• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Tekstural Semua Partisipan

Dalam dokumen Pengalaman memaafkan pada orang Kristen (Halaman 65-72)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Deskripsi Tekstural Semua Partisipan

Dalam deskripsi tekstural ini akan menguraikan proses memaafkan pada partisipan yang meliputi kategori deskripsi dari pelanggaran, reaksi terhadap peristiwa tersebut, motivasi untuk memaafkan, tantangan atau hambatan dalam proses memaafkan, strategi yang digunakan, dan dampak dari memaafkan tersebut.

Empat partisian ini mengalami pengalaman marah yang dipicu oleh pengabaian, agresi verbal, direndahkan, perusakan kepercayaan, dan serangan terhadap orang terdekat.

Tahapan Tema deskriptif Koding

Deskripsi kejadian marah

Kepercayaan yang dirusak terhadap diri sendiri dan orang terdekat

P1 Dibohongi, sakit hati ketika

orang terdekat (ibu)

diselingkuhi/dikhianati

P2 Dibohongi, diperalat, diperdaya

P3 - P4 Dibohongi Agresi verbal dengan disalahkan P1 - P2 -

P3 Disalahkan dan dimarahi saat merasa benar

P4 -

Diabaikan P1 Tidak memiliki waktu bersama

P3 -

P4 -

Direndahkan P4 Direndahkan

Serangan terhadap orang terdekat

P1 Ibu menangis akibat dibohongi

P2 Adanya ancaman akan

keselamatan orang tua

Dalam kondisi ini menimbulkan reaksi-reaksi berupa perasaaan, pikiran, dan perilaku negatif terhadap pelanggar. Perasaan marah ini meliputi benci, sakit hati, sedih, kesel, kecewa, takut, kehilangan akal sehat, dan kehilangan kepercayaan diri yang menghambat partisipan untuk memaafkan. Selain itu, respon terhadap serangan terhadap keselamatan orang terdekat adalah korban merasa cemas, putus asa dan terancam.

Pikiran negatif yang muncul adalah pikiran yang mengacu pada nilai Kristen dan pada sumber masalah. Pikiran yang mengacu pada sumber masalah antara lain menyalahkan dan keinginan untuk menghukum sumber masalah. Pada nilai Kristen yaitu menyalahkan Tuhan sebagai akibat dari kehilangan akal sehat. Lalu perilaku yang ditunjukkan oleh korban terhadap masalah adalah menghindari sumber masalah dan menujukkan permusuhan. Harapan akan adanya kejujuran juga turut menghambat seseorang, karena menolak kenyataan yang dialami.

Reaksi terhadap

Perasaan marah P1 Marah, benci

Pelangga ran

benci.

P3 Marah

P4 Sakit hati, marah, sedih, kecewa.

Perasaan ketakutan P1 -

P2 Ketakutan terancam, kehilangan kepercayaan diri, cemas, putus asa. P3 - P4 - Pikiran yang menyalahkan sumber masalah P1 Ingin menghukum

P2 merasa sakit hati, takut, dan benci dengan menyalahkan perbuatan H yang dirasa jahat, hilang akal sehat

P3 Ingin membalas, menyerang P4 Ingin kejujuran

Pikiran menyalahkan Tuhan

P1 -

P2 Meragukan keberadaan Tuhan P3 - P4 Menyalahkan Tuhan Perilaku negatif terhadap sumber masalah P1 Tidak mengakui

P2 merasa takut dan terancam, lalu menghindari H karena H adalah peneror

P3 -

P4 Menghindar

Dalam proses ini terdapat dua motivasi yang menghasilkan kegagalan dalam memaafkan. Pertama, yaitu meniru tokoh ibu yang

sudah memaafkan dan kedua, mendapatkan pengganti posisi pelaku dalam kehidupan korban. Partisipan masih menyimpan rasa marah terhadap pelaku. Proses ini juga bukan dari kenginan yang muncul dalam diri korban. Lalu, usaha selanjutnya adalah tiga partisipan menunjukkan bahwa mereka termotivasi untuk mengasihi diri sendiri dengan coping emosi. Selain itu, mereka juga termotivasi untuk melibatkan peran ajaran agama yaitu mempratekkan firman Tuhan, mempertahankan kesempurnaan Tuhan, dan ingin mengidentifikasi Tuhan, walaupun mereka memiliki tantangan dan harus berjuang untuk mencapai hal tersebut.

