• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONTRIBUSI STATUS SOSIAL EKONOMI, PARTISIPASI

DAN PEMAHAMAN ANGGOTA TERHADAP TINGKAT

KEBERHASILAN PEMBERDAYAAN EKONOMI

DALAM PROGRAM CSR SARIHUSADA

(Penelitian Survei di Rumah Srikandi, Kampung Badran, RW XI, Bumijo, DIY)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh: Yeni Nur Prilanita

NIM: 091324039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW Bapak Isbani Pratama dan Ibu Sudariyah Syaiful Annas (Alm) dan Oksya Daffa Nararya Dreamers and Bongers

(5)

v

MOTTO

* * * *

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS (Al-Inshirah) 94:5-8)

“Hidup ini tidak boleh sederhana.

Hidup ini harus besar, hebat, kuat, luas dan

bermanfaat.

Yang sederhana itu adalah

sikapnya. Sehingga jika semakin besar yang

Anda inginkan, harus semakin sederhana

sikap Anda.

Sederhananya, lakukan yang harus

Anda Lakukan, hindari yang harus Anda

hindari, lalu perhatikan apa yang terjadi.”

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

KONTRIBUSI STATUS SOSIAL EKONOMI, PARTISIPASI DAN PEMAHAMAN ANGGOTA TERHADAP TINGKAT

KEBERHASILAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DALAM PROGRAM CSR SARIHUSADA

Penelitian Survei di Rumah Srikandi, Kampung Badran, RW XI, Bumijo, DIY Yeni Nur Prilanita

Universitas Sanata Dharma 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Rumah Srikandi, Kampung Badran, RW XI, Bumijo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan April 2013. Populasi dari penelitian ini adalah anggota Amal Srikandi dalam program CSR Sarihusada yang berjumlah 40 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Data dikumpulkan menggunakan wawancara dan kuesioner. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabelitas hanya digunakan pada variabel partisipasi anggota. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

(9)

ix ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ECONOMIC SOCIAL STATUS, PARTICIPATION AND COMPREHENSION OF MEMBERS TOWARD

THE SUCCESS RATE OF ECONOMIC EMPOWERMENT IN CSR SARIHUSADA PROGRAM

A Survey in Rumah Srikandi, Kampung Badran, RW XI, Bumijo, DIY

Yeni Nur Prilanita Sanata Dharma University

2013

The purpose of this study is to find out the contribution of economic social status, participation and comprehension of members toward the success rate of economic empowerment in CSR Sarihusada program.

This study is an explanatory study that was conducted in Rumah Srikandi, Kampung Badran, RW XI, Bumijo, Yogyakarta Special Territory in April, 2013. The population of this study are 40 members of Amal, Srikandi in CSR programs. The samples were taken by a saturated sample technique.The data were gathered by interview and questionnaire. Test instruments such as validity and reliability are used only on the variable participation of members. The data analysis technique is the regression linear analysis.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:

1. Allah SWT yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., Rektor Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc., Ph.D.,wakil rektor III Universitas Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan kemahasiswaan.

(11)

xi

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

6. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan semangat.

7. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.

8. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi ini.

9. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi abstract penulis.

10. Bapak Joko Sularno selaku ketua RW Kampung Badran RW XI atas kesediaannya memberikan ijin penelitian.

11. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis.

12. Bapak Isbani Pratama dan Ibu Sudariyah, selaku orangtua saya. Terimakasih atas doa, semangat, dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

(12)
(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 7

5. Tingkat Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi dalam Program CSR Sarihusada ... 22

B. Hipotesis ... 23

(14)

xiv

a. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Responden ... 38

b. Deskripsi Partisipasi Responden ... 44

c. Deskripsi Pemahaman Responden ... 48

(15)

xv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Deskripsi Responden ... 76

1. Deskripsi Data tentang Karakteristik Responden ... 76

2. Deskripsi Data tentang Status Sosial Ekonomi Responden . 77 3. Deskripsi Data tentang Partisipasi Responden ... 83

4. Deskripsi Data tentang Pemahaman Responden ... 87

5. Deskripsi Data tentang Tingkat Keberhasilan Program Pemberdayaan Ekonomi ... 88

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Keterbatasan ... 117

C. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian ... 32

Tabel III.2 Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota ... 36

Tabel III.3 Hasil Uji Reliabelitas ... 37

Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Status Sosial Ekonomi Responden ... 42

Tabel III.5 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Status Sosial Ekonomi ... 43

Tabel III.6 Frekuensi Anggota Mengikuti Rapat atau Pertemuan ... 44

Tabel III.7 Frekuensi Anggota dalam Memberikan Saran atau Usulan .... 45

Tabel III.8 Pengukuran Anggota dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan ... 45

Tabel III.9 Frekuensi Anggota dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan ... 45

Tabel III.10 Pengukuran Anggota dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjaman ... 45

Tabel III.11 Frekuensi Anggota dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjaman ... 46

Tabel III.12 Mean dan Standar Deviasi Variabel Partisipasi Responden ... 46

Tabel III.13 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Partisipasi ... 47

Tabel III.14 Pengukuran Pemahaman Anggota ... 48

Tabel III.15 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemahaman Responden ... 49

Tabel III.16 Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Pemahaman ... 50

Tabel III.17 Skala Likert Pengukuran Keberhasilan Program ... 51

Tabel IV.1 Jumlah Pendudukan RW 11 Badran ... 70

(17)

xvii

Tabel IV.3 Pendidikan Penduduk RW 11 Badran ... 71

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 76

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi mengenai Pendidikan Responden ... 78

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi mengenai Pekerjaan Responden ... 78

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi mengenai Penghasilan Responden ... 80

Tabel V.6 Distribusi Frekuensi mengenai Status Kepemilikan Responden ... 81

Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Kategori Status Sosial Ekonomi ... 82

Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Kategori Partisipasi ... 83

Tabel V. 9 Pemanfaatan Fasilitas Tabungan Oleh Responden ... 85

Tabel V.10 Pemanfaatan Fasilitas Pinjaman Oleh Responden ... 86

Tabel V.11 Distribusi Frekuensi Kategori Pemahaman ... 87

Tabel V.12 Distribusi Frekuensi Kategori Keberhasilan Program Pemberdayaan Ekonomi ... 89

Tabel V.13 Hasil Uji Normalitas ... 91

Tabel V.14 Hasil Uji Linieritas ... 91

Tabel V.15 Hasil Uji Multikolinearitas ... 93

Tabel V.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 94

Tabel V.17 Hasil Uji Autokorelasi ... 95

Tabel V.18 Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik ... 96

Tabel V.19 Pengujian Hipotesis ... 96

Tabel V.20 Model Summary ... 100

(18)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 122

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 127

Lampiran 3 Uji Prasyarat Normalitas dan Linieritas ... 129

Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik ... 132

Lampiran 5 Uji Hipotesis ... 134

Lampiran 6 Data Induk Penelitian ... 136

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, perusahaan memiliki peran yang penting dalam suatu negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa peruhasaan yang besar merupakan sebuah icon bagi suatu negara yang maju pula. Tentu saja dalam menjalankan usahanya, suatu perusahaan tidak hanya bergerak di dalam perusahaan itu sendiri (lingkungan internal). Namun perusahaan pun membutuhkan lingkungan eksternal perusahaan seperti masyarakat luas khususnya konsumen yang menggunakan produk dari perusahaan tersebut dalam menyukseskan usahanya.

Konsumen merupakan sektor terpenting dalam perusahaan. Tanpa adanya konsumen, produk yang perusahaan tawarkan tidak ada yang menampung atau membeli sehingga dapat dikatakan perusahaan tersebut tidak memiliki income yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Dengan seperti itu, perusahaan tidak dapat mengembangkan usahanya bahkan akan terancam bangkrut.

(20)

Sebagai timbal balik atas “jasa” konsumen atau masyarakat pada

umumnya, perusahaan memiliki tanggung jawab sosial atau sering disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Program tersebut ditujukan untuk masyarakat luas yang kurang mampu atau masyarakat yang dinilai membutuhkan bantuan dalam bentuk program CSR tersebut.

Salah satu perusahaan yang memiliki program CSR adalah perusahaan susu Sarihusada. Program CSR perusahaan berada di beberapa wilayah antara lain Jakarta, Klaten dan D.I Yogyakarta. Program CSR Sarihusada yang biasa dikenal dengan Rumah Srikandi yang bergerak dibeberapa bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan masyarakat serta pemberdayaan ekonomi.

Di Rumah Srikandi Badran, D.I Yogyakarta pun melakukan ketiga bidang program tersebut. Menurut ketua RW setempat, masyarakat yang menerima program tersebut adalah masyarakat yang memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Dengan keterangan tersebut, mendukung opini awal bahwa penerima program adalah masyarakat yang membutuhkan atau masyarakat yang kurang mampu dalam hal finansial. Melihat kenyataan di lapangan tentu sesuai apabila program CSR tersebut salah satunya memberdayakan perekonomian masyarakat.

(21)

diterbitkan oleh Rumah Srikandi. Rumah Srikandi sempat tidak terurus dikarenakan minimnya dana dan tidak ada pendampingan intensif yang mengakibatkan kapasitas masing-masing anggota tidak dapat digunakan secara maksimal.

Saat ini program pemberdayaan ekonomi telah mengalami perkembangan ke arah yang positif. Walaupun program tersebut dapat dikatakan belum maksimal. Menurut pendamping program pemberdayaan ekonomi, Rahmadi, program pemberdayaan ekonomi memiliki kendala dalam pelaksanaannya yang timbul dari masyarakat itu sendiri. Kendala program pemberdayaan ekonomi antara lain kesadaran masyarakat, partisipasi serta persepsi masyarakat yang menganggap bahwa administrasi dalam program tersebut terlalu berbelit-belit. Tentu saja kendala-kendala program tersebut berkontribusi dengan tingkat keberhasilan atau tidaknya suatu program pemberdayaan ekonomi yang telah disusun.

(22)

B. Identifikasi Masalah

Keberhasilan program pemberdayaan ekonomi tidak terlepas dari peran masyarakat penerima program itu sendiri. Walaupun program telah disusun dengan rapi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat tetapi masyarakat tidak merespon dengan baik maka program tersebut akan semakin menjauhi titik keberhasilan yang telah direncanakan.

Apabila melihat dari latar belakang masyarakat penerima program tersebut status ekonominya dapat digolongkan ke dalam menengah ke bawah sehingga masyarakat tersebut perlu dibantu untuk meningkatkan kondisi perekonomian mereka kearah yang lebih baik. Program yang diberikan oleh program CSR Sarihusada penulis rasa telah seseuai. Program tersebut berada di tengah masyarakat sehingga dalam pelaksanaanya pun mengajak masyarakat untuk ikut turun tangan secara langsung. Dari segi kebutuhan masyarakatnya, program tersebut pun dibutuhkan oleh masyarakat. Serta apabila masyarakat memanfaatkan program dengan baik maka ada persentase kemungkinan kondisi perekonomian masyarakat pun akan lebih baik.

Namun sangat disayangkan, program yang telah dirasa sesuai dan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat justru malah kurang diapresiasi oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu keberhasilan program pun belum maksimal.

(23)

disebabkan oleh status sosial ekonomi masyarakat, partisipasi masyarakat serta pemahaman masyarakat terhadap program itu sendiri.

Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi dan signifikan status sosial ekonomi anggota jika ada, terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada?

2. Seberapa besar kontribusi dan signifikan partisipasi anggota jika ada, terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada?

3. Seberapa besar kontribusi dan signifikan pemahaman anggota jika ada, terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada ?

4. Seberapa besar kontribusi dan signifikan status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota jika ada, terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada?

