BAB IV : PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Obyek Penelitian
a. Visi dan Misi Lembaga
Lokasi penelitian yang digunakan tepatnya adalah lembaga TPQ Bahrul Muhtadin yang beralamat di Jl. Mawar no 18 Rt 33 Rw 08 Sekarputih Pendem Kota Batu Kec. Junrejo, yang diasuh oleh Bapak Nur Muh. Fathillah. TPQ Bahrul Muhtadin memiliki nomor SK yaitu
301235790196. 61
Agar lebih jelas lokasi penelitian ini dan untuk membuktikan bahwa peneliti telah melaksanakan observasi, maka dapat dilihat gambar berikut:62
Gambar 4.1. Bahrul Muhtadin tampak dari depan
Visi yang dimiliki oleh lembaga ini adalah terwujudnya manusia
yang Qur’ani yang beriman, bertaqwa, berilmu cerdas dan terampil berkarya
61 Dokumen milik Lembaga Bahrul Muhtadin
serta berkepribadian ahlaqul karimah dan cinta tanah air. Sedangkan misinya yaitu:63
1) Mewujudkan generasi muda Islam dengan Qur’an Hadist dan ilmu Agama Islam
2) Pengamalan ubudiyah sebagai pencerminan keimanan dan ketaqwaan
3) Penghayatan dan menanamkan nilai nilai budi pekerti yang ahlaqul karimah dalam kehidupan
4) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, kecerdasan dan keterampilan
5) Mengembangkan wawasan seni dan budaya yang islami
6) Menanamkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan wawasan
kebangsaan dan cinta tanah air.
b. Struktur Kelembagaan TPQ Bahrul Muhtadin
Adapun struktur kelembagaan TPQ Bahrul Muhtadin di Desa Sekarputih adalah sebagai berikut:64
Pelindung : Kepala Desa Pendem
Penasehat : Bapak. Muh.Ridwan
Bapak. Fathur Rohman Bapak. Ismail
Kepala TPQ : Bapak Ky. Nur Muh. Fathillah B.
Wakil Kepala : Ibu Dra.Nailil Maslachah.
63 Abdi Nasrulloh, Monografi Bahrul Muhtadin, (Batu: TPQ Bahrul Muhtadin, 2011), hlm. 1
56
Bendahara : Siti Munawaroh.
T U / Administrasi : Muh. Abdi Nasrulloh.T.
Guru : 1. Dra. Nailil Maslachah 6. Siti Munawaroh
2. Afifah Nurhayati 7. Linda Sutrisni
3. Istiqomah 8. Solikah, S.Pd.
4. Misbachul Munir 9. Zefri Prasetyo.Spd.
5. Zahrofi
Santri : Semua berasal dari masyarakat umum.
c. Latar Belakang Pembentukan Pengajian Tematik
Penanaman nilai-nilai Islam memang sangat diperlukan bagi semua kalangan. Baik dari masih kecil maupun usia yang sudah lanjut masih tetap membutuhkannya. Menuntut ilmu memang tidak memandang umur, seperti yang telah disebutkan dalam Hadits:
ِدْحَّللا َلَِإ ِدْهَلما َنِم َمْلِعْلا ُبُلْطُأ
Artinya: Tuntutlah ilmu dari lahir sampai ke liang lahatTelah jelas bahwasannya ilmu itu sangat penting untuk dipelajari sebagai bekal untuk hidup. Bekal hidup pun tidak cukup hanya di dunia saja, melainkan bekal untuk kehidupan akhirat juga sangat penting. Jalan untuk mempersiapkan bekal pada kehidupan akhirat tentu tidak mudah dengan menjalankan ibadah wajib saja, tetapi juga perlu mempelajari ilmu agama. Dengan begitu peran lembaga pendidikan yang menanamkan ajaran Islam baik dari segi nilainya sangat penting keberadaannya. Contoh kecil adalah sebuah lembaga TPQ atau Diniyah yang biasanya berada di kampung. Namun pada realitanya yang mau
belajar pada lembaga tersebut hanya sebatas kalangan anak-anak saja, dan minim sekali ada yang menampung remaja. Bukan karena lembaga yang tidak mau menerima mereka, tetapi para remaja itu sendiri yang menghindar dengan berbagai alasan.
