• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seperti biasa bila diperiksa dokter, ia akan mulai bertanya (melakukan anemnesa) mulai dari keluhan anda sampai semua hal yang berkaitan dengan PJK. Keluhan yang terpenting adalah nyeri dada. Dokter akan bertanya cukup lengkap mengenai hal ini, seperti apakah nyerinya, kapan dirasakan, berapa lama, di dada sebelah mana, apakah menjalar.Nyeri dada yang dirasakan seperti ditindih beban berat, di-tusuk2, diremas, rasa terbakar adalah yang paling sering dilaporkan. Walaupun bisa saja dirasakan berbeda. Biasanya nyeri dirasakan di dada kiri dan menjalar ke lengan kiri. Setelah itu ditanyakan semua faktor risiko PJK, antara lain: apakah pasien merokok, menderita darah tinggi atau penyakit gula (diabetes), pernahkah memeriksakan kadar kolesterol dalam darah, dan adakah keluarga yang

menderita PJK. Setelah semua ditanya, dilakukan pemeriksaan fisik. Dimaksudkan untuk mengetahui kelainan jantung lain yang mungkin ada. Hal ini dilakukan terutama dengan menggunakan stetoskop.

Pemeriksaan Penunjang dilakukan tergantung kebutuhannya, beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasif sifatnya.Elektrokardiogram (EKG) merupakan pemeriksaan aktifitas listrik jantung, atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda. Dari foto rontgen dada dokter dapat melihat ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak bisa dilihat dari foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya, biasanya jantung terlihat membesar. Pemeriksaan Laboratoriumdapat dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol darah dan trigliserida sebagai faktor risiko. Dari Pemeriksaan darah juga dapat diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya dokter jantung/kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi perubahan gambaran EKG saat aktifitas, yang member petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal. Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Pemeriksaan yang merupakan ‘gold standard’ adalah kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam slang seukuran ujung lidi. Slang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, kemudian

disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner (Arief I., 2007).

2.2.7. Pengobatan

Ada beberapa jenis obat yang biasanya diberikan kepada penderita penyakit jantung koroner ini. Pertama adalah golongan statin. Obat ini berfungsi menurunkan kadar lemak darah dengan mencegah pembentukan kolesterol terutama kolesterol jahat atau low density lippoprotein (LDL). "Obat ini juga mempunyai efek pleotropik yaitu mengurangi inflasi plak agar tidak mudah pecah. Apabila plak pecah, bisa terjadi serangan jantung,” terang dr Budhi. Statin ini hanya diminum sekali dalam sehari. Biasanya pada malam hari untuk jangka waktu yang panjang. Efek samping obat ini adalah terjadinya gangguan hati. "Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala. Setelah beberapa bulan pemakaian, biasanya otot terasa nyeri," sambungnya. Kedua, asetosal. Asetosal berfungsi menghambat pengumpulan keping darah atau trombosit dan mencegah serangan jantung sampai 20 persen. Tapi asetosal ini tidak bisa dikonsumsi pasien yang menderita sakit lambung. Sebagai gantinya, bisa diberikan clopidrogel yang dikonsumsi selama 1 bulan sampai setahun. Obat lain yang bisa diberikan adalah penyekat beta. "Obat ini berfungsi menurunkan denyut jantung dan melebarkan koroner atau vasodilatasi," imbuh dr Budhi. Tapi penderita asma, penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau dengan blok irama jantung tidak boleh mengonsumsi obat ini. Sebagai gantinya, bisa diberikan golongan antagonis kalsium seperti diltiazem. Obat lain yang juga diberikan adalah penghambat enzim pengubah angiotensinogen. Obat ini mencegah perubahan struktur dan mengurangi beban jantung. "Pemberian enzim pengubah angiotensinogen itu sendiri dalam jangka panjang dan mempunyai efek samping yaitu si pasien mengalami gangguan batuk dan bisa diganti dengan golongan penghambat reseptor angiotensin," jelasnya (Patu I., 2009).

Obat diuretik berkhasiat meningkatkan pengeluaran garam dan air lewat urine sehingga mengurangi jumlah cairan dalam sirkulasi sekaligus menurunkan tekanan darah. Obat digitalis berfungsi menambah kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga memperbaiki fungsi kerja jantung. Obat ini sering dipakai juga sebagai antiaritmia. Obat antihipertensi, bekerja melebarkan pembuluh darah/ merelaksasikan otot halus arteri. Yang paling populer adalah obat-obatan antiplatelet (aspirin), berfungsi mengencerkan darah (Gwaspada, 2006).

Bila keluhan sakit menetap labih dari 48 jam, angiografi koroner diperlukan untuk penanganan lebih lanjut. Bila sakit menghilang, penderita harus dipertimbangkan untuk angiografi koroner efektif. Pengobatan awal terdiri dari nitrat atau antagonis kalsium. Ini dapat mengurangi preload, afterload dan spasme. Penggunaan penghambat beta agak controversial, karena dapat menyebabkan vasokonstriksi.

Penggunaaan antikoagulan harus dipertimbangkan kalau tidak ada kontraindikasi. Tergantung dari hasil angiodrafi apakah perlu intervensi angioplasti atau operasi pintas koroner.

