• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Berdirinya MI Nurul Huda

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Bangsri, Kertosono, Nganjuk dapat dikatakan memiliki sejarah yang sangat panjang, karena sebenarnya cikal bakal Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda sudah dirintis sejak tahun 1970 oleh H. M. Sholeh, yang ketika itu beliau masih menjabat sebagai Kepala Desa Bangsri, Kecamatan Kertosono.

Dengan didirikannya yayasan Nurul Huda ini masyarakat desa Bangsri sangat antusias untuk menyekolahkan anak-anak mereka karena mereka memandang Madrasah Ibtidaiyah tidak hanya mengembangkan dan membuka cakrawala pemikiran dalam pendidikan khususnya, tetapi mencetak generasi yang intelek serta mempunyai akhlaq yang baik.

Namun pada tahun 1980, HM. Sholeh wafat dan kepemimpinan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bangsri Kecamatan Kertosono sekaligus sebagai ketua yayasan Nurul Huda dilimpahkan kepada K. Idris yang menjabat Kepala Desa selanjutnya. Dan tanah yang digunakan untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bangsri ini juga berasal dari tanah milik HM. Sholeh yang diwakafkan sejak tahun1970, namun baru pada

tahun 1981 tanah tersebut sah menjadi milik yayasan Nurul Huda dengan nomor sertifikat 197/II/1981.

Pada masa kepemimpinan K. Idris inilah madrasah mengalami perkembangan gedung yang berasal dari bangunan sederhana direnovasi sehingga menjadi bangunan permanen. Dari segi siswanya juga mengalami peningkatan yang cukup baik dari masa ke masa. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk ini awalnya masuk sore hari, para siswa kalau pagi sekolah di SD dan sore harinya masuk di MI Nurul Huda.

Berawal dari Madrasah Ibtidaiyah sore, kemudian pada tahun 1995 berdasarkan hasil kesepakatan rapat pengurus yayasan dan para donator yayasan diputuskan untuk masuk pagi. Hal ini dikarenakan adanya putusan pemerintah dengan mengikuti program dasar wajib belajar 9 tahun. Selain itu madrasah juga mendapatkan akreditasi yang mulanya hanya berstatus TERDAFTAR menjadi DIAKUI, hal ini sesuai dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Nganjuk tahun 1996 dengan nomor Mm.10/0503/OT-01-3/Sk/1996.

Yayasan pendidikan Nurul Huda mempunyai tiga lembaga pendidikan dibawahnya, yaitu Madrasah Diniah, Roudhotul Athfal, dan Madrasah Ibtidaiyah. Untuk Madrasah Ibtidaiyah dan Roudlotul Athfal letaknya berdampingan, sedangkan Madrasah Diniyah terletak di Pondok Pesantren

Nurul Huda yang letaknya dirumah K. Ma‟ruf Idris yang saat ini menjabat sebagai Kepala sekolah di MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk.62

Untuk mengetahui kepala sekolah yang pernah menjabat dapat didlihat pada table berikut ini:

Tabel 1

Urutan Kepala Madrasah

No Nama Periode 1 Habib (Alm) 1970 - 1980 2 Zuhdi, BA 1981 – 1994 3 Moh. Djaelani, BA 1995 – 2000 4 Munjijat, S.Ag 2001 – 2006 5 H. Erfan Afandi 2007 – 2015

7 Ma‟ruf Idris, M.Ag 2015 – sekarang

Sumber Data: Profil Madrasah 2017

2. Visi dan Misi a. Visi

Mencetak generasi ulul albab. b. Misi

1) Menjadi insan yang mampu berdzikir kuat, berfikir cepat dan bertindak tepat.

2) Mendidik generasi penerus yang berakhlak mulia dan beramal sholeh.

62

3) Mempersiapkan generasi terbaik agar dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bagi kemaslahatan umat manusia. 4) Menumbuhkembangkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan.63

3. Sarana dan Prasarana MI Nurul Huda Bangsri.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sesuatu yang harus ada, karena sangat erat hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bangsri berusaha untuk melengkapi sarana prasarana pendidikannya berupa gedung, papan tulis, dan beberapa peralatan penunjang lainnya.

