• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.3 Deskriptif Jumlah Penyaluran Kredit Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.

Jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. merupakan keseluruhan dana dari produk penghimpunan dana yang dilakukan. Jumlah penyaluran kredit ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu kredit kepada pihak ke-3 dan kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Untuk mengetahui berapa besarnya jumlah penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan kredit kepada pihak ke-3 dan kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi dengan penyisihan penghapusan sebagaimana terdapat dalam neraca laporan keuangan tahunan bank.

Berikut ini merupakan tabel jumlah penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berdasarkan pada neraca laporan keuangan tahunan periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010.

Tabel 4.3

Jumlah Penyaluran Kredit

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Periode Tahun 2001-2010 Per Tahun

(Dalam Jutaan Rupiah)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 120

Dari tabel 4.3 diatas untuk mempermudah melihat perkembangan kenaikan/penurunan jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. tersebut maka penulis menggambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut ini :

Gambar 4.3

Jumlah Penyaluran Kredit

Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Periode Tahun 2001-2010 Per Tahun Penjelasan dari gambar grafik diatas adalah sebagai berikut :

1. Pada tahun 2001 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 30.278.581. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 711.231 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 29.567.350 setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebagaimana tercantum dalam neraca laporan keuangan tahunan PT BNI (Persero) Tbk.

2. Pada tahun 2002 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 36.198.718. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 775.752 dan

0 20000000 40000000 60000000 80000000 10000000 12000000 14000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ju m lah K re d it (J u taan R u p iah ) Tahun

Jumlah Penyaluran Kredit

Pihak Istimewa

Pihak Ketiga

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 121

jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 29.567.350. Jumlah penyaluran kredit pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar Rp. 5.920.137 meskipun suku bunga kredit mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena banyaknya debitur yang mengajukan permintaan kredit kepada pihak bank untuk memenuhi kebutuhannya meskipun tingkat suku bunga kredit pada tahun ini cukup tinggi.

3. Pada tahun 2003 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 43.986.562. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 704.870 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 43.281.692. Terjadi kenaikan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 7.787.844 bila dibandingkan dengan taun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana mengajukan permohonan peminjaman atau kredit kepada pihak bank.

4. Pada tahun 2004 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 54.737.606. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 2.864.781 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 54.016.165. Terjadi kenaikan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 10.751.044 bila dibandingkan dengan taun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini bank mulai berani menawarkan kredit dalam jumlah yang cukup banyak kepada debitur.

5. Pada tahun 2005 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 46.864.888. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 122

kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 1.222.994 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 57.108.167. Terjadi penurunan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 7.872.718. Hal ini terjadi karena pada tahun 2005 perekonomian Indonesia sedang mengalami krisis global dengan tingkat inflasi yang cukup tinggi, sehingga kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya ikut melemah.

6. Pada tahun 2006 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 62.613.795. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 69.553 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 62.544.242. Terjadi kenaikan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 15.748.907 bila dibandingkan dengan taun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini krisis global mulai reda sehingga bank mulai berani dan percaya diri untuk menambah jumlah kredit yang disalurkannya.

7. Pada tahun 2007 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 83.214.949. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 80.912 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 83.134.073. Terjadi kenaikan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 20.601.154 bila dibandingkan dengan taun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini perkembangan perbankan menunjukkan kinerja yang membaik seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang mulai membaik juga.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 123

8. Pada tahun 2008 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 106.342.351. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 305.270 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 106.037.081. Terjadi kenaikan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 23.127.402 bila dibandingkan dengan taun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini terjadi inflasi yang cukup besar, sehingga bank melakukan kredit selektif kepada calon debitur yang mengajukan permohonan kredit dalam menyalurkan kreditnya.

9. Pada tahun 2009 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 101.631.680. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 592.683 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 101.038.997. Terjadi penurunan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 4.710.671. Hal ini akibat dari terjadinya krisis global dan inflasi pada tahun 2008. Calon debitur mengurangi permintaan kredit karena khawatir tidak dapat melunasi kreditnya pada pihak bank. Pihak bank pun mengurangi penawaran kredit untuk mengurangi resiko bertambahnya jumlah kredit bermasalah yang akan menghambat penyaluran kredit pada periode berikutnya.

10.Pada tahun 2010 jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 132.852.979. Jumlah tersebut merupakan hasil dari jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp. 513.049 dan jumlah kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp. 132.339.930. Terjadi kenaikan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp. 31.221.299. Hal ini terjadi karena pada

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 124

tahun ini perekonomian Indonesia mulai membaik, tingkat NPL pun menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak bank mulai pulih.

Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa fluktuasi kenikan dan penurunan jumlah penyaluran kredit dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti tingkat suku bunga kredit, kondisi perekonomian Indonesia, permintaan dan minat debitur akan kredit, serta kinerja perbankan itu sendiri. Kenaikan jumlah penyaluran kredit terbesar terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar Rp. 31.221.299. Sedangkan penurunan jumlah penyaluran kredit terjadi pada tahun 2005 sebesar Rp. 7.872.844 dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.710.671. Penurunan ini terjadi akibat adanya krisis global dalam perekonomian Indonesia yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan sektor riil.

Berdasarkan hasil analisis penulis dan teori diketahui bahwa jumlah penyaluran kredit pada periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 cenderung naik dan hal ini dikatakan dalam kategori baik menurut pihak bank terkait. Alasan ini didukung oleh teori Kasmir (2010) yang menyatakan bahwa :

“Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan debitur. Penilaian ini dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kredit bermasalah, sehingga kalau pun terjadi kredit bermasalah jumlahnya relatif kecil. Selain itu, permintaan, minat dan kepercayaan nasabah untuk melakukan kredit juga dapat mempengaruhi bank untuk menyalurkan kredit”.

Kemudian Mulianna D. Hadad, dkk. (2004) dalam jurnal Luh Gede Meydianawathi dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Perilaku Penawaran

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 125

Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM Di Indonesia (2002-2006)” mengatakan bahwa :

“Peningkatan aktivitas perekonomian cenderung akan direspon oleh perbankan dengan menaikkan porsi pemberian kredit”.