• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagram Timbang IHPB M enurut Kelompok Penggunaan Barang Dan Kelompok Barang Dalam Proses Produksi

IHPB Menurut Kelompok Penggunaan Dan Tahapan

4.2 Diagram Timbang IHPB M enurut Kelompok Penggunaan Barang Dan Kelompok Barang Dalam Proses Produksi

M enghitung Nilai Output

DT IHPB menurut penggunaan barang dan menurut tahapan proses produksi disusun setelah paket komoditas pada DT IHPB sektoral sudah ditentukan. Karena komoditas pada IHPB menurut penggunaan barang dan menurut tahapan proses produksi sama dengan paket komoditas IHPB sektoral. Setelah paket komoditas sudah diperoleh, tahapan selanjutnya adalah menentukan nilai output pada masing-masing barang kelompok. Nilai-niai tersebut diperoleh dari table input ouput kolom 180 (permintaan antara) digunakan sebagai penimbang bahan baku produksi, 301 (konsumsi rumah tangga) dan 302 (konsumsi pemerintah) digunakan sebagai penimbang konsumsi, dan 303 (pembentukan modal tetap bruto) digunakan sebagai penimbang barang modal.Contoh worksheet penghitungan nilai permintaan antara, barang konsumsi, dan barang modal pada table 1.Dari contoh table tersebut nilai padi hanya ada pada permintaan antara, hal ini menunjukkan bahwa padi hanya digunakan sebagai bahan mentah saja, tidak dikonsumsi langsung atau digunakan sebagai barang modal. Berbeda dengan padi, komoditi jagung, cabe merah, dll selain memiliki nilai pada

permintaan antara, juga memiliki nilai pada barang konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi jagung, cabe merah, dll selain digunakan sebagai bahan mentah tetapi bisa juga digunakan sebagai barang konsumsi.

Tabel 1. Nilai Permintaan Antara, Barang Konsumsi, dan BarangM odal

M enghitung Rasio

Setelah nilai Permintaan Antara, Barang konsumsi, dan barang modal diperoleh, langkah selanjutnya adalah menghitung rasio menurut kelompok tersebut (table 2).

Rasio-rasio tersebut diperoleh dengan membagi nilai masing-masing komoditi terhadap total nilai komoditi pada masing-masing kelompok indeks. Paket Komoditas NO 2010=100 Permintaan Antara Barang Konsumsi Barang Modal Total (1) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 249,827,865 - - 249,827,865 2 Jagung 36,480,312 33,838,306 - 70,318,618 3 Cabe Merah 6,944,778 13,440,743 - 20,385,522 …. …. …. …. …. -46 Sapi 42,813,670 13,282,738 686,738 56,783,146 -107 Daging Kambing 46,110 45,357 - 91,467 108 Daging Babi 10,850 10,673 - 21,522 109 Daging Ayam 78,028,028 76,752,918 - 154,780,946 Nilai

Adapun rumusan untuk memperoleh rasio-rasio masing-masing komoditi menurut penggunaan barang adalah sebagai berikut:

 Rasio Bahan baku produksi, dihitung dari nilai permintaan antara pada masing-masing komoditi terhadap total nilai komoditi tersebut pada kelompok penggunaan barang (nilai bahan baku produksi+barang konsumsi+barang modal).. Contoh: nilai padi sebesar Rp. 249.827.865,- dibagi dengan total kelompok menurut penggunaan komoditi padi yaitu Rp. 249.827.865 juta,-, maka nilai bahan baku produksi adalah 100%, karena seluruh nilai permintaan antara komoditi padi digunakan sebagai bahan mentah atau bahan baku produksi. Nilai bahan mentah diambil dari nilai permintaan antara sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian kolom 180 tabel input ouput.

