• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Dalam dokumen S PGSD 1003448 Chapter 4 (Halaman 23-47)

Pelaksanaan siklus III merupakan kelanjutan dari tindakan siklus II. Tindakan siklus III dilakukan karena pada siklus II karena kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa masih berada dalam kategori cukup. Dengan demikian, pelaksanaan siklus III dilakukan untuk memperbaiki serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus III. Berikut pemaparan pelaksanaan siklus III, dengan beberapak tahapan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus III

Perencanaan pembelajaran pada siklus III merupakan refleksi dari pelaksanaan siklus II. Sehingga dalam pembuatan rencana pelaksanaan siklus III ini disusun tidak jauh berbeda dengan perencanaan pembelajaran pada siklus II, begitupun dengan langkah-langkah pembelajarannya. Yang menjadi perbedaan perencanaan pembelajaran pada siklus III dengan siklus II yaitu terletak pada pembahasan yang akan dipelajari yaitu pembahasan mengenai peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Berikut perencanaan pembelajaran siklus II yang merupakan hasil refleksi dari siklus II.

1) Pembentukan kelompok baru agar siswa dapat lebih baik dalam berdiskusi. Kelompok baru yang dibentuk sebagai berikut. Kelompok A beranggotakan KA , FI, NA, AD ,dan DN. Kelompok B beranggotakan RI, SA, RZ, dan EA. Kelompok C beranggotakan RD, DA, AI, dan MN. Kelompok D beranggotakan AZ, AN, AS, RN, dan MW. Kelompok E beranggotakan EL, NA, AA, NR, dan AP. Serta yang terakhir kelompok F beranggotakan NW, MR, RZ, NA, dan DI.

2) Peningkatan indikator dari C2 ke C3.

3) Penggunaan media gambar agar siswa mengenal tokoh yang sedang dibahas. b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Proses pembelajaran siklus III dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2014 dengan alokasi waktu 3 X 35 menit. Secara garis besar kegiatan pembelajaran dalam siklus II ini sama dengan proses pembelajaran pada siklus II.

Kegiatan awal sama halnya pada siklus II yaitu dengan menanyakan kabar kepada siswa dan memotivasi siswa agar semangat belajar. Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan sebelumnya . Selanjutnya guru memeriksa kebersihan, mengatur tempat duduk, memeriksa kelengkapan belajar siswa, dan memastikan siswa siap belajar. Tahap terakhir dalam kegiatan awal ini adalah setelah siswa siap untuk belajar guru memberikan penyampaian tentang tujuan belajar hari ini.

Kegiatan inti terbagi menjadi dua kegiatan yaitu ekplorasi dan elaborasi. Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi guru menempelkan media gambar di depan kelas. Dalam eksplorasi siswa dan guru bertanya jawab mengenai tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Proses tersebut bertujuan untuk menggali dan mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan.

Selanjutnya dalam elaborasi siswa diberikan teks bacaan mengenai peranan tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan, lalu siswa dibagi ke dalam 5 kelompok yang heterogen. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan yaitu berupa pertanyaan mengenai peranan tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan yang harus dijawab

oleh kelompok dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.

Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan oleh guru. Selama siswa melakukan kegiatan diskusi, guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi lancar.

Kemudian setelah kelompok selesai berdiskusi setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Selanjutnya guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut. Siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

Langkah terakhir dalam kegiatan elaborasi adalah siswa diberikan LKS sebagai evaluasi pembelajaran dan diminta untuk mengerjakannya selama 15 menit. Setelah selesai siswa diminta untuk mengumpulkan LKS yang telah dikerjakannya.

Sebagai konfirmasi setelah semua siswa selesai mengumpulkan LKS, siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru tentang pembelajaran yang belum dimengerti. Langkah selanjutnya adalah siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu mengenai perumusan dasar negara. Sebagai pemantapan siswa diberikan tugas oleh guru.

Langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan penutup. Siswa diminta untuk merapihkan alat tulis yang telah digunakan, lalu guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan siswa dipersilahkan untuk pulang.

c. Observasi Siklus III

Sama halnya dengan proses pelaksanaan siklus II, pada saat pelaksanaan siklus III peneliti juga didampingi oleh enam orang observer. Observer bertugas untuk mengamati dan memberikan penilaian terhadap aktivitas guru serta kemampuan berpikir kritis dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus III.

Observer diberikan lembar observasi aktivitas guru dan siswa terhadap penerapan metode diskusi serta lembar observasi kemampuan berpikir kritis siswa untuk mencatat temuan-temuan penting dan untuk mencatat hasil pengamatannya selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi yang dicatat oleh observer digunakan sebagai bahan diskusi pada refleksi untuk dianalisis, serta untuk merencanakan perbaikan selanjutnya.

