• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Simpanan Karbon IUPHHK A1

IUPHHK A merupakan IUPHHK yang belum memiliki sertifikat pengelolaan hutan alam produksi lestari. Perhitungan biomassa dilakukan pada kegiatan produksi, kegiatan perlindungan hutan dan kegiatan penanaman.

Data yang digunakan untuk menggambarkan hutan yang belum bersertifikat pada IUPHHK A adalah data di bawah tahun 2004. Pemilihan tahun tersebut diprediksi dapat merepresentasikan keadaan hutan IUPHHK A yang belum memiliki sertifikat berdasarkan pertimbangan bahwa IUPHHK yang melakukan sertifikasi memerlukan waktu kurang lebih 5 (lima) tahun untuk persiapan sertifikasi. IUPHHK A memperoleh sertifikat hutan alam produksi lestari pada tahun 2008 sehingga data dari IUPHHK A di bawah tahun 2004 merupakan data dari hutan yang pengelolaannya belum berdasarkan pada pengelolaan hutan alam produksi lestari.

Pada IUPHHK A1, terdapat 13 jenis pohon yang umumnya dipanen (termasuk jenis rimba campuran yang merupakan gabungan 22 jenis pohon). Berdasarkan volume pohon tersedia dan volume panen tiap jenis pohon pada IUPHHK A1 maka jenis yang paling banyak tersedia dan dipanen (mewakili lebih dari 66% volume keseluruhan) adalah Meranti. Perhitungan besarnya biomassa tiap jenis pohon dipanen dipengaruhi oleh besarnya volume pohon dan nilai

wood density (WD). Nilai WD tertinggi pada IUPHHK A adalah jenis Meranti batu dan nilai WD terendah adalah jenis Pulai. Nilai WD yang digunakan pada penelitian ini tersaji pada Lampiran 1.

5.1.1. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi difokuskan pada kegiatan pemanenan (dengan indicator pohon tersedia dan pohon dipanen) dan kerusakan tegakan tinggal. Kegiatan pemanenan menggunakan indikator pohon tersedia dan pohon dipanen. Perhitungan kerusakan tegakan tinggal IUPHHK B berdasarkan kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan konvensional.

Data statistik produksi menunjukkan bahwa realisasi produksi pada IUPHHK A1 antara 50%–98% (kurang dari 100%) dari target produksi. Rekapitulasi target produksi dan realisasi produksi pada IUPHHK A1 (tahun 1981–2003) dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil studi Bahruni (2011)

menyebutkan bahwa gambaran kelestarian produksi jangka panjang tidak dapat diukur dengan kriteria rasio rencana (target) dan realisasi produksi tahunan. Rasio rencana dan realisasi produksi tidak mencerminkan kelestarian produksi yang didasarkan potensi tegakan, karena rasio ini hanya menunjukkan kemampuan unit manajemen merealisasi rencana atau target produksi tahunan. Kecenderungan produksi jangka panjang dapat dievaluasi menggunakan rasio antara realisasi produksi dengan Annual Allowable Cutting (AAC). Gambar 3 menyajikan kecenderungan produksi pada IUPHHK A1.

Gambar 3 Kecenderungan produksi IUPHHK A1

Rasio produksi A1 berada antara 0,36-0,60 terhadap AAC. Gambaran angka rasio produksi pada A1 terhadap AAC sedikit menurun. Kecenderungan produksi jangka panjang IUPHHK A1 menunjukkan tingkat produksi yang relatif menurun. Angka rasio realisasi produksi dan AAC menegaskan bahwa IUPHHK A1 tidak mampu mempertahankan kelestarian produksi jangka panjang.

5.1.1.1. Kegiatan Pemanenan: Pohon Tersedia dan Pohon Dipanen

Volume pohon tersedia pada IUPHHK A sangat fluktuatif. Pada tahun 2001 volume pohon tersedia sebesar 335.484,34 m3 dan tahun 2002 hanya 164.382,97 m3 atau 49% dari volume pohon tersedia tahun 2001. Berbeda dengan besarnya volume pohon tersedia, volume pohon dipanen ternyata lebih besar pada tahun 2002 yaitu 159.990,72 m3 atau 26% lebih besar dari volume panen pada tahun 2001 (126.840,58 m3

Luas tebangan tahun 2001 dan 2002 seluas 2.490 ha dan 3.201 ha. Rata-rata penebangan IUPHHK A1 seluas 2.845,5 ha/tahun. Berdasarkan luas areal penebangan, realisasi pohon dipanen pada tahun 2001 dan 2002 sebesar

). Rincian pohon tersedia dan pohon dipanen pada IUPHHK A1 dapat dilihat pada Lampiran 4.

