga kehilangan motivasi untuk melanjutkan menulis skripsi.

Kurang koordinasi/komunikasi yang baik antara dosen dengan subyek, ketika dosen memberikan arahan pada subyek terkadang apa yang disampaikan tidak sama dengan apa yang ditangkap oleh subyek. Subyek menulis apa yang diterangkan oleh dosen, namun tidak jarang apa yang sudah ditulis bukan apa yang dimaksud oleh dosen pembimbing. Keadaan seperti ini menurunkan semangat subyek dalam merevisi kembali skripsi

yang dibuat sehingga subyek mengatakan menjadi malas untuk mengerjakannya lagi.

Skripsi merupakan sebuah tugas yang didalamnya berisi penelitian suatu obyek untuk mengungkap permasalahan sedetail-detailnya. Proses penelitiannya sendiri mengambil waktu yang cukup lama, sebab ia harus mencari subyek yang diteliti, kemudian mengumpulkan data dan selanjutnya mengolahnya. Subyek menyadari bahwa keterbatasan kemampuan membuatnya lama pada bab ini. Subyek mengatakan sering kehabisan ide, bingung mau menuliskan apa pada bab ini, hal ini seringkali memunculkan rasa putus asa pada diri subyek. Dalam situasi seperti ini subyek lebih memilih untuk menonton tv dan ambil handphonenya untuk cek-cek media sosialnya kalau tidak bbm dengan temannya. Ia mengatakan bahwa hal ini bisa menjadikan dirinya sedikit lebih baik untuk mengendorkan urat-urat yang tegang dalam kepalanya.

“Justru di bab ini fran lama, saya harus menyiapkan alat

yang digunakan untuk penelitian selanjutnya mencari subyek kemudian mengumulkan data habis itu mengolahnya, nah ketika sudah terkumpul saya malah bingung mau diapakan ini, mau dibagaimanakan?ya sudah kalau dah pusing tegang kepalanya ya saya tinggal saja nonton tv atau buka-buka fb saya kalau tidak ya bbm’an

sama temen-temen”

Setelah melakukan penelitian subyek justru sering mendapat revisi atas apa yang ia kerjakan. Ketika revisi yang dibuat tak kunjung selesai dengan hasil yang baik sesuai apa yang diarahkan dosen, subyek mengatakan sempat takut bertemu dengan dosen pembimbing. Subyek takut ditanya soal skripsinya, karena subyek menyadari bahwa skripsinya

belum selesai sesuai apa yang diharapkan dosen. Subyek mengatakan semakin hari ketakutannya semakin tinggi mengingat waktu masa studi juga semakin mepet dan tuntutan kampus untuk segera menyelesaikan skripsinya. Ketakutannya akhir-akhir ini sampai terbawa mimpi dan tak tenang dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

ngeri fran, kalau tidak selesai-selesai begini aku jadi takut dan mau ngapain aja selalu kepikiran bahkan malah sampai kebawa mimpi, terakhir aku mimpi sampai didatengi dosen ke

rumahku”(RM1)

2. Gejala stres negatif yang muncul pada mahasiswa penulis skripsi Di bawah ini akan dipaparkan stres negatif apa saja yang dialami subyek selama menyusun skripsi.

a. Gejala fisik

Subyek mengatakan dari segi fisik yang ia rasakan ialah tidur menjadi tidak teratur, yang jelas semua karena lembur mengerjakan skripsi. Biasanya sebelum ada skripsi, ia bisa tidur antara jam 8 sampai jam 9 malam, namun semenjak adanya skripsi ia bisa tidur antara jam 1 malam sampai jam 3 pagi dan ia pun mengatakan bahwa porsi tidurnya sangat lah pendek, kadang hanya 3-4 jam saja dalam sehari.

“Biasanya bisa tidur nyenyak fran, jam 8 lah kalau

ga jam 9 malem dah tidur nanti jam 5 pagi dah bangun, lahh sekarang tidur udah lewat jam 12 malam, ntar bisa sampai jam 1 kalau tidak jam 3 pagi”(RM 2)

Selajutnya yang subyek rasakan dari segi fisik ialah pusing, semua ada kaitannya dengan kurang tidur. Skripsi menyita waktu yang cukup banyak, porsi tidur tidak teratur juga menyebabkan pusing dikepala. Subyek mengatakan bahwa pusing yang ia rasakan sampai membuat cenut-cenut tidak mengenakan. Dengan kegiatan skripsi yang menyita banyak waktu dan pikiran, subyek mengatakan bahwa ia juga pernah sampai sakit magh. Ia menyadari bahwa selama mengerjakan skripsi, kadang lupa untuk makan, kalaupun makan porsi makan yang ia konsumsi pun berkurang, sehari ia hanya makan 2 kali.

