• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosa keperawatan

Dalam dokumen MAKALAH SIROSIS HEPATIS (Halaman 32-39)

a.Perubahan volume cairan:kelebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Kelebihan masukan cairan

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mudah kenyang (asites)

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Perubahan physic/penampilan fisik, perubahan peran fungsi

3. Intervensi No Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1 Perubahan volume cairan:kelebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Setelah di lakukan tindakan keperawatan 4x24

1. ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif (pemasukan melebihi pengeluaran). Timbang berat

1. menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya/perbaikan perpindahan cairan, dan respons terhadap terapi. Catatan:

Kelebihan masukan cairan jam kelebihan volume cairan teratasi. KH : Intake output seimbang. TTV: Suhu: normal (36-370C) Klien tampak lebih segar Mukosa bibir lembab Turgor kulit baik

badan tiap hari, dan catat peningkatan lebih dari 0,5 kg/hari.

2. awasi TD dan CVP. Catat JVD/distensi vena.

3. auskultasi paru, catat penurunan/tak adanya bunyi napas dan terjadinya bunyi tambahan (contoh, krekels).

4. awasi disritmia jantung. Auskultasi bunyi jantung, catat terjadinya irama gallop S3/S4.

5. kaji derajat perifer/edema dependen.

6. ukur lingkar abdomen.

penurunan volume sirkulasi (perpindahan cairan) dapat mempengaruhi secara langsung fungsi/haluan urine,

mengakibatkan sindrom hepatorenal.

2. peningkatan TD biasanya berhubungan dengan kelebihan volume cairan tetapi mungkin tidak terjadi karena perpindahan cairan keluar area vaskuler. Distensi jugular eksternal dan vena abdominal sehubungan dengan kongesti vaskuler.

3. peningkatan kongesti pulmonal dapat mengakibatkan konsolidasi, gangguan

pertukaran gas, dan komplikasi contoh edema paru.

4. mungkin disebabkan oleh GJK, penurunan perfusi arteri koroner, dan ketidakseimbangan elektrolit.

5. perpindahan cairan pada jaringan sebagai akibat retensi natrium dan air, penurunan albumin, dan penurunan ADH. 6. menunjukkan akumulasi cairan (asites) diakibatkan oleh kehilangan protein

plasma/cairan kedalam area peritoneal. Catatan: akumulasi kelebihan cairan dapat menurunkan volume sirkulasi menyebabkan deficit (tanda dehidrasi).

7. dapat meningkatkan posisi rekumben untuk dieresis. 8. menurunkan rasa haus.

9. penurunan albumin serum mempengaruhi tekanan osmotic

7. dorong untuk tirah baring bila ada asites.

8. berikan perawatan mulut sering; kadang-kadang beri es batu (bila puasa).

kolaborasi:

9.Awasi albumin serum dan elektrolit (khususnya kalium dan natrium).

10.kolaborasi:

Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi.

11. berikan albumin bebas garam/plasma ekpander sesuai indikasi.

koloid plasma, mengakibatkan pembentukan edema. Penurunan aliran darah ginjal menyertai peningkatan ADH dan kadar aldosteron dan penggunaan diuretic (untuk menurunkan air total tubuh) dapat menyebabkan berbagai

perpindahan/ketidakseimbangan elektroit.

10. natrium mungkin dibatasi untuk meminimalkan retensi cairan dalam area

ekstravaskuler. Pembatasan cairan perlu untuk

memperbaiki/mencegah pengenceran hiponatremia. 11. albumin mungkin diperlukan untuk meningkatkan tekanan osmotic koloid dalam kompartemen vaskuler

(pengumpulan cairan dalam area vaskuler), sehingga

meningkatkan volume sirkulasi efektif dan penurunan terjadinya asites.

12.Digunakan dengan perhatian untuk mengontrol edema dan asites. Menghambat efek aldosteron, meningkatkan ekskresi air sambil menghemat kalium, bila terapi konservatif dengan tirah baring dan pembatasan natrium tidak mengatasi.

Kalium serum dan seluler biasanya menurun karena penyakit hati sesuai dengan kehilangan urine.

Diberikan untuk meningkatkan curah jantung/perbaikan aliran darah ginjal dan fungsinya, sehingga menurunkan kelebihan cairan.

12. berikan obat sesuai indikasi: Diuretik. Contoh spironolakton (Aldakton): furosemid (Lasix). Kalium:

Obat inotropik positif dan vasodilatasi arterial. 2 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mudah kenyang (asites) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam kebutuhan tubuh akan nutrisi terpenuhi KH :

- nafsu makan klien meningkat

- klien tidak merasa lemas

- berat badan klien meningkat

1. ukur masukandiet harian dengan jumlah kalori

2. bantu dan doraong pasien untuk makan; jelaskan alasan tipe diet. Beri pasien makan bila pasien mudah lelah atau biarkan orang terdekat membantu pasien. Pertimbangkan pilihan makanan yang disukai. 3. dorong pasien untuk makan semua makanan tambahan

1. menberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan defisiensi 2. diet yang tepat penting untuk pertumbuhan. Pasien mungkin makan lebih baik bila keluarga terlibat dan makanan yang disukai sebanyak mungkin.

3. pasien mungkin hanya makan sedikit gigitan karena

kehilangan minat pada makanan dan mengalami mual,

kelemahan umum dan malaise. 4. buruknya toleransi terhadap makan banyak mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen/ ansietas.