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

(24)

1. Variabel bebas (Independen)

a. Status Sosial Ekonomi Anggota (X1)

Status sosial itu sendiri merupakan posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Unsur-unsur status sosial mencangkup pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan, jenis kelamin dan lain sebagainya yang dimiliki oleh seseorang di dalam suatu masyarakat. Indikator dalam status sosial ekonomi anggota sebagai berikut pendidikan anggota, pekerjaan anggota, penghasilan anggota, dan status rumah yang ditempati.

b. Partisipasi Anggota (X2)

Partisipasi masyarakat yaitu proses keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Kegiatan dalam program tersebut berupa rapat atau pertemuan anggota, menabung dan meminjam sejumlah dana. Indikator dalam partisipasi masyarakat sebagai berikut frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan, frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan, frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan dan frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman.

(25)

Adapun indikator dari pemahaman masyarakat sebagai berikut pengetahuan anggota tentang manfaat program, pengetahuan anggota tentang tujuan program dan pengetahuan anggota tentang fasilitas program yang diberikan.

2. Variabel terikat (Dependen) a. Keberhasilan Program (Y)

Kebehasilan program merupakan tingkat ketercapaian hasil atau tujuan dari program pemberdayaan ekonomi yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan dari program perdayaan ekonomi itu sendiri adalah menyejahterakan masyarakat. Sehingga dapat dikatakan tingkat keberhasilan program sejalan dengan perkembangan tingkat kesejahteraan raktyat. Adapun indikator tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah peningkatan pendapatan masyarakat.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi dan signifikan status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Jika ada, seberapa besar dan signifikan kontribusi status sosial ekonomi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada tersebut.

(26)

Sarihusada. Jika ada, seberapa besar dan signifikan kontribusi partisipasi masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada tersebut.

3. Untuk mengetahui adanya kontribusi dan signifikan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Jika ada, seberapa besar dan signifikan kontribusi pemahaman masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada tersebut.

4. Untuk mengetahui adanya kontribusi dan signifikan status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Jika ada, seberapa besar dan signifikan kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada tersebut.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini kiranya dapat menambah pengetahuan serta dapat digunakan acuan penelitian dimasa yang akan datang.

2. Secara praktis

a. Bagi Universitas Sanata Dharma

(27)

partisipasi serta pemahaman dalam keberhasilan suatu program. Selain itu dapat menambah referensi bacaan ilmiah.

b. Bagi Rumah Srikandi Badran

Dapat mengetahui seberapa kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman masyarakat terhadap keberhasilan program pemberdayaan sehingga dapat menjadi masukan bagi rumah Srikandi dalam merancang suatu kebijakan atau program kedepannya.

c. Bagi pembaca

(28)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) Menurut H.R Bowen yang dikutip oleh Ismail Solihin dalam buku yang berjudul Corporate Sosial Responsibility tahun 2008 menyatakan bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan dan melalukan berbagai tindakan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Pendapat tersebut yang dijadikan acuan untuk membuat kerangka konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan yang memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan khususnya dalam segi sosial.

(29)

Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy). Menurut Kotler dan Lee yang dikutip oleh Jatmiko (2011) menyebutkan enam kategori aktivitas CSR, yaitu:

a. Promosi kegiatan sosial (Cause Promotions)

Pada aktivitas CSR ini perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu. Fokus utama dari kategori aktivitas CSR ini adalah komunikasi persuasif, dengan tujuan menciptakan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial. b. Pemasaran terkait kegiatan sosial (Cause Related Marketing)

(30)

c. Pemasaran kemasyarakatan perusahaan (Corporate Societal Marketing)

Pada aktivitas CSR ini perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. d. Kegiatan filatropi perusahaan (Corporate Philanthropy)

Pada aktivitas CSR ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, bingkisan/paket bantuan atau pelayanan secara cuma-cuma.

e. Pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (Commuity Volunteering)

Pada aktivitas CSR ini perusahaan mendukung dan mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.

f. Praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial (Socially Responsible Business Practice)

(31)

tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.

Tujuan utama program CSR yang dilakukan adalah untuk kepentingan sosial. Kepentingan sosial tersebut antara lain yaitu dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. Namun dalam prakteknya, program CSR tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa kendala yang dapat mengakibatkan ketidakberhasilan program CSR tersebut. Misalnya tidak ada pendampingan atau bimbingan dari pihak lain dalam program. Dengan tidak ada pendampingan tersebut wajar jika program CSR kurang berhasil. Mengingat penerima program CSR adalah masyarakat yang kurang mampu dari segi perekonomian serta dalam segi pendidikan masih kurang. Sehingga masyarakat disana kurang dapat mengerti dengan program yang telah ada.

2. Status Sosial Ekonomi Anggota

(32)

Posisi atau kedudukan seseorang ditentukan oleh yang dia miliki serta dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan dan tempat tinggal seseorang maka semakin tinggi pula status sosial ekonomi di masyarakat.

Melihat uraian di atas, dapat diuraikan unsur-unsur yang terdapat dalam status sosial ekonomi. Unsur-unsur tersebut antara lain:

a. Pekerjaan

Pekerjaan menjadi salah satu unsur sebab kebutuhan akan terpenuhi jika seseorang tersebut bekerja. Keterpenuhan kebutuhan tersebut dapat menentukan status sosial ekonomi seseorang. Selain mendapatkan pemenuhan kebutuhan, pekerjaan atau bekerja akan mendapatkan kepuasan jasmani. Menurut Soeroto (blog.ub.ac.id), pekerjaan merupakan kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa baik itu untuk dirinya sendiri atau orang lain, baik itu mendapatkan upah atau pun tidak. Bila dipandang dari segi ekonomis, mendapatkan pendapatan dari hasil bekerja tersebut dapat dijadikan pemenuhan kebutuhan sehingga status sosial ekonomi seseorang dapat meningkat.