Adapun letak Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda berada di Desa Bangsri, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Dan tidak sulit untuk ditempuh dengan kendaraan umum, karena letaknya ± 300 meter dari jalan raya Kertosono-Ngronggot, tepatnya terletak di jalan K. H. Abda‟ No. 14 Bangsri, Kertosono, Nganjuk.

Area tanah yang dimiliki oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bangsri Kecamatan Kertosono seluas 1188 meter persegi. Diatas tanah itu kini telah dibangun beberapa gedung meliputi:

a. Ruang Belajar : 10 lokal

b. Ruang Kantor : 2 lokal

c. Ruang Perpustakaan : 1 lokal

63

d. Ruang Komputer : 1 lokal e. Ruang Laboratorium IPA : 1 lokal

f. Ruang Aula : 1 lokal

g. Ruang WC/KM : 6 lokal

h. Tempat parkir : 2 tempat

i. Gudang : 1 lokal

Sedangkan perlengkapan yang dimiliki oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bangsri sebagai inventaris, seperti dalam daftar table berikut:

Table 2

Daftar perlengkapan MI Nurul Huda Bangsri, Kertosono

No Jenis Barang Jumlah

1 Mesin ketik 1 unit

2 Peta Indonesia 4 unit

3 Globe 3 unit

4 Kit Matematika 2 set

5 Kit IPA 4 set

6 Almari 18 unit

7 Bola Voli 12 buah

8 Net Voli 2 set

9 Jam dinding 15 unit

10 Papan Tulis 2 papan

11 White Board 14 papan

12 Sofa 1 set

13 Tape Rocorder 2 unit

15 Meja guru 15 buah 16 Ayunan 1 set 17 Tenda 2 unit 18 Televisi 4 unit 19 Computer 30 set 20 Laptop 4 unit 21 Proyektor 1 unit 22 LCD 3 buah

Sumber: Data dokumentasi MI Nurul Huda Bangsri Kertosono.

4. Keadaan Guru dan siswa MI Nurul Huda Bangsri a. Keadaan Guru

Tenaga guru yang ada pada tahun 2016-2017 berjumlah 17 yaitu satu guru tetap dan 16 guru tidak tetap. Kepala sekolah berusaha mengoptimalkan kerja karyawan agar pekerjaan-pekerjaan penting dapat dilaksanakan pada waktunya. Analisis guru dalam proses belajar mengajar dan golongan ruang ini akan member gambaran tentang kualitas guru MI Nurul Huda Bangsri.

Tabel 3

Keadaan Guru MI Nurul Huda Bangsri, Kertosono, Nganjuk

NO Status Guru L P Jumlah

1 Guru PNS 1 - 1

2 Guru Non PNS 7 9 16

Jumlah 8 9 17

Tabel 4

Daftar Nama Guru MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk

No Nama Jabatan

1 H. Erfan Afandi Ketua Yayasan

2 Drs. Ma‟ruf Idris, M.A Kepala Sekolah

3 Nasikin, S.Pd Wakil Kepala Sekolah

4 Nurul Aini, S.Pd Sekretaris

5 Yatmi Mariati, S.E Bendahara

6 Ahmad Fathul Iksan, S.Pd Waka Kesiswaan/BP

7 Nakroni, S.Pd Waka Humas

8 Lilis Fauziyah, S.Pd Waka Kurikulum

9 Fatkul Aziz, S.Pd Waka Sarana Prasarana

10 M. M Halim, S.Kom Tata Usaha

11 Zuli Fitriyah, S.Pd Guru

12 Dewi Yulianingsih, S.Pd Guru

13 Rizana Ginarti Indriasari, S.E Guru

14 Indri Anita Sari, S.Pd Guru

15 Lilik Mahsunah, S.Pd Guru

16 Silfiatur, S.Pd Guru

17 Agus Guru

Sumber : Data Dokumentasi yang diperoleh dari Arsip MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk.

b. Keadaan siswa

Keadaan siswa pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah keseluruhan siswa di MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk yaitu 203 terdiri dari 106 siswa laki-laki dan 97 siswi perempuan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5

Data siswa MI Nurul Huda Bangsri Tahun Ajaran 2016/2017

NO Kelas Ruang Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1 I 1 13 12 25 2 II 2 19 21 40 3 III 2 21 21 42 4 IV 2 20 15 35 5 V 2 16 16 32 6 VI 1 17 12 29 Jumlah 10 106 97 203

Sumber: Data dokumentasi MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk

5. Siswa yang mengikuti kegiatan MTQ

Siswa yang mengikuti pembiasaan kegiatan MTQ di MI Nurul Huda ada 96. Siswa mulai kelas 4 sampai kelas 6.64

B. Deskripsi Data Khusus

3. Tinjauan tentang pelaksanaan program kepala sekolah dalam

meningkatkan karakter di MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk

2016/2017.