TPQ Bahrul Muhtadin yang diasuh sendiri oleh Bapak Fathillah dan Ibu Nailil ini mengadakan kegiatan tambahan yaitu pengajian tematik khusus bagi remaja. Hal yang mendasari diadakannya kegiatan tersebut adalah karena Beliau merasa prihatin dengan keadaan remaja zaman sekarang. Meskipun tinggalnya berada di desa yang lumayan jauh dari pusat kota, namun pengaruh dari luar tetap saja mudah masuk di kalangan mereka dengan berbagai cara sehingga pada umumnya remaja di Desa Sekarputih ini memiliki perilaku yang kurang baik.
Sebelumnya juga ada beberapa orang tua yang datang kerumah Bapak Fathillah dan Ibu Nailil untuk mengadukan anaknya yang meninggalkan rumah bersama pacarnya, ada juga yang mengadukan bahwa anaknya sudah mulai minum minuman keras, ada yang mengadu kalau malam tahun baru anak muda selalu berkumpul dan ramai sesuka hati sehingga mengganggu warga sekitar saat beristirahat, dan sebagainya. Dari situlah kemudian Ibu Nailil berfikir bahwa sebaiknya ada yang menaungi remaja dan mengajarkan mereka nilai-nilai Islam yang kuat agar sedikit demi sedikit perilaku remaja dapat berubah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
58
Ibu Nailil berfikir bahwa keadaan remaja yang seperti itu pasti memiliki beberapa sebab yang menjadikan mereka salah langkah. Mungkin ada yang salah pergaulan dengan teman yang kurang baik, ada yang memang lingkungannya yang mengajarkan, ada juga karena orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan anaknya sehingga remaja itu sendiri mencari perhatian kepada orang yang salah dan mencari kesenangan lain di luar rumah. Dengan begitu jika ada yang menaungi remaja seperti majlis ini, pasti remaja memiliki tempat curhat yang tepat dan nantinya tidak salah dalam mengambil suatu keputusan.
Selain itu, Ibu Nailil juga menginginkan untuk memersiapkan generasi Islam. Yaitu dengan mempersiapkan remaja sebagai generasi penerus dan mereka memiliki pandangan luas serta dapat melihat jauh ke depan untuk memperjuangkan bahwa Islam harus berkualitas dimana hal ini harus dibangun dari generasi awal yang berpengaruh kuat yaitu para remaja. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Nailil:
Saya berharap mudah-mudahan para remaja dapat mewarnai dunia dengan menjadi pemimpin yang Islami baik bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Semoga saja mereka bisa bersatu dalam dakwah yang terorganisir dengan baik, yangmana setiap remaja bisa menempati posisi sesuai dengan bakat dan keahlian mereka masing-masing. Seperti dalam firman Allah swt. dalam Q.S. Ash-Shaaf: 61 ayat 4:
ٌصوُصْرَّم ٌناَينُب مُهَّ نَأَك ًاّفَص ِهِليِبَس ِفِ َنوُلِتاَقُ ي َنيِذَّلا ُّبُِيُ َهَّللا َّنِإ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. Ash-Shaaf (61): 4)Selain itu, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra. berkata:
Artinya: “Kebenaran yang tidak terorganisir akan terkalahkan dengan kebatilan yang terorganisir.”
Seperti contoh kebatilan yang terorganisir itu ada narkoba, perampokan, dan masih banyak lagi. Sudah terlihat jelas sekali kalau sekarang kebathilan memang merajalela karena mereka terorganisir dengan baik. Sedangkan kalau yang memperjuangkan agama Islam sendiri masih terbilang sedikit sekali yang terorganisir, sehingga menyebabkan kekalahan dari suatu kejahatan. Tidak jauh-jauh juga, di berita saja yang paling banyak keluar adalah informasi tentang kejahatan tetapi yang memberitakan tentang suatu kebaikan jarang sekali.