Strategi yang dilakukan oleh kesuluruhan partisipan ini adalah melibatkan Tuhan dengan berdoa. Dalam pengalaman doa ini, dua partisipan mendapatkan suara untuk melakukan rekonsiliasi. Strategi yang dilakukan mereka adalah untuk patuh. Selain itu, kesuluruhan partisipan memiliki kesamaan strategi untuk memaafkan yaitu setiap partisipan mendapati peran Tuhan sebagai pengampun, hakim, dan pengontrol emosi. Pengalaman gagal memaafkan Mengidentifikasi ibu

P1 Meniru ibu yang memaafkan

Mendapatkan pengganti P4 Mendapatkan pengganti Motivasi untuk memaafkan Mempratekkan perintah Tuhan

P1 Mendapatkan khotbah untuk memaafkan

(Mengapa partisipan memaafkan ?

P2 Mendapatkan pengalaman rohani dan firman Tuhan

P3 melakukan suara Tuhan untuk menegur

P4 - Kenginan

mengidentifikasi Tuhan

P1 Menyamakan diri dengan Tuhan P2 Ingin seperti Tuhan

P3 - P4 - Mempertahanka

n kesempurnaan Tuhan lewat diri

P1 - P2 -

P3 Menjaga nama baik gereja dan Tuhan

P4 - Keinginan

coping emosi

P1 -

P2 Perasaan tidak nyaman dengan

merasa terancam, takut,

menghindar,dan kehilangan

kepercayaan diri sehingga harus memaafkan

P3 -

P4 Harus membereskan semua sakit hati dengan memaafkan

Tantangan untuk memaafkan Kesulitan menerima rasa menyakitkan

P1 Mengingat peristiwa menyakitkan

P2 Kesulitan untuk berdamai P3 -

P4 -

Merasa benar P1 Tidak layak untuk memaafkan kesalahan

P2 -

P3 Merasa tidak bersalah P4 - Pengalaman marah sebelumnya P1 - P2 -

P3 Konflik mengikuti suara Tuhan karena takut akan marah

P4 - Faktor yang memudahka n untuk memaafkan (Bagaimana cara subyek memaafkan ?) Memaafkan dengan mengandalkan Tuhan P1 Berdoa

P2 Berdoa dengan memutuskan

untuk memaafkan mendoakan kebahagiaan pelau

P3 Meminta kepada Tuhan ingin

memaafkan tanpa rasa

perlawanan dan tidak merasa kalah P4 Berdoa Kepatuhan melakukan suara Tuhan P1 -

P2 Mempersiapkan diri untuk

berdamai

P3 Patuh melakukan firman Tuhan

dan berdoa untuk minta

ketenangan jika ada masalah P4 - Peran Tuhan bagi subyek yang mengecilkan diri dan membesarkan P1

Tuhan mengampuni dan Tuhan memberi hukuman

P2 Tuhan mengampuni

P3 Tuhan mengendalikan emosi dan Tuhan memberi pikiran positif

Tuhan P4 Tuhan memberi kekuatan

Dampak dari memaafkan untuk kesuluruhan partisipan adalah kesehatan fisik yang membaik, kepuasan, senang, lega, dan bersyukur. Selain itu, dua partisipan merasa ada kemenangan dalam dirinya yang merupakan efek dari kepatuhan untuk mengikuti suara Tuhan. Kemudian, kesuluruhan partisipan berkeinginan dan sudah melakukan rekonsiliasi. Namun ketika usaha rekonsiliasi ditolak, akan timbul perasaan takut dan terancam terhadap pelaku.

Dampak Memafkan Perubahan hubungan Interpesonal dengan rekonsiliasi

P1 Hubungan yang semakin baik P2 Usaha rekonsiliasi ditolak

P3 Adanya belas kasihan terhadap pelaku

P4 Keinginan melakukan rekonsiliasi Perubahan

Intrafisik yaitu rasa kepuasan

P1 Senang, lega, puas, semakin sehat P2 Bersyukur, lega.

P3 Lega, puas

P4 Lega, senang, ada kelepasan. Kemenangan akibat dari kepatuhan P2 Menang P3 merasa menang Perasaan takut akibat penolakan rekonsiliasi P2 Takut, terancam

Dengan memaafkan, seseorang yang menjadi korban tidak memiliki perasaan, pikiran, dan perilaku negatif terhadap pelaku lagi. Seluruh partisipan menunjukkan bahwa bukti memaafkan ini adalah perdamaian antara orang yang menyakiti dan yang tersakiti. Kesanggupan memaafkan didapatkan dari pertolongan Tuhan dengan cara berdoa. Isi doa ini bisa dengan meminta pertolongan dan mendoakan pelaku dan kebahagiannya, dan dengan mengatakan bahwa ia memaafkan dan mengasihi pelaku.

Dalam dokumen Pengalaman memaafkan pada orang Kristen (Halaman 65-72)

Dokumen terkait