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 R a si o pr o duk si t e rha da p A A C

134,73 m3/ha dan 51,35 m3

Tabel 17 Biomassa, karbon dan CO

/ha. Biomassa pohon tersedia dan pohon dipanen IUPHHK A1 dirangkum pada Tabel 16.

2

Kegiatan pemanenan

pohon tersedia dan pohon dipanen IUPHHK A1

2007 2008 Rata-rata

Biomassa (ton) Biomassa (ton/tahun) Karbon (tC/tahun) CO (tCO 2 2/tahun) Pohon tersedia 377.980 185.206 281.593 140.796 516.723 Pohon dipanen 146.105 184.290 165.198 82.598 303.138 Tegakan tinggal 231.875 915 116.395 58.198 213.585

Rata-rata biomassa pohon dipanen lebih besar dibandingkan dengan biomassa tegakan tinggal. Simpanan karbon tegakan tinggal IUPHHK A1 sebesar 58.198 ton C/tahun atau 20,45 ton C/ha. Persentase biomassa pohon dipanen tahun 2001 sebesar 38,65% dan biomassa tegakan tinggal sebesar 61,35%. Persentase biomassa pohon dipanen tahun 2002 sebesar 91,75% dan menyisakan 8,25% tegakan tinggal. Rata-rata kegiatan pemanenan IUPHHK A1 menyisakan 34,8%/tahun tegakan tinggal.

5.1.1.2. Kerusakan Tegakan Tinggal

Perhitungan kehilangan biomassa akibat kerusakan tegakan tinggal menggunakan data potensi biomassa hasil pengukuran di IUPHHK A dan persentase kerusakan tegakan. Potensi biomassa dan karbon IUPHHK A di hutan primer dan hutan bekas tebangan setiap tingkat perkembangan vegetasi ditampilkan pada Tabel 17.

Tabel 18 Potensi biomassa dan karbon pada IUPHHK A pada tahun 2011

Tingkat Vegetasi

Hutan primer Hutan bekas tebangan Biomassa (ton/ha) Karbon (ton/ha) Biomassa (ton/ha) Karbon (ton/ha) Pohon 358,30 179,15 279,85 139,93 Tiang 56,78 28,39 36,67 18,34 Pancang 25,73 12,87 20,79 10,39 Semai 0,89 0,44 1,04 0,52 Total 441,70 220,85 338,35 169,18

Potensi biomassa atau karbon tingkat pohon pada hutan primer adalah 82,7% dan hutan bekas tebangan sebesar 81,11% dari total biomassa tegakan. Biomassa tingkat tiang, pancang dan semai pada hutan primer sebesar 12,85%; 5,83% dan 0,20% dan hutan sekunder sebesar 10,84%; 6,14% dan 0,31%.

Hasil penelitian Junaedi (2007) menunjukkan persentase biomassa yang relatif sama pada semua tingkatan vegetasi di hutan primer. Pada hutan bekas tebangan, persentase biomassa tingkat pohon relatif sama tetapi lebih rendah pada tingkat vegetasi tiang, pancang dan semai (tiang = 4,02%, pancang = 1,98% dan semai = 0,21%) daripada IUPHHK A.

Total biomassa dan karbon hutan bekas tebangan menunjukkan penurunan sekitar 23,40%. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lasco (2002) bahwa aktifitas pemanenan kayu di hutan tropis Asia akan menurunkan cadangan karbon antara 22% - 67%.

Kegiatan pemanenan kayu mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal. Perhitungan biomassa kerusakan IUPHHK A1 menggunakan persentase kerusakan tegakan hasil studi Elias (2002) dan potensi biomassa dari hasil pengukuran di lokasi penelitian. Pendekatan persentase kerusakan tegakan IUPHHK A1 berdasarkan persentase kerusakan pada blok tebangan yang melakukan pemanenan dengan metode konvensional. Tabel 18 menunjukkan biomassa yang hilang akibat kerusakan tegakan karena menerapkan metode pemanenan konvensional pada IUPHHK A1.

