• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Bagi sekolah

a. Perlunya pihak sekolah memperhatikan fasilitas belajar yang akan digunakan saat mengajar misalnya buku, dan alat bantu belajar lainnya sehingga guru tidak terkendala dalam pembelajaran. 2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru menyusun RPP maupun RPI sebelum memberikan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran yang diberikan lebih terarah.

b. Sebaiknya guru menggunakan waktu se-efektif mungkin untuk menyampaikan materi, sehingga materi dapat tersampaikan secara baik.

c. Sebaiknya guru melibatkan siswa untuk membahas latihan soal yang dikerjakan.

d. Sebaiknya guru menggunakan alat bantu mengajar matematika untuk membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Astati. 2001. Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: CV. Pandawa

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA

Bandi, Delphie. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika ADITAMA

Dymyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Efendi, M. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi

Aksara

Jamila, Muhammad. 2008. Special Education For Special Children. Bandung: Hikmah

Marpaung, Y. Peningkatan Mutu untuk Mempertahankan Eksistensi, Makalah Seminar di Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Univ. Sanata Dharma, Yogyakarta, 1999.

Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher

Munzayannah. 2000. Tunagrahita. Surakarta: UNS Press

Patton, J. R. 1991. Exceptional Children In Focus. New York: Macmillan Publishing Company

Rifai. 2012. http://ninamath.wordpress.com/2014/04/12/jenis-jenis-kesalahan-dalam-menyelesaikan-soal-matematika, diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 pukul 21.00

Rochyadi, E dan Alimin, Z. 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Surya, Mohamad.2004. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Tim Penyusun Kamus. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. DEPDIKBUD: Balai Pustaka

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: CV. Aneka Ilmu

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN

1. Dalam menyusun perencanaan program pembelajaran bagi anak tunagrahita mampu didik seorang guru diharapkan sudah merencanakan asumsi/prinsip dasar pembelajaran secara cermat dan sistematis untuk membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Asumsi/prinsip dasar pembelajaran apa saja yang dibuat sebelum menyusun perencanaan pembelajaran?

2. Usaha-usaha apa saja yang ditempuh guru dalam perencanaan prinsip/asumsi dasar pembelajaran tersebut?

3. Komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam penyusunan perencaanaan proses pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik?

4. Bagaimana guru menyikapi penyusunan komponen-komponen perencanaan proses pembelajaran agar sesuai dengan tingkat kemampuan setiap anak?

5. Salah satu karakteristik anak tunagrahita mampu didik adalah kurang mampu berpikir abstrak. Bagaimana guru menyusun rencana pembelajaran agar matematika yang abstrak bisa dipahami mereka?

6. Apakah rencana program pembelajaran sama untuk setiap anak?

7. Pengembangan pengajaran bagai anak tunagrahita juga disusun dalam Rencana Pengajaran Individual (RPI). Aspek apa saja yang menjadi acuan dalam penyusunan RPI tersebut?

8. Anak tunagrahita yang memiliki MA yang sama tidak selalu sama dalam layanan pembelajaran. Bagaimana guru menyikapi hal tersebut?

INSTRUMEN PENGAMATAN PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA

MAMPU DIDIK

Aktivitas Guru Dalam Kelas

Nama Sekolah : SLB Yapenas Yogyakarta Hari/Tanggal :

Nama Guru :

Nama Observer :

Petunjuk:

Berilah tanda cek ( ) pada kolom sesuai dengan keadaan yang anda amati dan sertai dengan keterangan.

No Aspek yang diamati Pelaksanaan Keterangan

Ya Tidak A Pengkondisian sebelum belajar

1. Guru memeriksa kesiapan ruang dan fasilitas belajar.

2. Guru memeriksa kesiapan siswa 3. Guru mempersiapkan materi B Mengelola kegiatan belajar mengajar

1. Guru menyampaikan bahan yang akan diajarkan.

2. Guru menggunakan alat/media pembelajaran.

3. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapat.

C Pengkondisian saat berlangsungnya proses pembelajaran

1. Guru memotivasi siswa untuk aktif berproses dalam setiap tahapan pembelajaran

2. Guru memberikan pengajaran langsung disertai dengan contoh-contoh yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

3. Guru melakukan proses pengulangan materi untuk melihat apakah siswa sudah memahami secara benar 4. Guru membentuk keterampilan

siswa yang sudah benar agar menjadi lancar lewat pendampingan.