4. berikan makanan sedikit dan sering

5. berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi

Kolaborasi :

6. awasi pemeriksaan laboratorium contoh glukosa serum,albumin,total protein, amonia

7. Berikan obat sesuai indikasi contoh tambahan

vitamin,tiamin,besi,asam folat.

5. pendarahan dari varises esofagus dapat terjadi pada sirosis berat.

6. glukosa menurun karena gangguan

glikogenesis,penurunan simpanan glikogen atau masukan tidak adekuat. Protein menurun karena gangguan metabolisme,penurunan sintesis hepatik. Peningkatan amonia perlu pembatsan masukan protein untuk mencegah komplikasi serius.

7. Pasien biasanya kekurangan vitamin karena diet yang buruk sebelumnya. Juga hati yang rusak tidak dapat menyimpan vitamin A,B komplek,D dan K. Juga dapat terjadi kekurangan besi dan asam folay yang menimbulkan anemia. 3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Perubahan physic/penampilan fisik, perubahan peran fungsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam gangguan citra tubuh teratasi KH : - klien mengatakan dapat menerima keadaannya - klien mengatakan memahami tentang perubahan yang terjadi karena penyakit yang dideritanya. 1. Diskusikan situasi/dorong pernyataan takut/masalah. Jelaskan hubungan antara gejala dengan asal penyakit.

2. Dukung dan dorong klien;

1. Klien sangat sensitive terhadap perubahan tubuh dan juga mengalami perasaan bersalah bila penyebab berhubungan dengan alcohol (80%) atau penggunaan obat lain.

2. Pemberi perawatan kadang-kadang memungkinkan penilaian perasaan untuk mempengaruhi perawatan klien dan kebutuhan untuk membuat upaya untuk membantu klien merasakn nilai pribadi. 3. Anggota keluarga dapat merasa bersalah tentang kondisi klien dan takut terhadap

- klien mengatakan mau menjalani pengobatan selanjutnya.

berikan perawatan dengan positif, perilaku bersahabat.

3. Dorong keluarga/orang terdekat untuk menyatakan perasaan,

berkunjung/berpartisipasi pada perawatan.

4. Bantu klien/orang terdekat untuk mengatasi perubahan pada penampilan; anjurkan memakai baju yang tidak menonjolkan gangguan penampilan contoh

menggunakan pakaian merah, biru, atau hitam.

Kolaborasi

5. Rujuk kepealayanan pendukung, contoh konselor, sumber psikiatrik, pelayanan social, pendeta, dan/atau program pengobatan alcohol.

kematian. Kebutuhan dukungan emosi tanpa penilaian dan bebas mendekati klien. Partisipasi pada perawatan membantu mereka merasa berguna an meningkatkan kepercayaan antara staf, klien dan orang terdekat.

4. Klien dapat menunjukan penampilan kurang menarik sehubungan dengan ikterik, asites, area ekimoses. Memberikan dukungan dapat meningkatkan harga diri dan meningkatkan rasa control.

5. Peningkatan

kerentanan/masalah sehubungan dengan penyaki ini memerlukan sumber profesional pelayanan tambahan.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam teori sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan reaksi peradangan yang di timbulkan. Penyebab sirosis antara lain adalah infeksi misalnya hepatitis dan obstruksi saluran empedu. Alkohol,penyebab paling umum dari sirosis Manifestasi pada sirosis hepatis, yaitu: mual-mual dan nafsu makan menurun, cepat lelah, kelemahan otot, penurunan berat badan dan urin berwarna gelap, hati teraba keras, ikterus, spider navi, eritema palmaris, emesis, melena.

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan sirosis hepatis adalah: perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan volume cairan: kelebihan dari kebutuhan tubuh, resiko, kerusakan integritas kulit, gangguan harga diri/citra tubuh.

Dalam kasus pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan BAK sedikit dan berbusa, klien merasa lemas, pucat.dari hasil anamnesa klien pernah minum alkohol sewaktu remaja dan berlangsung cukup lama. spider navi (+), asites (+), Mual, muntah (+), urin berwarna gelap.

Pada dasanya teori dan kasus tidak ada kesenjangan diagnosa yang ditemukanpun tidak jauh berbeda dengan teori. Intervensi yang disusunpun tidak jauh berbeda dengan teori.

Namun diagnosa utama antara teori dan kasus memiliki perbedaan. Pada teori diagnosa utamanya adalah perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh sedangkan pada kasus yang menjadi diagnosa utama adalah: perubahan volume cairan: kelebihan dari

kebutuhan tubuh alasannya karena yang dikeluhkan pasien adalah output urine yang kurang sedangkan intake nya banyak.

BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sirosis Hepatis merupakan perubahan struktur sel hati (fibrosis). Pentingnya identifikasi dini terhadap gejala yang timbul (pemeriksaan fisik dan penunjang). Merupakan penatalaksanan preventif segera dan tepat akan menurunkan resiko komplikasi dan progresifitas penyakit. Kemampuan perawat klinik yang memadai dalam memahami kondisi sirosis hepatis.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tentang penyakit sitosis hepatis ini,hal ini ditujukan apabila mahasiswa menemukan kasus penyakit sirosis di lingkungannya,mahasiswa dapat melakukan tindakan lebih awal dengan meminta pasien memeriksakan dirinya ke dokter. Selainn itu asuhan keperawatan pada klien dengan sirosis sangat penting dipelajari siswa agar siswa dapat membuat asuhan keperawatan pada klien dengan sirosis dan merawat klien jika berhadapan langsung dengan klien dengan sirosis hepatis.

Dalam dokumen MAKALAH SIROSIS HEPATIS (Halaman 32-39)

Dokumen terkait