• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data Penelitian

3. Deskripsi Umum Pembelajaran

a. Observasi Awal Pembelajaran Keterampilan Otomotif Tambal Ban Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB Negeri 1 Sleman

Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas yaitu melakukan observasi awal yang bertujuan

89

untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Rabu, 13 Januari 2016 di SLB Negeri 1 Sleman. Adapun hasil observasi awal sebagai berikut :

1) Siswa Terlihat Kurang Tertarik pada Mata Pelajaran Keterampilan Otomotif Tambal Ban

Observasi awal dilakukan peneliti pada tanggal 13 Januari 2016 di kelas X SLB Negeri 1 Sleman menunjukkan bahwa siswa terlihat kurang aktif dan kurang tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat guru meminta siswa untuk belajar praktek menambal ban. Siswa terlihat kurang bersemangat dan saling melempar tugas kepada teman yang lain. Siswa harus ditunjuk langsung oleh guru. Selain itu, ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa masih terlihat kebingungan apabila diminta untuk melakukan tambal ban secara mandiri.

2) Terbatasnya Alat Tambal Ban

SLB Negeri 1 Sleman mempunyai 1 buat alat tambal ban bakar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar menambal ban. Hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban sehingga siswa harus secara bergantian untuk belajar menambal ban.

3) Penggunaan Metode Pembelajaran

Siswa hanya memperhatikan guru melakukan langkah-langkah menambal ban sepeda motor. Belum diberikan bimbingan dan latihan

90

sampai diketahui bahwa siswa tunagrahita ringan mampu menguasai keterampilan tambal ban tersebut. Dampaknya, siswa tunagrahita ringan masih mengalami kesulitan dan belum mempunyai keterampilan menambal ban dengan mandiri.

4) Kemampuan Menambal Ban Siswa Tunagrahita Ringan

Permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran keterampilan tambal ban di SLB Negeri 1 Sleman yaitu kemampuan siswa dalam melakukan keterampilan tambal ban masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari masih rendahnya kemampuan siswa melakukan langkah-langkah dalam menambal ban sepeda motor, seperti: mengampelas area ban yang bocor masih memerlukan bantuan, menggunting karet penambal ban masih memerlukan bantuan, mengecek dan menandai adanya kebocoran pada ban masih membutuhkan bantuan, menempatkan ban dalam pada alat press memerlukan bantuan, serta memutar ulir press ban sampai karet penambal ban terhadap ban dalam menempel dengan kuat masih memerlukan bantuan.

Berdasarkan hal tersebut, Siswa tunagrahita ringan belum menguasai keterampilan tambal ban yang benar. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil tambal ban siswa yang kurang bagus yaitu karet penambal ban tidak menempel pada ban, proses pembakaran yang terlalu lama atau terlalu cepat, serta terdapat benjolan pada hasil penambalan ban yang dikarenakan terlalu lama pada proses pembakaran ban, sehingga ketika dipompa ban seperti akan meletus. Hal ini membuktikan bahwa rendahnya

91

kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam melakukan keterampilan otomotif tambal ban.

5) Lingkungan Belajar yang Kurang Kondusif

Salah satu hal yang menjadi penyebab kurang kondusif yaitu suasana pembelajaran yang terlalu ramai, penggabungan beberapa kelas menjadi satu sehingga dengan banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban, guru mengalami kesulitan untuk mengkoordinasi masing-masing siswa. Siswa sulit untuk fokus belajar menambal ban, mengganggu temannya, bermain kesana-kemari sehingga proses belajar terganggu. Hal ini mengakibatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sulit bertambah dan pemahaman materi pelajaran yang disampaikan guru menjadi tidak optimal.

Deskripsi awal kemampuan menambal ban pada siswa tunagrahita ringan kelas X dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Nilai Pra Tindakan Keterampilan Menambal Ban Siswa Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB Negeri 1 Sleman

No Nama Subjek Total Skor Total Skor yang diperoleh Nilai Kriteria 1. RA 60 26 43, 33 Kurang 2. FA 60 34 56, 66 Cukup 3. AH 60 31 51, 66 Cukup

Berdasarkan pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa tunagrahita ringan kelas X pada pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban yaitu kemampuan menambal ban ketiga siswa tunagrahita ringan dapat diperoleh hasil bahwa

92

RA memperoleh nilai 43, 33 dengan kriteria kurang, FA memperoleh nilai 56, 66 dengan kriteria cukup, sedangkan AH memperoleh nilai 51, 66 dengan kriteria cukup. Ketiga subjek masih mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditentukan.