5. Guru secara teratur melakukan evaluasi pemahaman siswa dengan bertanya atau memberikan tugas untuk memelihara keterampilan yang telah dimiliki.

6. Guru melakukan pengajaran agar

siswa mampu mengalihkan

pemahaman pada situasi yang baru. D Pendampingan secara individual

1. Guru menunjukkan kehangatan saat mengajar.

2. Guru menunjukkan respon yang baik

saat siswa mengungkapkan

pendapat.

3. Guru menunjukkan kepekaan.

baik dengan siswa.

5. Guru mampu menangani emosi siswa dan mengendalikan situasi. E Penggunaan bahasa

1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2. Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

3. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

4. Guru menghindari penggunaan kata yang berlebihan dan meragukan. F Rencana yang memadai dalam hal

1.Kegiatan untuk setiap siswa.

2.Guru menyediakan alat dan sumber. 3.Cara guru membantu siswa dalam

belajar.

G Teknik pendekatan yang dilakukan 1. Guru membuat pembelajaran yang

menyenangkan.

2. Guru menantang siswa untuk berpikir

3. Guru mendorong siswa untuk menyelesaikan tugasnya.

H Mengorganisasi waktu, siswa dan fasilitas belajar

1.Guru mengatur penggunaan waktu. 2.Guru mampu mengorganisasi siswa.

3.Guru menggunakan dan

secara efektif dan efisien.

4.Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan fasilitas belajar. I Mengakhiri pelajaran

1. Guru menyimpulkan pelajaran dengan melibatkan siswa.

2. Guru memberikan tindak lanjut.

Catatan :

Tuliskan hal-hal yang menurut anda menarik selama berlangsungnya proses belajar mengajar dan belum tercantum dalam pedoman observasi diatas.

1. ………

2. ………

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Saat Berlangsungnya Kegiatan Pembelajaran Hari/Tanggal : Nama Guru : Nama Observer : Petunjuk:

Berilah tanda cek ( ) pada kolom sesuai dengan keadaan yang anda amati dan sertai dengan keterangan.

No Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Ya Tidak Keterangan

A Kesiapan siswa untuk menerima pelajaran

1. Siswa duduk dengan rapi 2. Siswa mengucapkan salam 3. Siswa mempersiapkan buku

pelajaran B Sikap siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran

1. Siswa mendengarkan

penjelasan guru dengan baik 2. Siswa menanggapi penjelasan

guru

3. Siswa berani mengeluarkan pendapat

4. Siswa mampu menyimpulkan pendapat

5. Siswa mendengarkan pendapat temannya

6. Siswa memberi tanggapan terhadap pendapat temannya 7. Siswa aktif mengajukan

pertanyaan

8. Siswa sibuk bermain dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan

9. Siswa mondar-mandir saat guru menjelaskan

10.Siswa berbisik-bisik saat guru menjelaskan

11.Siswa kurang menghargai pendapat temannya 12.Siswa suka mengganggu

temannya

13.Siswa tidak mau mengerjakan tugas

C Konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

1. Siswa serius mengikuti kerja kelompok

2. Siswa serius belajar secara individual

3. Siswa mencatat apa yang dijelaskan guru

PEDOMAN WAWANCARA EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Apakah guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi. Bagaimana asesmen itu dilaksanakan!

2. Hal apa saja yang dilakukan guru selama pelaksanaan asesmen tersebut? 3. Apakah guru menggunakan lembar pedoman penilaian saat melakukan

evaluasi?

4. Apakah guru membuat catatan kemajuan belajar siswa selama berlangsungnya kegiatan belajar?

5. Apakah penilaian ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif selalu dilakukan secara bersama-sama selama berlangsungnya pembelajaran?

TRANSKRIP WAWANCARA PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1. Dalam menyusun perencanaan program pembelajaran bagi anak tunagrahita mampu didik seorang guru diharapkan sudah merencanakan asumsi/prinsip dasar pembelajaran secara cermat dan sistematis untuk membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Asumsi/prinsip dasar pembelajaran apa saja yang dibuat sebelum menyusun perencanaan pembelajaran?

 Asumsi/ prinsip dasar pembelajaran yang telah dibuat yakni penyusunan RPP berdasarkan kurikulum, untuk sekarang masih menggunakan KTSP. KTSP ini disusun bersama oleh guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan yayasan yang kemudian disahkan ke Dinas Provinsi yang dilaksanakan setiap tahun.

2. Mengapa Ibu belum menggunakan kurikulum 2013?

 Iya, sebenarnya untuk anak SLB pembelajarannya sudah tematik seperti kurikulum 2013, perbedaannya untuk kurikulum 2013 sudah ada buku siswa, buku guru dan silabus. Akan tetapi, kami tetap kewalahan suster karena sampai sekarang kurikulum 2013 belum sampai di sekolah ini.

3. Usaha-usaha apa saja yang ditempuh guru dalam perencanaan prinsip/asumsi dasar pembelajaran tersebut?

 Ya, dengan mengumpulkan data-data mengenai siswa yang akan dididik, misalnya dari orang tua, atau guru yang terlibat untuk mendampingi anak tersebut.

4. Komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam penyusunan perencaanaan proses pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik?

 Komponen yang termasuk dalam perencanaan pembelajaran matematika yakni SK-KD yang sudah tercantum dalam kurikulum, kemudian saya sebagai guru mengembangkannya dalam indikator, indikasinya harus berbeda untuk setiap anak.

5. Maksudnya indikasi yang berbeda seperti apa Ibu?

 Begini suster, sebenarnya idealnya penyusunan RPP harus satu untuk setiap anak, tetapi untuk saat ini belum terlaksana. Penyusunanannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan setiap anak. Jadi, indikasi yang berbeda itu maksudnya, untuk mencapai tujuan pembelajaran indikator dikembangkan dalam beberapa poin.

6. Contohnya bagaimana Ibu?

 Contohnya seperti ini suster, dalam satu kelas terdiri dari beberapa siswa. Dari pengembangan indikator ini mungkin satu siswa menguasai 1 indikator, sementara yang lain sudah menguasai 3 indikator.

7. Bagaimana Ibu menyikapi penyusunan komponen-komponen perencanaan proses pembelajaran agar sesuai dengan tingkat kemampuan setiap anak?

 Dengan latihan suster. Secara khusus untuk mengajarkan matematika saya lebih suka memberika soal cerita, karena dengan soal cerita siawa akan

berpikir dua kali, untuk memahami soal dan cara menyelesaikan sekaligus siswa belajar membaca.

8. Salah satu karakteristik anak tunagrahita mampu didik adalah kurang mampu berpikir abstrak. Bagaimana guru menyusun rencana pembelajaran agar matematika yang abstrak bisa dipahami mereka?  Untuk pembelajaran matematika yang abstrak, saya berusaha untuk

mengajarkannya dengan kalimat yang sederhana. Seperti yang saya katakana sebelumnya dengan menggunakan soal cerita anak akan terbantu untuk memahami soal matematika yang abstrak.

9. Apakah rencana program pembelajaran sama untuk setiap anak?

 Seharusnya tidak sama, akan tetapi saya hanya membuat satu RPP untuk semua anak. Hal tersebut baru dibedakan dalam pembelajaran berdasarkan pengembangan indikator.

10.Pengembangan pengajaran bagai anak tunagrahita juga disusun dalam Rencana Pengajaran Individual (RPI). Aspek apa saja yang menjadi acuan dalam penyusunan RPI tersebut?

 Aspek yang menjadi acuan dalam penyusunan RPI yaitu sebenarnya hampir sama dengan menyusun RPP, hanya saja RPI mengacu pada pendampingan individual yang bagaimana yang akan dilaksanakan dalam pengajaran khususnya di kelas.

11.Anak tunagrahita yang memiliki MA yang sama tidak selalu sama dalam layanan pembelajaran. Bagaimana guru menyikapi hal tersebut?

 Iya memang, saya agak kesulitan khususnya setelah ada rotasi tugas mengajar. Sebelumnya saya mengajar anak tunagrahita mampu latih dan sekarang mengajar anak tunagrahita mampu didik. Untuk menyikapi hal tersebut saya harus mengenal terlebih dahulu karakteristik setiap anak yang sedang saya didik saat ini. Dengan mengenal karakteristik anak, saya tentu bisa lebih paham hal apa yang akan saya ajarkan.

12.Dalam menyusun RPP tentunya harus ada buku acuan dalam pembelajaran. Apakah ada buku yang khusus disusun untuk anak tunagrahita mampu didik?

 Tidak ada suster, dulu pernah ada tetapi untuk sekarang tidak ada lagi. Jadi, kami/saya kewalahan dalam mencari sumber belajar. Sumber belajar bagi anak kelas VI SD mungkin ada di paket kelas III SD untuk anak normal atau kelas IV. Jadi, seorang guru SLB harus aktif untuk mencari sumber belajar sesuai dengan SK-KD yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik.

13.Apakah pembelajaran bagi anak tunagrahita sitematis, misalnya diajarkan per bab?

 Tidak suster, biasanya tergantung dari keinginan siswa mereka mau belajar apa. Kalau dipaksakan takutnya nanti tidak mau belajar atau tidak berangkat sekolah. Selain itu, kebetulan siswa yang saya didik adalah siswa pindahan dari sekolah umum yang tentunya sudah mendapat banyak pelajaran tapi belum dipahami.

TRANSKRIP VIDEO PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI ANAK TUANGARHITA MAMPU DIDIK

Keterangan: G : guru S1 : siswa 1 S2 : siswa 2 S3 : siswa 3 Pertemuan I

1. G : Coba diliat dulu buku matematikanya. Soal cerita yo, ini bagus bangat karena kamu

harus berpikir dua kali ya, dua kali harus memahami dari bacaannya dulu, baru cara penyelesaiannya. Coba halaman 51 (G membagikan buku paket pada S)

2. S1 : iya kalau seperti ini langsung ya Bu.

3. G : kemarin halaman 51 udah? Sekarang coba kamu lihat halaman 52.

tentang perkaliaan 2 angka dengan dua angka, sudah dilihat? disitu ada contoh, dilihat ya, sudah dilihat, disitu ada contoh 13 dikalikan berapa?

4. (S1, S2, S3) : 21

5. G : 13 x 21 (G mengingatkan kembali tabel perkalian yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya), sekarang perkalian bilangan dengan dua angka ya? coba Mbak Vera dibaca dulu soalnya. 13 kali berapa itu..

(siswa membaca soal yang ditunjuk oleh guru)

6. S1 :13 x 21

7. S3 : (mendengarkan penjelasan guru sambil bersiul)

8. G : Gilang bisa?

9. S3 : malas..

10. G : Gilang bisa ngak?

11. S1 : bisa kok, dulu pernah diajari.

12. S2 : kok saya.

13. G : loh, kok saya, kapan bisanya

14. S1 : sudah pernah diajari suster yang satu itu loh Bu..

15. G : udah diajari, loh..

16. S1 : enak disitu loh Bu (S1 mau pindah tempat duduk), saya Bu

17. G : dia mau maju (G menunjuk S2)

18. S2 : gak apa-apa Bu (S2 maju mengerjakan contoh soal di papan tulis)

19. G : perhatikan Mas Jalu, itu dari satuannya dulu. Sama ya mengerjakannya!

20. S3 : satuan, puluhan

21. G : 3 kali 1, 1 kali 1, terus 3 kali 2, enam

22. S2 : ditambah?

23. S1 : ora dikurang (hmmm)

25. S2 : ditambah Bu?

(S2 kembali ke tempat duduk)

26. G : perkalian kan penjumlahan berulang kok, mosok dikurangi!

perhatikan ya Mas Jalu, dari satuannya dulu Mas Jalu, kalau menghitung dari satuannya dulu 3 x 1= 3, trus 1 x 1=1, diluruskan angka 2 kan belum selesai, sekarang 2 x 3 = 6. Kemudian, dah selesai ya, nanti kalau yang tiga anka juga seperti ini, ada ribuannya kalau tiga angka. Yang ini ditambahkan 3, 7, 2 (G meunjuk pada pekerjaan (S2). Selanjutnya biar Mas Jalu bisa meniru dari contohnya (guru menuliskan soal di papan tulis) 13 21 x 13 26 + 273 27. S3 : 12 x 12. 28. S1 :gampang Ibu

29. G : ayo Mas jalu kalikan yang mana dulu.

30. S3 : 2 kali 2 empat, satu kali satu, satu eh 1 x 2 = 2

31. G : terus? 32. S3 : 2 kali 1

33. G : berapa?

34. S3 : empat, ehhh dua

35. S1 : dua

36. G : berapa? (menanyakan hasil penjumlahan dari operasi perkalian 12 x 12)

37. S3 : empat, empat, satu

38. G : jadi ini loh Mas Jalu, kalikan ini dulu baru yang ini. Udah siap? (guru memberikan

latihan soal untuk dikerjakan).

