• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Deskripsi Simpanan Karbon IUPHHK B

IUPHHK B merupakan IUPHHK yang tidak memiliki sertifikat pengelolaan hutan alam produksi lestari. Simpanan biomassa difokuskan pada kegiatan produksi, perlindungan hutan dan penanaman. Simpanan biomassa kegiatan produksi menggunakan data (1) kegiatan pemanenan berdasarkan indikator pohon tersedia dan pohon dipanen tahun 2007, 2008 dan 2009 (2) Kerusakan tegakan tinggal. Perhitungan kehilangan biomassa akibat degradasi pada kegiatan perlindungan hutan IUPHHK B menggunakan data penutupan lahan tahun 2000, 2003, 2005 dan 2009. Data kegiatan penanaman IUPHHK B menggunakan data tahun 2007 hingga tahun 2010.

Realisasi produksi IUPHHK B menggunakan data produksi tahun 1981 hingga tahun 2009. Berdasarkan data target dan realisasi panen, kemampuan IUPHHK B merealisasikan produksi lebih kecil dari target atau rencana produksi. Angka rasio realisasi produksi dan target produksi pada IUPHHK B cenderung menurun. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kemampuan IUPHHK B merealisasikan rencana atau target produksi tahunan semakin menurun. Kelestarian produksi jangka panjang belum dapat diukur dari gambaran rasio realisasi produksi dan target produksi. Kelestarian produksi jangka panjang dapat dievaluasi dari rasio realisasi produksi dan AAC (Bahruni 2011).

Gambar 7 Rasio produksi terhadap AAC pada IUPHHK B

Angka rasio produksi terhadap AAC pada IUPHHK B cenderung menurun. Kecenderungan produksi jangka panjang yang relatif menurun menunjukkan bahwa IUPHHK B belum mampu mempertahankan kelestarian produksi jangka panjang.

0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 R a si o P ro duk si t e rha da p A A C IUPHHK B

Kelestarian produksi juga dapat dilihat dari potensi tegakan. Potensi tegakan IUPHHK B bervariasi sehingga belum dapat memberikan gambaran perkembangan stok tegakan (menurun atau stabil). Diduga IUPHHK B belum mampu mempertahankan tingkat produksi disebabkan keterbatasan modal dan kurangnya (jumlah dan kompetensi) tenaga kerja.

5.3.1. Kegiatan Produksi

5.3.1.1. Kegiatan Pemanenan: Pohon Tersedia dan Pohon Dipanen

Pohon yang dipanen pada IUPHHK B terdiri atas 15 jenis yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu (1) Kelompok Meranti terdiri atas 11 jenis dapat dilihat pada lampiran (2) Kelompok rimba campuran dari jenis Kapur naga dan Kempas (3) Kelompok kayu indah dari jenis Sindur dan Ulin. Realisasi luas areal penebangan IUPHHK B tahun 2007, 2008 dan 2009 sebesar 2.000 ha, 2.150 ha dan 2.350 ha. Volume pohon tersedia IUPHHK B sebesar 56.165,12 m3 pada tahun 2007, sebesar 46.074,72 m3 pada tahun 2008 dan 69.495,04 m3 pada tahun 2009. Rata-rata pohon tersedia IUPHHK B sebesar 57.244,96 m3

Pada tahun 2007 dan 2008 dilakukan pemanenan pada IUPHHK B sebesar 29.519 m

/tahun.

3

dan sebesar 28.280,6 m3. Pada tahun 2009, pemanenan yang dilakukan pada IUPHHK B hanya sebesar 22.760,58 m3 atau hanya 32,75% dari volume pohon yang tersedia. Rata-rata pohon dipanen IUPHHK B sebesar 26.853,39 m3

Tabel 28 Biomassa pohon tersedia dan pohon dipanen pada IUPHHK B /tahun atau 48,9%/tahun dari rata-rata volume pohon tersedia. Rincian pohon tersedia dan pohon dipanen IUPHHK B disajikan pada Lampiran 7. Biomassa pohon tersedia, pohon dipanen dan tegakan tinggal pada IUPHHK B tersaji pada Tabel 27.

Biomassa atau karbon

2007 2008 2009 Rata-rata

Biomassa (ton) Biomassa (ton/tahun) Karbon (tC/tahun) CO (tCO 2 2/tahun) Pohon tersedia 68.602 63.049 96.616 76.089 38.045 139.624 Pohon dipanen 36.523 37.960 32.610 35.698 17.849 65.506 Tegakan tinggal 32.079 25.089 64.006 40.391 20.196 74.118

Rata-rata biomassa pohon dipanen IUPHHK B sebesar 35.698 ton/tahun atau 49,07%/tahun dari biomassa pohon tersedia. Rata-rata biomassa tegakan tinggal IUPHHK B lebih besar daripada biomassa pohon yang dipanen. Biomassa tegakan tinggal sebesar 40.391 ton/tahun atau menyisakan 50,93%/tahun dari pohon tersedia untuk tidak dipanen. Simpanan karbon

tegakan tinggal IUPHHK B sebesar 20.196 ton C/tahun atau 19,59 ton C/ha. Simpanan karbon IUPHHK B lebih rendah dibandingkan dengan IUPHHK A2. Hasil tersebut menegaskan bahwa hutan alam produksi lestari melakukan penebangan yang lebih rendah dari hutan alam produksi tidak lestari.

5.3.1.2. Kerusakan Tegakan Tinggal

Perhitungan kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan menggunakan data potensi tegakan IUPHHK B dan persentase kerusakan pada penebangan konvensional. Potensi biomassa dan karbon hutan yang ada di IUPHHK B pada hutan primer dan hutan bekas tebangan pada tingkat pohon, tiang, pancang dan semai di rangkum pada Tabel 28.

Tabel 29 Potensi biomassa dan karbon IUPHHK B.

Tingkat vegetasi

Hutan primer Bekas tebangan

Biomassa (ton/ha) Karbon (ton C/ha) Biomassa (ton/ha) Karbon (ton C/ha) Pohon 899,32 449,66 714,75 357,38 Tiang 120,40 60,20 71,10 35,55 Pancang 35,30 17,65 15,77 7,88 Semai 0,29 0,15 1,29 0,64 Total 1.055,31 527,66 802,91 401,45

Potensi biomassa atau karbon tertinggi pada hutan primer dan sekunder berasal dari tingkat pohon. Potensi biomassa atau karbon tingkat pohon IUPHHK B sebesar 85,22% pada hutan primer dan sebesar 89,02% pada hutan bekas tebangan. Persentase biomassa tingkat tiang, pancang dan semai pada hutan primer sebesar 11,41%; 3,35% dan 0,03%. Potensi biomassa hutan bekas tebangan tingkat tiang sebesar 8,86%; pancang sebesar 1,96% dan semai sebesar 0,16%. Potensi biomassa dan karbon IUPHHK B lebih tinggi daripada IUPHHK A.

Berdasarkan total biomassa dan karbon pada hutan bekas tebangan IUPHHK B menunjukkan adanya penurunan cadangan karbon sekitar 23,92%. Nilai pengurangan cadangan karbon yang hampir sama juga terjadi pada IUPHHK A (23,40%).

Aktifitas pemanenan kayu mengakibatkan kerusakan pada tegakan tinggal. Perhitungan kerusakan tegakan IUPHHK B menggunakan persentase kerusakan dari blok tebangan yang menerapkan metode konvensional berdasarkan penelitian Elias (2002) dan potensi tegakan hasil pengukuran di

IUPHHK B. Tabel 29 menunjukkan biomassa yang hilang akibat kerusakan tegakan di IUPHHK B.

a. Kerusakan pada pangkal pohon b. Tunggak sisa penebangan konvensional Gambar 8 Kerusakan tegakan tinggal IUPHHK B

Tabel 30 Biomassa, karbon dan CO2

Tingkat Vegetasi

yang hilang pada IUPHHK B akibat kerusakan tegakan pada tahun 2011

Biomassa (ton/ha) Biomassa (ton/tahun) Karbon (ton C/tahun) CO (ton CO 2 2/tahun) Pohon 288,90 595.624 297.812 1.092.971 Tiang 28,74 59.253 29.626 108.729 Pancang 5,51 11.353 5.676 20.833 Semai 0,43 889 445 1.632 Total 323,58 667.119 333.560 1.224.164

Biomassa yang hilang akibat kerusakan tegakan karena kegiatan pemanenan dengan metode konvensional pada IUPHHK B sebesar 323,58 ton/ha atau sebesar 667.119 ton/tahun. Kerusakan yang terjadi pada tingkat pohon mengakibatkan kehilangan biomassa 89,28%/tahun dari total biomassa yang hilang. Kontribusi tingkat tiang, pancang dan semai terhadap kehilangan biomassa pohon sebesar 8,88%/tahun; 1,70%/tahun dan 0,13%/tahun.

Kerusakan tegakan IUPHHK B menyebabkan kehilangan 333.560 tC/tahun. Nilai kehilangan potensi karbon tersebut lebih tinggi dari IUPHHK A2. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa hutan alam produksi lestari yang menerapkan metode RIL mampu meminimalkan kehilangan biomassa atau karbon sebesar 57%/tahun.

5.3.2. Perlindungan Hutan

Penutupan lahan IUPHHK B dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu hutan primer, hutan bekas tebangan dan non hutan. Pada IUPHHK B digunakan data penutupan lahan tahun 2000, 2003, 2005 dan 2009. Potensi biomassa pada IUPHHK B untuk hutan primer sebesar 1.055,31 ton/ha dan biomassa hutan bekas tebangan sebesar 802,91 ton/ha. Data penutupan lahan IUPHHK B diharapkan mampu memberikan gambaran perkembangan stok tegakan dan laju degradasi pada hutan alam produksi tidak lestari dengan manajemen yang berbeda dari A1.

Tabel 31 Biomassa tiap tutupan lahan IUPHHK B

Tutupan lahan Biomassa (ton)

2000 2003 2005 2009

Hutan primer 25.042.484 9.231.844 7.185.599 5.616.355 Hutan bekas tebangan 46.440.512 55.678.031 56.702.549 57.801.737

Tidak berhutan 0 0 0 0

Total 71.482.997 64.909.875 63.888.148 63.418.092 Luas areal kerja IUPHHK B seluas 92.475 ha. Data penutupan lahan IUPHHK B (dapat dilihat pada Lampiran 11) menunjukkan perubahan tutupan lahan setiap tahunnya. Perubahan tutupan hutan pada IUPHHK B menyebabkan potensi biomassa pada IUPHHK B mengalami penurunan sebesar 939.806 ton/tahun atau kehilangan 469.903 ton C/tahun. Laju degradasi IUPHHK B sebesar 1,35%/tahun dengan potensi kehilangan karbon sebesar 2,17 ton C/ha. Laju degradasi IUPHHK B lebih tinggi dari IUPHHK A2. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa IUPHHK B belum mampu mereduksi laju degradasi akibat pemanenan dengan metode konvensional, akses yang semakin terbuka dan perladangan.

5.3.3. Kegiatan penanaman

Perhitungan biomassa kegiatan penanaman IUPHHK B menggunakan data kegiatan penanaman pada tahun 2007 2008, 2009 dan 2010. Kegiatan penanaman yang dilakukan adalah kegiatan rehabilitasi, penanaman kanan dan kiri jalan serta penanaman tanah kosong.

Tabel 32 Kegiatan penanaman IUPHHK B

Tahun Jumlah (batang) Biomassa (ton)

2007 55.900 0,197

2008 75.000 0,265

2009 74.000 0,261

2010 15.900 0,056

Rata-rata 55.200 0,195

Penanaman yang dilakukan IUPHHK B lebih kecil dari penanaman pada IUPHHK A1 dan IUPHHK A2. Rendahnya penanaman yang dilakukan pada IUPHHK B disebabkan permasalahan manajemen perusahaan yang mempengaruhi alokasi modal untuk kegiatan penanaman. Rata-rata penanaman yang dilakukan oleh IUPHHK B sebesar 55.200 batang/tahun. Rincian besarnya biomassa pada kegiatan penanaman tersaji pada Tabel 32.

Tabel 33 Biomassa kegiatan penanaman pada IUPHHK B Tahun Biomassa (ton) Karbon (ton C) CO2 (ton CO2)

2007 0,197 0,0986 0,3619

2008 0,265 0,1323 0,4856

2009 0,261 0,1305 0,4790

2010 0,056 0,0280 0,1029

Rata-rata 0,195 0,0974 0,3573

Biomassa kegiatan penanaman tertinggi yang dilakukan IUPHHK B adalah tahun 2008 sebesar 0,265 ton. Rata-rata simpanan biomassa kegiatan penanaman pada IUPHHK B sebesar 0,195 ton/tahun. Kegiatan penanaman IUPHHK B lebih rendah dari IUPHHK A1 dan A2. Faktor penting yang mempengaruhi kegiatan penanaman IUPHHK B adalah kemampuan finansial yang rendah sehingga tidak mampu melaksanakan penanaman sesuai dengan target.