Menurut pedoman ISCO (International Standart Clasification of Oecupation) pekerjaan dapat diklasifikasikan menjadi:

(33)

5) Petani

6) Produksi dan operator alat angkut

Dari klasifikasi pekerjaan di atas, orang dapat memilih sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan, kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya. Namun dalam masyarakat muncul pekerjaan yang diakui bahwa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang terhormat atau lebih dihargai bila dilihat dari sosial dan ekonomi, tetapi ada pula pekerjaan yang kurang dihargai oleh masyarakat. Sehingga status sosial ekonomi pun dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang dimilikinya.

b. Pendapatan

Seperti yang diuraikan di atas, bahwa pemenuhan kebutuhan pun menjadi salah satu tolok ukur penilaian status sosial ekonomi oleh masyarakat. Tentu saja untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan pendapatan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendapatan menjadi salah satu pengaruh status sosial ekonomi. Biro pusat statistik mengkategorikan pendapatan sebagai berikut:

1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:

(34)

b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah

c) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik

2) Pendapatan yang berupa barang, yaitu pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.

c. Pendidikan

Di beberapa kasus, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Hal tersebut mengingat bahwa untuk memiliki pendidikan yang tinggi, seseorang harus menyiapkan beberapa hal. Salah satunya adalah biaya. Biaya pendidikan akan semakin terpenuhi jika pendapatan yang diperoleh seseorang tersebut semakin tinggi.

Untuk tren saat ini pun, pendidikan dapat dijadikan untuk meningkatkan harga diri. Masyarakat pun memandang apabila seseorang tersebut memiliki gelar sarjana lebih memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan seseorang yang notabennya hanya lulusan SD, SMP ataupun SMA.

d. Pemilikan atau kekayaan

(35)

seseorang tersebut. Semakin seseorang memiliki barang yang berharga seperti rumah, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki status sosial ekonomi yang tinggi daripada orang yang belum memiliki rumah.

Apabila dilihat dari sisi kepemilikan rumah, seseorang yang memiliki rumah sendiri dipandang lebih memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi oleh masyarakat. Akan menjadi demikian, apabila pembandingkan dengan seseorang yang hanya memiliki rumah kontrakan, milik orang tua dan lain sebagainya.

Status sosial ekonomi seseorang pun dapat berkontribusi terhadap pencapaian atau keberhasilan suatu program. Seperti penelitian sebelumnya yang berjudul Hubungan Antara Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Status Sosial Ekonomi Orangtua, Motivasi Belajar Siswa dengan Keberhasilan Siswa Menempuh Ujian Akhir Nasional yang ditulis oleh Fransisca dari Universitas Sanata Dharma.

(36)

3. Partisipasi Anggota

Secara harafiah, partisipasi dapat diartikan turut berperan serta dalam kegiatan, baik itu secara aktif maupun proaktif. Namun partisipasi pun dapat dikatakan secara luas yang berarti bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik alasan dari dalam dirinya atau tekanan dari luar pada seluruh proses kegiatan yang bersangkutan. Adapun pengertian partisipasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Keith Davis yang dikutip oleh wikipedia.org, partisipasi adalah suatu keterlibatan mantal dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalam kegiatan tersebut. Dalam pendapat tersebut, ditekankan dua aspek yaitu keterlibatan mental dan emosi (as mental and emotional involment of persons of person in a group situation which encourages him to

contribute to group goals and share responsibility in them).

b. Menurut Sastropoetro yang dikutip oleh Turindra (2009), partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta atau keterlibatan dengan keadaan lahiriahnya.

Beberapa hal pokok yang dapat diambil dari pengertian-pengertian partisipasi di atas adalah sebagai berikut:

(37)

c. Peran serta diberikan seseorang sampai tujuan program atau kegiatan mencapai tujuan dan ikut bertanggung jawab secara sadar.

Dari hal pokok di atas, dapat ditarik mengenai bentuk-bentuk partisipasi yang ada. Berikut bentuk-bentuk partsipasi:

a. Partisipasi pasif merupakan seseorang yang hanya ikut saja dalam suatu kegiatan tanpa tanggung jawab penuh. Seseorang tersebut biasanya hanya sebagai peserta kegiatan sehingga seseorang tersebut cenderung kurang mengetahui kegiatan secara keseluruhan.

b. Partisipasi aktif adalah tindakan seseorang yang menerima dan melaksanakan tugas dalam suatu kegiatan dengan tanggung jawab penuh. Seseorang pun mencurahkan pengetahuan, perasaan dan keterampilannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah dirumuskan.

Partisipasi anggota pun juga menjadi salah satu faktor tercapainya keberhasilan suatu anggota. Dengan adanya partisipasi anggota, kegiatan proaktif yang bersifat membangun pun diberikan oleh anggota tersebut. Dengan keterlibatan anggota seperti itu, maka keberhasilan program pun akan tercapai.

(38)

di Kabupaten Bayuwangi. Bahkan dalam penelitian tersebut, partisipasi masyarakat paling dominan dalam mendukung keberhasilan proyek. Hal tersebut disebabkan pemerintah atau lembaga-lembaga masyarakat tidak dapat selalu mendorong atau menyediakan sarana prasara yang dibutuhkan masyarakat untuk mengembangkan diri mereka sendiri (pemberdayaan masyarakat), sehingga masyarakat itu sendiri yang harus mengembangkan dirinya. Apabila pemberdayaan masyarakat tersebut telah sesuai dengan target rencana awal proyek maka proyek dinyatakan berhasil.

4. Pemahaman Anggota

Pemahaman berasal dari kata dasar „paham‟. Menurut kamus besar

bahasa Indonesia paham berarti pengertian, pendapat pikiran dan mengerti benar. Sedangkan pemahaman diberi imbuhan pe- dan –an sehingga berarti sesuatu hal yang kita pahami dan mengerti dengan benar. Adapun pengertian pemahaman menurut beberapa yang dikutip oleh Muhammad Zainal Abidin (2011) sebagai berikut:

a. Menurut Sadiman, pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, mengartikan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

(39)

merupakan pemahaman untuk siswa dalam belajar. Namun apabila ditarik kedalam pemahaman anggota suatu organisasi dapat diartikan sebagai mengerti secara menyeluruh tentang organisasi sehingga dapat mengambil tindakan untuk menangani permasalahan atau memajukan organisasi tersebut.

