• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

B. Dewasa Awal

1. Batasan usia dewasa awal.

Pertumbuhan anak selesai kurang lebih pada usia 16 tahun untuk anak wanita dan 18 tahun pada anak pria tetapi pada percakapan sehari-hari orang tidak terbiasa memandang orang pada usia tersebut sebagai seseorang yang sudah dewasa. Nederland dan Indonesia menganggap usia 21 tahun sebagai batas kedewasaan. Pada usia ini seseorang mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara; dengan begitu ia dapat melaksanakan kewajiban tertentu tanpa tergantung pada orang tuanya seperti misalnya hal memilih, kewajiban tanggung jawab secara hukum, dan menikah tanpa ijin dari orang tuanya. Dewasa secara hukum dimulai pada usia 21 tahun, meskipun belum menikah atau pada saat seseorang menikah meskipun belum berusia 21 tahun.

Masa dewasa awal dibagi menjadi beberapa periode oleh Levinson (dalam Monks dan Knoers, 2002), antara lain :

a. Usia antara 17 sampai 22 tahun seseorang ada dalam dua masa, yaitu masa dimana individu mulai meninggalkan masa remaja atau pra-dewasa dan mulai memasuki masa dewasa awal yang mencakup tiga periode. b. Usia 22 sampai 28 tahun, disebut periode pertama merupakan periode

pengenalan pada dunia orang dewasa. Pada periode ini individu mengakui dirinya sendiri serta dunia yang dimasukinya dan berusaha untuk membentuk struktur kehidupan yang stabil, maka pada masa ini individu akan mencari tempat dalam dunia kerja dan hubungan sosial.

c. Usia 28 sampai 33 tahun pilihan struktu kehidupan menjadi lebih tetap dan stabil.

d. Usia 33 sampai 40 tahun, disebut fase kemantapan, individu menemukan tempatnya dalam masyarakat dengan keyakinan yang mantap dan berusaha memajukan karir dengan sebaik-baiknya. Biasanya harapan dan impian pada fase sebelumnya mulai mencapai kenyataan.

2. Ciri-ciri dewasa awal.

Dalam lingkup pendidikan yang disebut dewasa adalah bila seseorang telah mencapai kemasakan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil pelajaran dan pelatihan yang didukung oleh kesiapan. Pandangan dari lingkup pendidikan ini sudah mendekati bahasa psikologi. Bila masa dewasa diartikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran-ukuran tubuh mulai bertumbuh dan mencapai kekuatan maksimal serta siap berproduksi maka ini ditinjau dari segi biologis atau physicologis (Mappiare, 1997).

Hurlock sendiri menyamakan antara dewasa dan matang, tetapi matang dalam arti physicologis. Batasan dewasa secara physicologis dan psikologis yang digunakan Mappiare (1997) sebagai pegangan adalah : dewasa boleh dikenakan kepada individu-individu yang telah memiliki kekuatan tubuh secara maksimal dan siap bereproduksi dan telah dapat diharapkan memiliki kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor, serta dapat

diharapkan memainkan peranannya bersama dengan individu-individu lain dalam masyarakat.

Ciri kematangan yang digunakan diambil dari 7 (tujuh) ciri kematangan menurut Anderson (dalam Mappiare, 1997), yaitu:

a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego.

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan kerja yang efisien.

c. Mengendalikan perasaan pribadi. Individu tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan orang lain.

d. Keobjektifan, yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan kenyataan.

e. Terbuka terhadap kritik dan saran.

f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi. g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru.

Dilihat dari apa yang tertera di atas maka usia seseorang yang diperkirakan telah sanggup memikul harapan tersebut kira-kira dimulai dalam usia 21 atau 22 tahun. Kebanyakan orang dalam usia itu telah menunjukkan kesiapan biologis, kematangan fisik, dan dapat diharapkan untuk bertindak dan berperilaku matang secara psikologis bersama orang dewasa yang lain (Mappiare, 1997). Bila melihat ciri-ciri masa dewasa awal, menurut Mappiare hal penyesuaian diri merupakan hal yang utama.

Menguatkan pendapat Mappiare, H.S. Becker (dalam Mappiare, 1997) menyatakan bahwa dewasa awal adalah suatu masa penyesuaian

terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru.

Dewasa awal memiliki ciri-ciri (Mappiare,1997) antara lain : a. Usia Reproduktif

Pada usia ini bagi sebagian besar orang dewasa muda adalah masa dimana menjadi orang tua merupakan satu peranan penting dalam hidupnya. Namun berperan sebagai orang tua nampak lebih nyata bagi wanita dibanding pria, walaupun sekarang pria pun banyak ikut ambil bagian aktif dalam mendidik anak

b. Usia memantapkan letak kedudukan

Sejak memasuki usia dewasa awal seseorang akan mulai memainkan peranannya dan menjadi keharusannya untuk mengikuti peran tersebut dalam pola-pola perilaku tertentu dalam banyak aspek kehidupannya. Sebaliknya, bila ada hambatan terhadap kegiatan mencoba-coba berbagai macam peran pada masa anak-anak dan remaja, hal tersebut akan menghambat terjadinya stabilitas pola perilaku pada masa dewasanya. Dengan pemantapan kedudukan ini, seseorang akan mengalami perkembangan pola hidup secara individual yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang hingga akhir hayat.

c. Usia banyak masalah

Pada masa dewasa awal ini banyak persoalan baru yang muncul, namun beberapa ada juga yang merupakan kelanjutan atau pengembangan dari persoalan yang dialami dalam masa remaja akhir.

Persoalan-persoalan baru yang mungkin muncul, antara lain: persoalan mengenai pekerjaan dan jabatan, pemilihan teman hidup, dan keuangan. d. Usia tegang dalam hal emosi

Dengan banyaknya persoalan yang dialami orang yang memasuki masa dewasa awal, maka muncul ketegangan emosi dalam menghadapinya. Ketegangan emosi yang muncul bertingkat-tingkat selaras dengan intensitas persoalan yang dihadapinya dan sejauh mana seseorang dapat mengatasi persoalan yang dihadapinya tersebut. Kebudayaan lingkungan tempat tinggal juga dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan emosi pada orang dewasa pada saat lingkungan tersebut tidak sesuai dengan dirinya. Ketegangan emosional ini seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran- kekhawatiran. Sebelum usia 27 tahun kekhawatiran yang muncul berhubungan dengan nilai-nilai moral dalam kontak-kontak yang berkisar hubungan antara dua jenis kelamin, misalnya kencan dan romans.

Dari semua penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai masa dewasa awal, yaitu masa dewasa awal merupakan masa peralihan dimana terdapat berbagai macam persoalan baru yang dapat menimbulkan ketegangan emosi dan persoalan yang paling nampak adalah persoalan relasi antar lawan jenis, seperti kencan, menikah, atau membentuk suatu keluarga.

3. Tugas perkembangan dewasa awal

Tugas perkembangan yang khusus bagi orang Indonesia belum ada, maka kita menggunakan tugas perkembangan pinjaman dari masyarakat yang berbeda. Rumusan tugas perkembangan yang dapat digunakan sepertinya adalah tugas perkembangan yang pernah dikatakan oleh Havighurst, meskipun berlatar belakang sosio-kultur Amerika tetapi tidak nampak ada hal-hal yang bertentangan dengan kondisi sosio kultur masyarakat Indonesia. Tugas perkembangan pada masa dewasa awal ini menurut Havighurst (dalam Monks & Knoers, 2002) dapat dikatakan ditentukan oleh masyarakat, yaitu menikah, membangun sebuah keluarga, mendidik anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.

Dokumen terkait