• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik

1. Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2006: 151). Minat sebagai

salah satu syarat utama dalam mempelajari suatu hal atau objek, karena

setiap individu mempunyai kecenderungan yang tinggi terhadap segala

sesuatu yang berkaitan dengan keinginannya. Ketertarikan yang tinggi

tersebut membuat seseorang bersungguh-sungguh dalam mengenal dalam

mempelajari suatu hal atau objek. Disampaikan juga oleh Wicaksono

(2009: 3) bahwa minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai

perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan

mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.

Selanjutnya Wicaksono (2009: 3) menjelaskan bahwa:

“pengertian tersebut secara tidak langsung memberikan indikasi bahwa di dalam unsur minat terdapat perhatian yang mendalam terhadap suatu objek. Minat mempunyai unsur perhatian, keinginan, dan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif terhadap suatu objek. Minat yang timbul pada diri seseorang terhadap suatu objek menjadikan orang tersebut akan lebih dekat dan aktif berhubungan dengan objek yang dimaksud”.

Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para

ahli, di antaranya yang dikemukakan Sardiman (1988: 76) bahwa minat

ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri”, sedangkan menurut Pasaribu dan

Simanjuntak (1983: 52), minat sebagai suatu motif yang menyebabkan

individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.

Sementara itu Sabri (1995: 84) menjelaskan minat adalah:

“kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu”.

Minat siswa merupakan faktor yang cukup menentukan keaktifan

siswa dalam proses belajar-mengajar, karena minat merupakan dorongan

yang timbul dari dalam diri siswa yang menjadikan siswa menyenangi

pelajarannya. Timbul rasa senang dikarenakan siswa mempunyai tujuan.

Siswa yang menyenangi pelajarannya nampak dari usaha keras siswa dalam

belajarnya.

Menurut Wicaksono (2009: 3) minat mempunyai ciri-ciri seperti

adanya perasaan senang pada suatu objek, adanya perhatian terhadap suatu

objek dan hal yang berkaitan dengan objek tersebut, dan adanya kemauan

untuk berbuat atau dorongan untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang

berkaitan dengan objek.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang

mengakibatkan kecenderungan seseorang terhadap objek atau sesuatu

dan keaktifan berbuat karena adanya ketertarikan terhadap suatu hal yang

baru. Minat bukan hanya sekedar perhatian seseorang terhadap suatu objek

melainkan disertai dengan keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang

objek tersebut terhadap kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif

terhadap objek tersebut. Dapat dikatakan juga karena adanya perasaan

senang terhadap objek yang menjadi sasaran. Minat merupakan dorongan

seseorang untuk mencapai objek tertentu, dorongan tersebut berasal dari

dalam diri dan dari luar diri individu. Disimpulkan bahwa minat adalah

gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek

terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik

perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada

obyek tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat ( Crow, 1973:22),

faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1) The Factor Inner Urge : Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

2) The Factor Of Social Motive : Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatuhal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status social yang tinggi pula.

3) Emosional Factor: Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

2. Belajar

Belajar merupakan kebutuhan bagi setiap orang, maka tidaklah heran

bila semua orang merasa berkepentingan untuk mempersoalkan apa itu

berlajar. Banyak pendapat mengulas tentang belajar, hingga dari hasil

pemikiran para ahli muncul paham dan teori-teori belajar. Belajar

merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidup.

Menurut Suryabrata (2011: 230) apa yang disebut perbuatan belajar itu

adalah bermacam-macam. Dikatakan juga, banyak aktivitas-aktivitas yang

oleh hampir setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar,

seperti misalnya mendapat perbendaharaan kata-kata baru, menghafal syair

dan menghafal nyanyian.

Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya

mendapatkan kepandaian” (Poerwadarminta, 1976: 965), sedangkan

menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Fauzi

(2004: 44) belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku

ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (rangsang)

yang terjadi

Hal lain yang dikemukakan oleh Anni (2004: 2), bahwa belajar

merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari suatu kehidupan

dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi proses belajar

itu dilakukuan baik sadar maupun tidak sadar”.

Belajar merupakan proses pembentukan yang terjadi dalam pikiran

manusia dan upaya pemecahan masalah yang terjadi dalam diri manusia

sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku. Belajar merupakan

pembinaan dan pertukaran keterkaitan antar pikiran manusia dan antar

pikiran yang bermakna, perubahan kemampuan yang diperoleh manusia

bukan karena pertumbuhan fisik. Selain itu, belajar merupakan perubahan,

pandangan, harapan atau pola pikir manusia.

Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses

belajar adalah kematangan, penyesuaian atau adaptasi, menghapal atau

mengingat, pengertian berpikir dan latihan. Faktor-faktor lain yang dapat

mendorong seseorang untuk belajar seperti yang dikemukakan oleh Arden

N. Fransen dalam Suryabrata (2011: 236) adalah sebagai berikut :

1) Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas. 2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan

untuk selalu maju.