Oleh karena itu, saya ingin membantu remaja ini untuk merubah pola fikir mereka agar sadar dan bisa menjadi lebih dewasa dalam beragama tentunya dalam segala bidang. Maksudnya itu, para remaja bisa menerapkan agama bukan hanya sekedar ritual saja tetapi juga mau untuk menerapkan dan memperjuangkan agama melalui seluruh aspek baik dari bidang ekonomi, politik,
pendidikan, sosial, dan agama sendiri.65
Hasil wawancara dengan Ibu Nailil dapat dibuktikan dengan adanya foto berikut:66
Gambar 4.2. Wawancara dengan Pengasuh Lembaga
Remaja adalah penerus perjuangan para pejuang. Dengan begitu perlu adanya lembaga khusus yang mau melatih dan menanamkan akhlak yang baik kepada remaja. Sehingga dapat tertanam dalam jiwa mereka
65 Wawancara dengan Nailil Maslachah, Kepala TPQ Bahrul Muhtadin, tanggal 23 April 2016, pukul 09.00 WIB
60
dimanapun mereka berada, dalam keadaan apapun dan bagaimanpun itu mereka masih bisa mengamalkan sesuatu yang baik.
Dalam pengajian ini menanamkan nilai-nilai Islam sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan segala hal. Bukan hanya hal yang berhubungan dengan akhirat saja, melainkan juga hal yang menyangkut duniawi. Memang sedikit yang mengetahui bahwa ajaran agama menyangkut dalam segala hal, karena kebanyakan mereka khususnya para remaja sudah menganggap kalau pengajian hanya membahas terkait akhirat serta identik dengan bahasan pahala dan dosa saja. Hal ini dinyatakan oleh salah satu remaja yang ada di Desa Sekarputih yaitu Naila bahwa sebelum dia mengikuti pengajian tematik ini, ia menganggap kalau ikut pengajian pasti membosankan dan sering orang mengantuk seperti yang ada di televisi. Selain itu, pengajian juga kebanyakan untuk orang-orang yang sudah tua saja bukan untuk kami,
karena dalam pengajian sering membahas terkait akhirat saja.67
Dari sinilah, pemilik TPQ Bahrul Muhtadin ini menamakan pengajian ini sebagai pengajian tematik. Pengajian tematik ini mengangkat tema yang sesuai dengan kebutuhan para remaja dimana mereka jarang sekali mendapat pelajaran berharga dari sekolah maupun instasi lain.
Berbagai tema yang dipilih tentu diangkat secara menarik dan menyenangkan. Dengan melihat kondisi saat ini yang berada di era serba
modern, maka kebanyakan tema yang diangkat adalah terkait dengan tiga hal diantaranya yaitu terkait fun (kesenangan), fashion (penampilan), food (makanan) dimana dari ketiga hal tersebut sangat mudah mempengaruhi pola hidup seseorang yang bahkan bisa berdampak pada perilaku atau akhlak seseorang. Tidak hanya itu, terkadang agar tidak membosankan maka terkadang tema yang akan dibahas pada pegajian bisa diambil dari permintaan para remaja.
Menurut informasi yang didapatkan peneliti, adapun Ustadz atau Ustadzah yang mengajar dalam pengajian tematik benar-benar orang yang memiliki pemahaman luas, yaitu yang memahami ajaran Islam secara mendalam namun juga memiliki wawasan luas terkait dunia luar dan mengetahui perkembangan teknologi. Hal ini bertujuan agar seorang guru bisa membawa suasana pengajian menjadi menyenangkan serta bisa memadukan antara kebutuhan remaja masa kini dengan mengarahkannya pada jalan agama dan mengandung nilai-nilai Islam. Sehingga remaja yang mengikuti pengajian juga bisa menyatu dengan penjelasan yang diberikan oleh Ustadz atau Ustadzah dan bisa memahaminya dengan baik.
Kegiatan yang pada mulanya hanya ada sebuah majlis saja, sekarang sudah berkembang dengan mengadakan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat. Seperti halnya, saat ada peringatan Islam maka remaja selalu ikut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan bermanfaat di Desa Sekarputih. Ada juga kegiatan bershodaqoh setiap dua bulan sekali,
62
yangmana dana itu diperoleh dari iuran remaja sendiri kemudian
disalurkan kepada tetangga yang kurang mampu.68 Hal ini sesuai dengan
hasil observasi peneliti dalam beberapa kegiatan terebut.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa memang perlu untuk menaungi remaja dan menuntun mereka untuk bisa memiliki jiwa Islami. Hal ini tentunya perlu diawali dalam memperbaiki diri sendiri terutama dalam hal akhlak pada remaja. Jika akhlak remaja itu sendiri sudah baik, maka selanjutnya mereka sudah bisa berdakwah pada orang lain dan minimal ia bisa menjadi teladan bagi yang lainnya.
Dari berbagai macam alasan diatas dan rasa kekhawatiran akan masa depan penerus bangsa dan agama inilah yang menjadikan Ibu Nailil mengadakan pengajian bagi remaja. Bukan hanya menyampaikan teori saja dalam pengajian ini, melainkan juga mengajarkan sebuah kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan dalam keseharian. Semua dilaksanakan karena menginginkan keadaan remaja yang baik serta mengisi waktu luang dengan hal yang manfaat serta memperbaiki dan membentuk akhlaqul karimah (akhlak baik) untuk para remaja dengan memberikan pemahaman ilmu keagamaan.
d. Jumlah Remaja yang Mengikuti Pengajian Tematik
Sebelum menjabarkan jumlah remaja yang mengikuti pengajian tematik, peneliti ingin mendeskripsikan jumlah remaja yang ada di Desa Sekarputih. Jumlah remaja yang ada di Desa Sekarputih pada umumnya
68 Observasi pada saat remaja ada kegiatan memberikan shodaqoh kepada tetangga pada tanggal 24 April 2016 di desa sekarputih
masih terbilang ratusan saja. Dan pada desa ini juga ada beberapa lembaga non formal yang mengadakan kegiatan untuk remaja yang
diantaranya yaitu:69
1) Remaja masjid yang memiliki kegiatan membaca diba’, membantu ta’mir masjid, istighotsah, dan sebagainya. Remaja yang mengikuti kegiatan ini berjumlah kurang lebih dua puluh sembilan remaja. 2) Remaja di Musholla Al-Falah yang kegiatannya melatih bersholawat,
jumlah remaja yang mengikuti adalah dua puluh.
3) Remaja di Musholla Riyadhul Jannah, kegiatannya juga bersholawat, dan yang mengikuti terdiri dari dua puluh satu remaja.
4) Remaja muslim yang memiliki kegiatan istighotsah dan arisan. Yang arisan ini bertujuan untuk membeli konsumsi anggota saat kegiatan istighotsah, kegiatan ini diikuti oleh sembilan belas remaja.
5) Remaja karang taruna yang kegiatannya membantu remaja masjid saat ada kegiatan lomba keagamaan, tadarus rutin, dan sebagainya, yang memiliki anggota tiga puluh dua.
Hasil observasi tersebut menunujukkan bahwa, di Desa Sekarputih memang ditemukan adanya kegiatan yang dilaksanakan untuk remaja. Namun jika melihat kegiatan rutin yang dilakukan, masih belum ditemukan yang mengadakan sebuah pengajian yang membahas tentang apa yang dibutuhkan oleh remaja. Padahal pada era modern ini
64
sebenarnya yang dibutuhkan adalah lembaga yang bisa merangkul remaja dan mampu memberikan bekal untuk membentengi diri sendiri.
Oleh karena itu, saat peneliti mengetahui pada salah satu lembaga non formal ada yang membentuk pengajian tematik yang membahas terkait kebutuhan remaja, dengan begitu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di lembaga ini. Dan terbukti jumlah remaja yang mengikuti pengajian tematik ini juga terbilang banyak dan dirasa mampu untuk menuntun remaja agar mampu mempersiapkan diri dalam meneruskan perjuangan para ‘Ulama.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa remaja yang mengikuti pengajian tematik berjumlah kurang lebih 40
orang.70 Berikut foto remaja yang sedang mengikuti pengajian tematik:71
Gambar 4.3. Remaja saat mengikuti pengajian tematik
Dan dari hasil wawancara dengan Ibu Nailil, maka peneliti akan menjabarkan terkait perkembangan jumlah remaja yang mengikuti pengajian tematik. Pengajian tematik ini bermula dilaksanakan pada
70 Observasi peneliti saat mengikuti pengajian tematik di desa sekarputih tanggal 23 April 2016
pertengahan bulan Januari 2013. Jumlah remaja yang mengikuti pengajian tematik pada awalnya masih tergolong sedikit yaitu 9 orang, dan pengajian inipun dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Setelah pengajian tematik ini berjalan selama 6 bulan, jumlah remaja yang mengikuti bertambah lagi sehingga menjadi 18 orang. Bertambahnya anggota yang mengikuti pengajian tematik ini, disebabkan karena remaja yang telah mengikuti dari awal merasa senang yang kemudian ingin berbagi kebaikan dan mengajak teman lainnya untuk ikut pengajian.
Pada tahun 2015, pengajian tematik ini dilaksanakan setiap minggu. Dan jumlah remaja yang mengikutinya juga semakin bertambah, yang hingga saat ini menjadi 48 orang. Pengajian tematik ini semakin ramai karena memang para remaja merasakan nyaman dan mendapat ilmu yang bermanfaat sekali bagi kehidupan mereka. Karena pada dasarnya tujuan diadakan pengajian tematik yaitu untuk membantu para remaja dalam menghadapi kehidupan modern ini dengan mengarahkannya sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam agar mereka selamat dalam pergaulannya.
Selain itu, dari hasil wawancara dengan Ibu Nailil juga menjelaskan bahwa selama perkembangan pengajian tematik, khususnya dalam jumlah remaja yang ikut pasti pernah terjadi pasang surut anggota. Penjelasan yang disampaikan oleh Ibu Nailil yaitu:
Remaja yang ikut ngaji disini awalnya dikit Mbak, paling cuma 9 anak. Tapi lama kelamaan ya banyak juga. Ya kalau bertambahnya remaja yang ikut semakin lama memang semakin banyak, tapi ya gitu pasti ada pasang surutnya yang datang.
66
Kadang juga gak semuanya datang, gantian datangnya. Kalau misalkan musim ujian di sekolah luar, yang datang juga sedikit, tapi ya masih ada saja yang terus istiqomah (terus menerus) ikut ngaji ini.72
Untuk lebih jelasnya, maka peneliti akan membuat tabel nama remaja yang mengikuti pengajian tematik ini yang didapatkan dari dokumen lembaga;
Tabel 4.1. Nama Remaja yang Mengikuti Pengajian Tematik di Desa Sekarputih Pendem Batu73
72 Wawancara dengan Nailil, Kepala TPQ Bahrul Muhtadin, tanggal 23 April 2016, pukul 09.00 WIB
73 Dokumen Lembaga Bahrul Muhtadin tentang jumlah dan nama remaja yang mengikuti pengajian tematik
No. Nama Jenjang Sekolah Umur
1. Firman X MA 16 thn
2 Ardhi X SMA 16 thn
3 Farit IX SMP 15 thn
4 Ghony F. IX SMP 15 thn
5 Bayu VIII MTs 14 thn
6 Lucky Firmansyah VIII MTs 14 thn
7 Abdy VII MTs 13 thn
8 Ade XI SMA 17 thn
9 Irfan XI SMA 16 thn
10 Alim X MA 16 thn
11 Lucky Ardiansyah X SMA 16 thn
12 Egitya Alif S. VIII SMP 14 thn
13 Soi’viatul Ika N.U. X MA 16 thn
14 Onyx Natasya IX SMP 15 thn
15 Devi Mega W. X MA 16 thn
16 Queen Rizky R. X MA 16 thn
17 Selfi Rizkianto X SMA 16 thn
18 Bella Amelia VIII MTs 14 thn
19 Fina VII MTs 13 thn
20 Dinda VII MTs 14 thn
21 Asmaul A. VII MTs 13 thn
22 Yolanda VII MTs 13 thn
23 Safira X SMA 16 thn
24 Safira Putri Nadiya IX SMP 15 thn
25 Tarisa VIII SMP 14 thn
Sedangkan dari hasil dokumentasi yang didapatkan peneliti menunjukkan keadaan santri TPQ Bahrul Muhtadin yang dapat terlihat pada tabel 4.2. dibawah ini:
Tabel 4.2. Jumlah Santri TPQ Bahrul Muhtadin74
SANTRI TKQ SANTRI TPQ SANTRI TQA JUMLAH
J
L P L P L P L P
25 33 27 35 52 68 120