1) Perencanaan Pembelajaran

Setelah pembentukan kelompok baru dari hasil observasi yang ditemukan, kelompok sudah dapat berdiskusi dan melakukan pembagian tugas dalam pengerjaan laporan kelompok. Penggunaan media juga sudah dilakukan oleh guru,sehingga memudahkan siswa mengenal tokoh yang sedang dipelajari.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III peneliti diobservasi oleh enam observer. Observasi yang dilakukan yaitu untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan penerapan metode diskusi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa dalam berdiskusi kelompok dan diskusi kelas.

a) Aktivitas Guru

Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus III pada materi peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan menerapkan metode diskusi secara umum sudah berjalan dengan lancar. Dari 14 langkah dalam proses pembelajaran yang berlangsung semuanya sudah terlaksana. Berikut peneliti paparkan lebih lanjut mengenai catatan observasi proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus III.

Berdasarkan catatan observasi, pada kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal sudah berjalan dengan sistematis. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan materi pembelajaran sebelumnya. Kegiatan memeriksa kebersihan kelas dan menyiapkan kelengkapan belajar pun sudah tertukar. Kegiatan akhir dalam pendahuluan yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran pun sudah terlaksana. Penyampaian tujuan dilakukan berulang-ulang agar siswa lebih paham dan mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Selanjutnya pada kegiatan initi berdasarkan catatan observasi, guru sudah melakukan pembagian kelompok dengan sistematis dan jelas. Guru

mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dengan lantang dan jelas. Namun masih terdapat siswa yang belum fokus sehingga guru melakukan pengulangan dalam menyampaikan masalah.

Pengarahan mengenai pemecahan masalah dilakukan secara individual terlebih dahulu baru ketika ada siswa yang belum mengerti guru memberikan pengarahan secara klasikal kepada seluruh siswa. Sihingga pemantauan proses diskusi sudah dilakukan secara proporsional kepada setiap kelompoknya.

Setelah diskusi kelompok selesai guru mengulas laporan kelompok. Pengulasan laporan kelompok dilakukan dengan meminta satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru berperan sebagai moderator yang mengatur jalannya proses diskusi kelas. Guru juga memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa sebagai ulasan atas diskusi yang telah mereka lakukan. Sehingga siswa benar-benar mengerti dan paham atas jawaban dari permasalahan yang didiskusikan.

Kegiatan akhir dalam kegiatan inti pun sudah semua terlaksana yaitu guru sudah memberikan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran dengan melakukan tanya jawab serta memberikan siswa kesempatan untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

d) Aktivitas Siswa

Seperti halnya siklus II proses observasi aktivitas siswa pada siklus III pun terbagi menjadi dua yaitu ketika mengikuti pembelajaran dalam kelompok besar atau kelas dan ketika berdiskusi kelompok kecil. Pada saat awal pembelajaran berlangsung, secara umum siswa dapat mengikuti instruksi atau langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal tersebut terlihat pada saat guru bertanya sebagai proses apersepsi. Siswa sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selanjutnya observer memberikan catatan ketika proses penyampaian tujuan pembelajaran siswa sudah menyimak pemaparan guru dan sudah bertanya ketika ada tujuan pembelajaran yang tidak dipahami sehingga guru melakukan pengulangan penyampaian tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan pembagian kelompok siswa sudah terlihat tertib namun agak kurang antusias ketika guru menginstruksikan belajar dalam kelompok. Hal tersebut terjadi karena siswa merasa tidak suka dengan teman satu kelompoknya

dan tidak satu kelompok dengan teman dekatnya. Lalu pada saat guru menyampaikan masalah yang akan didiskusikan siswa sudah terlihat fokus memperhatikan. Begitu pun ketika guru memberikan pengarahan mengenai cara penyelesaian masalah, siswa sudah tidak ragu untuk bertanya kepada guru apabila ada yang tidak dipahami atau ada yang belum dimengerti terkait cara menyelesaikan masalahnya.

Selanjutnya pada saat proses dikusi kelompok secara keseluruhan siswa sudah dapat berdiskusi dengan baik. Siswa sudah saling membegi tugas dalam pemecahan masalah dan sudah berani bertanya maupun memberikan pernyataan ketika proses diskusi berlangsung. Sehingga jalannya diskusi pada siklus III ini berjalan dengan lancar. Hanya satu yang menjadi catatan observer yaitu, ada siswa yang langsung bertanya kepada guru ketika guru membimbing jalannya diskusi dengan mendatangi kelompok satu persatu. Namun setelah diberikan arahan agar pertanyaan itu didiskusikan dalam kelompok akhirnya siswa mulai mengerti.

