• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Penyajian data

1. Deskripsi Proses Terapi Dzikir Al-Khidmah Untuk

Pada Remaja Di Desa Tanggulrejo, Manyar, Gresik

Konselor melaksanakan proses konseling sesuai dengan realita yang terjadi di lokasi penelitian atau lokasi konseling berlangsung. Proses konseling yang terjadi ini merupakan pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli kurang lebih selama tiga bulan. Dimulai pada bulan Desember sampai bulan Februari. Kegiatan konseling dilaksanakan di basecamp Copler Community Gresik dan di Majelis Dzikir Al-Khidmah. Saat pelaksaan Majelis Dzikir inilah

treatment yang diberikan oleh konselor kepada

konseli.

Konseli di sini sama seperti yang telah dijelaskan di atas. Konseli juga masih seorang

pelajar, jadi proses konseling disesuaikan dengan waktu longgar yang dimiliki oleh konseli. Biasanya, konseling dilaksanakan tiap akhir pekan, saat-saat konseli sedang libur sekolah. Permasalahan yang dimiliki konseli atau yang disebut dengan kebiasaannya sangat tidak baik bagi kesehatannya. Kebiasaannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi dirinya maupun orang lain di luar sana. Maka dari itu, konselor di sini membantu konseli untuk menghilangkan dan jika tidak sepenuhnya hilang minimal konselor telah mengusahakan untuk meminimalisir kebiasaan minum-minuman keras tersebut. Berikut adalah tahapan proses konseling yang dilakukan oleh konselor:

a. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang telah dilakukan konselor kepada konseli didapatkan, bahwa konseli memiliki kebiasaan buruk berupa minum-minuman keras. Kebiasaan ini berasal dari pengaruh lingkungan pergaulannya di rumah. Sejak SMP, ia sudah bergaul dengan teman-teman yang jauh lebih tua darinya. Teman-teman yang menjadi tempat ia bergaul ini juga memiliki perilaku menyimpang, yaitu minum-minuman keras. Dari sinilah ia terpengaruh dan tertular kebiasaan buruk teman-temannya untuk menjadi peminum. Terkadang ia juga berani melawan orang tuanya. Akibat dari pengaruh minuman-minuman berlkohol ini juga dapat merusak kerja sistem otak. Di mana otak sulit mengontrol emosi yang hendak diluapkan. Konseli menjadi anak yang nakal, mudah memberontak, dan berani kepada siapapun. Saat di bangku SMP dan SMA,

teman-teman yang sekelas dengan dirinya tidak berani melawan konseli. Dapat dikatakan konseli adalah orang yang ditakuti di kelasnya.

Bahkan ia pernah ketahuan merokok oleh gurunya saat SMP. Akhirnya ia dihukum dengan dijemur di lapagan dan keesokan harinya, orang tuanya dipanggil ke sekolahan. Saat SMP juga ia kehilangan ayahnya, ayahnya meninggal pergi selama-lamanya meninggalkan dirinya, ibunya, dan kakaknya. Momen kehilangan ayahnya, ia sedikit berubah. Ia a mulai rajin sholat lima waktu. Tapi, tidak lama setelah itu ia kembali melakukan kenakalan-kenakalan. Setelah kejadian tersebut, ia merasa bebas tidak ada yang memarahinya. Ia kembali minum-minuman keras. Bahkan saat ada masalah dan butuh keadaan rileks, ia melampiaskannya dengan minum-minuman keras. Terkadang juga melakukan pesta minuman keras dengan teman-temannya. Dengan begitu, masalah yang sedang dihadapi seakan tidak ada artinya. Namun, begitu adalah bukan cara yang baik untuk menghilangkan masalah, itu hanya sekejap saja.

Saat itu, saat masih duduk di bangku SMP, ia dan teman-temannya menonton sepak bola di Gresik kota. Sepulangnya dari menonton bola-temannya mengajaknya untuk melakukan pesta miras. Awalnya ia menolak, namun karena paksaan, bujukan teman-temannya ia akhirnya mau mencoba minuman keras. Itu adalah kali pertamanya ia meneguk air yang dapat mengandung banyak kerugian. Setelah percobaan tersebut, akhirnya ia ketagihan

meminum minuman keras. Percobaan kedua dan seterusnya, biasanya ia lakukan bersama teman-temannya di Gresik kota. Hal tersebut ia lakukan karena lokasinya jauh dari rumahnya. Dengan begitu, ia tidak takut ketahuan orang tua, saudara, dan tetangga-tetangganya.

Ia dan teman-temannya juga sering menghadiri acara konser musik. Saat menghadiri acara tersebut dan menonton konser musik berlangsung, selalu ada minuman keras yang menjadi pelengkap di acara tersebut. Sudah menjadi kebiasaan, para penonton setia melakukan pesta minum-minuman keras saat acara musik berlangsung, sebelum ataupun sesudah. Saat itu juga konseli juga mengikuti pesta tersebut.

Sampai-sampai ia dan teman-temannya memiliki warung langganan yang biasa mereka gunakan untuk minum-minuman keras. Letaknya di daerah kota Gresik. Hampir setiap minggu ia dan temannya mengunjungi warung tersebut untuk minum-minuman keras. Jika teman-temannya mengajak untuk kumpul atau sekedar bermain, pasti juga dibarengi dengan minum-minuman keras. Lama-kelamaan ia semakin berani, biasanya ia hanya mau untuk minum-minuman keras jika bertempat yang jauh dari rumah dan lingkungan keluarga dekatnya. Saat duduk di bangku SMA dan sampai saat ini, ia biasa melakukan minum-minuman keras di dekat rumahnya. Biasanya ia lakukan di daerah pertambakan.

Kesehariannya saat ini adalah bersekolah. Setelah pulang sekolah ia tidak diam di rumah,

belajar atau hanya mengerjakan PR. Sepulang dari sekolah ia terkadang berkumpul dengan teman-temannya. Ia juga sering pergi ke warung kopi yang dekat dengan rumahnya. Di sana ia sudah berani merokok di depan tetangga dan saudara-saudaranya. Bahkan di depan ibunya sendiri ia sudah berani merokok. Bukan berarti ibunya sudah tidak peduli atapun bagaimana, kelakuan anaknya tersebut lah yang sudah terlewat batas. Berkali-kali ibunya sudah memarahinya, tapi berkali-kali pula ia mengulangi kebiasaan buruknya tersebut.

Sekarang, ia hampir lulus dari sekolah menengah. Pendidikan formalnya akan berkahir, Namun kebiasaan buruknya juga tidak turut berakhir. Minum-minuman keras berlanjut sampai sekarang, kapanpun ia mau melakukannya, ia tinggal menghubungi teman-temannya atau teman-temannya yang menghubunginya. Bahkan ia bisa melakukan minum-minuman keras sebanyak tiga kali dalam satu minggu.75

Menurut teman dekat konseli, konseli saat disekolah suka membuat ulah, mulai dari merokok, sering membolos pelajaran tertentu, suka berkelahi, dan paling parah pernah berani menantang gurunya, waktu itu dikarenakan sang guru menegurnya ketika ia sedang nyanyi-nyanyi pada waktu pelajaran dimulai, hingga akhirnya ia disuruh keluar oleh gurunya. Di sekolah ia sering bergaul dengan kakak kelas, ia bertindak sewenang-wenang dengan temanya

75

karena merasa ada yang membackup ketika ada masalah dengan temannya. Kesehariannya ketika pulang sekolah ia sering ngopi bersama dan main game online, dia sering berkata kotor ketika sedang main game tersebut, tidak hanya itu ia juga pernah berkata kotor didepan orangtua nya, karena tidak dikasih uang untuk ngopi. Teman konseli juga berkata kalau pernah beberapa kali diajak konseli untuk minum-minuman keras sewaktu selesai nonton pertandingan sepakbola.76

Pada intinya, permasalahan konseli di sini adalah pengaruh lingkungan yang membawanya menjadi seperti sekarang ini. Lingkungan pertemanan yang tidak baik dan lingkungan keluarga yang tidak dapat mengontrol ataupun mengawasi. Ditambah juga perihal yang ia lakukan adalah minuman keras. Benda yang menimbulkan banyak kerugian. Banyak efek negatif yang diberi kepada peminumnya. Perilaku konseli yang berani melawan orang tua, memberontak, menjadi anak yang nakal, tidak terlepas dari pengaruh minum-minuman keras. Seperti pada ajaran Islam, bahwa yang harus masuk ke dalam tubuh (makan atau minum) harus barang-barang yang halal. Halal wujud barangnya maupun halal prosesnya.

Konselor saat menggali tentang konseli untuk mencari informasi sedalam-dalamnya tentang kehidupan dan kebiasaannya sangatlah mudah dilakukan. Karena pada awalnya, konselor sudah mengenal konseli yang berarti

76

proses menjalin hubungan sangat mudah. Konseli benar-benar terbuka, karena konseli bersedia dan sudah percaya dengan konselor.

b. Diagnosis

Hasil diagnosis yang didapatkan konselor setelah melakukan identifikasi masalah terhadap konseli adalah perilaku menyimpang konseli. Perilaku tersebut adalah minum-minuman keras. Sebenarnya, kebiasaan minum-minuman keras merupakan pengaruh dari pergaulannya. Selain itu prilaku ini juga disebabkan oleh hubungan konseli dengan keluarganya yang tidak begitu baik. Orang tua konseli, keduanya sama-sama bekerja, sehingga waktu yang diberikan untuk anak juga berkurang. Konseli juga memiliki saudara perempuan, namun saudaranya juga sibuk bekrja, sehingga ketika di rumah ia merasa kesepian dan sendiri. Konseli juga sering merasa tidak dihargai oleh orang tuanya, menurut konseli ketika ia ingin bercerita atau mengobrol dengan orang tuanya, keduanya sering menolak dengan alasan lelah baru pulang kerja, ketika konseli memiliki keinginanpun orang tua seringkali tidak mendengarkan konseli, bahkan nasihat-nasihat jarang sekali diucapkan oleh kedua orang tuanya. Sehingga konseli bergaul dengan pemuda di lingkungannya agar tidak merasa kesepian dan sendiri, juga sebagai tempat ia berbagi cerita.

Dampak minuman keras yang timbul dari konseli adalah ia mulai berani kepada orang tuanya, dan sering berkata kotor juga kepada masyarakat sekitar. Merasa paling berani dan

merajai diantara teman-teman sepantaranya, sering membuat ulah di tempat ia tinggal.

c. Prognosis

Pada langkah prognosis ini, konselor membuat perencanaan terapi yang efektif untuk penyelesaian masalah konseli. Dalam hal ini konselor memutuskan untuk menggunakan pendekatan terapi dzikir. Seperti yang ada dalam QS. Al-Anfal : 45

أُشُكْر ا َٔ إُتُبْثبضف ًتَئِف ْىُتْيِقَن اَرِإ إَُُيا ٍَْي ِزَّنا بَُّٓيَا بَي

ٌَُٕحِهْفُت ْىُكَّهَعَن اًشْيِثَك َ ّاللّ

﴿

54

Hai orang-orang yang beriman, apabila

kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebut (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.

(QS. Al-Anfal : 45)77

Konselor mengajak konseli untuk berpikir dalam menilai perilakunya dengan penguatan terapi dzikir Al-Khidmah, dimana dalam kitabnya termuat biografi sulthonul auliya‘ Syaikh Abdul Qodir Jaelani. Berikut merupakan tahapan-tahapan yang digunakan konselor pada pendekatan terapi dzikirAl-Khidmah ini adalah sebagai berikut:

1) Konselor membantu konseli untuk menilai

pemikirannya dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang membuat konseli mengungkapkan benar atau salah pemikirannya tersebut. Selain itu sebagai

penguatkonselor juga mengajak konseli untuk membaca biografi dan cerita dari sulthonul auliya‘ Syaikh Abdul Qodir Jaelani.

2) Tahap selanjutnya konselor mengajak konseli untuk mengikuti Majelis Al-Khidmah

3) Tahap ketiga, konselor mengajak konseli untuk membuat tugas perubahan yang dapat mereduksi intensitas konseli untuk meminum-minuman kerasa.

d. Treatment (Terapi)

Pada langkah treatment ini konselor akan mengaplikasikan tahap-tahap yang telah direncanakan pada langkah prognosis. Pada terapi dzikir yang digunakan ini, diharapkan konseli mampu mereduksi perilaku negatifnya dan mengurangi intensitas meminum minuman keras, lalu berkemauan untuk memperbnaikinya menjadi perilaku positif.

