• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Responden

Berdasarkan kuesioner yang disebar, diperoleh data mengenai beberapa karakteristik yaitu jenis kelamin, umur, alamat, status sosial ekonomi, partisipasi, pemahaman dan tingkat keberhasilan program pemberdayaan ekonomi.

1. Deskripsi Data tentang Karakteristik Responden Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Persentase

Pria 10 25%

Wanita 30 75%

Total 40 100%

Sumber: data primer,2013

Berdasarkan tabel di atas, jumlah anggota wanita lebih mendominasi dalam program tersebut. Jumlah anggota yang berjenis kelamin wanita sebanyak 30 atau setara dengan 75% dari total seluruh anggota. Sedangkan sisanya yang berjumlah 10 atau setara dengan 25% adalah anggota yang berjenis kelamin pria. Terdapat kemungkinan bahwa program tersebut ditujukan kepada para wanita karena sebagian besar pria atau kepala rumah tangga bekerja dan telah memiliki penghasilan. Oleh karena itu program tersebut dirasa kurang cocok.

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Responden Jumlah Responden Persentase 26 – 35 2 5% 36 – 45 17 42,5% 46 – 55 16 40% 56 – 65 5 12,5%

Total 40 100% Sumber: data primer, 2013

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden berumur antara 36 – 45 tahun yang berjumlah 17 responden atau setara dengan 42,5% dari total keseluruhan responden. Namun jumlah responden yang berumur 46 –

55 tahun pun banyak, yaitu berjumlah 16 responden atau setara dengan 40% dari total keseluruhan responden.

Melihat penjabaran di atas, dapat dikatakan bahwa seluruh responden berada dalam umur produktif sehingga dianjurkan memiliki penghasilan. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat dapat menambah penghasilan tersebut. Namun sebagian besar responden hampir berada dalam usia produktif tingkat akhir. Oleh karena itu dibutuhkan regenerasi untuk kelanjutan program tersebut.

2. Deskripsi tentang Status Sosial Ekonomi Responden

Status sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Indikator dalam status sosial ekonomi meliputi: pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status rumah yang ditempati.

Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS menunjukan tabel distribusi frekuensi mengenai pendidikan responden dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel V.3

Distribusi Frekuensi mengenai Pendidikan Responden Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Sekolah Dasar (SD) 3 7.5 7.5 7.5

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6 15.0 15.0 22.5 Sekolah Menengah Atas (SMA) 24 60.0 60.0 82.5 Perguruan Tinggi (D3, S1, S2, S3) 7 17.5 17.5 100.0 Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Melihat tabel distribusi mengenai pendidikan responden menyatakan bahwa sebagian besar responden tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Responden yang tamat SMA sebanyak 24 responden atau sebesar 60% dari total responden. Hal tersebut menggambarkan responden telah memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Sebagian besar responden telah menamatkan 12 tahun wajib belajar yang telah dirintis oleh pemerintah.

Tabel distribusi frekuensi mengenai pekerjaan responden dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel V.4

Distribusi Frekuensi mengenai Pekerjaan Responden Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pensiunan, Tidak mempunyai

Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil, Penebang kayu, Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik becak, Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci

1 2.5 2.5 42.5

Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi, Penjahit, Sopir bus/colt, Tukang kayu, Tukang listrik dan Tukang mesin

1 2.5 2.5 45.0

Pemilik bus/colt, Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil (ABRI), Mandor, Pemilik

perusahaan/toko/pabrik, Pedagang, Pegawai kantor, Peternak, Tuan tanah

16 40.0 40.0 85.0

ABRI (Tamtama s/d Bintara), pegawai badan hukum, Kepala kantor pos cabang, Manajer perusahaan kecil,

Supervisor/pengawas, Pamong Praja, Guru SD, Kepala bagian, Pegawai negeri sipil (Golongan I A s/d I D), Guru SMA/SMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABR

6 15.0 15.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Melihat tabel distribusi frekuensi di atas menyatakan bahwa sebagian besar responden pensiunan atau tidak memiliki pekerjaan berjumlah 16 responden atau sebesar 40 % dari total responden. Nilai tersebut sama dengan responden yang bekerja sebagai Pemilik bus/colt,

Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil (ABRI), Mandor, Pemilik perusahaan/ toko/ pabrik, Pedagang, Pegawai kantor, Peternak atau Tuan tanah yang memiliki frekuensi sebanyak 16 responden.