Dalam sebuah lembaga atau yayasan ada seorang yang sangat berperan dalam prosesnya dan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan baik segi perencanaan maupun pengawasan, yaitu seorang pemimpin, pemimpin sebuah

64

madrasah harus mampu memimpin sekolahnya bersama para guru untuk mencapai sebuah tujuan dan harus memiliki wawasan jauh kedepan yaitu visi dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan yaitu misi dan mengerti strategi apa yang harus dilakukan. Sebagai pemimpin kepala sekolah harus mempunyai tujuan yang harus dicapai. Tujuan tersebut berkaitan dengan salah satu visi dan misi sekolah. Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda memiliki tujuan, salah satunya yaitu meningkatkan karakter religius siswa. Untuk meningkatkan karakter religius disebuah madrasah sangat penting, karena basic dari madrasah adalah religiusnya. Kepala sekolah MI Nurul Huda memberikan suatu program terkait dengan peningkatan karakter religius siswa. Seperti yang diungkapkan bu lilik salah satu guru MI Nurul Huda yang juga mengampu program dari bapak kepala madrasah yaitu:

Bapak kepala sekolah mengadakan suatu kegiatan yang dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu kegiatan yang terangkum dalam MTQ (majelis tiwalatil quran), dan dijadikan pembiasaan rutin. Diharapkan seluruh siswa mulai dari kelas 4 sampai 6 mengikutinya. Karena dampak yang didapatkan cukup membantu untuk membentuk kepribadian yang religius. Kelas 1 sampai 3 belum di ikutkan karena banyak dari siswa yang belum menginjak ke Al-Quran kebanyakan masih Iqro‟. Tapi apabila sudah ada

yang Al-Quran tetap diperbolehkan untuk mengikuti MTQ.65

Strategi kepala sekolah yaitu Majelis Tilawatil Quran sangat besar pengaruhnya bagi peserta didik, karena manfaat dan hasilnya sangat membantu para guru dan orang tua dalam bidang kereligiusan peserta didik.

65

Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan karakter religius siswa sudah terlaksana dengan baik seperti yang diungkapkan oleh salah satu guru MI Nurul Huda yaitu Ibu Zuli Fitriyah sebagai berikut:

Pelaksanaan majelis tilawatil quran dilakukan satu minggu sekali jam 13.00-14.30 WIB dimana seluruh cabang disebar. Untuk cabang qiroah di masjid, untuk cabang hifdzil diaula 1, untuk cabang fahmil di kelas 4 dan 5, untuk cabang kaligrafi kadangkala di halaman kadang di aula 2. Dan pelaksanaannya sudah berjalan cukup baik dan berkembang.66

Dan diperkuat pada hasil observasi peneliti berikut ini:

Pada hari jumat, tanggal 6 Februari 2017 jam 8 tepat, di MI Nurul Huda Bangsri Kertosono Nganjuk. Saya datang ke MI Nurul Huda untuk melakukan observasi dampak kegiatan dari pembiasaan rutin MTQ yang ada di MI Nurul Huda meliputi karakter religius. Dan ternyata saya datang siswa sudah selesei melaksanakan sholat dhuha dan juga pembacaan surat-surat pendek. Dan Ketika mereka memulai memasuki kelas mereka dibiasakan musafahah atau berjabat tangan dengan bapak ibu guru. Dan sekitar pukul 12.30 dan siswa melaksanakan sholat dluhur berjamaah dan dilanjutkan dengan TPQ yang di pegang oleh wali murid.67

Berdasarkan observasi tersebut, terlihat bahwa program dari bapak kepala sekolah sudah berjalan dengan baik. Peserta didik sudah mulai aktif dalam kegiatan pembentukan karakter religius mereka. Di MI Nurul Huda terdapat beberapa upaya penerapan karakter religius Seperti yang dikatakan Drs. Bapak Ma‟ruf idris selaku kepala sekolah MI Nurul Huda yaitu:

Pembinaan dan pendisiplinan dalam hal beribadah maupun kegiatan sehari-hari dalam pembiasaan dilingkungan madrasah termasuk juga pembinaan dalam hal pemberian materi keagamaan dan pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, pembinaan juga dilakukan oleh guru melalui keteladanan dan pemberian contoh sikap atau tingkah laku yang baik. Selain itu juga, tak henti-hentinya bapak atau ibu guru mengingatkan dan memberikan motivasi atau dorongan agar peserta didik dapat melakukan semua kegiatan dengan baik.68

66

Lihat Transkip Wawancara nomor: 04/W/22-VII/2017

67

Lihat Transkip Observasi nomor: 01/O/6-11/2017

68

Sebagai pemimpin, kepala sekolah mempunyai langkah selanjutnya agar karakter religius siswa di MI Nurul Huda bisa tercapai, salah satunya seperti yang di ungkapkan oleh bapak kepala sekolah yaitu:

Selain pembinaan kepada peserta didik, kami juga berupaya menyediakan, melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan demi tercapainya karakter religius siswa yang kita harapkan. Kami juga membuat slogan-slogan motivasi yang bisa digunakan untuk selalu mengingatkan peserta didik. Apabila ada peserta didik yang melanggar tata tertib akan segera kami tangani dengan cara memberikan hukuman yang mendidik. Untuk kegiatan ekstrakurikuler kami juga menyediakan absensi agar peserta didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler segera kami berikan tindak lanjut dan kita evaluasi.69

Terkait dengan pembinaan dan pendisplinan, kepala sekolah di MI Nurul Huda memberikan wadah untuk mengembangkan sebuah bakat siswa dan juga untuk membiasakan siswa agar karakter religius mereka meningkat sehingga mereka menjadi lebih baik, yaitu dengan memberikan suatu program yang diadakan satu minggu sekali, yang dituangkan dalam kegiatan MTQ. Dan program ini sudah berjalan hampir dua tahun. Seperti yang di ungkapkan oleh pak Ma‟ruf selaku kepala sekolah di MI Nurul Huda:

Pembiasaan rutin MTQ di MI Nurul Huda sudah kita laksanakan sejak dua tahun yang lalu tepatnya memasuki awal tahun ajaran baru 2015/2016. Majelis tilawatil quran atau mtq sudah berjalan dua tahun dan telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dilihat dari psesrta didik yang mulai menikmati hasilnya dan juga karakter mereka mulai terbentuk dilihat dari perilaku mereka sehari-hari. Mereka menjadi jauh lebih baik dari pada sebelum ada program dari kepala sekolah.70

Pembiasaan rutin MTQ dilakukan setiap satu minggu sekali dan dibagi menurut cabangnya. Seperti pada observasi yang dilakukan oleh peneliti berikut ini:

69

Lihat Transkip Wawancara nomor: 01/W/29-III/2017

70

Pada tanggal 17 februari 2017 saya datang ke MI Nurul Huda untuk melakukan observasi kegiatan pembiasaan rutin MTQ. Dan pada saat itu memang kegiatan rutin MTQ sedang akan dimulai. Kegiatan cabang qiroah tersebut dilaksanakan di masjid dan untuk kaligrafi dan juga pidato dilaksanakan di kelas dan aula. Dan setiap cabang di pegang oleh satu guru, tetapi guru pembimbing turut hadir untuk mengatur segala kegiatan. Kepala sekolah pun juga hadir untuk mengawasi dan melihat berjalannya kegiatan tersebut. Pukul 13.30 tepat kegiatan dimulai dan sebelum semua kegiatan dimulai bersama-sama membaca doa. Kemudian di beri motivasi dan juga diberikan pengarahan sedikit kemudian mereka masuk pada cabang masing. Di masing-masing cabang sudah ada guru yang bertanggung jawab. Tepat pukul 14.00 selesai kegiatan dan siswa diperbolehkan pulang.71

Kegiatan pembiasaan rutin MTQ berjalan dengan lancar. Siswa, guru, dan kepala sekolah sangat antusias, sehingga setiap prosesnya sudah mulai ada hasilnya.