G berkeliling dan memperhatikan S1 mengerjakan soal

39. S2 : Bu susun kebawah?

40. G : oh iya.

41. S1: lihat ini ngak apa-apa Bu..

(Siswa mengerjakan latihan soal dengan tekun)

42. S3 : (mengerjakan soal sambil bersiul..)

43. S2 : (bertanya pada S1) kamu nomor piro?

44. S1 : nomor enam.

45. S2 : nomor enam? Saya nomor pitu (tujuh) Bu sampai nomor berapa Bu?

46. G : iya, sampai nomor sepuluh

47. S1 : (menunjukkan soal matematika dari buku kelas 4) kali sepuluh, 23 x 21 itu. 23 x 21

48. S3 : iya toh Bu Titi..

49. S1 : ini toh bukan Bu Titi, siapa jenengan? a x b =

23 toh Bu 23 x 21 itu (sambil mengerjakan di kertas) 483, iya toh Bu. Trus 23 x 10. nol, nol

50. G : 230..

51. S1 : nanti dulu Bu, tiga..nol tiga nol

52. G : telu likur ping 10 kok 330.

53. S1 diskusi dengan S2 untuk mengerjakan soal..

54. S1: 230 + 483, 713?

benar itu Bu, benar. Benar toh Bu. Ini itu gampang juga. Ini tuh cuman 45 taruh sini, 22 taruh sini, iya toh Bu?

55. G : ayo Lang tinggal satu lagi, waktunya tinggal 5 menit.

56. S1 : orang deloki. Aku sedang kerjakan.

57. G : kalau dasarnya sudah bisa pasti semua jadi gampang.

58. S3 : (sibuk dengan diri sendiri)

59. S1 : terus ada lagi toh Bu misalnya a tambah b = … + a. disini itu misalnya 24 ditambah, berapa ya? 24 ditambah 25 = 25 + … berapa toh Bu?

60. G : berapa.

61. S1 : 24, kan Cuma dibalik. Ada sifat asosiatif, komutatif, trus satu lagi apa Bu? Apa toh

yo, lupa aku.

62. G : apa!

63. S1 : asosiatif, komutatif,…

64. G : iya

65. S1 : lupa aku Bu..

66. G : distributif

67. S1 : ini sifat apa Bu, kalau yang ini? (S1 menunjukkkan pada guru).

68. G : distributif

Pertemuan II

1. G : hari ini mau belajar apa?

2. S1 : materi pengukuran Bu.

3. G : baik, coba tunjukkan pada Ibu

4. S1 : ini Bu (menunjukkan dibuku paket)

5. G : Kalau turun satu langkah ke bawah ….

6. S1 : (siswa mengitung)

7. G : misalnya 1 kilometer sama dengan berapa meter..berapa? se..

8. S1 : ribu meter.

9. S1 : ini ngak bisa Bu, ini kan 90?

10. G : (mendekati siswa dan mengajarinya)

12. G : jadi kalau mau turun satu langkah di kali 10, dan kalau naik satu langkah dibagi 10 (sambil menunjuk buku)

13. S1 : ini?

14. G : coba, 1 kilometer berapa meter

15. S1 : ga tahu Bu.

16. G :jadi, kalau sudah tahu rumus mulai belajar

17. S1 : tapi yang tidak aku tahu ini loh Bu

18. G : urutannya itu ada berapa toh?

19. S1 : km,hm,dm,cm,desim

20. G : kamu tulis lagi, nanti dicocokkan

21. S1 : (menulis urutan di catatan) kalau udah ada tujuh Bu, sudah benar?

22. G : tapi urutannya, coba kamu cocokkan..

23. S1 : km, hm, dekam,m,cm, dm, mm, tapi aku bilangnya deka meter Bu

24. G : meter ke centimeter, kalau 1 meter itu berapa centimeter…seratus centimeter.

25. S1 : iya Bu, sudah tahu

26. G : 1 meter ada berapa centimeter

27. S1 : 100

28. G : 5 meter berapa centimeter?

29. S1 : 500

30. G : 1 kilometer berapa meter

31. S1 : (diam)

32. G : 1 kilometer berapa meter?

33. S1 : ga tahu Bu.

34. G : (guru akhirnya menuliskan dipapan tulis)

35. S1 : kalau satu centimeter itu segini, tetapi kalau satu meter itu lebih? (sambil

merentangkan tangan)

36. G : ini adalah contoh penggaris yang panjangnya berapa?

37. S1 : 30 centimeter.

38. G : iya, 30 centimeter. 1 centimeter panjangnya hanya segini (sambil menujukkan

penggaris), dari nol sampai satu namanya, jadi kalau kamu membuat garis yang panjangnya 5 centimeter dengan kamu disuruh membuat garis yang panjangnya 5 meter. Kamu bisa kebayang toh, oh nek, 1 meter itu 100 cm, ini hanya 30 cm (G menunjukkan penggaris berukuran 30 cm), berarti kalau 100 kan lebih panjang.