Selanjutnya subyek mengatakan bahwa ia pernah mengerjakan skripsi sampai tertidur, hal ini trjadi karena keadaan fisik yang sudah kelelahan. Jika kelelahan sudah melanda diri subyek, subyek menjadi kehilangan semangat untuk melanjutkan tugasnya tersebut, sehingga subyek terpaksa menelantarkan skripsinya tersebut. Subyek dalam mengerjakan skripsinya, dilkukan tidak hanya pada malam hari saja, namun kadang siang haripun ketika ada waktu dan kesempatan yang baik ia juga menggunakan waktu itu untuk mengerjakan skripsi. Duduk dan berfikir mencari ide supaya ada yang bisa dituangkan kedalam skripsinya, namu jika terlalu lama duduk, lama kelamaan subyek merasakan salah

satu bagian tubuhnya terasa pegal tepatnya dibagian punggung. Subyek juga heran yang tadinya tidak pernah merasakan sakit punggung namun sekarang bisa beberapa kali merasakan sakit punggung.

b. Gejala emosional

Pada gejala ini diperoleh hasil berikut ini, subyek mengatakan bahwa ketika skripsi yang ia buat tidak kunjung selesai ia merasa gelisah. Kegelisahannya ini membuat ia tak nyaman, kemanapun ia pergi atau melakukan kegiatan selalu terpikirkan. Dirumah ia hanya mondar mandir bingung harus melakukan apa dan harus bagaimana. Ketika berangkat ke kampus selalu deg-degan dan perasaan itu selalu muncul jika akan bertemu dengan dosen pembimbingnya.

“Wah kalau ke kampus selalu deg-degan takut ketemu dosen, nanti kalau ditanya-tanya tentang skripsi bagaimana?padahal aku belum selesai”(RM2)

Subyek kadang sampai sering menghindari bertemu dosen jika ia sedang ke kampus, ia takut jika nanti ditanya mengenai skripsinya yang tak kunjung selesai, bahkan ia pernah sampai sengaja masuk ke WC ketika di kampus hampir berpapasan dengan dosennya. Subyek mengatakan bahwa jika dirumahpun ia juga merasa takut pada orangtuanya sebab subyek menjadi satu-satunya harapan keluarga untuk bisa menempuh pendidikan yang paling

tinggi, maka dari itu orangtuanya sering sekali menanyakan skripsi sampai mana dan kapan selesainnya. Sudah berkali-kali ditanyakan, pertanyaan itu kadang membuat sedih subyek dan beban terasa semakin berat.

Dalam mengerjakan skripsi dibutuhkan tenaga yang cukup supaya mampu mendapatkan ide, jika tenaga sudah terkuras maka kelelahan akan menimpa tubuh, dalam keadaan lelah orang cenderung lebih emosional. Sama seperti yang dirasakan subyek, ia mengatakan juga tenaga sudah terkuras ia menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Jika sedang konsen tiba-tiba ada kebisingan dari orang-orang disekitarnya, ia sering teriak dan marah-marah pada orang-orang tersebut. Pernah ada kejadian saat sedang mengerjakan skripsi, saudaranya datang bersama anaknya, kemudian mereka tiba-tiba masuk kamarnya dan tidak sengaja anak dari saudaranya tersebut menginjak lembar skripsi yang baru saja ia print, melihat hal itu subyek mengatakan sontak langsung marah, padahal disitu masih ada ibu dari anak tersebut.

c. Gejala kognitif

Pada gejala ini didapatkan hasil berikut ini, subyek mengatakan bahwa ketika datang bimbingan memang serius mendengarkan apa yang disampaikan dosen begitu pula

dengan masukan yang diberikan dosen untuk revisi skripsinya. Ketika sudah dirumah untuk memperbaiki skripsinya ia tidak mampu mengingat semua apa yang telah disampaikan dosen, hanya beberapa saja yang teringat. Dan kata subyek ini hal yang sering dialaminya ketika selesai bimbingan. Ia juga mengatakan skripsinya banyak coretan karena lupa menuliskan tanda baca yang jelas sehingga kalimatnya sulit dipahami dan kata subyek tanda baca ini amat sering ia dapatkan untuk suruh memperbaiki,ia mengatakan mungkin terlalu banyak yang dipikirkan sehingga hal sepele pun sering terjadi.