Penderita-penderita dengan penyakit jantung koroner lebih dari dua (multi vessel coronary artery disease), pembuluh darah koroner kiri utama pembuluh darah koroner dimana tidak dapat dilakukan angioplasti transluminal koroner perkutan (PTCA) merupakan indikasi operasi pintas koroner (OPK). Hasil Coronary Artery Surgical Study, VA Cooperative Study dan European Coronary Surgical Study bila diinterpretasi dengan tepat menunjukkan bahwa pasien iskemia miokard yang disebabkan 3 pembuluh darah koroner, pembuluh darah koroner, pembuluh darah koroner kiri utama dan arteri koronaria desenden sinistra bagian proksimal sebagai bagian dari 2 stenosis pembuluh darah koroner, harapan hidupnya lebih panjang dengan pembedahan daripada hanya dengan pengobatan saja (Hanafiah A., 1996).

Kini juga dikenal off pump bypass surgery, yaitu tindakan bedah jantung tanpa menggunakan bantuan mesin jantung paru. Penanaman graft dilakukan pada jantung yang masih berdenyut (beating heart). Teknik ini dapat mengurangi biaya operasi, mempersingkat masa rawat inap dan mengurangi trauma, maupun

komplikasi akibat bedah. Namun manfaatnya masih memerlukan evaluasi jangka panjang.

Pemilihan terapi PJK bergantung pada beberapa hal, seperti lokasi dan karakter penyempitan, jumlah pembuluh darah yang terlibat, fungsi jantung, adanya penyakit penyerta, usia, dan juga biaya. Masing-masing tindakan terbukti meningkatkan harapan dan kualitas hidup penderita PJK. Kekhawatiran risiko masing masing tindakan intervensi dapat dipahami, tetapi risiko itu telah jauh lebih kecil dibandingkan masa- masa sebelumnya (Gwaspada, 2006).

2.2.8. Pencegahan

Untuk mencegah PJK, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti mengamalkan pola makan yang sehat. Jauhilah makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, seperti junk food (makanan tak sehat karena mengandung lemak dan gula berlebihan).Jauhi stres.Hindarilah merokok.Perbanyak aktivitas fisik, seperti olahraga dan aktivitas lainnya (Siswono, 2005).

Sebaiknya sejak muda kita menghindari makanan-makanan berlemak seperti lemak hewan. Lemak hewan ini sangatlah jenuh dan sebaiknya digantikan dengan lemak tumbuhan yang tidak berbahaya. Malahan lemak tumbuhan dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah dan jika kita sering berolahraga dan tidak memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan kita terkena penyakit jantung koroner ini sangatlah kecil (Brittlate, 2007).

Kelompok yang beranggotakan Kenneth Mukamal dari Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, menulis dalam Journal of Internal Medicine edisi September 2009, bahwa rutin mengonsumsi coklat, minimal dua kali seminggu, memangkas risiko meninggal akibat serangan jantung sebanyak tiga kali lipat. Penelitian yang dikepalai oleh Imre Janszky dari Karolinska Institute itu adalah studi pertama yang berhasil membuktikan efektivitas cokelat dalam mengurangi risiko meninggal bagi responden yang sudah pernah mengalami infarksi miokardial akut, atau serangan jantung (Arief I, 2007).

Untuk mengurangi risiko penyakit jantung, ada beberapa langkah yang dapat diambil dan tak pernah ada kata terlambat untuk melakukan langkah-langkah positif ini demi kesehatan. Disarankan setiap hari melakukan olahraga selama 30 menit. Lakukan aktivitas ini secara intensif agar mendapatkan manfaat kesehatannya. Intensitas dalam olahraga mengacu pada seberapa kuat kita mendorong diri sendiri melakukan aktivitas. Tidak perlu terlalu memaksakan diri untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari aktivitas fisik. aktivitas fisik bisa berupa aktivitas aerobik atau anaerobik. Aktivitas aerobik mengacu pada aktivitas yang meningkatkan denyut jantung yang konstan dengan jangka waktu yang panjang. Aktivitas ini melibatkan gerakan massa yang menggunakan otot besar seperti berenang, berjalan, mendayung, bersepeda atau hiking. Aktivitas anaerobik mengacu pada latihan ketahanan dan dapat dilakukan dengan menggunakan bobot atau berat badan. Saat melakukan aktivitas anaerobik, sangat dianjurkan untuk berisitarahat diantara waktu latihan. aktivitas fisik harus dilakukan selama paling sedikit 30 menit setiap harinya. Aktivitas ini tidak termasuk periode pemanasan dan pendinginan (Yayasan Jantung Indonesia, 2008).

Dalam upaya mencegah penyakit jantung, diadakan aktivitas dalam rangkaian memperingati Hari Jantung Sedunia 2009, Yayasan Jantung Indonesia bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita serta Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI menyelenggarakan acara Sepeda Sehat dengan tema: Work With Heart – Bekerja dengan Jantung Sehat. Pentingnya kampanye peringatan bahaya penyakit jantung dan pembuluh darah sekaligus perayaan ulang tahun Yayasan Jantung Indonesia (YJI) digelar dengan cara yang menarik lewat sebuah pagelaran busana yang menampikan karya perancang ternama tanah air, Harry Darsono. Sebagai wujud peran aktif YJI pada kampanye Go Red for Women (Perempuan, Waspadalah) atas peringatan kepada kaum perempuan terhadap bahaya penyakit jantung dan pembuluh darah, YJI bekerjasama dengan Femina Group menggelar peragaan busana di Pacific Place, 17 November yang lalu (Yayasan Jantung Indonesia, 2008).

Pengetahuan - jenis kelamin -tingkat pendidikan - umur

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Dokumen terkait