39. S1 : kalau pak tukang mengukur juga Bu?

40. G : ya iya, tukang itu justru sininya ( G menunjuk pada kepala/pikiran) harus, karena ia

harus membangun sebuah rumah. Bangunan ini kalau ga diukur, itu ada 4 siku. Coba kamu lihat ketika tukang membwa selang trus diisi air, itu untuk mengukur biar sama

41. S1 : kok bisa Bu.

42. G : pak tukang itu pasti tahu, walaupun beliaunya kadang-kadang tidak sekolah karena

mempraktekkan di meja) harus pake meteran toh? Bangunan yang ditanah misalnya ada 100 m, kemudian mau dibangun berapa, itu harus disesuaikan dengan bahannya, panjangnya?

43. S1 : bahannya cukup ato..

44. G : iya bahannya harus sesuai, misalnya batu bata, batu bata itu kan segini (G

mencontohkan batu bata dengan sebuah buku) kalau mau membuat bangunan yang panjangnya 100 meter, batu bata itu diukur panjangnya, misalnya 1 batu bata panjangnya 10 cm, berarti untuk membuat bangunan yang panjangnya 100 m kita

harus menyediakan batu bata 10 kali. 10 x 10 menjadi sera…..tus. perkalian, pake

mate… matika. Ya, itu..

45. S1 : (senyum)

46. G : jadi, tukang itu sininya berjalan (G menunjuk kepala).

47. S1 : pinter ya Bu.

48. G : pintar, kalau gak pintar hanya ngaduk-aduk semen kemudian jadi latihnya ato jadi

tukang cangkulnya. Itu atas perintah siapa? Tukange..diukur dulu trus buat pondasi. Pondasi itu diukur, nanti panjangnya pondasi berapa, trus diukur pake meteran. Kamu itu belajar tidak harus diruangan ya, bisa belajar di lapangan, liat tukang yang sedang mengerjakan bangunan. Kalau nanti kuliah ngambil teknik sipil, nanti kalau lulus kuliah jadi pemborong-pemborong.

49. S1 : hmmmmm…

50. G : jadi tukang-tukang bangunan, misalnya dapat borongan rumah. Ini berani berapa,

kan harus dihitung dulu, misalnya ukuran tanahnya sekian, bahannya sekian. Jadi gak ngawur, harus ada ilmunya. Kalau mau membangun rumah ngawur, gak diukur nanti mleyat-mleyot. Semua pekerjaan harus ada hitungan. Itu, ya mbak Vera ya..

51. S1 : iya Bu..

52. G : coba lihat kemarin, diukur lalu di kasih tanda. Iya kan, tahu ya.

53. S1 : iya..

54. G : kayak kamu ngukur, panjangnya berapa? Dikasih tanda titik, titik lalu dihubungkan

(G membuat garis di kertas).

55. S1 : pensilnya di kasih kuping.

56. G : untuk apa, biar memudahkan kita bekerja, misalnya mau mengukur masih mencari

pensil, pengurnya bergeser, jadi, dua kali kerja.

57. S1 : memperhatikan dengan baik penjelasan G.

58. G : kalau kamu menggaris di kasih titik-titik lalu dihubungkan, kalau pak tukang sudah

kerja di lapangan dikasih patok supa ukurannya pas, tidak bergeser.

59. S1 : itu untuk membangun apa toh Bu?

60. G : itu nanti ada ruang kelas dan perpustakaan.

61. S1 : (mengangguk-angguk)

62. G : jadi, harus disiapkan, ada besinya, sama seperti manusia ada tulangnya..

64. G : 1000 meter ada berapa kilo meter

65. S1 : (S1 menghitung) berapa Bu tadi?

66. G : 1000 meter ada berapa kilo meter

67. S1 : satuuu, 1000 kilometer..

68. G : 1000 meterr..(G membetulkan ucapan S1)

69. S1 : ehh, 1000 meter (menghitung lagi), iya satu Bu.

70. G : jadi, kamu tahu ya 1000 meter ada 1 kilometer, kalau misalnya kamu naik motor

mau berangkat ke sini.