Hal tersebut menunjukkan banyak responden yang sudah memiliki pekerjaan namun masih banyak pula responden yang tidak memiliki pekerjaan. Dengan demikian wajar jika kesejahteraan masyarakat khususnya responden cenderung berada pada tingkat menengah kebawah.

Apabila dilihat dari segi penghasilan yang diterima responden setiap bulannya, mereka memiliki penghasilan yang sangat rendah. Sebab sebagian besar responden memiliki pendapatan di bawah UMK (upah minimum Kota/Kabupaten) DI. Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel V.5

Distribusi Frekuensi mengenai Penghasilan Responden Penghasilan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < Rp 1.100.000,00 25 62.5 62.5 62.5 Rp 1.100.000,00 - Rp 1.650.000,00 7 17.5 17.5 80.0 Rp 2.200.000,00 - Rp 2.750.000,00 1 2.5 2.5 82.5 > Rp 2.750.000,00 7 17.5 17.5 100.0 Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Tabel tersebut menyatakan bahwa sebanyak 25 responden menyatakan memiliki jumlah penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 atau sejumlah 62,5% dari total responden. Lebih dari setengah dari

responden memiliki penghasilan di bawah UMK sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan minimumnya. Oleh karena itu kesejahteraan mereka pun dapat dikatakan masih rendah.

Melihat dari status kepemilikan rumah yang ditempati oleh responden, sebagian besar responden menyatakan rumah tersebut adalah milik responden. Hal tersebut dapat terlihat dari tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel V.6

Distribusi Frekuensi mengenai Kepemilikan Rumah Responden Status Kepemilikan Rumah Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Sewa 1 2.5 2.5 2.5 Kontrak 2 5.0 5.0 7.5 Rumah Dinas 2 5.0 5.0 12.5 Milik Keluarga 12 30.0 30.0 42.5 Milik Sendiri 23 57.5 57.5 100.0 Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Sebanyak 23 responden atau sebesar 57,5% dari total responden menyatakan bahwa rumah yang mereka tempati adalah milik mereka sendiri. Oleh karena itu mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar sewa atau kontrak setiap bulannya sehingga tidak ada pengurangan pendapatan yang di poskan untuk pengeluaran tersebut.

Melalui indikator-indikator tersebut dapat dilihat status sosial ekonomi yang dimiliki oleh responden. Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16 menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel status sosial ekonomi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel V.7

Distribusi Frekuensi Kategori Status Sosial Ekonomi SSE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rendah 8 20.0 20.0 20.0 Sedang 26 65.0 65.0 85.0 Tinggi 6 15.0 15.0 100.0 Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi sedang. Hal ini ditunjukkan dari jumlah responden yang menunjukkan bahwa memiliki status sosial ekonomi sedang berjumlah 26 responden atau sebesar 65%. Sedangkan jumlah responden yang menyatakan memiliki status sosial ekonomi rendah berjumlah 8 responden atau 20% dan responden yang memiliki status sosial ekonomi tinggi berjumlah 6 responden atau 15%.

Sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi sedang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status kepemilikan rumah yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Melihat uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anggota pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada cenderung memiliki status sosial ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah anggota yang memiliki status sosial ekonomi tinggi lebih sedikit. Padahal program CSR khususnya pemberdayaan ekonomi pada awalnya ditujukan bagi masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi rendah. Oleh karena itu, program tersebut dapat dikatakan salah sasaran.

3. Deskripsi tentang Partisipasi Responden

Partisipasi merupakan proses keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan baik secara aktif maupun pasif. Indikator dalam variabel ini adalah frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan, frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan, frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan dan frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman.

Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16 menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel partisipasi responden dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Kategori Partisipasi Partisipasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Rendah 6 15.0 15.0 15.0

Tinggi 5 12.5 12.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden menyatakan bahwa memiliki partisipasi sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah responden yang menyatakan memiliki tingkat partisipasi sedang berjumlah 29 responden atau setara dengan 72,5% dari total responden. Sedangkan responden yang memiliki partisipasi rendah berjumlah 6 responden atau 15% dan responden yang memiliki partisipasi tinggi berjumlah 5 responden atau 12,5% dari total responden.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa memiliki partisipasi sedang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa mereka tidak selalu mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, kurang aktif memberikan saran atau usulan, kurang memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman namun masih dalam koridor sedang.

Beberapa responden menyatakan bahwa mereka memiliki partisipasi tinggi dan rendah. Namun hal tersebut hanya berjumlah kecil sebab kurang dari setengah total responden. Responden yang menyatakan memiliki partisipasi rendah pun lebih kecil daripada responden yang menyatakan memiliki partisipasi tinggi. Responden yang masuk dalam kategori tersebut dapat dideskripsikan sebagai responden yang memiliki partisipasi dalam hal mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, memberikan saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman baik itu tinggi maupun rendah.

Sebagian besar anggota pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada masih memiliki partisipasi yang sedang. Tentu saja partisipasi tersebut masih dapat ditingkatkan sampai dengan memiliki partisipasi yang tinggi. Usaha yang dapat ditempuh dengan cara mengajak para anggota untuk lebih aktif sehingga keberhasilan program pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu, keberhasilan program saat ini belum maksimal dan masih bisa dioptimalkan lagi.

Dalam pemberdayaan ekonomi tersebut, ada dua fasilitas yang ditawarkan bagi anggotanya. Fasilitas tersebut adalah tabungan dan pemberian tabungan bagi anggota. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan kesejahteraan masyarakat khususnya anggota semakin meningkat. Namun dalam prakteknya, ada beberapa anggota yang tidak memanfaatkan fasilatas tersebut. Adapun output yang menunjukkan pemanfaatan fasilitas oleh anggota adalah sebagai berikut:

Tabel V.9

Pemanfaatan Fasilitas Tabungan Oleh Responden Memanfaatkan Tabungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Menabung 3 7.5 7.5 7.5

Menabung 37 92.5 92.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden menyatakan memanfaatkan fasilitas tabungan. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah responden yang menyatakan memanfaatkan fasilitas tabungan berjumlah 37 responden atau setara dengan 92,5% dari total responden. Sedangkan

responden yang tidak memanfaatkan fasilitas tabungan berjumlah 3 responden atau setara dengan 7,5% dari total keseluruhan responden. Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggota merespon positif keberadaan program tersebut. Mereka antusias dalam memanfaatkan program sebab program tersebut dirasa akan mendatangkan manfaat di kemudian hari.

Tabel V.10

Pemanfaatan Fasilitas Pinjaman Oleh Responden Memanfaatkan Pinjaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Meminjam 7 17.5 17.5 17.5

Meminjam 33 82.5 82.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden menyatakan memanfaatkan fasilitas pinjaman. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah responden yang menyatakan memanfaatkan fasilitas pinjaman berjumlah 33 responden atau setara dengan 82,5% dari total responden. Sedangkan responden yang tidak memanfaatkan fasilitas pinjaman berjumlah 7 responden atau setara dengan 17,5% dari total keseluruhan responden. Fasilitas pinjaman pun direspon positif oleh para anggota. Pinjaman yang mereka terima dimanfaatkan untuk membuka usaha, menambah modal usaha serta konsumsi harian.

4. Deskripsi tentang Pemahaman Responden

Pemahaman responden terhadap program pemberdayaan ekonomi merupakan tingkat pengetahuan anggota tentang seluk beluk program baik itu dalam manfaat, tujuan dan fasilitas program yang diberikan. Indikator dalam variabel ini adalah pengetahuan anggota tentang manfaat program, pengetahuan anggota tentang tujuan program dan pengetahuan anggota tentang fasilitas program yang diberikan.

Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16 menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel pemahaman responden dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel V.11

Distribusi Frekuensi Kategori Pemahaman Pemahaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Rendah 5 12.5 12.5 12.5

Sedang 35 87.5 87.5 100.0

Total 40 100.0 100.0 Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingka pemahaman program sedang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jumlah responden sebanyak 35 responden atau sebesar 87,5% dari total responden. Sedangkan sisanya atau sebanyak 5 responden (12,5% dari total responden) memiliki tingkat pemahaman rendah. Dalam hal ini, tidak ada responden yang memiliki pemahaman yang tinggi tentang pemberdayaan ekonomi.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa memiliki pemahaman tentang program pemberdayaan ekonomi sedang. Oleh karena itu, responden memiliki pengetahuan tentang seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program.

Dalam variabel ini, tidak ditemukan responden yang memiliki pemahaman yang tinggi tentang program pemberdayaan ekonomi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa responden kurang tahu dengan pasti tentang program pemberdayaan ekonomi tersebut.

Namun dalam variabel ini, terdapat responden yang memiliki pemahaman yang rendah. Responden yang memiliki pemahaman rendah hanya bejumlah 12,5% dari total responden. Responden dalam kategori ini dapat dikatakan bahwa kurang mengerti seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut.

Apabila suatu anggota kurang mengetahui tujuan, manfaat dan fasilitas program maka mereka cenderung kurang dapat menggunakan program tersebut secara maksimal. Ada kemungkinan pula, program tersebut akan salah sasaran atau melenceng dari tujuan awal. Dan berakibat pada ketidakberhasilan program tersebut.

5. Deskripsi tentang Tingkat Keberhasilan Program Pemberdayaan Ekonomi Kebehasilan program merupakan tingkat ketercapaian hasil atau tujuan dari program pemberdayaan ekonomi yang telah dirumuskan sebelumnya. Indikator dalam variabel ini adalah peningkatan pendapatan masyarakat.

Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16 menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel tingkat keberhasilan program pemberdayaan ekonomi responden dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel V.12

Distribusi Frekuensi Kategori Keberhasilan Program Pemberdayaan Ekonomi

keberhasilan_program

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Berhasil 7 17.5 17.5 17.5

Berhasil 33 82.5 82.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki menganggap bahwa program pemberdayaan ekonomi tersebut berhasil. Hal itu dapat dibuktikan dengan jumlah responden sebanyak 33 atau setara dengan 82,5% dari total responden menjawab pendapatan mereka meningkat. Sedangkan sisanya atau sebanyak 7 responden (17,5% dari total responden) menjawab pendapatan tidak meningkat sehingga mereka menganggap bahwa program tidak berhasil.

Responden memperoleh peningkatan pendapatan dari adanya pinjaman yang diberikan oleh pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Padahal pinjaman tersebut bukanlah tambahan penghasilan sebab untuk kedepannya pinjaman tersebut malah akan menjadi beban pengeluaran sehingga penghasilan yang digunakan untuk konsumsi pun akan semakin menurun.

Sebagian responden menganggap pinjaman tersebut terlalu kecil untuk membuka usaha baru atau menambah modal usaha. Pada umumnya pinjaman tersebut mereka pergunakan untuk konsumsi seperti untuk membayar kontrakan dan konsumsi harian. Oleh karena itu, pinjaman kurang bersifat produktif namun lebih bersifat konsumtif. Namun tidak semua responden menyatakan hal demikian. Ada beberapa responden yang memanfaatkan pinjaman tersebut untuk menambah modal usaha.

Dokumen terkait