• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI DJAKA RTA.

Dalam dokumen Capita Selecta, M.natsir, Jilid-2 (Halaman 186-200)

Malam ini kita berkumpul disini untuk mengenangkan salah se- orang pudjangga Islam jang besar, penjair, ahli-pikir-siasah dan filo- sof, almarhum Muhammad Iqbal. Dengan tak sjak lagi adalah Iqbal salah seorang pendjelma untuk kebangkitan Islam di India dan Pa- kistan chususnja dan umat Islam diseluruh dunia umumnja. Telah dibangunkannja umat Islam India-Pakistan dari kelenaan mereka de- ngan mendjelmakan pikiran2-nja dalam persadjakan liris. Dibangkitkan-

nja damir-kesedaran Muslim jang telah tertidur njenjak ber-abad2,

terutama disebabkan oleh keadaan politik dan djuga oleh tafsiran dan pengertian jang pintjang tentang Islam dan asas2-nja.

Baiklah saja akui, bahwa taklah dapat saja lakukan satu telaah jang kritis lagi luas mengenai persadjakan Iqbal, oleh sebab semua sja'ii^-nja tertulis dalam bahasa Urdu dan Parsi. Sajang sekali, penge- tahuan saja tentang buah pikiran dan persadjakan Iqbal selain dari tidak dalam, terutama hanja saja resapi dari terdjemahan karangan2-nja.

Dan sebagaimana kita ketahui, terdjemahan betapapun baiknja tidak pernah dapat mendjadi pendjelmaan jang sempurna dari jang asli. Ingin sekali saja beroleh pengetahuan bahasa Urdu dan Parsi supaja sang- gup menuruti arus pikiran Iqbal dalam tjipta aslinja. Bahasa Arab, Parsi dan Urdu ialah chazanah perbendaharaan kesusasteraan dan falsafah zaman silam kita.

Agaknja tak usah lagi saja tegaskan, bahwa terutama oleh pikiran2

Iqbal-lah sebagai tertuang dalam rangkaian sadjak2-nja jang indah murni,

jang menjemarakkan njala dan sinar Islam dalam kalbu pengikut2-nja

dengan mentjiptakan perasaan 'izzatunnafs, pertjaja kepada diri sendiri jang kuat. Tjita2 Iqbal-lah jang telah menimbulkan tenaga-baru dan se-

gar, jang mengakibatkan tugu kemenangan bagi pergerakan Islam, jang kini tegak berdiri dalam bentuk dan bangunan jang njata : Pakistan Iqbal mengingatkan kaum Muslimin tentang masa-silam mereka jang gemilang, seraja merintih dan mengeluhi keadaan bala bentjana mereka dewasa ini; lalu dinjalakannja dalam kalbu mereka api-harapan untuk masa depan jang gemilang dengan menggaungkah tema Khudi, jaitu pribadi.

187

Khudi ko kar buland itna keh har taqdir se pahley Khuda bandey se khud puchhey bata teri raza kia hai.

188

„ Binalah pribadimu demikian hebatnja sehingga sebelum Tu- han menentukan takdirmu, Dia sendiri akan mengarahkan ta- nja padamu: Apakah jang kaukehendaki jang sebenarnja" .

Lukisan jang lebih luas tentang ini, atau baiklah saja katakan, pengolahan-populer tema diatas amat njata dalam buah persadjakan „ Shikwa dan Jawabi-Shikwa, — „ Pengaduan dan Djawaban". Ter- djemahan bahasa Inggeris dari kedua sadjak jang bersedjarah ini telah dilakukan oleh Altaf Husein dengan kata pendahuluan Parvez dan di- terbitkan dengan berkepala "The Complaint and the Answer". Bagian jang pertama bersipatkan pengaduan umat Islam kepada sikap Tuhan jang tampaknja se-akan2 berat sebelah kepada orang2 jang bukan Islam,

sedangkan bagian kedua ialah penawar hati bagi kaum Muslimin. Mu- kadimah terdjemahan itu amat tepat sehingga ingin saja mengutip beberapa bagian dari padanja:

„ Iqbal sendiri," kata Parvez, „ tidaklah turut serta dalam pengadu- an itu dan djuga tidaklah ia menjalankan Tuhan. Dia hanjalah sambung- an lidah dari perasaan generasinja, perasaan jang timbul dari tabiat manusia jang keras-membeku dan tak mau mengalami analisa diri sen- diri, lalu men-tjari2 alasan bagi bentjana sendiri dengan menjalankan

orang lain, dengan meninggalkan rasa keadilan. Metode Iqbal amatlah tepat untuk melajani maksud2-nja dalam „ Pengaduan dan Djawaban"

itu. Shikwa melukiskan kesal dan sebal umat Muslimin, jang ber- tumpuk2 dalam pikiran mereka ; mendjauhkan diri dari sikap introspec-

tie, (mengoreksi diri sendiri) jang memang tidak sedap itu, lalu men- tjari kelegaan didalam latar-belakang djiwa dan lalu mengutuki nasib jang mengakibatkan segala matjam penjakit dan malapetaka jang se- akan2 telah mendjadi warisan mereka. Bila dengan tjara demikian Iqbal

telah menarik perhatian sepenuhnja tentang kemunduran kaum Musli- min, jang dilukiskannja sebagai „ djentik" jang Maha Kuasa, maka Iqbal menjalurkan djawaban dalam Jiawabi Shikwa, jang mengangkat tabir chajal mereka itu. Didalam Jawabi Shikwa ini, Iqbal menundjuk- kan tempat jang sakit pada urat nadi umat Islam. Ditjeritakan- nja kepada kaum Muslimin, bahwa bukanlah Tuhan jang tidak adil kepada mereka, tetapi mereka sendiri sebagai umat Islam ber- sikap tidak adil dan djudjur terhadap dirinja. Ditundjukkannja, bahwa sikap fatalisme mereka, ialah menipu diri sendiri, jakni sematjam tabir untuk menjelubungi kekurangan diri sendiri. Diperingatkannja, bahwa satu2-nja djalan kepada warisan mereka jang djaja itu, ialah

189

Quran, dan sinar jang tak kundjung padam itulah, jang menentukan nasib umat Islam.

190

Menurut hemat saja, Shikwa dan Jawabi-Shikwa, jakni kedua sadjak jang bersedjarah ini, bukan se-mata2 suatu sadjak jang mendjelmakan

dengan amat padatnja masa-silam dan masa kini dari umat Islam seluruh dunia, tetapi djuga menundjukkan pedoman bagi mentjapai tudjuan jang njata, jakni adjaran2 Quran dan dasar2 Agama Islam.

Maka inginlah saja mengutip beberapa bagian dari Shikwa dan Jawabi Shikwa jakni saduran-sari dalam bahasa Arab oleh Al- Adzami:

Shikwa:

I. Dunia gelap dan gulita

Jang kuasa hanja patung dan berhala buatan tangan si penjembah itu dari pada ikaju dan batu

Filsafat Junani tak berpengaruh lagi Hukum Romawi telah bangkrut dan rugi

Hikmat Benua Tjina, telah padam lena; —r Tetapi

Bahu Muslimin jang kuat

Telah membongkar ilhad, dari seluruh d jaga t Telah memantjarkan Sinar baru, Tauhid dan Ittihad ... II. (Diwaktju ita)

Ja Ilahi ! — KefcunS didalam alam telah kehilangan n janji Dan kembang tidak lagi menjebarkan harumnja

Kalau ada angin menderu, hanjalah pantjaroba

Kalau suara terdengar, hanjalah suara dari guruh tohor; Sampai datang utusan Tuhan dinegeri Mekah itu Dia adalah Ummi, — tetapi dia telah mengadjar isi bumi

Akan anti kehidupan langit

Dia telah menundjukkan kepada isi alam Apa artinja fana dalam menudju jang Baqa Maka kamilah jang harum dalam kebun itu Kami hapuskan tanda kegelapan malam Dengan sinar tjahaja subuh,

Sehingga Iman kami telah laksana kegilaan dari orang jang asjik Kami hadapi seluruh kemanusiaan, ja Tuhan, dengan Nur-Mu

Dalam saat jang singkat, selondjak bola melajang Untuk mengenal Kebenaran, Tjahaja dan Keindahan Dunia dikala itu telah penuh oleh bangsa2 dan keradjaan

191

Ada keradjaan Bani Sasan

Ada peninggalan Roma dan Junan Maka kami kibarkanlah bendera Tauhid

192

. Kami kumpulkan segala anak manusia dan turunannya demi turunan

Dalam satu kekeluargaan ; Pertjaja akan Engkau, men-Tauhidkan Engkau

Kami perbaiki jang rusak, kami tegakkan jang tjondong Kamipun berdjuang didarat dan dilaut