Tabel 2. Rasio Komoditi menurut kelompok Penggunaan Barang (%)

NO

Paket Komoditas Rasio Penggunaan Barang (%)

2010=100 Bahan Baku Barang Konsumsi Barang Modal Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Padi 100.00 0.00 0.00 100.00 2 Jagung 51.88 48.12 0.00 100.00 3 Cabe Merah 34.07 65.93 0.00 100.00 …. …. …. …. …. 0.00

0.00

107 Daging Kambing 50.41 49.59 0.00 100.00

108 Daging Babi 71.69 28.31 0.00 100.00

109 Daging Ayam 71.69 28.31 0.00 100.00

 Rasio Barang Konsumsi, diperoleh dari nilai barang konsumsi tiap komoditi dibagi dengan total nilai komoditi pada kelompok penggunaan barang. Contoh: komoditi jagung nilai konsumsi Rp. 33.838.306 juta, dan nilai permintaan antara Rp. 36.480.312juta. maka rasio barang konsumsi untuk komoditi jagung adalah 33.838.306/70.318.618=48,1214%

Nilai Barang Konsumsi diambil dari nilai Barang Konsumsi seluruh sector (pertanian, pertambangan dan penggalian, dan industry) kolom 301 dan 302 table input output.

 Rasio Barang Modal, diperoleh dari nilai barang modal tiap komoditi dibagi dengan total nilai komoditi pada kelompok penggunaan barang. ). Contoh: nilai barang modal komoditi sapi sebesar Rp. 686.737 juta, maka rasio barang modal utuk komoditas sapi adalah 686.737/56.783.145= 1,2094%

Nilai barang modal diambil dari nilai barang modal (kol 303) seluruh sektor (pertanian, pertambangan dan penggalaian, dan industri.

Penyusunan diagram timbang IHPB menurut kelompok barang dalamproses produksi adalah sama dengan penyusunan diagram timbang menurut kelompok Penggunaan Barang. Setiap komoditas dibagi menurut persentase pada setiap tahap proses produksi yaitu :

bahan mentah (raw material), produk antara (intermediate products), dan produk akhir (f inal goods).

Tabel 3. Rasio Komoditi menurut kelompok barang dalam proses produksi

NO

Paket Komoditas Rasio Barang Dalam Proses

Produksi (%) 2010=100 Bahan Mentah Produk Antara Produk Akhir Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Padi 100.00 100.00 2 Jagung 51.88 48.12 100.00 3 Cabe Merah 34.07 65.93 100.00 …. …. …. …. …. .... ... 107 Daging Kambing 50.41 49.59 100.00 108 Daging Babi 71.69 28.31 100.00 109 Daging Ayam 71.69 28.31 100.00

Rasio untuk kelompok barang dalam proses produksidihitung juga berdasarkan nilai permintaan antara, barang konsumsi, dan barang modal. Tahapan penghitungannya sebagai berikut:

 Rasio bahan mentah, dihitung dengan cara membagi nilai bahan mentah masing-masing komoditi dengan total nilai pada kelompok penggunaan barang untuk komoditi itu

sendiri. Dimana nilai bahan mentah diperoleh dari nilai permintaan antara untuk sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian saja. Contoh: nilai permintaan antara komoditi sapi sebesar Rp. 42.813.669,- juta. Maka rasio bahan mentah untuk komoditi sapi adalah 42.813.669/56.783.145 = 75,3986%.

 Rasio produk antara, dihitung dengan cara membagi nilai produk antara masing-masing komoditi dengan total nilai pada kelompok penggunaan barang untuk komoditi itu sendiri. Dimana nilai produk antara diperoleh dari nilai permintaan antara untuk sektor industri saja. Contoh: nilai produk antara untuk komoditi daging ayam sebesar Rp. 76.752.918 juta, maka rasio produk antara untuk komoditi daging ayam adalah 76.752.918/154.780.946= 71.6938%

 Rasio Produk akhir, dihitung dengan cara membagi nilai produk akhir masing-masing komoditi dengan total nilai pada kelompok penggunaan barang untuk komoditi itu sendiri. Dimana nilai produk akhir diperoleh dari penjumlahan nilai barang konsumsi dan barang modal untk semua sector.

Contoh: nilai produk akhir komoditi sapi sebesar Rp. 13.969.475 juta diperoleh dari penjumlahan nilai barang konsumsi sebesar Rp. 13.282.738juta dengan nilai barang modal sebesar Rp. 686.737juta, maka rasio produk akhir untuk komoditi adalah 13.969.475/56.783.145 = 24.6014%.