Setelah diskusi kelompok selesai dilanjutkan dengan mengulas laporan kelompok. Presentasi dilakukan di depan kelas dan hanya satu kelompok yaitu kelompok C yang memprsentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapi jawaban yang diberikan oleh kelompok C. Proses diskusi kelas pada pembelajaran siklus III sudah lebih tertib dari pembelajaran sebelumnya. Pada kegiatan diskusi kelas ini siswa terlihat aktif memberikan pertanyaan dan jawaban apabila merasa berbeda dengan pemaparan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Lalu akhir dari kegiatan inti siswa mengerjakan LKS sebagai evaluasi pembelajaran.

Pada akhir pembelajaran ketika proses refleksi siswa memperhatikan dan kondisi kelas kondusif sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sebagai refleksi dari pembelajaran. Proses terakhir yaitu memberikan kesimpulan siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru sehingga kesimpulan yang diberikan lebih lengkap. Dengan pemaparan catatan hasil observasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran dalam siklus III ini terkait penerapan metode diskusi sudah berjalan dengan lancar.

e) Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus III

Secara umum kemampuan sepuluh siswa dalam berpikir kritis mengalami peningkatan menjadi 80%. Seperti halnya siklus II yang menjadi penilaian kemampuan berpikir kritis siswa adalah pertanyaan, pernyataan serta kesimpulan yang diungkapkan.

Dalam menganalisis pertanyaan, pernyataan, dan kesimpulan yang tercatat dalam lembar observasi, peneliti mengkategorikan aspek tersebut sesuai kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya menentukan skor berdasarkan pedoman penelitian. Berikut penjabaran hasil penilaian kemampuan berpikir siswa pada siklus III.

Siswa pertama beridentitaskan MN, kriteria kemampuan berpikir kritis pada siklus III dikatakan baik karena mendapatkan skor sembilan dengan presentase 100%. Aspek mengungkapkan pertanyaan yang dia dapat adalah tiga skor. Skor dua tersebut didapatkan berdasarkan pertanyaan yang dia ungkapkan pada proses diskusi kelompok. Pertanyaan yang dia ajukan kepada teman sekelompoknya yaitu “Bagaiamana sih peranan M. Yamin?”. Lalu aspek yang kedua adalah memberikan pernyataan, pernyataan yang dia ungkapkan ketika berdiskusi kelompok sudah sesuai dengan materi sehingga penilaian untuk aspek ini mendapatkan skor tiga. Dia mengungkapkan pernyataan “Karena tidak semua memeluk agama islam” ketika berdiskusi mengenai alasan penggantian poin pertama dalam Piagam Jakarta. Aspek terakhir yaitu memberikan kesimpulan, dalam aspek ini MN mendapatkan skor tiga yang artinya dia kesimpulan atas materi yang telah diajarkan. Kesimpulan yang dia berikan yaitu “Kita juga harus disiplin dan sungguh-sungguh kalo belajar”.

Siswa kedua DN, kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran siklus III dikatakan cukup karena mendapatkan skor tujuh dengan presentase 66,67%. Aspek mengungkapkan pertanyaan mendapatkan skor satu karena dia tidak mengungkapkan pertanyaan pada proses diskusi. Pada aspek yang kedua yaitu memberikan pernyataan dia mendapatkan skor dua. Terakhir aspek memberikan kesimpulan, dalam aspek ini dia mendapatkan skor tiga karena dia terlihat menyimpulkan hasil diskusi kelompok yang dicatat dalam laporan.

Selanjutnya yaitu RZ, kemampuan berpikir kritis yang ia dapatkan pada pembelajaran siklus III adalah 88,89% atau mendapatkan skor delapan. Pertanyaan yang dia ajukan pada saat berdiskusi kelompok yaitu “Siapa saja tokoh yang kita cari peranannya?”. Dari pertanyaan tersebut dapat dianalis bahwa untuk kategori indikator pertama ini dia mendapatkan score dua, karena bertanya dengan menggunakan kata tanya “apa”, “siapa”, “kapan”, dan “dimana” sesuai dengan materi pembelajaran. Lalu untuk aspek yang kedua dia mendapatkan skor tiga. Pernyataan yang dia ungkapkan merupakan meluruskan jawaban tentang Peranan Radjiman. Dia mengungkapkan “Nih yang bener, puncak peranannya menjadi ketua BPUPKI bukan anggota BPUPKI doang”. Lalu untuk aspek terakhir dia mendapatkan skor tiga. Kesimpulan yang dia ungkapkan adalah “Kita harus pantang menyerah seperti para pahlawan”.