Terapi dzikir di sini berfungsi untuk mengontrol hati dan pikiran konseli agar selalu lurus dan selaras kepada jalan yang menuju Allah Swt. Kebiasaan konseli yang melakukan minum-minuman keras nantinya akan ―dilawan‖ dengan terapi dzikir ini. Seperti pada kata dzikir itu sendiri, yang berarti mengingat Allah Swt. nantinya konseli jika terdapat keinginan untuk melakukan minum-minuman keras, maka konselor telah memberi tugas untuk membaca atau mendengarkan manaqib ini. Selain itu, konselor dan konseli akan langsung mempraktekkan terapi dzikir ini secara langsung

bersamaan dengan mendatangani majelis dzikir yang diadakan.

Terapi dzikir Al-Khidmah di dalamnya berisi bacaan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Ra. Manaqib ini disusun langsung oleh Romo KH. Asrori Al-Ishaqy Ra.yang di dalamnya berisi perjalnan hidup Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dan teladan-teladannya. Pembacaan dzikir di majelis ini dapat berlangsung hingga kurang lebih tiga jam lamanya.

Pada pertemuan pertama dalam proses konseling, konselor menggunakan bahasa tidak terlalu formal dikarenakan konseli dan konselor sudah saling mengenal. Untuk menghilangkan kecanggungan, konselor menggunakan bahasa selayaknya berbicara dengan sahabat sehari-harinya, dengan begini akan membangun komunikasi yang lebih efektif dan interaktif antara konselor dan konseli. Hal ini dapat menjadi strategi konselor agar konseli bersedia mengikuti tahap demi tahap treatment yang direncanakan. Adapun tahap-tahap pelaksanaan konseling Islam dengan terapi dzikir Al-Khidmah adalah sebagai berikut:

1) Konselor membantu konseli untuk menilai pemikirannya.

Konselor menyadarkan bahwa

perilakunya adalah menyimpang dan tidak baik, sehingga membuat dirinya tidak dekat dengan Allah, menyakiti hati orang tua, merugikan orang lain, menghamburkan uang untuk membeli miras.

Dalam langkah ini konselor akan memberikan keyakinan-keyakinan pada diri konseli untuk mendukung konseli dalam berperilaku positif melalui beberapa ayat yang menjelaskan perintah Allah SWT menjahui segala sesuatu yang haram, yakni dalam QS. Al-Maidah: 90

بًَََِّإ إَُُيآ ٍَيِزَّنا بَُّٓيَأ بَي

ُشِسْيًَْنا َٔ ُشًَْخْنا

ٌِبَطْيَّشنا ِمًََع ٍِْي ٌسْج ِس ُو َلَ ْصَ ْلْا َٔ ُةبَصََْ ْلْا َٔ

ٌَُٕحِهْفُت ْىُكَّهَعَن ُُِٕبَُِتْجبَف

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan

syaitan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan.” (QS. Al Maidah : 90)78

Ketika konseli menyadari perilaku negatif yang ada pada dirinya, maka konseli juga akan sadar bahwa perilakunya yang mneyimpang tersebut tidak memberi manfaat dan akan merugikan bagi dirinya maka konseli harus memperbaiki perilakunya menjadi positif. Untuk itu konselor akan memberikan pertanyaan mengenai tujuan dan harapan konseli akan perilakunya tersebut.

Setelah itu konselor mengetahui harapan dan tujuan konseli terhadap perilakunya tersebut melalui jawaban-jawaban konseli

yakni tujuan dan harapan konseli adalah agar ia bisa dihargai dan ditakuti oleh orang sekitarnya. Ia butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya yang tidak ia dapatkan ketika di rumah, ia meminum minuman keras karena ketika ia meminumnya ia merasa tenang, beban dan kekecewaan yang ia rasakan saat itu akan hilang, sehingga ia menganggap teman-temannya sangat baik karena sudah menolongnya dari kesendiriannya dan permasalahannya.

Selanjutnya konselor memberikan penjelasan mengenai kerugian dari minum minuman keras, bahwasannyaminuman keras hanya menenangkan sesaat. Setelah hilang efeknya maka pada kenyataannya permasalahan yang konseli hadapi tidak terselesaikan, selain itu minuman keras juga dapat merusak organ tubuh secara perlahan. Berbeda dengan apabila kita mendekatkan diri dan mengingat Allah SWT, selain merasakan ketenangan konseli juga mendapatkan jalan keluar dari setiap permasalahannya. Selain itu konselor juga menggunakan nasihat dan kisah-kisah Sulthonul Auliya‘ Syaikh Abdul Qodir Jaelani sebagai penguat dalam menyadarkan konseli dari perilaku negatifnya.