Tabel 9 akan mendeskripsikan kemampuan awal yang dimiliki ketiga siswa tunagrahita ringan dalam menambal ban sepeda motor, sebagai berikut :

Tabel 9. Deskripsi Kemampuan Awal RA dalam Keterampilan Menambal Ban N o Kode Subje k L/ P Kemampuan Awal

1. RA L 1. Nilai yang diperoleh adalah 43, 33 termasuk dalam kategori kurang.

2. Siswa masih bingung alat dan bahan yang dipergunakan dalam menambal ban, ada sebagian yang belum mengetahui nama serta fungsinya. Sehingga masih memerlukan banyak bantuan dari guru.

3. Siswa masih memerlukan bimbingan dalam memasang pentil, mengecek dan menandai kebocoran ban, melepaskan pentil pada ban.

4. Siswa masih bingung posisi gergaji untuk menggosok bagian ban yang bocor (masih sering terbalik). Sehingga hasil gosokkan kurang bagus.

5. Memotong bahan penambal ban terlalu besar dari ukuran kebocoran ban.

6. Siswa masih bingung posisi memasangkan kertas timah. 7. Posisi dalam menempatkan ban pada alat press ban belum tepat,

sehingga compound menjadi geser dari alat pres. 8. Kurang kuat dalam memutar ulir alat press ban.

9. Siswa masih memerlukan arahan dalam memasukkan serta mengecek hasil tambalan ban.

93

Tabel 10. Deskripsi Kemampuan Awal FA dalam Keterampilan Menambal Ban No Kode Subyek L /P Kondisi Awal

1. FA L 1. Nilai yang diperoleh adalah 56, 66 termasuk dalam kategori cukup. 2. Siswa sudah mampu membedakan peralatan dan perlengkapan dalam

menambal ban. Namun masih bingung nama serta fungsinya.

3. Kesulitan dalam mengecek kebocoran pada ban. Sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk menentukan bagian ban yang bocor. 4. Siswa memerlukan banyak bantuan guru dalam menandai adanya

kebocoran pada ban.

5. Siswa masih bingung posisi gergaji untuk menggosok bagian ban yang bocor (posisinya sering terbalik). Sehingga hasil gosokkan kurang bagus. 6. Siswa masih bingung posisi memasangkan kertas timah. Masih sering

terbalik antara warna kuning yang di bawah atau di atas.

7. Posisi dalam menempatkan ban pada alat press ban belum tepat, sehingga compound menjadi geser dari alat pres.

8. Menempelkan guntingan compound pada alat press sering terlepas. 9. Siswa masih memerlukan arahan dalam memasukkan serta mengecek

hasil tambalan ban.

10. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menambal ban.

Tabel 11. Deskripsi Kemampuan Awal AH dalam Keterampilan Menambal Ban

No Kode

Subyek

L/P Kondisi Awal

1. AH L 1. Nilai yang diperoleh adalah 51, 66 termasuk dalam kategori cukup.

2. Siswa masih bingung nama serta fungsinya peralatan dan perlengkapan dalam menambal ban.

3. Kesulitan dalam mengecek dan menandai kebocoran pada ban. 4. Siswa masih memerlukan banyak arahan dalam melepaskan

pentil.

5. Siswa masih bingung posisi gergaji untuk menggosok bagian ban yang bocor (posisinya sering terbalik). Sehingga hasil gosokkan kurang bagus.

6. Memotong bahan penambal ban terlalu besar dari ukuran kebocoran ban. Sehingga hasil kurang maksimal.

7. Siswa masih bingung posisi memasangkan kertas timah. 8. Posisi dalam menempatkan ban pada alat press ban belum tepat,

sehingga compound menjadi geser dari alat pres.

9. Kurang kuat dalam memutar alat press ban. Sehingga mempengaruhi hasil tambalan ban.

10. Memasangkan kertas timah di atas guntingan compound masih bingung.

11. Siswa masih memerlukan arahan dalam memasukkan serta mengecek hasil tambalan ban.

94

Berikut ini akan disajikan hasil pra tindakan keterampilan otomotif tambal ban pada siswa tunagrahita ringan kelas X di SLB Negeri 1 Sleman.

Gambar 3. Grafik Hasil Pra Tindakan Keterampilan Otomotif Tambal Ban Siswa Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB Negeri 1 Sleman

Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa masih perlu adanya tindakan perbaikan yang perlu dilakukan. Peneliti ingin memperbaiki keterampilan otomotif tambal ban dengan menggunakan metode latihan. Rencana perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan otomotif tambal ban pada siswa tunagrahita ringan kelas X di SLB Negeri 1 Sleman.