• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. ANALISIS FOTOGRAFI :ditambah –borang RSGM yang telah disetujui bersama

Analisis fotografi adalah analisis yang dilakukan pada foto wajah pasien baik dari depan maupun dari samping . Tujuannya adalah agar mendapatkan data kualitatif atau data kuantitatif yang lebih lengkap selain data hasil pemeriksaan klinis.

Jika yang diperlukan cukup hanya data kualitatif sebagai pengganti pasien pada saat diskusi kasus cukup dibutuhkan foto ukuran 4 x 6 cm dari depan dan dari samping. Tetapi jika diperlukan analisis kuantitatif ( dengan pengukuran ) diperlukan ukuran foto 10 x 15 (1R) atau yang lebih besar. Baca makalah analisis fotometri jaringan lunak fasial !!!

Diatas foto wajah pasien diletakkan plastik transparan, dengan spidol F ( fine ) tentukan posisi titik anatomis yang dibutuhkan :

• Indeks bentuk muka

: Tentukan posisi titik : Nasion ( Na ), Gnathion ( Gn ) dan titik Zygomatik ( Zy ) kanan dan kiri. Dengan kaliper geser ukur jarak ( Na – Gn ) dan jarak ( Zy ka – Zy ki ). Hitung indeks muka pasien dengan rumus seperti pada analisis klinis yang telah dilakukan dan tetapkan tipe muka pasien. Apakah ada kesesuaian dengan hasil pemeriksaan klinis yang telah dilakukan ?

Supaya mendapat hasil analisis yang lebih akurat pada foto wajah yang ukurannya lebih kecil daru ukuran sesungguhnya, dapat dilakukan dengan menentukan titik-titik anatomis: Glabella ( Gl ), Symphisis ( Sy ) Kontur bibir atas ( Ulc ) dan Kontur bibir bawah ( Llc ). Dengan Spidol tarik garis ( Gl – Sym ) sebagai referensi, kemudian tarik garis ( Gl – Ulc ) dan garis ( Sym – Llc ).

Tipe profil muka menurut Graber:

⇒ Diagnosis : Apabila titik perpotongannya berada didepan garis referensi > tipe profil pasien cembung, bila tepat pada garis referensi > tipe lurus/datar dan apabila berada dibelakang > tipe cekung. Cocokkan dengan hasil pemeriksaan klinis. •

Dengan spidol, diatas plastik transparan tentukan posisi titik Porion (Po), Orbital (Or) tarik garis (Po – Or) merupakan bidang Horisontal Frakfurt (FHP). Tentukan posisi titik Nasion (Na), Subnasal (Sn) dan Pogonion (Pog), kemudian tarik garis tegak lurus FHP melalui titik Na, Sn dan Pog..

Tipe profil muka menurut Shwarz:

⇒ Diagnosis :

• Apabila Posisi garis (Sn⊥FHP) berada didepan (Na⊥FHP) > tipe Anteface (muka kedepan posisi maksila protrusif), bila Sn segaris dengan Na > tipe Average face (muka rata, posisi maksila normal), dan bila berada dibelakang > tipe Retroface (muka kurang maju, posisi maksila retrusif)).

• Apabila posisi garis (Pog⊥FHP) berada didepan (Na⊥FHP) . tipe Prognatik (dagu rotasi kedepam, posisi mandibula protrusif ), bila segaris > tipe Ortognatik (tidak ada rotasi, posisi mandibula normal) dan bila berada dibelakangnya > tipe retrognatik (dagu rotasi ke belakan, madibula retrusif). Dengan demikian ada 9 kemungkinan tipe profil pasien Cocokkan dengan hasil pemeriksaan klinis.

B. PEMERIKSAAN RONSENOGRAFI :

Pemeriksaan ronsenografi dilakukan apabila dibutuhkan data pendukung untuk meleng-kapi temuan klinis. Ada beberapa jenis foto ronsen yang sering dibutuhkan :

• Foto lokal / periapikal : Untuk mengamati posisi gigi yang tidak erupsi, impaksi, Untuk mengukur lebar mahkota gigi 345 yang belum erupsi (metode Nance)

• Foto Panoramik untuk memeriksa keadaan gigi dalam mulut secara keseluruhan • Foto sefalogram untuk melakukan analisis sefalometri.

• Lain-lain jenis foto ronsen yang jarang dibutuhkan.

Jika diperlukan lampirkan pada formulir pemeriksaan beri keterangan sesuai dengan diagnosis yang diperlukan.

C. ANALISIS SEFALOMETRI :

Analisis sefalometri sekarang sangat umum digunakan sebagai alat bantu diagnostik tambahan. Ada banyak metode analisis sefalometri yang telah diajukan, tetapi pada formulir pemeriksaan disertakan tabel data anlisis sefalometri yang memuat pengukuran-pengukuran yang paling umum dilakukan : Pelajari Makalah Analisis Sefalomerti !!! ⇒ Analisis sefalogram lateral :

a. Sefalogram lateral pasien dilapisi kertas asetat di fiksasi dengan pita isolasi (scoth tape). Dengan pensil 4H lakukan penapakan (tracing) mengikuti kontur jaringan keras profil pasien, basis cranii bagian anterior,sella turcica, orbita , porion, maksila, mandibula dan gigi insisivus sentral atas dan bawah serta gigi Molar pertama atas dan bawah.

b. Tentukan titik anatomi, buat garis-gasis serta sudut-sudut pengukuran yang dibutuhkan untuk :

⇒ Analisis Skeletal :

• Sudut SNA : Sudut yang menyatakan posisi terdepan basis alveolaris maksilaris ter-hadap titik terdepan basis kranialis.

• Sudut SNB: Sudut yang menyatakan posisi terdepan basis alveorais mandibularis terhadap titik terdepan basis kranialis.

• Sudut SN-NPog : Sudut antara bidang fasial terhadap basis kranial . • Jarak A-NPog : Jarak antara basis maksila terhadap bidang fasial

• Sudut FMPA : Sudut antara bidang mandibula terhadap bidang Frankfurt. ⇒ Analisis Dentoskeletal :

• Jarak LI – APog : Jarak insisal insivus pertama bawah terhadap garis APog , untuk menentukan posisi insivus pertama atas, protrusif atau retrusif.

• Sudut IMPA : Sudut yang menyatakan posisi gigi insisivus bawah terhadap bidang mandibula.

• Jarak UI – APog : Jarak insisal insisivus pertama atas terhadap garis Apog.

• Sudut UI – FHP : Sudut antara gigi insisivus pertama atas terhadap bidang horisontal Frankfurt FHP.

• Sudut UI – LI : Sudut interinsisal, antara insisivus pertama atas terhadap insisivus pertama bawah.

⇒ Ukur sudut-sudut dan jarak titik analisis yang telah dibuat, catat pada tabel data sefa-lometrik dan bandingkan dengan standar normal yang telah disediakan, beri keterang-an diagnosisnya.

V. DIGNOSIS FINAL :

Diagnosis final yang biasa disebut hanya dengan kata “Diagnosis” saja, dimaksudkan untuk menetapkan keadaan maloklusi pasien selengkap mungkin berdasarkan atas semua data yang telah dikumpulkan sehingga didapatkan gambaran yang menyeluruh tentang komponen-dentofasial yang mengakibatkan terjadinya maloklusi. pada pasien.

⇒ Maloklusi dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang diawali dengan kata : Maloklusi Angle klas………. dst.:

a. Nyatakan klasifikasi maloklusi berdasarkan hubungan gigi Molar pertama atas dan bawah pasien sesuai dengan klasifikasi Angle : Klas I, II atau III, bila diperlukan beri keterangan divisi dan subdivisinya .

b. Nyatakan tipe maloklusinya dan komponen dentofasial yang dilibatkan : skeletal, dental dentoskeletal.

c. Nyatakan malrelasi gigi lainnya.

d. Nyatakan malposisi gigi individual yang ada.

e. Nyatakan kelaian-kelainan lain yang melibatkan maloklusi pasien, misalnya mpaksi, agenese dan lain-lainnya..

f. Nyatakan jika masih ada kebiasaan buruk ( bad habit )

VI. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI :

Analisis etiologi maloklusi suatu analisis untuk menentukan sumber penyebab terjadinya maloklusi pada pasien yang disimpulkan dari semua data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Beri tanda pada formulir pilihan yang disediakan dan beri keterangan selengkapnya.

VII. PROSEDUR PERAWATAN:

A.Penetapan solusi masalah berdasarkan analisis penyediaan ruang B. seterusnya berdasarkan borang RSGM yang telah disetujui bersama c. Rencana perawatan

Rencana perawatan :

Menyatakan tentang tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses perawatan, disusun sesuai dengan urutan kronologis tahap perawatan sesuai dengan masing-masing kasus yang dihadapi, dalam bentuk Tabel permasalahan: isikan target perbaikan, cek di kolom dirawat/tidak dirawat

misalnya :

1. problem target koreksi tidak koreksi

2. kebiasaan buruk Menghilangkan kebiasaan buruk

√ 3. Analisis ruang

4. Distribusi ruang 5. Koreksi deep overbite

6. Crossbite posterior M2 √

7. Koreksi malposisi gigi individual

8. Koreksi lengkung gigi 9. Penutupan sisa ruang

10. Penyesuaian oklusi ( occlusal

adjustment )

11. Retainer

Menjelaskan secara lebih detil masing-masing tahap perawatan tersebut meliputi : Bagaimana dan dengan apa masing-masing tahap dari rencana perawatan tersebut diatas dikerjakan ?

Contoh: Rahang Atas:

Plat aktif dengan maxillary flat bite plane dengan:

1. Adam klamer 2. Finger spring

Cara aktifasi:

1. Initial visit: separasi interdental gigi C dan I2 dengan cara mendefleksi lengan spring ke arah gingival

2. Recall visit:

a. Hanya boleh melakukan satu aktifasi spring dalam satu kuadran lengkung gigi b. mengaktifkan finger spring dengan mendefleksi lengan spring 1/3 lebar

mesiodistal gigi/cek dengan alat gauge, sampai ....mm dari mesial gigi P2 3. Setiap minggu tidak selalu harus diaktifkan, bila ingin diaktifkan harus alat harus

diadaptasi dengan kondisi baru/di pasifkan dulu baru aktifasi 4. Target dalam sebulan rata-rata 1 mm/bulan

5. Retraksi gigi anterior atas dilakukan dengan mengecilkan lup labial arch, setelah melihat ada space dengan gigi anterior, dengan plat akrilik di palatal, dengan gigi anterior bawah

6. Catat pemeriksaan subyektif 7. Ukur over jet/over bite/ jarak inter P 8. Cek habit bila ada

9. Cek koordinasi hubungan lengkung gigi posterior 10. Cek klasifikasi Molar

Rahang bawah....dst

Dokumen terkait