Dalam proses menyadarkan tersebut, konselor mengajak konseli untuk menilai perilakunya tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaa seperti

(a) Apakah pola pikir irrasional konseli saat ini membuat dirinya lebih baik?

(b) Apakah dengan konseli meminum minuman keras akan mengubah keadaan dan menyelesaikan masalah konseli? (c) Apakah meminum-minuman keras sesuai

dengan norma-norma?

(d) Apakah perilaku konseli saat ini dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan lingkungannya?

Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, konseli dapat menilai perilakunya. Kemudian konselor mengajak konseli untuk berdiskusi mengenai permasalahannya tersebut dan mengklarifikasi mengenai perilakunya yang menyimpang tersebut. 2) Konselor mengajak konseli untuk mengikuti

Majelis Al-Khidmah

Pada tahap ini konselor mengajak konseli untuk menghadiri majelis dzikir Al-Khidmah bersama-sama. Penghadiran majelis di sini, tidak hanya hadir secara

dhohir, namun konseli akan diajak ikut

membaca isi manaqib dan meresapi kehusyukan di antara para jama‘ah yang hadir. Energi positif yang ada di sekitar jika didalami benar-benar akan membuat konseli merenungi masalah bahkan sampai menangis. Hal ini dapat membuat konseli takut atau tidak ingin untuk melanjutkan kebiasaannya minum-minuman keras tersebut. Ia akan menjadi takut jika melakukan perbuatan yang mengarah

kepada dosa, akibat dari ingatnya ia kepada Allah Swt. Di sini lah letak utama dari

treatment ini.

Tahap treatment ini dilakukan mulai dari pertemuan ketiga pada tanggal 9 Januari 2020 di kecamatan Manyar, Gresik hingga pada pertemuan kelima. Sebelum pembacaan manaqib dimulai, konselor memberi arahan kepada konseli untuk membaca kitab Iklil yang diberikan oleh konselor. Tidak hanya itu, konselor juga menyuruh untuk mendengarkan dan meresapi tiap bacaan. Konseli juga disuruh untuk mengingat-mengingat kesalahan atau dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Di sela-sela pembacaan manaqib, konselor juga memberi tahu waktu yang mujarab digunakan untuk berdoa. Berikut adalah urutan proses terapi dimulai:

(a) Tawasul, konseli membaca surat alfatihah yang ditujukan kepada para wali, para sultonul auliya dan arwah sesepuh yang dihauli, yang bertujuan untuk menyambung wasilah ke yang diberi Fatihah

(b) Istighosah, konseli membaca kaliamat-kalimat tayyibah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan sebagai media penghapus dosa

(c) Yaasin, konseli membacaan surat yaasin bersama-sama dengan jama‘ah yang lainya, guna mendoakan para arwah leluhur, wali, dan sultonul auliya yang meninggal lebih dulu dari kita

(d) Doa Yaasin, konseli bersama para jama‘ah mengamini doa yang dibacakan oleh Imam Khususi

(e) Manaqib, konselor memberi kitab

“Iklil” ke konseli untuk dibaca, dan

diresapi isi makna kitab tersebut, disini terdapat 7 bab manaqib, yang didalamnya menceritakan kelahiran, nasab, perjalanan spiritual, nasihat, kisah teladan, doa-doa yang makbul, serta karomah-karomah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ra.

(f) Doa manaqib, konseli bersama konselor serta jama‘ah yang lain mengamini doa yang dibacakan Imam Khususi

(g) Tahlil, konseli, konselor dan jama‘ah yang lainya bersama-sama membaca bacaan tahlil guna mengirim doa untuk para arwah leluhur, wali, dan sultonul auliya yang meninggal lebih dulu dari kita, agar menjadi cermin kehidupan bahwa kita semua akan menemui ajal,

dan harus mempersiapkannya

semaksimal mungkin.