Dengan adanya pemahaman mengenai suatu hal, maka seseorang akan mengerti dan memahami secara menyeluruh mengenai hal tersebut. Sehingga apabila ada suatu permasalahan dalam organisasi, dapat cepat menemukan problem solving. Keberhasilan program atau organisasi pun tentu tidak sulit dicapai.

(40)

dapat disimpulkan ada hubungan positif antara variabel pemahaman pemerintah dengan keberhasilan program.

5. Tingkat Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi Dalam Program CSR Sarihusada

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, „hasil‟ merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) dengan usaha usaha. Melihat pengertian tersebut, „hasil‟ dapat didefinisikan sebagai tujuan yang akan dicapai dengan melakukan berbagai usaha. Oleh karena itu, berhasil dapat diartikan sebagai tercapainya suatu tujuan dengan melakukan berbagai usaha.

Melihat uraian di atas, keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah tercapainya tujuan utama program tersebut. Tujuan utama program adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan seperti itu, program dapat dikatakan berhasil jika telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

(41)

pendapatan pun anggota tidak dibiarkan berjalan sendiri. Mereka memiliki fasilitas bimbingan yang dapat dimanfaatkan pada saat mereka mengalami kesulitan dan biasanya pada setiap pertemuan rutin pembimbing hadir sehingga anggota dapat memanfaatkannya. Selain itu, setiap bulannya terdapat pertemuan rutin yang memungkinkan setiap anggota mengungkapkan apa yang menjadi hambatan mereka dalam meningkatkan pendapatannya tersebut.

B. Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

Dari hipotesis-hipotesis di atas, dapat ditarik kerangka berfikir yang terkait dengan hal tersebut. Adapun kerangka berfikir sebagai berikut:

2. Hipotesis

Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik beberapa hipotesis yang terkait dengan hal tersebut yaitu:

a. Kontribusi status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Status Sosial Anggota Partisipasi

Anggota Pemahaman

Anggota

Tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam

(42)

Status sosial ekonomi masyarakat merupakan kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok masyarakat itu sendiri. Seseorang memiliki kedudukan pasti memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan orang lain di suatu kelompok masyarakat tersebut. Kelebihan tersebut dapat berupa memiliki pengetahuan atau pendidikan yang lebih bila dibandingkan orang lain, pendapatan yang lebih banyak, jabatan yang lebih tinggi dan lain sebagainya. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya seseorang akan terlihat berbeda. Hal tersebut yang menciptakan di dalam masyarakat terdapat status sosial yang berbeda.

(43)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi antara status sosial ekonomi masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Ha: ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi anggota

terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

b. Kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu pendukung suatu keberhasilan program di dalam masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya partisipasi masyarakat, program yang dari awal telah ditujukan untuk masyarakat tersebut tidak akan terwujud. Tanpa partisipasi masyarakat pun sama halnya tidak ada yang menjalankan program tersebut.

(44)

masyarakat dapat meningkatkan tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi antara partisipasi masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Ha: ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

c. Kontribusi pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Setiap orang pasti memiliki pemahaman masing-masing terhadap suatu hal. Seseorang yang memiliki suatu pemahaman terhadap suatu hal tersebut pasti akan melakukan apa yang menguntungkan bagi mereka serta akan menjauhi kegiatan yang akan merugikan bagi mereka. Sebab seseorang yang memiliki suatu pemahaman apabila akan melakukan sesuatu tindakan selalu berdasarkan pemikiran yang logis. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemahaman seseorang terbentuk juga dari pengetahuan seseorang tersebut.

(45)

perekonomian mereka sehingga seharusnya mengikuti program

tersebut. Namun kenyataannya program tersebut “sepi” dengan

peminat. Ada indikasi bahwa tingkat pemahaman orang-orang disana masih rendah. Sebaliknya apabila masyarakat penerima program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, maka mereka akan memanfaatkan program tersebut. Sebab program tersebut akan memberikan keuntungan seperti akan meningkatkan kesejahteraan dalam sektor finansial setiap masyarakat.

Melihat uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pemberdayaan ekonomi akan semakin tercapai apabila pemahaman yang dimiliki masyarakat juga semakin tinggi. Sehingga ada kontribusi antara pemahaman masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

Ha: ada kontribusi dan signifikan antara pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

d. Kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

(46)

dalam mengikuti program tersebut. Semakin baik atau tinggi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman masyarakat, semakin baik atau tinggi pula tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada tersebut. Sebab dengan adanya ketiga faktor tersebut, masyarakat akan lebih merespon positif dan berperan proaktif terhadap program.

Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman masyarakat terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

(47)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui.

Peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang diperlukan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Srikandi, RW XI Kampung Badran, Kelurahan Bumijo, Jetis, Yogyakarta. Tempat tersebut dirasa sesuai dengan apa yang akan diteliti penulis karena memiliki program pemberdayaan ekonomi sebagai salah satu program CSR Sarihusada yang masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu lokasi penelitian tersebut diharapkan akan memberikan data yang akan digunakan untuk penelitian yang relevan dengan apa yang akan penulis teliti.

2. Waktu Penelitian

(48)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitan ini yang menjadi populasi adalah seluruh anggota program pemberdayaan ekonomi di Rumah Srikandi, Badran yang berjumlah 40 orang. Yang notabennya seluruh anggota tinggal di

Kampung Badran, RW XI, Kelurahan Bumijo, Jetis, Yogyakarta.

2. Sampel

Menimbang dari jumlahnya populasi yang relatif kecil, maka penulis menggunakan teknik sampling jenuh. Walaupun menurut Sugiyono (2010) sampling jenuh dilakukan jika populasi kurang dari 30 orang namun jumlah populasi tidak terlalu jauh dari angka tersebut dan relatif kecil. Oleh karena itu penulis merasa bahwa sampling jenuh sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

D. Data yang Dicari

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden). Adapun data yang akan dicari yaitu:

a. Pendidikan anggota b. Pekerjaan anggota c. Penghasilan anggota

(49)

e. Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan f. Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan g. Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan h. Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman i. Pengetahuan anggota tentang manfaat program

j. Pengetahuan anggota tentang tujuan program

k. Pengetahuan anggota tentang fasilitas program yang diberikan l. Peningkatan pendapatan masyarakat

2. Data Sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden), tetapi diperoleh dari monografi dusun/desa/kecamatan, pejabat tingkat dusun/desa/kecamatan. Adapun data yang akan dicari adalah:

a. Keadaan geografis b. Keadaan demografis

c. Data anggota Rumah Srikandi

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Wawancara

(50)

tersebut berupa kondisi perekonomian anggota, kondisi program pemberdayaan ekonomi dan lain sebagainya. Wawancara tersebut ditujukan kepada ketua RW setempat yang sekaligus menjadi ketua program.

Selain untuk mencari informasi awal, teknik pengumpulan data tersebut juga digunakan untuk mencari data-data yang relevan lainnya pada saat bertemu dengan sampel dari penelitian ini. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga keakuratan data yang diperoleh.

b. Angket (Kuesioner)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang bertujuan untuk mencari data primer. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan kepada anggota pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada yang berkaitan dengan status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota tersebut. Tipe kuesioner yang dipakai penulis adalah kuesioner tipe tertutup sehingga kuesioner tersebut hanya berisi pertanyaan-pertanyaan alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan.

c. Instrumentasi

1) Kisi-kisi instrumen

Tabel III.1

Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian

No. Nama Variabel Indikator Jumlah

(51)
(52)

validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment (Sugiyono, 2010), yaitu:

Dimana: rxy : koefisien korelasi antara variabel x dengan y X : nilai tiap variabel

Y : nilai semua variabel N : jumlah sampel

Dengan taraf signifikan ( ) = 5 % dan jumlah sampel sebesar 40 orang maka r tabel product moment dari penelitian ini yaitu 0,312. Sehingga untuk mengetahui skor masing – masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:

(1) Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

(2) Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid. (3) Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan

tetap ditolak dan Ha diterima. b) Uji Reliabilitas

(53)

konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (keajegan).

Dalam penelitian ini , uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ( α ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Jadi apabila nilai Cronbanch Alpha dari variabel partisipasi masyarakat lebih dari 0,60 maka variabel tersebut dinilai reliabel.

c) Hasil Pengujian Validitas Instrumen

(54)

Correlation harus lebih besar dari 0,312 untuk menyatakan suatu item adalah valid.

Uji validitas hanya dapat digunakan pada variabel partisipasi anggota. Hal tersebut disebabkan variabel lain seperti status sosial ekonomi anggota, pemahaman anggota tentang program pemberdayaan ekonomi serta tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada memiliki skala penilaian yang berbeda-beda. Hasil uji validitas sebagai berikut:

Tabel III.2

Hasil Uji Variabel Partisipasi Anggota Butir

Pertanyaan R-hitung R-tabel Kesimpulan

1 0,513 0,312 Valid

2 0,459 0,312 Valid

3 0,336 0,312 Valid

4 0,449 0,312 Valid

Sumber: data diolah, 2013

d) Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

(55)

Uji reliabelitas pun hanya dapat digunakan pada variabel partisipasi anggota. Berikut ini adalah hasil rangkuman variabel penelitian setelah diolah menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 16.

Tabel III.3 variabel partisipasi anggota diperoleh nilai rhitung sebesar 0,655. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (N) sebanyak 40 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,05 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,655 > 0,600). Hal ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel partisipasi anggota dapat dikatakan handal.

2. Pengumpulan Data Sekunder

(56)

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Untuk membuat generalisasi pada penelitian analisis data terhadap 40 responden yang meliputi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman responden terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada menggunakan analisis deskriptif. a. Deskripsi Data Status Sosial Ekonomi Responden

Status sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Indikator dalam status sosial ekonomi anggota sebagai berikut pendidikan anggota, pekerjaan anggota, penghasilan anggota, dan status rumah yang ditempati. 1) Pendidikan anggota

Pendidikan anggota merupakan tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh anggota hingga mendapatan bukti kelulusan. Tingkat pendidikan yang dicapai oleh anggota antara lain:

a) Tidak bersekolah (1)

b) Tamat SD (2)

c) Tamat SMP (3)

d) Tamat SMA (4)

(57)

2) Pekerjaan anggota

Pekerjaan anggota merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh anggota untuk memperoleh penghasilan. Menurut Spillane yang dikutip oleh Chatrin Fanni Ambaria dalam penelitian tahun 2012, pekerjaan atau jabatan seseorang dikelompokan sebgai berikut:

a) Golongan A: Pensiunan, Tidak mempunyai pekerjaan b) Golongan B: Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil,

Penebang kayu

c) Golongan C: Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik becak

d) Golongan D: Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci e) Golongan E: Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi,

Penjahit, Sopir bus/colt, Tukang kayu, Tukang listrik dan Tukang mesin

f) Golongan F: Pemilik bus/colt, Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil (ABRI), Mandor, Pemilik perusahaan/toko/pabrik, Pedagang, Pegawai kantor, Peternak, Tuan tanah

(58)

Kepala bagian, Pegawai negeri sipil (Golongan I A s/d I D)

h) Golongan H: Guru SMA/SMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABRI (Letda, Lettu, Kapten), PNS (Golongan II A s/d II D), Kepala sekolah, Kontraktor, Wartawan.

i) Golongan I: Ahli hukum, Manager perusahaan, Ahli ilmu tanah, Apoteker, Arsitek, Dokter, Dosen/guru besar, Gubernur, Kepala kantor, Menteri PNS (golongan III A ke atas), Pengarang, Peneliti, Pilot, Walikota/Bupati, Kontraktor besar.

Berdasarkan penggolongan di atas, penulis membagi menjadi 5 golongan, yaitu:

Golongan 1: A diberi skor 1 Golongan 2: B – D diberi skor 2 Golongan 3: E diberi skor 3 Golongan 4: F diberi skor 4 Golongan 5: G – I diberi skor 5 3) Penghasilan anggota

(59)

pendapatan minimum (UMK) yang telah berlaku di Yogyakarta tahun 2013, yaitu Rp 1.065.247,00. Adapun alternatif pilihan jumlah penghasilan tersebut antara lain:

a) Penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 (diberi skor 1) b) Penghasilan antara Rp 1.100.000,00 – Rp 1.650.000,00

(diberi skor 2)

c) Penghasilan antara Rp 1.650.000,00 – Rp 2.200.000,00 (diberi skor 3)

d) Penghasilan antara Rp 2.200.000,00 – Rp 2.750.000,00 (diberi skor 4)

e) Penghasilan lebih dari Rp 2.750.000,00 (diberi skor 5) 4) Status rumah yang ditempati

Status rumah yang ditempati merupakan status kemilikan rumah yang ditempati tersebut. Adapun status rumah yang ditempati adalah sebagai berikut:

a) Sewa diberi skor 1

b) Kontrak diberi skor 2 c) Rumah Dinas diberi skor 3 d) Milik Keluarga diberi skor 4 e) Milik Sendiri diberi skor 5

(60)

pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono) Keterangan:

= rata-rata (Mean) = jumlah skor = jumlah responden

Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:

Tabel III.4

Mean dan Standar Deviasi Variabel Status Sosial Ekonomi Responden

Variabel N Mean Standar Deviasi

Status Sosial Ekonomi 40 11,22 2,315

Sumber: data diolah, 2013

(61)

Tabel III.5

Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Status Sosial Ekonomi

Status Sosial Ekonomi Rumus Interval Interval Rendah X < mean - SD 7 – 9 Sedang Mean - SD < x <

mean + SD

10 – 13 Tinggi Mean + SD < x 14 – 19

Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1) Status sosial ekonomi tinggi

Status sosial ekonomi tinggi dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status kepemilikan rumah yang tinggi. Oleh karena itu, anggota yang berada dalam kelompok ini lebih dapat memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan program.

2) Status sosial ekonomi sedang

(62)

3) Status sosial ekonomi rendah

Status sosial ekonomi rendah dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut memiliki pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan status kepemilikan rumah yang rendah atau menengah kebawah. Oleh karena itu, anggota kelompok ini cenderung berpengaruh negatif terhadap tingkat keberhasilan program.

b. Partisipasi responden

Partisipasi dalam penelitian ini merupakan proses keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada. Indikator dalam partisipasi sebagai berikut frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan, frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan, frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan dan frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman.

1) Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan Tabel III.6

Frekuensi anggota mengikuti rapat atau pertemuan

Pernyataan Skor

Tidak Pernah 1

Pernah 2

Kadang-kadang 3

Sering 4

(63)

2) Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan Tabel III.7

Frekuensi anggota dalam memberikan saran atau usulan

Pernyataan Skor

3) Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas tabungan Tabel III.8

Pengukuran Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan

Peningkatan Pendapatan Skor Memanfaatkan fasilitas tabungan 1 Tidak memanfaatkan fasilitas tabungan 0

Tabel III.9

Frekuensi Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Tabungan

4) Frekuensi anggota dalam memanfaatkan fasilitas pinjaman Tabel III.10

Pengukuran Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjaman

(64)

Tabel III.11

Frekuensi Anggota Dalam Memanfaatkan Fasilitas Pinjaman

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono) standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:

Tabel III.12

Mean dan Standar Deviasi Variabel Partisipasi Responden

Variabel N Mean Standar Deviasi

Partisipasi 40 16,70 3,212

(65)

Untuk mengetahui penilaian partisipasi terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini:

Tabel III.13

Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Partisipasi Partisipasi Rumus Interval Interval

Rendah X < mean – SD 10 – 13 Sedang Mean - SD < x <

mean + SD

14 – 20 Tinggi Mean + SD < x 21 – 22

Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1) Partisipasi tinggi

Partisipasi tinggi dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman. Semakin sering responden mengikuti program maka semakin tinggi pula partisipasi. Oleh karena itu, keberhasilan program akan lebih cepat tercapai dengan adanya partisipasi anggota yang tinggi.

2) Partisipasi sedang

(66)

namun masih dalam koridor sedang. Oleh karena itu, keberhasilan program akan mengalami hambatan untuk mencapainya.

3) Partisipasi rendah

Partisipasi rendah dalam penelitian ini berarti anggota-anggota dalam program pemberdayaan ekonomi tersebut jarang mengikuti kegiatan rapat atau pertemuan, aktif memberikan saran atau usulan, memanfaatkan fasilitas tabungan dan pinjaman. Oleh karena itu, keberhasilan program akan sulit tercapai.

c. Pemahaman terhadap program pemberdayaan ekonomi responden Pemahaman terhadap program pemberdayaan ekonomi responden merupakan tingkat pengetahuan anggota tentang seluk beluk program baik itu dalam manfaat, tujuan dan fasilitas program yang diberikan. Indikator dari pemahaman masyarakat sebagai berikut pengetahuan anggota tentang manfaat program, pengetahuan anggota tentang tujuan program dan pengetahuan anggota tentang fasilitas program yang diberikan.

Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi dapat diukur menggunakan skala likert. Adapun skala likert yang diterapakan dalam pengukuran tersebut sebagai berikut:

(67)

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono) Keterangan:

= rata-rata (Mean) = jumlah skor = jumlah responden

Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:

Tabel III.15

Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemahaman Responden

Variabel N Mean Standar Deviasi

Pemahaman 40 10,80 1,506

Sumber: data diolah, 2013

(68)

Tabel III.16

Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Pemahaman Pemahaman Rumus Interval Interval

Rendah X < mean - SD 6 – 9 Sedang Mean - SD < x <

mean + SD

10 – 12 Tinggi Mean + SD < x 13 –

Kategori status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1) Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi tinggi

Pemahaman anggota tinggi dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang seluruh seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Dalam kelompok ini, anggota dapat memahami program sehingga keberhasilan program pun dapat tercapai.

2) Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi sedang

(69)

3) Pemahaman anggota terhadap progran pemberdayaan ekonomi rendah

Pemahaman anggota rendah dalam penelitian ini berarti anggota mengetahui tentang kurang mengerti seluk beluk program baik itu manfaat, tujuan dan fasilitas yang diberikan dalam program tersebut. Dalam kelompok ini, anggota kurang dapat memahami program sehingga keberhasilan program pun terhambat. d. Tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi

Kebehasilan program merupakan tingkat ketercapaian hasil atau tujuan dari program pemberdayaan ekonomi yang telah dirumuskan sebelumnya. Indikator tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada adalah peningkatan pendapatan masyarakat.

Tabel III.17

Skala Likert Pengukuran Keberhasilan Program Peningkatan Pendapatan Skor

Pendapatan Meningkat 1

(70)

1) Pendapatan meningkat

Dengan ada program pemberdayaan ekonomi tersebut pendapatan anggota meningkat maka program tersebut dapat dikatakan berhasil. Oleh karena itu, semakin banyak responden yang menyatakan pendapatannya meningkat semakin tinggi pula tingkat keberhasilan program tersebut.

2) Pendapatan tidak meningkat

Dengan ada program pemberdayaan ekonomi tersebut pendapatan anggota tidak meningkat maka program tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Oleh karena itu, semakin banyak responden yang menyatakan pendapatannya tidak meningkat semakin rendah pula tingkat keberhasilan program tersebut.

2. Uji Hipotesis a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari

= 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal.

(71)

5% atau 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Menurut Imam Ghozali dalam buku yang berjudul Statistik Non-Parametrik, rumus uji Kolmogrov-Sminov untuk normalitas sebagai berikut:

Dimana: D : Deviasi maksimum

Fo(Xi) : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

SN(Xi) : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi 2) Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah linear. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi yang ada. Untuk menguji linieritas dapat melihat menggunakan Test for Linearity.

(72)

sedangkan apabila sig. Deviation from Linearity < 0,05 maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan yang linear.

b. Uji Hipotesis

1) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2010):

(73)

b) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya > 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika < 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas.

c) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana keselahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut:

(74)

Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik DW harus dibandingkan dengan tabel statistik. Namun secara umum dapat diberi patokan sebagai berikut:

(1) dU < DW < 4 – dU maka H0 diterima (tidak ada autokorelasi)

(2) DW < dL atau DW > 4 – dL maka H0 ditolak (terjadi autokorelasi)

(3) dL < DW < dU atau 4 – dU < DW < 4 – dL maka tidak ada keputusan yang pasti

Apabila tidak ada penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Namun apabila terjadi penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linier berganda tidak dapat dilanjutkan.

2) Analisis Regresi Berganda

(75)

Keterangan: Y : keberhasilan program pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

b1,b2,b3 : koefisien garis regresi X1 : status sosial masyarakat X2 : partisipasi masyarakat X3 : pemahaman masyarakat a : konstanta

3) Uji F

Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan uji F dengan rumus (Sudjana, 2005):

Keterangan:

F = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = banyaknya anggota sampel

a) Pembuktian hipotesis ini dengan menggunakan teknik regresi dengan bantuan program SPSS versi 16.

(1) Kontribusi status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

(76)

pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

Ha: ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

(2) Kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

H0: tidak ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

Ha: ada kontribusi dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

(3) Kontribusi pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

(77)

Ha: ada kontribusi dan signifikan antara pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

(4) Kontribusi status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada H0: tidak ada kontribusi dan signifikan antara status sosial

ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada

Ha: ada kontribusi dan signifikan antara status sosial ekonomi, partisipasi dan pemahaman anggota terhadap tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi dalam program CSR Sarihusada.

b) Menentukan level of significant (a) = 5% dengan level of confidance sebesar 95% dengan degree of freedom (df) = n-k c) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis

dengan kriteria sebagai berikut: H0 ditolak jika = Fhitung < Ftabel a, n-k Ha diterima jika = Fhitung < Ftabel a, n-k

(78)

Gambar

Tabel III.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian
Tabel III.2 Hasil Uji Variabel Partisipasi Anggota
Tabel III.3 Hasil Uji Reliabelitas
Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Status Sosial Ekonomi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuko, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi antara pimpinan dan karyawan sudah baik dan diharapkan dengan komunikasi yang baik akan mampu mendorong kepuasan

Makalah Proposal Skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Konjac serta Proporsi Sukrosa dan Isomalt terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Jelly Drink Jambu Biji

Tampaknya, kerja kelompok yang umumnya terjadi dalam struktur kelas kategori kedua lebih berpeluang bagi siswa untuk mengembangkan kompetensi komunikatif daripada

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nugroho dan Purwanti (2010) yang menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kadar gula darah pada

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menghasilkan media pembelajaran biologi berbasis Adobe Flash Cs4 pada materi pokok avertebrata untuk siswa kelas X SMA/MA, (2)

Salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas adalah metode regresi logistik

Perancangan Galeri Karya Sampah Anorganik merupakan suatu lembaga mandiri di bawah naungan pemerintah yang dimana dalam prosesnya, membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah yang

Berdasarkan hasil penilaian Evaluasi penawaran, evaluasi kualifikasi, pembuktian kualifikasi dan pengumuman pemenang nomor : 007/Pokja.02-U.03/2/2016 tanggal 08 Maret