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik denga koperasi maupun dengan kompetis.

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan

Perubahan tingkah laku tersebut, menekankan adanya perubahan secara

keseluruhan, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya

(psikomotor), maupun sikapnya (afektif). Proses belajar dipengaruhi oleh

banyak sekali faktor-faktor. Pendidik harus mengatur faktor-faktor tersebut

supaya berpengaruh dan menguntungkan bagi belajarnya anak didik.

Dari pengertian minat dan pengertian belajar seperti yang telah

diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu

keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang

disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah

laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

3. Unsur-Unsur Minat dan Fungsi Minat dalam Belajar

a. Unsur-unsur minat

Menurut Suryabrata (2010:14) perhatian adalah banyak sedikitnya

kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Orang yang

menaruh minat pada suatu aktivitas kana memberikan perhatian yang

besar. Perasaan menurut Winkel (2004:273) merupakan aktivitas psikis

yang didalamnya menghayati nilai-nilai dari suatu objek. Perasaan senang

akan menimbulkan minat, hal tersebut diperkuat dengan sikap yang

positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar,

karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat

dalam belajar. Seseorang melakukan aktifitas belajar karena ada yang

mendorongnya, dimana motivasi adalah perasaan atau fikiran yang

terutama dalam berperilaku (Nursalam, 2002:93). Secara garis besar

motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek, karena minat adalah

alat motivasi dalam belajar. Maka dapat disimpulkan unsur-unsur minat

meliputi perhatian, perasaan dan motivasi.

1) Perhatian

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan

hal yang lain. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu

maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut.

Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran seni

musik, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari

gurunya.

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan

baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam

belajar. Menurut Suryabrata (2011: 14), perhatian adalah pemusatan

tenaga psikis tertuju kepada suatu objek, banyak sedikitnya kesadaran

yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian Sumanto

(1984: 32) berpendapat bahwa, perhatian adalah pemusatan tenaga

atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan

Semakin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas

atau pengalaman batin berarti semakin intensiflah perhatiannya.

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses

dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Oleh karena itu sebagai seorang

guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya

sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang

diajarkannya.

Menurut Suryabrata (2011: 15), atas dasar cara munculnya,

perhatian dibedakan menjadi :

1) Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja). Perhatian ini datang begitu saja seakan-akan tanpa usaha dan tanpa disengaja.

2) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif). Perhatian yang datng karena usaha ataupun dengan kehendak.

Perhatian spontan atau perhatian tak disengaja cenderung untuk

berlangsung lebih lama dan lebih intesif dari pada perhatian yang

disengaja (Suryabrata, 2011: 18). Alangkah baiknya apabila

pelajaran-pelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan perhatian

yang spontan.

Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan

memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan

waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang

siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti

akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan

2) Perasaan

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak

didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Menurut

Suryabrata (2011: 66), perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis

yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan

gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam

berbagai taraf. Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan

selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun

perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan

fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,

menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu,yang

dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan

perasaan tertarik. Menurut Winkell (1983: 30), perasaan merupakan

aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari

suatu objek. Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang

khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa

mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya

tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu

menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan

senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul

perasaan tidak senang.

Perasaan melatarbelakangi dan mendasari aktivitas-aktivitas

saat remaja. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang

diperkuat dengan sikap yang positif, sedangkan perasaan tidak senang

akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang

positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.

3) Motivasi

Menurut Sardiman (2007 : 73), motivasi dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan,

sedangkan menurut Suryabrata (2011: 70), motivasi adalah keadaan

dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan.

Berdasarkan atas munculnya suatu motivasi, maka motivasi

oleh Suryabrata (2011: 72) dibedakan menjadi dua macam antara lain:

1) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya perangsangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian.

2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang tidak usah dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya.

Dari keterangan tersebut menurut Suryabrata (2011: 74),

aktivitas yang didorong oleh motivasi intrinsik ternyata lebih sukses

daripada yang didorong oleh motif ekstrinsik, karena itu alangkah

baiknya kalau dapat ditimbulkan seluas mungkin motif intrinsik itu

b. Fungsi minat dalam belajar

Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat. Dengan

adanya minat akan membuat konsentrasi lebih mudah dilakukan sehingga

materi yang dipelajari akan mudah dipahami. Dilihat dari pengertiannya,

dapat dikatakan minat datang dari dalam diri sendiri dan dari luar dirinya.

Minat yang timbul dari dalam diri muncul berdasarkan bakat atau potensi

yang dimiliki. Dengan kata lain seseorang yang mempunyai bakat tertentu,

maka minatnya akan menyesuaikan. Minat yang datang dari luar dirinya,

muncul karena adanya pengaruh dari lingkungan di sekitarnya, bisa dari

teman pergaulan, keluarga dan karena kebutuhan.

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha

yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang

gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika

seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti

dan mengingatnya.

Wahid (1998: 109 – 110) menulis tentang fungsi minat bagi

kehidupan anak sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain

mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.

4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil akan terus

terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka

semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas

dikerjakan dengan penuh sukarela, dan apabila minat ini tidak terwujud

maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa seumur hidup.

Minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai

perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan

mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut (Walgito, 1997: 38).

Pengertian tersebut secara tidak langsung memberikan indikasi bahwa di

dalam unsur minat terdapat perhatian yang mendalam terhadap suatu

objek. Minat mempunyai unsur perhatian, keinginan, dan kecenderungan

untuk berhubungan lebih aktif terhadap suatu objek. Minat yang timbul

pada diri seseorang terhadap suatu objek menjadikan orang tersebut akan

lebih dekat dan aktif berhubungan dengan objek yang dimaksud. Dalam

dunia pendidikan, minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang

timbul apabila individu tertarik terhadap sesuatu yang akan dipelajari dan

bermakna bagi dirinya.

Hal ini menunjukkan bahwa minat sangat berkaitan dengan

dapat dilihat melalui seberapa keras usahanya dalam memenuhi kebutuhan

yang berkaitan dengan objek yang menjadi perhatiannya.

Pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minat yang timbul. Siswa yang berminat terhadap

objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap objek tersebut. Hal ini diperkuat oleh Marimba (1980: 79) yang

mengatakan minat adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai

dengan perasaan senang akan sesuatu itu.

Apabila seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu

dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat,

maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya akan

malas untuk dikerjakan. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh

perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sudah dapat

dipastikan siswa tersebut tidak akan dapat belajar dengan baik.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi penyebab

kenapa anak didik tidak mempunyai keinginan untuk mencatat apa-apa

yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak

didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus

bisa membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada

mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang

sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan

pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh

kebutuhannya, dan segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu

selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena

itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh

apa yang di lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas

belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena

minat adalah alat motivasi dalam belajar.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan motivasi

yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang

berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun

belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran.

mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun

karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil

yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap

pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.

Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang

untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan

minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga

dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.

pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak

belajar, gagal karena tidak ada minat.

2. Teknik Dasar Bermain Gitar

Gitar merupakan alat musik yang mudah untuk dipelajari, baik

dengan mengikuti kursus gitar maupun secara otodidak. Dengan mengikuti

kursus siswa diberi pembekalan ilmu yang tepat sasaran sesuai dengan

kemampuan. Berbeda dengan belajar secara otodidak dimana pembelajar

mencari dan mempelajari materi sendiri, sehingga apa yang dipelajari

kurang tepat sasaran

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika mempelajari

instrumen gitar meliputi:

a. Posisi Bermain

Posisi duduk pada saat bermain gitar perlu diperhatikan. Posisi

duduk yang benar adalah selalu tegak, sedangkan posisi yang salah

dalam bermain gitar dapat mengakibatkan lekas pegal dan berakhir

dengan permainan yang kurang bagus karena tangan dan jari akan

Gambar I. Posisi duduk dalam bermain gitar

(Hakim, T, 2004:15)

b. Posisi tangan

Posisi tangan dalam bermain gitar terdiri atas 2 bagian, yaitu

posisi tangan kanan dan posisi tangan kiri.

1) Posisi Tangan Kanan

Ibu jari dan tiga jari lainnya pada tangan kanan digunakan

untuk memetik senar, dan posisi yang baik dan benar adalah

seperti saat memegang bola secara leluasa dengan pergelangan

tangan sedikit melengkung. Sementara itu, lengan bawah

bersanda pada gitar bagian atas, dan jari-jari dekat dengan senar

Gambar II. Posisi tangan kanan

(Hakim, T, 2004:16)

2) Posisi Tangan Kiri

Hal ini merupakan salah satu faktor yang penting untuk

mendukung suatu permainan gitar menjadi baik. Ibu jari di

tempatkan di belakang jari 2 dan di posisikan pada sekitar 1/3

jarak antara bawah dan atas dari fretboard. Hal ini seperti terlihat pada gambar III.

Gambar III. Posisi ibu jari pada tangan kiri

c. Penjarian

Sama halnya seperti pada posisi tangan, perjarin dalam bermain

gitar juga terdiri dari 2 bagian, aitu penjarian pada tangan kanan dan

penjarian pada tangan kiri

1) Penjarian Pada Tangan Kanan

Dokumen terkait