• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Deskripsi Proses Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling Modeling

Pelaksanaan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok teknik modeling dalam peingkatkan motivasi belajar siswa dilaksanakan kurang lebih satu bulan dengan delapan kali perlakuan bimbingan kelompok teknik modeling, dimulai pada tanggal 24 Oktober 2015 sampai dengan 22 November 2015. Untuk hasil analisis dari pengamatan yang dilaksanakan selama penelitian, maka akan dijelaskan hasil pengamatan secara umum proses pemberian layanan bimbingan kelompok dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan. Adapun penjelasan rinci mengenai deskripsi perkembangan siswa selama kegiatan bimbingan kelompok teknik modeling

Tabel 4.23

Deskripsi Umum Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling

Pertemuan Ke-

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Dinamika yang Terjadi Saat Bimbingan Kelompok 1 Senin, 26 Oktober

2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Siswa cukup aktif selama kegiatan berlangsung, hanya saja lebih didominasi oleh siswa-siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi. Siswa secara keseluruhan masih memiliki rasa malu dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan menyanggah pendapat teman. Yang menjadi evaluasi pada pertemuan kali ini adalah siswa underachiever yang masih kurang berani untuk berpendapat dan beberapa siswa underachiever cenderung ribut sendiri.

2 Kamis, 29 Oktober 2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Pada pertemuan kedua ini, siswa semakin aktif dapat dilihat dari banyaknya saran-saran dan pendapat yang dikemukakan oleh siswa. Pada pertemuan kali ini cukup kondusif, tidak ada siswa yang ribut sendiri sehingga lebih kondusif dan tidak mengganggu siswa lainnya.

3 Senin, 2 November

2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Pada pertemuan kali ini kurang kondusif, ada beberapa siswa yang merasa kelelahan karena baru selesai mengikuti olahraga. Namun setelah melakukan permainan, siswa kembali segar kembali karena cenderung banyak tertawa. Secara keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok berjalan dengan baik dan tidak ada kendala yang berat. Pada pertemuan kali ini siswa underachiever terlihat lebih aktif dari kegiatan sebelumnya.

4 Kamis, 5 November

2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Evaluasi pada pertemuan keempat ini lebih kepada satu siswa yang terlihat sedih karena satu hari yang lalu adiknya meninggal dunia sehingga agak sulit berkonsentrasi dan lebih diam. Namun kegiatan bimbingan kelompok tetap berjalan dengan baik meskipun satu siswa kurang aktif, tetapi bisa ditutupi oleh siswa yang lain karena rata-rata siswa aktif semuanya.

5 Senin, 9 November 2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Pada pertemuan kelima, kegiatan bimbingan kelompok lebih baik dari biasanya. Siswa terlihat lebih aktif dan masih semangat karena dilakukan pada jam pelajaran pertama sehingga siswa belum merasa kelelahan. Pada pertemuan kali ini pendapat yang dikemukakan oleh siswa underachiever lebih berkualitas dan terjadi beberapa perubahan kepada beberapa siswa underachiever yang sebelumnya cenderung berbicara yang kurang penting dan tidak seharusnya dibicarakan dalam kegiatan bimbingan kelompok.

6 Kamis, 12 November

2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Kegiatan bimbingan kelompok pada pada pertemuan kali ini kurang kondusif karena dilakukan sebelum jam istirahat sampai jam istirahat selesai sehingga lingkungan menjadi lebih berisik, perpustakaan menjadi sedikit ramai karena banyak siswa yang datang sehingga siswa yang sedang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok menjadi kurang fokus. Namun kegiatan bimbingan kelompok menjadi normal kembali setelam bel masuk berbunyi.

7 Senin, 16 November

2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Pada pertemuan ketujuh, siswa sudah terbiasa dengan kegiatan bimbingan kelompok mereka terlihat lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Dalam memberikan pendapat pun mereka lebih terlihat percaya diri dan santai (tidak ada rasa takut dan ragu). Perbadaan siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa underachiever tidak begitu nampak karena mereka sama-sama aktif mengeluarkan pendapat. Secara keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok berjalan lebih baik dari biasanya.

8 Jumat, 20 November

2015

Ruang Perpustakaan SMP N 1 Sirampog

Pada pertemuan terakhir, kegiatan bimbingan kelompok berjalan kurang baik karena siswa dalam kondisi lelah setelah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan (jum‟at bersih). Hanya beberapa siswa saja yang terlihat masih aktif, namun setelah kegiatan permainan siswa menjadi lebih semangat lagi dan lebih aktif dalam memberikan pertanyaan, memberikan pendapat, dan memberikan sanggahan kepada teman.