Menggetar suara Azan ikami di-tempat2 menjembah di Eropah

Berbekas sudjud kening kami dipasir sahara Afrika Kami tidak takut kepada kaisar, atau kekuasaan adikara, Atau kemarahan radja2,

Kami perdengarkan kepada alam, seluruhnja Kalimat tauhid ... III. Taik ada lagi kekajaan kami jang tinggal, ja Raibbi

Ketjuali satu, jaitu kemiskinan

Tak ada lagi kekuatan kami jang tinggal, ja Rabbi Kebjuali satu, jaitu kelemahan ; padahal

Djika Muslim tak ada lagi didunia Dunia itu sendiripun akan hilang hantjur Kami memohon Baqa didunia ini

Karena ingin Fana, dalam tjinta akan Diikau ... IV. Kesetiaan Siddik, keadilan Uimar, Mushaf Usman

Takwa Ali, kedjudjuran Salman Keindahan suara Bilal didalam Azan

Semuanja masih tetap kami simpan, dihati jang aman Dalam keteguhan Iman, dan penjerahan bulat2

Bangunkanlah ja Rabbi, kami kembali Dengan itu suara genta jang pertama sekali

Telah engkau bangunkan Agama ini mulanja dipuntjak Faran Malka terangilah hati si Asjik ini dengan hembusan Iman Bakar habis tjintakan dunia

Dengan tjetusan api Tjintamu. Jawabi Shikwa:

Telah Kami hamparkan tikar Kurnia Tapi, siapakah jang telah datang bertanja ? Telah Kami rentangkan djalan raja kemuliaan

Tapi, siapakah jang telah berlengkap untuk melaluinja Sungguh, tjahaja telah Kami pantjarkan dari Fitrat Tetapi permata tidak menjambut sari tjahaja dirinja Se-a'kan2 sedjemput tanah ini, tidak terdjadi

Dari tanah Insanijah jang pertama ditempa ... II. Benarkah kamu telah bersedia dizaman baru

193

dan djadi permata berlian menjiar tjahaja dari Agama ini ? — Mana boleh, pelupuk matamu telah berat

Buat menjambut tjahaja subuh dengan takbir salatmu dan rintihan hidupmu

Se-akan2 perangaimu telah turut tidur dengan pelupukmu

194

Bagi orang jang tidur mendengkur tengah hari ? Bukankah Ramadan tidak mengikat kemerdekaanmu Tidak memutar balik kebudajaanmu

Wahai Umat bertjakaplah terus terang, inikah jang namanja Setia Kepada sedj arahmu jang lampau dan Agamamu ?

UdJTi'dnija suatu kaum adalah karena udjuid Agamanja

Agama pada suatu umat, adalah tulang punggung tempat dia berdaulat

Kalau Agamanja telah pergi ... , ... ?!

— Agamalah jang telah menjusunmu djadi satu barisan Kalau tak ada sandar-menjandar, diantara bintang dan bintang Tidaklah terbentang susunan indah dilangit

Maka bulanpun taklah akan sanggup

memantjarkan keindahan sinar ... III. Lihatlah Mesdjid Alah,

jang meraimaikaonja hanjalah orang2 miskin

Mereka hanja jang puasa, mereka jang sembahjang Mereka hanja jang 'Abid merekalah jang berzikir

Merekalah jang telah menutup malumu sekalian dihadapan dunia Adapun jang kaja, mabuk dalam kelalaian dan menolak seruan Adalah suatu hal jang mengherankan

foalhwa Agamanja jang sutji, masih teguh binaannja karena nafas hangatnja orang jang fakir

Kekuatan semangat tak ada lagi, dalam susun katamu jang telah basi Adjaran jang diberikan tidak lagi menarik hati

Kalau tidaklah ruh Bilal jang masih tinggal didalam Azan itu sendiripun telah kehilangan keindahan Mesdjidmu meratap karena kekurangan saf

Mihrab dikerat lawah karena kematian Imam Mimbarmu berlumut dan menimbulkan djemu

Chatib diantarkan kesana, dengan pedang dari pada kaju Tetapi rumahmu ?

Rumahmu penuh dengan alat2 kebanggaan

dengan pangkat dan gelar2

Shahib dan Chan, Mirza dan entah apa lagi, ... Aku tak berdjumpa M uslim didalamnja ...