Dalam setiap program dibutuhkan peran kepala sekolah yang sangat bertanggung jawab dalam keberhasilan program tersebut, seperti peran bapak

Ma‟ruf sebagai pemimpin (Leader) di MI Nurul Huda dalam program

meningkatkan karakter religius siswa yang diungkapkan sebagai berikut: Sebagai leader, saya sebagai kepala sekolah saya harus mampu memberikan bantuan atau petunjuk kepada semua guru dan guru pembimbing ekstrakurikuler terutama di bidang MTQ dengan hal-hal yang bersifat membangun agar mampu menyelesaikan segala permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan ekstrakurikuler MTQ.72

Kegiatan MTQ tidak lepas dari bantuan para guru untuk memajukan MI Nurul Huda, mereka bersama-sama membantu bapak kepala sekolah agar program MTQ berjalan lancar dan menjadikan madrasah yang mencetak ulul albab seperti visi dan misi dari MI Nurul Huda. Seperti yang diungkap oleh ibu Lilik selaku guru dan pembimbing MTQ:

71

Lihat Transkip Observasi nomor: 02/O/17-II/2017

72

Tentunya, bapak ma‟ruf selaku kepala sekolah sangat melibatkan kami para guru, karena itu juga merupakan tanggung jawab kami sebagai guru untuk menghasilkan anak didik yang berkarakter religius. Dan guru harus membantu bapak kepala sekolah dalam upayanya kita membantu baik bidang tenaga, waktu, dan ikut serta memotivasi anak didik kami agar menjadi pribadi yang sesuai dengan ajaran agama islam.73

Keberhasilan dari program pembiasaan MTQ yang digalakkan kepala sekolah berjalan dengan lancar atas bantuan dari bapak ibu guru yang selalu membantu kepala sekolah dalam program tersebut. Selain itu siswa juga antusias mengikuti seperti yang dikatakan oleh Muhammad Fayet selaku siswa yang mengikuti MTQ:

Hampir semua teman-teman saya ikut kegiatan pembiasaan rutin Majelis Tilawatil Quran yang merupakan program baru dari bapak kepala sekolah di MI Nurul Huda dan diadakan satu minggu sekali. Semua antusias karena mendapatkan ilmu baru. Dari cabang qiroah ada, kemudian cabang hifdzil ada, cabang kaligrafi ada, cabang syarkhil, fahmil, dan lain-lain semuanya. Teman-teman saya menikmati dan juga mereka semangat untuk mencari ilmunya74

Selain kepala sekolah dan para guru ada siswa yang juga antusias untuk melancarkan kegiatan pembiasaan MTQ.

Pelaksanaan kegiatan pembiasaan rutin MTQ yang merupakan program

dari bapak Ma‟ruf Idris selaku kepala sekolah MI Nurul Huda yaitu

pembiasaan rutin MTQ bisa berjalan dengan baik karena atas bantuan bapak ibu guru dan juga antusias para siswa. Karena dengan adanya kegiatan pembiasaan MTQ siswa dan guru ikut terbantu dalam pembentukan akhlak mereka dan juga karakter religius mereka menjadi lebih baik. Dan semua itu tak lepas dari keberhasilan strategi bapak ma‟ruf selaku kepala sekolah sebagai pemimpin yang telah berhasil dalam meningkatkan karakter religius siswa.

73

Lihat Transkip Wawancara nomor: 02/W/30-III/2017

74

Strateginya sebagai pemimpin mampu membawa perubahan dari yang siswanya kurang memperhatikan dalam sisi religius sehingga dia bisa tau mana yang diperbolehkan dalam ajaran islam dan mana yang tidak boleh dilakukan yang mereka dapatkan dari cabang pidato, karena kandungan dalam pidato pada dasarnya memuat anjuran-anjuran berbuat baik dan ajaran islam lainnya, pada cabang qiroah mereka terlatih untuk membaca Al-quran dengan kebenaran tajwidnya, dan untuk cabang kaligrafi selain bacaan secara otomatis mereka dilatih untuk menghafalkan ayat-ayat suci Al-quran. Perannya sebagai pemimpin juga memberikan sarana dan prasarana yang cukup membantu proses dalam peningkatan karakter religius siswa. Dengan sarana dan prasarana yang memadai kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Sebagai seorang kepala sekolah, bapak ma‟ruf selaku kepala sekolah MI Nurul Huda memiliki kinerja yang tinggi dan mampu mengarahkan semua elemen dalam mencapai tujuan, salah satunya dalam program pembiasaan rutin MTQ. Dan untuk mewujudkan keberhasilan program tersebut tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai manager yang diukapkan oleh bapak ma‟ruf sebagai berikut:

Sebagai manager, saya selaku kepala sekolah harus mampu menciptakan kerja sama dalam meningkatkan kinerja guru terutama dalam membimbing MTQ karena untuk meningkatkan karakter religius siswa membutuhkan guru yang mampu dan berkompenten untuk menangani siswa, mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah dalam upaya meningkatkan visi, misi, dan mencapai tujuan, koordinasi dengan guru pembimbing MTQ tentang kendala yang dihadapi bila ekstrakurikuler MTQ agar segera teratasi, mampu merencanakan setiap tindakan disekolah, mengadakan musyawarah bersama-sama guru dan pembimbing ekstrakurikuler untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi disekolah selama proses pembinaan pembiasaan rutin MTQ dilaksanakan.75

Sebagai seorang pimpinan, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab besar untuk menjalankan visi dan misi lembaganya, berikut visi dan misi MI Nurul Huda yang diungkapkan oleh bapak ma‟ruf:

Visi dari madrasah kami adalah, Mencetak generasi ulul albab. Dan Misinya adalah sebagai berikut: menjadi insan yang mampu berdzikir kuat, berfikir cepat dan bertindak tepat, mendidik generasi penerus yang berakhlak mulia dan beramal sholeh, mempersiapkan generasi terbaik agar dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bagi kemaslahatan umat manusia, menumbuhkembangkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.76

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut tak lepas dari peran kepala sekolah sebagai manager yang mengelola dengan baik apa yang berkaitan dengan tujuan yang dicapai, salah satunya dalam peningkatan karakter religius siswa melalui pembiasaan rutin MTQ.

4. Tinjauan tentang kontribusi program kepala sekolah dalam

meningkatkan karakter religius siswa di MI Nurul Huda Bangsri

Kertosono Nganjuk 2016/2017.

Dalam mengelola madrasah bapak kepala madrasah sudah berusaha menciptakan madrasah yang berkarakter religius yaitu sebagai berikut yang diungkapkan oleh bapak ma‟ruf:

Karakter religius yang dilaksanakan di MI Nurul Huda antara lain: pembiasaan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), sholat Dluha pagi hari sebelum masuk kelas, pembacaan surat-surat pendek dan asmaul husna sebelum pembelajaran dimulai, infaq setiap hari jumat, istighotsah setiap jumat pagi, sholat dhuhur berjamaah, beberapa

75

Lihat Transkip Wawancara nomor: 01/W/29-III/2017

76

kegiatan rutin lainnya yang dituangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan dijadikan pembiasaan seperti hadroh, MTQ, TPQ, peringatan hari besar keagamaan (pesantren kilat pada bulan Ramadhan. Peringatan tahun baru hijriyah, Isro‟ mi‟roj, Maulid Nabi Muhammad SAW, Manasik haji, dan berqurban pada hari raya „idul Adha).77

Terkait dengan karakter religius yang dikelola bapak kepala madrasah, sangat membantu dalam peningkatan karakter religius siswa. Terutama dalam pembiasaan rutin MTQ. Karena didalam MTQ terdapat beberapa kegiatan seperti yang dikatakan bapak ma‟ruf yaitu:

Berikut adalah kegiatan yang terangkum dalam kegiatan MTQ: Mengadakan latihan pembiasaan rutin MTQ meliputi qiroah, syarhil, fahmil., Pembacaan Tadarrus Al-Quran, Berperan aktif dalam semua acara keagamaan di Madrasah, Mengikutsertakan peserta didik dalam setiap lomba MTQ baik cabang qiroah, syarhil, fahmil, hifdzil, kaligrafi. Semua itu terangkum dalam kegiatan majelis tilawatil quran.78

Kegiatan yang terangkum dalam MTQ seperti syarhil, fahmil, qiroah, kaligrafi sangat membantu siswa dan juga ajang pembentukan bakat siswa. Selain itu, manfaat yang diberikan dari pembiasaan rutin MTQ sangat banyak. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Fayet:

Saya mendapatkan pengalaman banyak di MTQ saya bisa Qiroah, pidato, hafalan Juz

Dokumen terkait