71. S1 : jaraknya?

72. G : iya, kalau kamu berangkat dari rumah mau ke sekolah jaraknya ada berapa.

73. S1 : jalannya.

74. G : iya, jalannya ada berapa kilometer

75. S1 : Bu..Bu.. ini maksudnya apa, ini loh Bu 40 km/jam..itu maksudnya apa Bu..

76. G : maksudnya kecepatan,

77. S1 : berarti kecepatannya harus 40/jam. Maksudnya per jam itu gimana toh Bu?

78. G : km/jam, misalnya kamu mengendarai kendaraan, ya/

79. S1 : motor ato mobil Bu?

80. G : sama saja, kalau kamu kecepatannya berapa?

81. S1 : 20 Bu

82. G : misalnya 20 km/ jam. Berarti jaraknya 20 km per jam. Kalau ngebut bisa lebih panjang lagi..

83. S1 : oh ya Bu..

84. G : iya udah, kita cukupkan sampai disini dulu.

Pertemuan III

1. G : hari ini kita akan mencongak, materi perkalian. 4 x 4 berapa Mas Jalu? (guru menanyakan soal perkalian kepada S3 kemudian dilemparkan kepada yang lain). 4 x 4 berapa Mas Jalu?

2. S3 : ohhh..gak tahu (sambil geleng-geleng kepala)

3. G : 4 x 4 berapa Mbak Vera?

4. S1: 8

5. G : delapan (G menunjuk S1 kemudian melanjutkan bertanya pada S2). Berapa Mas

Gilang?

6. S3 : ahhh..

7. S1: ehh bukan deng, enam belas

8. G : 2 x 2 berapa Mas Gilang?

9. S2 : empat

10. G : 2 x 2 ? (G menunjuk S3)

11. S3 : garuk-garuk kepala

13. S3 : (S3 kelihatan gelisah) dua

14. G : 2 x 3? Yang lain juga berpikir

15. S3 : ahhh enam!

16. G : enam, bagus. Ya.. 2 x 4 ? Gilang?

17. S2 : delapan.

18. G : delapan.. Mbak Vera 2 x 5 berapa?

19. S1 : sepuluh.

20. G : 2 x 7?

21. S1 : 14

22. G : 2 x 8?

23. S1 : enam belas.

24. G : Gilang? 2 kali 10, berapa Lang?

25. S2 : dua puluh (sambil mlengak-mlengok).

26. G : 3 x 10 berapa Jalu?

27. S3 : tiga puluh.

28. G : 10 x 10 berapa Vera?

29. S3 : seratus.

30. G : tahu ya, pintar? 10 x 5 Jalu?

31. S3 : 50 32. G : 10 x 4 Gilang? 33. S2 : 40 34. G : 10 x 5? 35. S3 : 50 36. G : 10 x 6? 37. S3 : 60 38. G : 10 x 7 39. S3 : 70 40. G : 10 x 3? 41. S3 : 30 42. G : 3 x 9?

43. S3 : tiga puluh enam.

44. G : noooo.

45. S3 : 39

46. G : noo

47. S1 : 24

48. G : 3 x 9 (G mengulangi pertanyaan yang sama karena belum ada jawaban yang

benar).

49. S3 : 35

50. G : nooo

52. G : noo

53. S3 : nah, nooo. 30

54. S1 : 27

55. G : ya, dua puluhhh tujuh, 9 ditambah 9 kan 18, ditambah 9 menjadi 27. (G

melanjutkan pertanyaan), 7 x 3

Gilang? (G melemparkan pertanyaan kepada yang lain karena S2 tidak bisa menjawab).

56. S1 : dua puluh satu.

57. G : berapa?(G menunjuk siswa 3)

58. S3 : dua puluh satu

59. G : nirukan atau benar tahu?

60. S3 : nirukan, saya gak tahu eh Ibu (S3 kelihatan gelisah)

61. G : ohh, gak tahu.

62. S1 : 21 kan Ibu?

63. G : iya, 21. Apabila 3 x 7 berarti 7 + 7 + 7 sebanyak 3 kali, 14 ditambah 7, 21 ya. (G

Dokumen terkait