Lebih lanjut subyek mengatakan bahwa ia sering melakukan kesalahan dalam segi teknis didalam skripsinya, yaitu mengenai bagaimana pemenggalan kata yang benar, membuat kalimat yang baku dan benar, kemudian salah menuliskan nama pengarang buku yang dipakai, lagi-lagi tanda baca pun ia sering salah dalam memberikannya kemudian sering salah juga dalam membuat penomoran. Hal-hal kecil namun amat penting dalam sebuah karya ilmiah namun subyek kerap salah dalam mengaplikasikannya.

Tidak hanya hal-hal di atas saja, subyek juga mengatakan bahwa ia sering kesulitan menemukan

kalimat-kalimat yang tepat dalam memulai sebuah paragraf baru. Hal itu terjadi ketika ia sudah mulai merasakan stres karena beban yang ia rasakan dalam menyusun skripsinya. Jika pikiran sudah dirasa berat, menurut subyek merangkai sebuah kalimat dalam paragraf baru itu sulitnya bukan main.

“wahh yang jelas kalau sudah stres mengerjakan

skripsi, sudah mentok banget aku susah menemukan kalimat-kalimat apalagi yang harus aku mau tulis,sudah susah”(RM2)

d. Gejala interpersonal

Pada gejala ini didapatkan hasil berikut ini, subyek mengungkapkan bahwa ia mulai minder dengan teman-temannya, sebab skripsinya belum selesai dan masih dalam perbaikan, sedangkan teman-temannya sudah banyak yang telah menyelesaikan skripsi dan wisuda. Subyek sering malu jika bertemu dengan teman-teman seangkatannya. Ia mengatakan bahwa ia di masukkan dalam group BBM yang isinya semua teman-teman seangkatannya, kemudian ia memilih keluar dari group tersebut sebab ia malu, kebanyakan dari mereka sudah pada selesai merampungkan skripsinya, subyek takut juga jika nanti malah jadi bahan tertawaan teman-temannya. Ia mengungkakan hatinya mulai ciut dan psimis dengan skripsinya melihat perkembangannya yang lamban.

“sebenarnya ingin seperti teman-teman yang lain , bisa selesai dengan cepat, tapi kalau keadaan masih seperti ini saya malah psimis apa ya selesai ini besok skripsi saya, sementara teman-teman sudah banyak yang lulus, mau bertemu teman-teman saja malu sekarang”(RM 2)

Subyek memilih menjauh dari teman-temannya, sebenarnya hal seperti menyedihkan untuknya, karena jadi tidak bisa berbaur dengan bebas bersama teman-temannya. Namun jika dipaksakan kata subyek takut jika nanti yang dibahas hanya seputar skripsi dan rasa malu akan muncul lagi.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa penulis skripsi.

Berikut ini akan disampaikan beberapa faktor yng menyebabkan subyek menjadi stres dalam menulis skripsinya. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil berikut ini:

a. Subyek mengatakan bahwa ia memang kurang mampu dengan cepat merespon apa yang disampaikan dosen, sehingga subyek sering mendapatkan revisi karena apa yang ia kerjakan belum sesuai dengan apa yang telah dosen sampaikan. Subyek mengatakan kwalitas kerjaan yang ia buat menurutnya juga kurang berbobot, sehingga skripsipun hasilnya harus berakhir dengan revisi. Subyek mengatakan bahwa buku yang ia pakai sebagai literature ada yang berbahasa inggris, ia pun mengeluh karena cukup sulit untuk

mengartikan itu semua, ia menyadari kemampuannya dalam berbahasa inggris juga kurang baik maka dari itu subyekpun harus bolak balik memakai kamus untuk menerjemahkannya. Setelah melakukan penelitian kemarin, subyek mengatakan bahwa ia sempat membiarkan skripsinya terlantar begitu saja, ia mengatakan bingung mau diapakan selanjutnya, walaupun sebelumnya ia sudah diberi tahu oleh dosen bagaimana langkah selanjutnya untuk mengerjakannya.

“kemarin juga sudah dikasih tahu fran, tapi selesai mengumpulkan data saya jadi bingung mau diapakan selajutnya, ya sudah saya biarkan dulu saja” (RM3)

b. Subyek mengatakan bahwa ia menyadari kini masa studinya akan segera berakhir dari waktu yang diberikan kampus kepadanya, tentunya tuntutan dari pihak kampus untuk segera menyelesaikan skripsi harus ia lakukan. Tuntutan tersebut membuat subyek menjadi tertekan mengingat masa studi yang tinggal sebentar lagi berakhir dan perasaan takut, cemas, khawatir muncul pada dirinya sebagai mahasiswa tingkat akhir, subyek khawatir skripsinya tidak selesai sampai masa studi yang sudah ditentukan apalagi jika sampai drop out dari kampus.

"aku sekarang rasanya kayak dikejar-kejar e fran,ini kalau tidak segera tak selesaikan takut e

masa studiku segera habis dan aku takut kalau sampai drop out dari kampus,”(RM 3)

c. Subyek selain menjadi mahasiswi, kini ia juga sudah merangkap menjadi Ibu rumah tangga yang setiap harinya harus mengurusi anak dan suaminya. Subyek mengatakan tidak mudah sekarang perannya menjadi Ibu dan seorang mahasiswi, sungguh menguras tenaga dan pikiran. Belum kadangkala menemui pertengkaran-pertengkaran kecil dengan suami yang menyebabkannya menjadi bertambah beban pikiran sehingga tidak bias fokus terhadap skripsinya. Subyek mengatakan jika anaknya sakit, tenaga dan pikirannya hanya berfokus pada kesembuhan anakknya sehingga skripsipun tidak terjamah dan terbengkalai lagi .

wah sekarang tambah susah e fran, tenaga dan pikiran semakin terkuras karena harus dibagi-bagi dengan mengurus anak dan suami, belum kalau anakku lagi sakit, wah tambah repot lagi aku”(RM 3)

d. Subyek mengatakan keuangan juga membuatnya stres, sebab disamping harus memikirkan skripsinya , kemudian mengingat masa studi yang tinggal sebentar lagi berakhir, subyek juga dituntut harus memiliki uang untuk membayar uang kuliah tetap yang wajib dibayarkan setiap semesternya. Sedangkan jika tidak membayar uang kuliah tetap berarti skripsi terpaksa belum bisa dilanjutkan dan selain itu akan menerima denda per bulannya dan dipastikan maka biaya

pasti akan membengkak Subyek mengatakan, saat ini juga sudah tidak enak jika mau minta seutuhnya kepada orangtuanya sebab ia menyadari bahwa kini sudah berkeluarga sendiri. Subyek mengatakan bahwa ia dan suami sedang memikirkan untuk mencari tambahan, subyek mengatakan ia sadar bahwa sebagai keluarga baru perekonomiannya pun belum bisa tertata.

“wah masalah uang juga bikin pusing fran, tidak mungkin aku minta utuh sama orangtuaku, mau tidak mau cari tambahan sendiri sama suami, lha kalau tidak bayar tidak bisa meneruskan, kalau telat bayar

kena denda.”(RM 3)

D. Triangulasi

Lebih lanjut Ibunya menuturkan bahwa putrinya tersebut kadang pada siang hari ketika anaknya tidur juga menyempatkan mengerjakan skripsi.

“kadang juga kasihan mas, sudah berkeluarga namun kuliahnya belum selesai, jadi sekarang malah jadi tambah banyak tugasnnya, dulu saya sudah bilang selesaikan dulu kuliahnya namun anaknya sudah tidak sabar pengen cepet nikah”

Ibu subyek mengatakan jika dulu sempat sakit magh karena dia jarang makan, Ibunya sudah mengingatkan jangan sampai begitu nanti kalau anaknya tersebut sakit malah bikin repot, kasihan anaknya. Lebih lanjut Ibu subyek mengatakan bahwa akhir-akhir ini subyek tampak tidak bersemangat seperti banyak pikiran, jalan mondar mandir keluar masuk rumah kalau dipanggil tidak nyambung.

Ibu subyek mengatakan, belum lama ini subyek bercerita mengenai nasib kuliahnya. Subyek bertanya kepadanya, bagaimana lanjut atau tidak kuliahnya, subyek merasa sudah putus asa dengan skripsinya. Ibunya juga menceritakan bahwa subyek jarang ke kampus, Ibunya sudah mengatakan pada subyek, coba ke kampus tanya-tanya ke pak dosen siapa tau diberi jalan keluar namun subyek selalu mengatakan ya besok gampang sampai berlanjut pun subyek masih jarang ke kampus.

Dokumen terkait