4.3.Pembahasan

Setelah memperoleh hasil penelitian, maka langkah selanjutnya membahas mengenai motivasi belajar siswa underachiever. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa

underachiever melalui layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka bahwa bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar merupakan suatu hal yang sangat penting karena motivasi belajar itu sendiri terkait dengan semangat dan kebutuhan dalam melakukan kegiatan belajar.Menurut Hamzah (2008: 23) motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan adanya beberapa dan indikator dan unsur yang mendukung, hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Tolak ukur atau indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah : tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat tinggi terhadap suatu masalah belajar, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan dengan tugas yang rutin atau monoton, mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, belajar karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, belajar karena ingin mendapat hadiah, belajar karena ingin mendapat pujian, belajar

karena takut adanya sanksi atau hukuman, dan belajar karena ingin menjadi anak pandai.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa underachiever kelas VIII SMP Negeri 1 Sirampog Brebes antara sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Gambaran peningkatan motivasi belajar siswa underachiever sebelum diberikan perlakuan (pre test) diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa masuk dalam kategori sedang dan setelah diberi perlakuan (post test) diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa tmasuk dalam kategori sangat tinggi. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa layanan bimbingan kelompok teknik modeling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Rata-rata motivasi belajar siswa meningkat menjadi sangat tinggi setelah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik modeling karena bimbingan kelompok itu sendiri bertujuan untuk menyusun rencana, membuat keputusan dan untuk keperluan yang berkaitan dengan informasi yang diberikan. Sebagai upaya untuk peningkatan motivasi belajar siswa underachiever peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompo teknik modeling karena modeling digunakan untuk membentuk perilaku baru pada siswa dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk. Dengan demikian siswa mampu menyusun rencana dan mampu membentuk keputusan yang sesuai dengan informasi yang diberikan dan dengan pengamatan observasi terhadap model yang ditampilkan, dalam hal ini terkait dengan motivasi belajar. Hal ini juga dipengaruhi oleh empat anggota kelompok

yang merupakan siswa berprestasi tinggi, mereka mempunyai pengaruh baik terhadap anggota lainnya karena karakteristik anak underachiever itu sendiri lebih percaya terhadap teman-temanya daripada terhadap guru atau pun orang tuanya.

Indikator belajar karena ingin mendapat pujian merupakan indikator dengan persentase tertinggi.Indikator ini termasuk dalam faktor eksternal motivasi belajar. Peningkatan ini dikatakan bagus karena memang seharusnya siswa belajar karena belajar merupakan kebutuhan siswa sebagai seorang pelajar. Sebelum mendapakan perlakuan, siswa melakukan kegiatan belajar karena hanya ingin memperoleh pujian dari orang lain seperti orang tua, guru, dan teman-temanya sehingga berdampak buruk karena siswa belajar hanya karena alasan ingin dipuji dan siswa tersebut menjadi malas belajar ketika tidak ada yang memujinya.

Dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok yang telah dilakukan, siswa aktif berpendapat karena keinginanya sendiri bukan karena disuruh oleh ketua kelompok dan bukan karena ingin dipuji oleh ketua kelompok dan anggota lain, hal tersebut terlihat ketika tidak ada yang memberikan pujian siswa tetap aktif berpendapat. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa siswa belajar karena keninginanya sendiri, bukan karena ingin dipuji.

Sedangkan indikator senang mencari dan memecahkan soal-soal termasuk faktor internal motivasi belajar, indikator ini merupakan indikator dengan persentase terendah. Hal ini disebabkan karena kebiasaan siswa adalah memecahkan soal-soal jika guru memberikan soal-soal saja, bahkan sering kali siswa malas untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Masih banyak siswa yang belum

sadar untuk mencari soal-soal yang tidak diberikan oleh guru kemudian berusaha untuk memecahkan soal tersebut. Seharusnya siswa mulai sadar mencari dan memecahkan soal-soal karena hal tersebut akan berdampak baik bagi siswa, dengan demikian siswa bisa menjadi lebih mandiri dan memperoleh wawasan yang lebih luas serta tidak hanya bergantung pada guru.

Berdasarkan penjelasan menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik modeling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa underachiever pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sirampog Brebes. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil analisis data uji wilcoxondiperoleh = 55, dan = 8.

Sehingga > atau memiliki arti Ho penelitian ditolak dan Ha penelitian diterima, artinya terjadi perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar siswa

underachiever sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik

modeling. Dengan kata lain, layanan bimbingan kelompok teknik modeling

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa underachiever pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sirampog Brebes.