• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk menggambarkan besar kecilnya tingkat variabel (bebas dan terikat) dalam tahun penelitian. Analisis deskriptif dari masing-masing variabel pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama 2007-2009 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Deskriptif Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 48 1.10 592.73 130.8846 155.86769

PER 48 1.44 53.35 15.0948 12.07650

ROA 48 .12 3.82 1.6042 1.04767

Harga Saham 48 65.00 7370.00 1754.1458 1995.11788

Valid N (listwise) 48

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa data yang dianalisis berdasarkan berasal 16 perusahaan yang diperoleh dari laporan kinerja keuangan perusahaan selama 3 tahun (2007-2009). Untuk lebih jelasnya tentang uraian data penelitian adalah sebagai berikut :

1. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa sehingga EPS hanya dihitung untuk saham biasa. Rasio EPS ini merupakan nilai EPS dalam satu tahun. EPS ini merupakan indikator yang sering

digunakan investor untuk menilai kinerja perusahaan. Jika EPS tinggi memberikan tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi EPS, investor akan semakin tertarik dengan saham perusahaan sehingga secara otomatis juga akan mempengaruhi harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 diketahui bahwa nilai rata-rata EPS (earning per share) selama periode penelitian yaitu 130.88 dengan nilai standar deviasi sebesar 155,86. Dengan melihat angka rata-rata EPS yang positif, maka hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan perbankan dalam mendapatkan laba untuk setiap saham dari investasi. Namun demikian, nilai minimum atau terendah EPS pernah dialami Bank ICB Bumiputera Tbk pada tahun 2009 sebesar 1,10. Hasil ini menunjukkan bahwa Bank ICB Bumiputera Tbk pada tahun 2009 hanya menghasilkan laba per lembar saham sebesar Rp. 1,10. Sedangkan nilai EPS maksimum atau tertinggi pernah dicapai oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 592,73 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu mendapatkan keuntungan secara maksimal sebesar Rp. 592,73 per lembar saham.

2. Price Earning Ratio (PER)

PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini digunakan investor untuk membandingkan nilai pasar saham biasa relatif dengan laba perusahaan lain dengan mengukur nilai potensial saham perusahaan lain. Semakin tinggi nilai PER akan menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan. Hal ini akan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. PER yang tinggi mengindikasikan bahwa harga saham akan tinggi dan sebaliknya. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio PER dalam satu tahun.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 diketahui bahwa nilai rata-rata PER sebesar 15,09 dengan nilai standar deviasi sebesar 12,076. Dengan melihat nilai rasio PER yang positif, maka hal ini menunjukkan bahwa apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sangat baik. Nilai PER tertinggi pernah dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2009 sebesar 53,35 kali. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2009 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan laba sebanyak 53,35 kali dari saham yang beredar. Sedangkan nilai PER minimum atau terendah pernah dialami oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk sebesar 1,44 kali pada tahun 2008.

3. Return On Assets (ROA)

ROA merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan. Dengan meningkatnya laba bersih perusahaan maka perusahaan mempunyai kinerja yang bagus sehingga akan menaikkan nilai perusahaan. Hal ini akan menarik investor membeli saham sehingga dengan adanya kenaikan permintaan saham, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi pergerakan nilai harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 diketahui bahwa nilai rata-rata ROA sebesar 1,6042 dengan standar deviasi sebesar 1,047. Dengan melihat nilai rata-rata ROA yang menunjukkan nilai positif, maka hal ini menunjukkan bahwa perusahaan di BEI memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba. ROA tertinggi pernah ditunjukkan oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2007 sebesar 3,82. dangan melihat nilai tersebut dapat diketahui bahwa Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sangat baik dalam menghasilkan laba, hal ini bisa menarik minat investor untuk investasi di perusahaan tersebut. Sedangkan nilai ROA terendah pernah dialami oleh Bank ICB Bumiputera Tbk 0,12 pada tahun 2009. Hal ini dapat dilihat bahwa Bank ICB Bumiputera Tbk pada tahun 2009 hanya menghasilkan 12% laba bersih dari aset perusahaan.