(h) Do‘a Tahlil, konseli bersama para jama‘ah yang lain mengamini doa yang dibacakan oleh Imam Khususi

(i) Ibadallah, konseli disuruh untuk mengikuti bacaan yang dipimpin oleh santri Al-Fitrah serta disuruh untuk meresapi syair demi syair yang dilantunkan oleh santri tersebut. Tempo lantunan suara pembaca ini sangat berpengaruh terhadap kekhusyuan

konseli, semakin tinggi akan semakin mengena di hati apabila kita benar-benar meresapinya. Di Ibadallah ini isinya meminta pertolongan ampunan dosa dan meminta dikabulkan hajatnya kepada Allah Swt melalui perantara orang-oang alim, tak terkecuali dari nabi Muhammad Saw, waliyullah dan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ra.

(j) Yaa Arhamar Rahimin, konseli dan konselor mengikuti imam Khususi membaca ya arhamar rahimin dengan suara lantang agar tetap fokus dalam kehusyusan, bacaan ini tujuannya untu meminta perlindungan dari Allah serta agar doa-doanya cepat qabul karena dibaca serentak seluruh jama‘ah dan khususnya para kyai, para habib, serta ulama yang lain, sehingga diharapkan cepat qabul karena diamini oleh para waliyullah

(k) Dzikir “laa Ilaaha Illa Allah‖, disini konseli disuruh mengikuti dzikir ini dengan suara lantang, intonasi nada juga

sangat berpengaruh terhadap

kekhusyukan dalam berdzikir. Karena semakin tinggi nada maka akan semakin keras pula membaca dzikirnya, dan itu sangat syahdu bagi para pendengarnya. Melalui dzikir ini sangat cocok untuk ber muhasabah diri, memohon ampunan kepada Allah, kemudian diniati membersihkan hati dan dijauhkan dari perbuatan maksiat.

(l) Maulidurrasul Saw, konseli diarahkan utuk mengikuti pembacaan Diba‘iyah yang dipimpin oleh santri pondok pesantren Al-Fitrah dan ditirukan bersama-sama dengan jama‘ah yang ada di majlis tersebut

(m) Doa maulidurrasul Saw, konseli mengamini doa diba‘iyah yang dipimpin oleh Imam Khususi

(n) Sambutan oleh ketua Al-khidmah setempat, tergantung di kota mana majlis ini berlansung, kemudian dilanjutkan sambutan oleh keluarga ndalem, dan sambutan oleh pihak lainya

(o) Mauidhoh Hasanah yang disampaikan oleh Kyai atau Habaib yang telah ditentukan oleh panitia, disini konseli

disuruh mendengarkan ceramah

mauidhoh hasanah, agar supaya nasihat-nasihat yang dibawakan oleh yang bersangkutan bisa mengena dihati konseli, dan supaya konseli bisa bermuhasabah diri terhadap dosa-dasanya. Isi mauidhoh waktu itu seperti berikut:

Mauidho hasanah oleh: Ust H. Abdurrasyid Juhroh M.Fil, Kebetulan waktu itu mauidho hasanahnya menyinggung ke permasalahan konseli. Beliau mneceritakan bahwa Ulama tasawwuf (ijma) bersepakat kalau tiap orang yang beribadah kepada Allah pasti membutuhkan guru, guna untuk mengarahkan atau sebagai perantara

(wasilah) untuk menjadi sempurna. bayangkan sekelas Rasulluah Saw saja kalau mendapatkan wahyu dari Allah harus lewat perantara malaikat Jibril, tidak bisa lansungan padahal itu sekelas Rasulluah yang notabenya kekasih Allah, apalagi kita yang hanya manusia biasa yang masih ingkar akan perintah-perintah Allah. Contoh lain, yakni nabi musa, nabi musa ini adalah salah satu Nabi sekaligus Rasul Allah, nabi musa juga memiliki keistimewaan bisa berbicara dengan Allah, sungguh istimewa bukan, akan tetapi Allah masih menyuruhnya untuk berguru kepada nabi khidir as untuk menyempurnakan ibadahnya. Pelajaran yang dapat diambil yaitu kita semua butuh guru agar ibadah kita bisa sempurna, kita juga harus aktif mengikuti Haul, Manaqiban, wiridan, karena ini semua perantara atau wasilah kita terhadap guru-guru kita, semua peninggalan amalan para guru sudah lengkap berada di manaqib tersebut, maka dari itu kita diharapkan untuk selalu ikut majlisan agar dijauhkan dari bencana dan akan masuk bersama guru-guru kita di surganya Allah nanti.

(p) Penutup doa kafaratul majlis

Dokumen terkait