Siswa berikutnya adalah AD, presentase kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran siklus III sebesar 88,89% dengan skor delapan dan berada pada kategori baik. Pertanyaan yang dia ungkapkan dalam proses diskusi kelompok yaitu “Apa peranan Ahmad Soebarjo?”. Berdasarkan pedoman penilaian yang dibuat, pertanyaan tersebut mendapatkan kategori cukup dengan skor dua. Aspek memberikan pernyataan mendapatkan skor tiga. Dia menyatakan “Pahlawan memegang teguh prinsip” ketika berdiskusi mengenai nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, dalam aspek memberikan kesimpulan dia mendapatkan skor tiga karena dia memberikan kesimpulan atas materi yang telah dijelaskan. Kesimpulan yang dia berikan yaitu “Kita harus berpendirian teguh kaya pahlawan tapi harus menghormati pendapat orang lain juga”.

Selanjutnya AS, kemampuan berpikir pada pembelajaran siklus III berada pada kategori cukup dengan skor enam dan presentase 66,67%. Aspek mengungkapkan mendapatkan skor tiga dengan pertanyaan “Bagaimana peranan Soepomo dalam PPKI?”. Pertanyaan tersebut diajukan kepada kelompok ketika mereka sedang berdiskusi. Lalu aspek memberikan pernyataan mendapatkan skor dua karena pernyataan yang sering diungkapkan tidak berhubungan dengan materi pembelajaran. Pernyataan yang dia ungkapkan yaitu “Nih Moh. Hatta itu menjadi

anggota PPKI” ketika mendiskusikan peranan tokoh. Aspek terakhir dia mendapatkan skor satu karena tidak memberikan kesimpulan.

Berikutnya adalah MR, Kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran siklus III mendapatkan kategori baik dengan skor enam dan presentase 77,78%. Selama proses diskusi dia mengungkapkan pertanyaan “Kapan Moh. Hatta lahir?” sehingga pada aspek ini mendapatkan skor dua. Untuk aspek memberikan pernyataan mendapatkan skor dua karena pernyataan yang dia ungkapkan hanya perintah kepada teman sekelompoknya untuk mencari jawaban atas permasalahan yang sedang didiskusikan. Selanjutnya aspek memberikan kesimpulan mendapatkan skor tiga. Kesimpulan yang dia berikan yaitu “Cara menghargainya ya kita juga harus menghargai orang lain”.

Kemampuan berpikir kritis NA pada pembelajaran siklus III masuk dalam kategori baik mendapatkan skor delapan dengan presentase 88,89%. Pertanyaan yang dia ungkapkan adalah “Bagaimana peranan Ahmad Soebarjo?”, pertanyaan tersebut mendapatkan skor tiga karena bertanya menggunakan kata tanya “mengapa”. Lalu dalam aspek memberikan pernyataan dia mendapatkan skor dua karena berdasarkan catatan observasi pernyataan yang dia berikan masih belum sesuai dengan materi pembelajaran. Dia meminta temannya untuk dapat lebih bekerja sama dalam menjalankan tugasnya di dalam kelompok. Untuk aspek terakhir dia mendapatkan skor tiga. Kesimpulan yang dia berikan yaitu “Kalo kita menghargai pahlawannya dengan ikut upacara bendera pak”.

Selanjutnya adalah AN, kemampuan berpikir kritis pada siklus III berada dalam kategori baik dengan jumlah skor tujuh presentase 77,78%. Dia mengungkapkan pertanyaan “Siapa saja tokoh yang berperan? Biar aku yang catet”pada proses diskusi kelompok sehingga sesuai dengan indikator penilain dia mendapatkan skor dua. Lalu untuk aspek mengungkapkan pernyataan dia mendapatkan skor dua karena pernyataan yang dia ungkapkan lebih ke perintah untuk mencari jawaban atas permasalahan yang menjadi bahan diskusi. Sedangkan untuk aspek terakhir dalam penilaian kemampuan berpikir kritis dia mendapatkan skor tiga. Kesimpulan yang dia ungkapkan yaitu “Kita harus belajar lebih giat dan ngga mudah nyerah kaya pahlawan”.