Tabel 19 Biomassa, karbon dan CO2 Tingkat Vegetasi

yang hilang akibat kerusakan tegakan A1 Biomassa (ton/ha) Biomassa (ton/tahun) Karbon (ton C/tahun) CO (ton CO 2 2/tahun) Pohon 113,12 390.300 195.150 716.201 Tiang 14,83 51.152 25.576 93.864 Pancang 7,26 25.055 12.528 45.976 Semai 0,34 1.201 601 2.204 Total 135,55 467.709 233.854 858.246

Total biomassa yang hilang akibat kerusakan sebesar 135,55 ton/ha atau sebesar 467.709 ton/tahun. Tingkat pohon merupakan penyumbang terbesar kehilangan biomassa hutan akibat kerusakan tegakan tinggal. Kerusakan yang terjadi pada tingkat pohon mengakibatkan kehilangan biomassa 83,45%/tahun dari total biomassa yang hilang karena kerusakan tegakan tinggal IUPHHK A1. Tingkat semai memberikan kontribusi terkecil (0,26%/tahun) terhadap kehilangan biomassa akibat kerusakan tegakan tinggal A1.

5.1.2. Perlindungan Hutan

Penutupan lahan pada IUPHHK A berdasarkan interpretasi citra landsat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu hutan primer, hutan bekas tebangan dan tidak berhutan. Pada IUPHHK A1 digunakan data penutupan lahan tahun 1998, 1999

dan 2001. Potensi biomassa IUPHHK A untuk hutan primer sebesar 441,70 ton/ha dan hutan bekas tebangan sebesar 338,35 ton/ha. Berdasarkan data penutupan lahan tersebut terlihat perubahan tutupan lahan tiap tahunnya. Laju degradasi hutan yang meningkat pada hutan tidak lestari diduga disebabkan penggunaan areal hutan untuk kebun, pertambangan, perambahan dan illegal logging lebih tinggi dari hutan lestari (Bahruni 2011).

Tabel 20 Biomassa tiap tutupan lahan IUPHHK A1

Tutupan lahan Biomassa (ton)

1998 1999 2001

Hutan primer 27.374.648 24.633.693 15.653.320

Hutan bekas tebangan 40.404.478 42.504.131 49.383.364

Tidak berhutan 0 0 0

Total 67.779.126 67.137.824 65.036.683

Luas areal kerja IUPHHK A1 seluas 204.200 ha. Rata-rata biomassa yang hilang pada IUPHHK A1 sebesar 845.936 ton/tahun atau sebesar 3,91 ton/ha. Kehilangan karbon hutan IUPHHK A1 sebesar 422.968 ton C/tahun dengan laju degradasi sebesar 1,26%/tahun.

5.1.3. Kegiatan penanaman

Data yang digunakan untuk perhitungan biomassa kegiatan penanaman adalah tahun 2001, 2002 dan 2003. Kegiatan penanaman yang dilakukan adalah kegiatan rehabilitasi, penanaman kanan dan kiri jalan serta penanaman tanah kosong.

Tabel 21 Kegiatan penanaman IUPHHK A1 Tahun Rehabilitasi

(batang)

Kanan kiri jalan (batang) Tanah Kosong (batang) Total (batang) 2001 95.654 56.000 141.317 292.971 2002 77.359 56.000 150.650 284.009 2003 84.652 56.000 110.366 251.018

Rata-rata penanaman pada IUPHHK A1 adalah 275.999 batang/tahun. Tingkat keberhasilan kegiatan penanaman pada IUPHHK A sebesar 80%, sehingga rata-rata tanaman yang hidup dari kegiatan penanaman sebesar 220.799 batang/tahun. Simpanan biomassa kegiatan penanaman IUPHHK A1 ditunjukkan pada Tabel 21.

Tabel 22 Biomassa kegiatan penanaman IUPHHK A1

Tahun Rehabilitasi (ton)

Kanan kiri jalan (ton) Tanah Kosong (ton) Total (ton/tahun) 2001 0,337 0,198 0,503 1,038 2002 0,273 0,198 0,536 1,007 2003 0,299 0,198 0,394 0,890

Rata-rata biomassa dari kegiatan penanaman sebesar 0,978 ton/tahun. Kegiatan penanaman tanah kosong mempunyai kontribusi 48,83%/tahun dari kegiatan penanaman IUPHHK A1. Biomassa dari kegiatan rehabilitasi dan penanaman kanan kiri jalan memberikan kontribusi sebesar 30,98%/tahun dan 20,19%/tahun.