• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: PENDAHULUAN

B. Deskripsi Data Penelitian

Pembelajaran Mabadi’ul Fiqih pada siswa kelas VIII dijadwalkan pada hari Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi memperoleh data hasil belajar fiqih siswa dengan menggunakan Mabadi’ul Fiqih dalam kurikulum Diniyah. Mata pelajaran Mabadi’ul fiqih dibimbing oleh salah satu Ustadz pada Madrasah tersebut, sehingga setiap kelas terdapat Ustadz yang sama dalam mengajarkan Mata Pelajaran Mabadi’ul Fiqih namun materi pembelajaran setiap kelas berbeda. Dalam pembelajaran siswa difokuskan mampu membaca Arab pegon dan menjelaskan maksud dan makna dari bacaan kitab tersebut.

1) Pembelajaran Mabadi’ul Fiqih

Kegiatan pembelajaran mata pelajaran Mabadi’ul Fiqih ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu dilaksanakan pada hari Rabu. Bimbingan tersebut ditangani oleh guru Agama Islam yang mengajar di Madrasah tersebut atau biasa siswa menyebutnya Ustadz.

Dalam kegiatan pembelajaran Mabadi’ul Fiqih ini, siswa dapat memahami bahwa membaca Arab pegon itu merupakan hal yang penting dan dapat memudahkan untuk membaca Arab khususnya Al-Qur’an. Selain itu siswa dapat memahami makna yang terkandung dalam kitab Mabadi’ul Fiqih tersebut. (Wawancara dengan guru PAI, Bapak Efit Dwi Fitanto tanggal 6 Januari 2017).

Pembelajaran mata pelajaran Mabadi’ul Fiqih di masukkan dalam Kurikulum Diniyah karena dalam pembelajaran ini masih

berbaur pondok pesantren. Dan kurikulum Diniyah ini diadakan dengan tujuan agar siswa-siswi lebih mendalami keagamaan.

Pembelajaran Mabadi’ul Fiqih merupakan pembelajaran yang merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang menyelaraskan dengan pondok pesantren karena hanya Madrasah tersebut yang mempelajari kitab-kitab dan dimasukkan dalam kurikulum. Oleh karena itu Madrasah memiliki tanggung jawab terhadap kemampuan membaca Arab Pegon siswa. (Wawancara dengan Bapak Efit , tanggal 6 Januari 2017).

2) Sasaran Kegiatan Pembelajaran Mabadi’ul Fiqih

Sasaran kegiatan yang mengikuti kegiatan pembelajaran Mabdai’ul Fiqih ini adalah siswa-siswi kelas VIII. Dalam pembelajaran ini tidak membedakan siswa yang sudah lancar dalam membaca Arab Pegon maupun siswa yang belum lancar membaca Arab Pegon. Karena kegiatan pembelajaran ini diwajibkan untuk semua siswa MTs Unggulan Nurul Qur’an. Siswa-siswi yang sudah lancar dalam membaca Arab Pegon membaguskan kembali bacaannya dan memahami penjelasan makna dari bacaan Kitab Mabadi’ul Fiqih. (Wawancara dengan Guru Mabadi’ul Fiqih, Bapak Sahal tanggal 10 Januari 2017).

Para siswa pun sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran ini. Sebagian siswa sudah lancar dalam membaca Arab Pegon, namun

ketika siswa diminta untuk menjelaskan makna bacaan tersebut, siswa masih kurang. (Observasi, tanggal 11 Januari 2017).

Menurut Sihah siswa kelas VIII, bahwa dia merasa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran ini, untuk mengupayakan hasil belajar nya diadakan penilaian hasil belajar pada setiap akhir dari pembelajaran Mabadi’ul Fiqih.

Selain itu ketika siswa belajar Kitab, siswa tersebut merasa seperti santri pondok pesantren dan belajar bersungguh-sungguh sangat mulia. Hal ini dituturkan oleh Affandi Priyantoro siswa kelas VIII.

3) Materi, Waktu dan Tempat, dan Hasil Belajar

Materi yang disampaikan dalam pembelajaran Mata Pelajaran Mabadi’ul Fiqih disesuaikam dengan susunn materi yang terdapat dalam kitab tersebut, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menyesuaikan dengan susunan atau urutan Bab materi tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Materi untuk siswa berupa materi-materi dasar fiqih yang bersumber dari kitab tersebut. Siswa kelas VIII sebelumnya sudah mempelajari pelajarn fiqih sebelumnya, namun dalam penyajian materi fiqih ini lenih mendalamkan pada kemampuan membaca Arab Pegon siswa. Salah satu materi dari mata pelajaran Mabadi’ul Fiqih adalah diambil Bab Thaharah. Siswa mampu memahami pengertian thaharah, wudhu, hadas dan najis.

Proses pembelajarannya adalah Ustadz terlebih dahulu memberikan contoh bagaimana pengucapannya yang benar serta membacakan bacaannya sedikit demi sedikit, kemudian siswa menirukan bacaan yang sesuai Ustadz atau Guru bacakan sebelumnya. Setelah itu siswa diminta untuk menjelaskan penjelasan dari bacaan tersebut secara apa yang mereka pahami, kemudian akan ditambahkan penjelasan oleh Gurunya lagi.

Bagi siswa yang belum lancar dalam membacanya, siswa akan dibimbing Ustadz dalam membaca Arab Pegon. Pada awalnya, Guru atau Ustadz akan memberikan contoh pengucapan bacaanya. Karena kebanyakan dari merekan masih melakukan kesalahan dalam membaca Arab Pegon.

Seteah itu diberikan penjelasan makna dan kandungan dari bacaan kitab Mabadi’ul Fiqih dengan menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia seperti Bab materi Thaharah. (Wawancara Bapak Sahal, tanggal 11 Januari 2017).

b. Tempat dan Waktu

Tempat pembelajaran Mabadi’ul Fiqih ini dilaksanakan di ruang kelas VIII. Waktu pembelajaran dilakukan selama satu kali dalam seminggu yaitu hari kamis. Siswa diberikan pengarahan bahwa pentingnya membaca Arab agar siswa memiliki kemampuan membaca Kitab dengan berbasis pondok pesantren

terlebih dahulu, supaya siswa dapat tergerak untuk belajar membaca giat. (Observasi, kamis 11 Januari 2017).

Pembelajaran Mata Pelajaran Mabadi’ul Fiqih dilatar belakangi karena menyerupai dengan pembelajaran berbasis pada pondok pesantren. Siswa menyadari bahwa belajar Kitab merupakan amal dan menambah ilmu yang bermanfaat.

Hal tersebut di atas Ustadz di Madrasah ini sangat mengupayakan siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca Arab Pegon. Siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran ini yang sudah masuk dalam jadwal kurikulum Madrasah.

Pada pembelajaran Mabadi’ul Fiqih, siswa sangat antusias dan mengalami perubahan yang cukup baik termasuk siswa yang pada umumnya belum pernah mengikuti pondok pesantren. Karena selain mereka juga memiliki semangat yang tinggi untuk belajar embaca Arab Pegon. Siswa juga dapat mempelajari kitab-kitab di pondok pesantren dengan dilakukan pendampingan sesuai dengan Ustadz di pondok masing-masing. (Hasil wawancara dengan Bapak Efit, tanggal 15 Januari 2017).

c. Hasil Belajar

Pembelajaran Mata Pelajaran Mabadi’ul Fiqih dilakukan seperti hal nya pembelajaran mata pelajaran lainnya. Siswa di MTs Unggulan Nurul Qur’an tidak hanya menjadi santri dan

mempelajari kitab di pondok pesantrennya, tetapi juga mempelajari Kitab di Madrasah dan dijadikan kurikulum, sehingga tidak hanya sebagai kegiatan tambahan atau bimbingan keagamaan. Madrasah ini menggunakan kurikulum tersendiri yanitu kurikulum Diniyah.

Setelah siswa mengikuti pembelajaran Mabadi’ul Fiqih salah satunya adalah materi Bab Thaharah. Siswa dilakukan evaluasi atau penilaian dengan dilakukan tes hasil belajar oleh Guru atau Ustadz nya. Tujuan diadakannya evaluasi atau penilaian adalah agar siswa tersebut mampu meningkatkan kemampuan belajar dan kemampuan membacanya dengan mengetahui hasil belajar yang diperoleh dalam pembelajaran tersebut.

Meskipun telah mempelajari kitab di pondok pesantren, namun hasil belajar siswa berbeda-beda. Setiap siswa memiliki kemampuan membaca Arab Pegon dan mengerjakan soal tersendiri-sendiri. Ada siswa yang memiliki kelancaran membaca Arab Pegon, namun ketika dilakukan tes sebagai penilaian, hasil tesnya terkadang tidak sesuai dengan keseharian dalam pembelajaran. Dalam hasil belajar juga mempengaruhi kesehatan serta motivasi siswa tersebut.(Wawancara dengan Bapak Sahal, tanggal 15 Januari 2017).

Diketahui hasil belajar siswa memiliki berbagai kategori diantaranya siswa yang memiliki kategori rendah berada pada

jumlah kurang lebih lima siswa, kemudian hasil belajar siswa dengan kategori sedang berada pada jumlah kurang lebih 15 siswa dan hasil belajar siswa dengan kategori tinggi sebagian berada pada jumlah kurang lebih 14 siswa. Berikut merupakan hasil belajar fiqih siswa dengan menggunakan Mabadi’ul Fiqih dalam materi Thaharah; No Nama Siswa Jumlah Skor Item No Nama Siswa Jumlah Skor Item 1 Siswa 25 28 18 Siswa 27 22 2 Siswa 30 28 19 Siswa 5 21 3 Siswa 34 28 20 Siswa 7 21 4 Siswa 12 27 21 Siswa 13 21 5 Siswa 1 26 22 Siswa 14 21 6 Siswa 29 24 23 Siswa 26 21 7 Siswa 31 24 24 Siswa 15 20 8 Siswa 32 24 25 Siswa 17 20 9 Siswa 2 23 26 Siswa 28 19 10 Siswa 10 23 27 Siswa 21 18 11 Siswa 18 23 28 Siswa 33 18 12 Siswa 19 23 29 Siswa 23 17 13 Siswa 22 23 30 Siswa 4 16

14 Siswa 24 23 31 Siswa 6 16

15 Siswa 3 22 32 Siswa 8 16

17 Siswa 20 22 34 Siswa 9 10

18 Siswa 21 22 34. Siswa 9 10

Rata-rata siswa yang memiliki hasil belajar rendah adalah sebagian yang kurang lancar dalam membaca Arab Pegonnya, sehingga ketika mengerjakan soal atau memahami materi yang terkandung dalam bacaan pada Kitab Mabadi’ul Fiqih masih kurang. Sedangkan siswa yang memiliki hasil belajar yang sedang dan cukup tinggi adalah sebagian siswa yang sudah memiliki kemampuan dan kelancaran dalam membaca Arab Pegonnya.

Namun kemampuan yang dimiliki pada siswa pada awalnya, hal tersebut bukan merupakan salah satu utama yang mempengaruhi hasil tes belajar siswa ada yang memperoleh rendah, sedang maupun cukup tinggi. Dapat diketahui juga bahwa faktor hasil belajar pada siswa diantaranya faktor minat dan motivasi, kesehatan dari siswa tersebut ketika akan mengerjakan soal atau sedang dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Dokumen terkait