4. Harga Saham

Harga saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah harga saham tahunan yang diperoleh dengan cara menjumlahkan harga saham pada saat penutupan bulan Januari-Desember setiap periode penelitian yang selanjutnya jumlah tersebut dibagi 12 (duabelas). Nilai suatu perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan yang beredar di pasar modal. Harga saham biasanya berubah-ubah mengikuti kekuatan permintaan dan penawaran. Fluktuasi harga saham mencerminkan seberapa besar minat investor menempatkan modalnya pada suatu saham. Perubahan terhadap harga saham tersebut dapat menyebabkan selisih kenaikan (capital gain) atau selisih penurunan (capital loss) selama periode tertentu terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian pada periode pengamatan (2007- 2009) nilai rata-rata harga saham sebesar 1754,14 dengan standar deviasi 1995,12. hal ini menunjukkan bahwa rata-rata harga saham yang beredar di pasar modal pada perusahaan sektor perbankan sekitar Rp. 1754,14. Nilai harga saham tertinggi selama periode penelitian sebesar Rp. 7370,00 yang dialami oleh Bank Danamon Indonesia Tbk pada tahun 2007. Dengan tingginya harga saham tersebut dapat ditimbulkan karena kekuatan permintaan dan penawaran pada saham yang beredar. Sedangkan saham terendah

dialami oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk dengan nilai harga saham sebesar RP. 65,00 pada tahun 2009.

4.1.2.2 Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dengan menggunakan grafik Plot Of Regression Standardized residual,

apabila grafik yang diperoleh dari output ternyata titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Hal ini dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 4.1 Grafik P-Plot Normal

Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa gambar P-Plot 4.1 berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas pada model penelitian terlah terpenuhi. Untuk memperkuat hasil pengujian, dilakukan pengujian normalitas dengan Kolmogorov- Smirnov dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Uji Kolmogorov-Smirnov Model regresi

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 871.44552830

Most Extreme Differences Absolute .157

Positive .157

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.090

Asymp. Sig. (2-tailed) .185

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,185. Hal ini artinya bahwa nilai tersebut signifikan karena lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05 atau 0,185>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai residual telah terdistribusi secara normal.

4.1.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam analisis ini, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(PER) dan Return On Assets (ROA) terhadap variabel terikat yaitu harga saham. Hasil perhitungan menggunakan dengan bantuan program Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 17.0. Adapun hasil pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda, Pengujian Hipotesis dan Koefisien Determinasi

Model Koefisien t sig korelasi parsial

1 EPS .630 5.779 .000 .657 PER .192 2.262 .029 .323 ROA .170 1.502 .140 .221 F-hitung 62.209 F (Sig) .000 adjusted R Square .796

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut dapat diperoleh persamaan regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini.

Y    , X     , 9  X     ,  X  

Persamaan regresi linier berganda diatas dipengaruhi oleh nilai koefisien b1, b2 dan b3. Nilai koefisien positif, maka dapat diartikan bahwa setiap kenaikan X satu satuan maka akan diikuti kenaikan nilai Y sebesar nilai koefisien yang ada dengan asumsi variabel lain di anggap konstan. Berdasakan keterangan tersebut maka hasil persamaan regresi dijelaskan sebagai berikut :

a. Koefisien Earning Per Share (EPS) sebasar 0,630, berarti apabila Earning Per Share (EPS) mengalami kenaikan Rp. 1 sedangkan variabel lain di anggap konstan, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,630.

b. Koefisien Price Earning Ratio (PER) sebasar 0,192, berarti apabila Price Earning Ratio (PER) mengalami kenaikan 1kali sedangkan variabel lain di anggap konstan, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,192.

c. Koefisien Return On Assets (ROA) sebasar 0,170, berarti apabila Return On Assets (ROA) mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel lain di anggap konstan, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,170.

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Analisis hipotesis merupakan model dan pembuktian yang berguna mencari kebenaran. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset terhadap Harga Saham. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait