• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

C. Pembahasan

Berdasarkan tabel analisis diatas dinyatakan bahwa hasil korelasi variabel intensitas penggunaan internet ( X1) dengan motivasi belajar (Y) memperoleh nilai 0,515 berarti terdapat hubungan yang kuat keduanya. Hasil korelasi variabel kompetensi guru (X2) dengan motivasi belajar (Y) diperoleh nilai sebesar 0.620 artinya terdapat hubungan yang kuat keduanya. Sedangkan hasi korelasi variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel (Y) sebesar 0,842 artinya juga terdapat hubungan yang sangat kuat.

Hasil dari tabel diatas ditampilkan bahwa nilai R = 0,851 dengan koefisien sebesar 0,724. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh intensitas penggunaan internet sebesar 26,60% sedangkan sisanya 72,40% dipengaruhi oleh yang lainnya.

Hasil penelitian di SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung didapatkan bahwa variabel intensitas penggunaan media internet berpengaruh secara siginifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan sumbangan sebesar 26,60%. Hal ini membuktikan bahwa intensitas penggunaan media internet memberikan sumbangsih yang cukup baik terhadap motivasi belajar siswa.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil tabulasi tentang intensitas penggunaan media internet (terlampir) yang menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa mencentang intensitas “selalu” dan “sering” pada indikator -indikator yang bersifat positif atau sesuai dengan harapan penelitian. Indikator-indikator tersebut adalah siswa menggunakan internet untuk

41

mengisi waktu luang kurang lebih dari 3 kali dalam seminggu siswa menggunakan menggunakan internet untuk menghilangkan rasa jenuh setelah belajar PAI, siswa menggunakan internet untuk bermain game kurang dari 3 jam dalam sehari, siswa menggunakan internet untuk menghindari tugas dari orang tua, siswa menggunakan telekonferensi (chatting) dengan teman dan siswa menggunakan internet untuk mencari berita-berita yang menarik. Semua indikator yang bersifat unfavorable tersebut sangat bertolak belakang dengan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Padahal, internet adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena di internet menyediakan berbagai infomasi yang dapat menunjang pembelajaran.Internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk seperti : a) teks, b) gambar, c) vidio, d) suara, e) peranti lunak. Seluruhnya dapat di-download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat , membuka peluang yang lebih besar bagi siswa untuk mengeksplorasi berbagai data dan informasi, sehingga memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri.

Hasil berikutnya berdasarkan penelitian di SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung didapatkan bahwa variabel kompetensi profesonal guru PAI secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan . Hal ini membuktikan bahwa kompentensi profesional guru sudah baik. Dalam kompetensi

42

profesional guru, guru dituntut untuk memiliki penguasaan materi yang diajarkan, mampu mengelola kelas, mampu mengelola program belajar sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, mampu menggunakan media atau sumber teknologi yang ada, guru juga harus mampu menilai siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah mampu menguasai materi yang telah diajarkan.

Hasil tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik 41 bahwa guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa dan setiap guru harus memiliki kompetensi yang relevan dengan tanggung jawabnya tersebut. Secara spesifik, kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai berikut:42

1) Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan pendidikan, mengenal fungsi sekolah dan masyarakat, serta mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.

2) Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan penghayatan.

41Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: Bumi Aksara, 2008, 40

43

3) Menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, memilih dan mengembang-kan strategi belajar mengajar, memilih media pembelajaran yang sesuai, memilih dan memanfaatkan sumber belajar, melaksanakan program pengajaran, menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar.

4) Menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan tabulasi data penelitian (data tabulasi terlampir) didapatkan bahwa siswa berpendapat kompetensi professional guru PAI di SMP Trisula Srumbung dan MTs Muhammadiyah I Srumbung masih ada indikator yang lemah, yaitu dibuktikan dengan sebagian siswa memberikan pendapat intensitas “kadang-kadang” dan “tidak pernah” pada indikator “guru PAI dapat menjawab materi secara luas, guru PAI dalam

menyampaikan materi pelajaran, tidak hanya menggunakan metode ceramah; guru PAI, menggunakan LCD dalam mengajar agar siswa tidak bosan mengikuti pelajaran; dan guru PAI menggunakan alat peraga dalam

mengajar untuk menjelaskan materi”. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa, guru PAI sering kali menjawab dengan jawaban yang tidak meyakinkan. Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga dapat diketahui guru PAI kurang berinovasi dalam mencarikan metode alternatif yang lain yang lebih menarik dalam menjelaskan materi

44

pembelajaran. Sedangkan dalam konteks penggunaan media pembelajaran, guru jarang menggunakan LCD dan alat peraga untuk menjelaskan materi dari yang tingkat kesulitannya rendah sampai pada materi yang tingkat kesulitannya tinggi. Hal ini membuat siswa kadang-kadang bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan teori Djamarah43 yang menjelaskan bahwa sebagai seorang fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan siswa. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan siswa malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru dengan didukung media pembelajaran yang memadai berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 72,40%. Oleh karena itu, hal mendorong siswa untuk lebih rajin dan giat dalam kegiatan pembelajaran PAI sehingga hasil motivasi belajar siswa yang diharapkan semakin baik dan mendapatkan hasil yang optimal. Pada penggunaan internet, siswa dapat disarankan untuk menggunakan internet dengan bijak dan mengakses hal-hal yang positif termasuk dalam mencari referensi yang dapat menunjang pelajaran PAI. Media internet adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

45

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI bisa dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi profesional guru dan arahan untuk menggunakan media internet dengan bijak.

46

BAB V PENUTUP

Dokumen terkait