IV. (Harapannya kepada pemuda) ;

Aku harapkan pemuda, inilah jang akan sanggup membangunkan zaman jang baru

memperbaru kekuatan Iman menjalakan pelita hidajat

Menjabarkan adjaran Chatimul Anbija-i

Menantjapkan ditengah medan, pokok adjaran Ibrahim Api ini akan hidup kembali dan akan membakar

195

Djanganlah putus asa, melihat lengang kebunmu Tjahaja pagi telah terhampar bersih

196

Kumbang dan lebah telah mulai mendengung, mengedar Darah Sjuhada, telah menggelegak dimulut kuntum Ta'kkah engkau lihat langit, alangkah djernih

Takkah engkau lihat ufuk, burhan telah menjatakan diri Hari jang baru telah pasti datang

Dan sjamsu, akan datang dengan tjahaja gemilang. Dan pandang pulalah kebumi

Tidakkah engkau lihat, suatu kaum memetik buah Dan jang lain menghapus tangan

Memang banjak pohon kurma jang telah lepas masanja berbuah, — Tetapi

benih2 jang baru bergerak dlpeltpis bumi, memetjahkan sendiri

tempurung-

nja, melondjakkan tunas, hendak melihat tjahaja dibumi Asal dianja senantiasa disiram, dan disiram

Dengan adjaran asli Islam, dia akan tumbuh dengan suburnja Dan dunia mendapat nafas baharu ...

V. Chalifatul Ardl, akan diserahkan kembali ketanganmu Bersedialah dari sekarang

Tegaklah, untuk menetapkan engkau ada

Denganmu-lah Nur Tauhid akan disempurnakan kembali Engkaulah minjak 'athar itu, meskipun masih tersimpan dalam kuntum

jang akan mekar Tegaklah, dan pikullah amanat ini atas pundakmu

Hembuskan panas napasmu diatas kebun ini Agar harum2-an narwastu meliputi segala

Dan djanganlah dipilih hidup bagai njanjian ombak hanja berbunji ketika terhempas dipantai

Tetapi djadilah kamu air-bah, mengubah dunia dengan amalmu Kipaskan sajapmu diseluruh ufuk

Sinarilah zaman dengan nur imanmu Kirimkan tjahaja dengan kuat jakinmu Patrikan segala dengan nama Muhammad

Kalau kembang tak mekar dalam kebun

Tidaklah unggas malam akan bernjanji memanggil bulan Kalau lebah tidak merongong

Tidaklah kuntum akan tersenjum Kalau nama Muhammad tak ada dialam

197

Dan baiklah sekarang saja tjoba melukiskan aspek Iqbal dari segi jang lain. Dia seorang penjair, ahli pendidik, ahli hukum, seorang kritikus seni, ahli siasat dan filosof, — semua tergabung dalam pri- badinja. Tentulah sukar bagi kita akan melukiskan tiap2 aspek kepri-

198

djuga djarang ditemui. Sebagaimana saja katakan tadi, sulit menggam- barkan berbagai matjam lapangan, tempat Iqbal menjatakan kepribadian- nja. Tetapi inginlah saja melukiskan serba ringkas buah pikirannja se- bagai ahli pikir-siasat. Dan disini saja kemukakan konsepsi Negara menurut pendapatnja jang berdasarkan adjaran dan asas2 Islam.

Suatu Negara Islam, menurut pendapatnja, amatlah luas dan me- lingkupi segala sesuatu dalam funksinja. Dari segi falsafah baiklah saja kutip beberapa petikan dari salah satu tjeramahnja jang bersedjarah, dan telah diterbitkan sebagai buku dengan nama „ Reconstruction of Religious thought in Islam". Dikatakannja dalam tjeramahnja jang ber- kepala „ Structure o f Islam" , dikala dia menundjukkan asas2 suatu

negara:

Didalam Agama Islam spiritual dan temporal, — baka dan fana —, bukanlah dua daerah jang terpisah, dan fitrat sesuatu perbuatan, betapapun bersipat duniawi dalam kesannja ditentukan oleh sikap djiwa dari pelakunja. Achir2-nja latar belakang ruhani jang

tak kentara dari sesuatu perbuatan itulah jang menentukan watak dan sipat amal perbuatan itu. Suatu amal perbuatan ialah temporal (fana), atau duniawi, djika amal itu dilakukan dengan sikap jang terlepas dari kompleks kehidupan jang tak-terbatas. Dalam Agama Islam jang demikian itu adalah merupakan sebagai apa jang dise- butkan orang „ geredja" kalau dilihat dari satu sudut dan sebagai „ negara" kalau dilihat dari sudut jang lain. Itulah sebabnja tidak benar kalau dikatakan, bahwa „ geredja" dan „ negara" adalah dua faset, atau dua belahan dari barang jang satu. Agama Islam adalah suatu realitet jang tak dapat di-petjah2-kan, — atau ini atau itu se-

bagaimana pandangan tuan dapat berubah atau berkisar", demikian Iqbal.

Banjaklah keterangan2 dikemukakannja dengan tegas dan sungguh2

bahwa dalam Islam politik dan Agama tidak seharusnja dipisahkan, bahwa Negara dan Agama adalah dua keseluruhan jang tak boleh terpisah. Agaknja perlu djuga kita sampai kepada bahan2 sedjarah

untuk menerangkan bagaimana tjita pemisahan negara dari agama, jang sebenarnja berasal dari Barat itu. Kita semuanja mengetahui, bahwa teori politik ini atau tjara berpikir falsafah begini diwudjudkan dengan adanja pemisahan lapangan Kaisar dan lapangan Paus. Akibat teori ini bila diwudjudkan dalam praktek dengan amat hebatnja dan penuh pe- rasaan enthousiasme mendjelmakan pemisahan nilai2 spiritual dari nilai2

199

bahwa rasionalisme jang sudah tertanam dalam djiwa machluk manusia, mendjadi sesuatu faktor jang menguasai seluruhnja, tidak ter-hambat2

200

lagi oleh tenaga2 ruhaniah, jang lajaknja mengimbangi kekuatan2 ra-

sionalisme jang tak berkendali itu. Akibatnja ialah penguasaan ilmu dan pengetahuan se-mata2, jang kesudahannja mewudjudkan rasialisme,

chauvinisme jang sempit ('ashabiyah djinsiyah), penumpukan harta da- lam tangan beberapa orang, pentjiptaan kelas2 dan golongan jang ber-

kedudukan istimewa, perkembangan antagonisme atau permusuhan kelas demi kelas, terus-menerusnja berlaku penguasaan golongan jang satu atas jang lain, jang kesemuanja menimbulkan gedjala2 kebentjian, den-

dam kesumat dan peperangan demi peperangan.

Ber-kali2 Iqbal menundjukkan dalam untaian sadjaknja bahwa Za-

man Kentjana Ruhani telah silam dan Zaman Kebendaan telah men- djelma. Tjita susila telah digantikan oleh paham-serba-guna jang tegar dalam bentuknja jang paling kasar; serba dagang atau komersialisme. Digambarkannja konsepsi pemisahan politik dari agama dan akibat2nja

dalam untaian sedjak berikut:

A kal budi dan agama 'lah diperdajakan oleh bid'ah Dan tjinta asjik 'laih dialahkan oleh serba-dagang-semata

Kerjondongan hatimu penjakit dan bentjana penuh rahasia Kesebalanmu mendjelmakan mati, — mati jang tiba2 Kau bersjerikat dengan benda

Dan mencintakan unsur dari hadirat Ilahi Ilmu jang memetjahkan soal demi soal benda

Tak memberikan padamu apa2 ketjuali mazhar perkisaran Kematianmu mentjanangkan kedatangan hidup untuk dunia Tunggulah sedjenak, dan ketahuilah apa achirnja, kawan !

Iqbal menegaskan, bahwa baik kapitalisme Barat dan sosialisme Marx pada asasnja berdasarkan nilai2 kebendaan dari kehidupan dan

kosong dalam warisan ruhaniat. Dianggapnja sosialisme Kari Marx sebagai suatu rentjana jang berdasarkan kesamaan perut dan bukan kesamaan ruh. Demikian djuga dilihatnja kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan rasialisme sebagai kegemukan djasad dan dinjatakan- nja penolakannja kepada semuanja itu dalam rangkaian sadjak jang berikut:

„Keduanja berdjiwa gelisah dan tak sabar menanti, Keduanja orang asing bagi Ilahi dan penipu manusia

Jang satu diasuh ruh revolusi

Jang lain gemuk oleh penghasilan negara

Dan diantara kedua ini, dua batu kemanusiaan terlanda Jang satu mengalahkan tudjuan pengetahuan, seni dan agama

Sedangkan jang lain menjentakkan djiwa dari tubuh dan roti dari tangan.

Dalam dokumen Capita Selecta, M.natsir, Jilid-2 (Halaman 186-200)