Siswa selanjutnya FI, pada pembelajaran siklus III kemampuan berpikir kritisnya dikategorikan baik dengan mendapatkan skor delapan dan presentase 88,89%. Pertanyaan yang diungkapkan yaitu “Bagaimana sih peranan masing-masing tokoh?”. Sehingga pada aspek mengungkapkan pertanyaan mendapatkan skor tiga. Lalu untuk aspek memberikan pernyataan mendapatkan skor dua. Pernyataan yang dia ungkapkan lebih banyak perintah kepada temannya untuk mencari jawaban atas masalah yang diberikan. Untuk aspek yang terakhir dia memberikan kesimpulan “Kita harus pantang menyerah kalo belajar seperti pahlawan” sehingga mendapatkan skor tiga.

Siswa yang terakhir yaitu DA, kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran siklus III dikategorikan cukup dengan skor lima dan presentase 55,56%. Ketika berdiskusi kelompok dia mengungkapkan pertanyaan “Apa sih peranan Soepomo?”, sehingga dalam aspek ini dia mendapatkan skor dua. Pada aspek memberikan pernyataan dia mendapatkan skor dua karena lebih sering meminta temannya untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan. Aspek terakhir mendapatkan skor satu karena tidak memberikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus III dengan menerapkan metode diskusi sudah menunjukkan peningkatan.

e. Refleksi Siklus III

Kegiatan refleksi dilakukan setelah peneliti menganalisis data dari pelaksanaan tindakan siklus III. Data-data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus III yaitu hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa terhadap pembelajaran, serta kemampuan berpikir kritis siswa. Setelah menganalisis data-data tersebut, aktivitas siswa dalam berdiskusi kelompok sudah berjalan dengan baik.

Keberhasilan pembelajaran pada siklu III ini tidak terlepas dari aktivitas guru yang dilaksanakan. Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dalam RPP. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, mulai dari memberi motivasi, apersepsi, menyampaikan tujuan

pembelajaran, menjelaskan materi, membimbing siswa dalam kelompok, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberikan evaluasi kepada siswa.

Keberhasilan siklus III pun tidak lepas dari peran dan aktivitas siswa. Aktivitas siswa pada siklus III ini berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Siswa sudah mulai terbiasa untuk bekerja sama dalam mengerjakan tugas dengan kelompoknya. Dengan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 80% maka kegiatan penelitian dianggap tuntas dan tidak dilakukan tindakan berikutnya.

Rekap hasil keterlaksanaan pembelajaran pada semua siklus 1. Aktivitas Guru

Gambar 4.1

Perbandingan Aktivitas Guru pada Siklus I, II, dan III 2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Gambar 4.2

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis MN pada Siklus I, II, dan III

b) Kemampuan Berpikir Kritis DN

Gambar 4.3

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis DN pada Siklus I, II, dan III c) Kemampuan Berpikir Kritis RZ

Gambar 4.4

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis RZ pada Siklus I, II, dan III

d) Kemampuan Berpikir Kritis AD

Gambar 4.5

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis AD pada Siklus I, II, dan III e) Kemampuan Berpikir Kritis AS

Gambar 4.6

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis AS pada Siklus I, II, dan III

f) Kemampuan Berpikir Kritis MR

Gambar 4.7

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis MR pada Siklus I, II, dan III g) Kemampuan Berpikir Kritis NA

Gambar 4.8

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis NA pada Siklus I, II, dan III

h) Kemampuan Berpikir Kritis AN

Gambar 4.9

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis AN pada Siklus I, II, dan III i) Kemampuan Berpikir Kritis FI

Gambar 4.10

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis FI pada Siklus I, II, dan III

j) Kemampuan Berpikir Kritis DA

Gambar 4.11

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis DA pada Siklus I, II, dan III C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data awal penelitian peneliti menemukan masalah siswa dalam pembelajaran IPS. Permasalahan tersebut yaitu kemampuan sepuluh siswa dalam berpikir kritis masih rendah. Hal ini masih belum sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran IPS yaitu mengutamakan peran aktif siswa agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencari solusi dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode diskusi. Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS dimaksudkan untuk melatih siswa agar lebih berani bertanya, berpendapat, serta memberikan kesimpulan. Dengan kata lain tujuan dari penerapan metode diskusi pada pembelajaran IPS dalam materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Upaya peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas telah menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus I sampai siklus III. Perubahan yang jelas terlihat yaitu pada siklus III. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 80%.

Salah satu proses pembelajaran yang penting agar siswa dapat terlatih berpikir kritis yaitu pembelajaran antara guru dengan siswa harus lebih komunikatif serta memberikan kesempatan siswa untuk bekerjasama dengan

Dalam dokumen S PGSD 1003448 Chapter 4 (Halaman 23-47)

Dokumen terkait