M enghitung Diagram Timbang

Dalam penyusunan diagram timbang IHPB menurut kelompok penggunaan barang dan kelompok barang dalam tahap proses

produksi, selain paket komoditas yang sudah diperoleh dari hasil pemilihan paket komoditas sektoral, maka diagram timbang sektoral juga mutlak diperlukan. Karena pada dasarnya DT IHPB menurut kelompok penggunaan barang dan kelompok barang dalam tahap pross produksi diperoleh dengan memecah DT IHPB sektoral dengan rasio kelompok barang tersebut. (Tabel 4)

Tabel 4. Diagram Timbang Komoditi menurut kelompok Penggunaan Barang ****persen 2 desimal, bobot=nilai, judul kolom

Paket Komoditas 2010=100 Bahan Baku Barang Konsumsi Barang Modal Total Barang Baku Barang Konsumsi Barang

Modal Total NMS IHPB

(1) (2) (3) (4) (5) (5) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Padi 100.00 - - 100.00 37,068,370 - - 37,068,370 37,068,370 2 Jagung 51.8786 48.1214 - 100.00 14,353,093 13,313,602 - 27,666,695 27,666,695 3 Bawang Merah 34.0825 65.9175 - 100.00 2,191,329 4,238,147 - 6,429,476 6,429,476 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 51 Sapi 75.3986 23.3920 1.2094 100.00 18,950,343 5,879,254 303,966 25,133,563 25,133,563 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 98 Daging Sapi 47.7397 52.2603 - 100.00 883,298 966,939 - 1,850,237 1,850,237 99 Daging Kambing 50.4119 49.5881 - 100.00 34,987 34,415 - 69,402 69,402 100 Daging Babi 50.4119 49.5881 - 100.00 8,232 8,098 - 16,330 16,330 101 Daging Ayam 50.4119 49.5881 - 100.00 59,204,880 58,237,372 - 117,442,252 117,442,252 Kode

Diagram timbang IHPB menurut kelompok penggunaan barang dan menurut kelompok barang dalam proses produksi dihitung dengan mengalikan rasio-rasio menurut kelompok barang tersebut dengan diagram timbang IHPB sektoral. Contoh diagram timbang sektoral komoditi jagung sebesar 0,3978, maka DT IHPB bahan baku adalah sebesar 51,8786x0,3978/100=0,2064, DT IHPB Barang konsumsi adalah 48,1214x0,3978/100=0,1914.

Proses penghitungan DT IHPB menurut kelompok penggunaan barang dan menurut kelompok barang dalam proses produksi dilakukan untuk seluruh komoditas di semua sektor dan kelompok barang. (Tabel. 5)

M enghitung RH

Tahapan penghitungan RH untuk komoditi IHPB menurut kelompok penggunaan barang dan menurut kelompok barang dalam proses produksi pada dasarnya sama dengan penghitungan RH pada IHPB Domestik dan Internasional. Karena Indeks dibangun dengan mengalikan NMS dengan rata-rata RH setiap komoditi.

Tabel 5. Diagram Timbang Komoditi menurut kelompok barang dalam proses produksi Paket Komoditas 2010=100 Jumlah Bahan Mentah Jumlah Produk Antara Produk Akhir Total Bahan Mentah Produk Antara Produk

Akhir Total NMS IHPB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (15) 1 Padi 100.0000 - 100.00 37,068,370 - - 37,068,370 37,068,370 2 Jagung 51.8786 48.1214 100.00 14,353,093 - 13,313,602 27,666,695 27,666,695 3 Bawang Merah 34.0825 65.9175 100.00 2,191,329 - 4,238,147 6,429,476 6,429,476 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 51 Sapi 75.3986 24.6014 100.00 18,950,343 - 6,183,220 25,133,563 25,133,563 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 98 Daging Sapi 47.7397 52.2603 100.00 883,298 - 966,939 1,850,237 1,850,237 99 Daging Kambing 50.4119 49.5881 100.00 - 34,987 34,415 69,402 69,402 100 Daging Babi 50.4119 49.5881 100.00 - 8,232 8,098 16,330 16,330 101 Daging Ayam 50.4119 49.5881 100.00 - 59,204,880 58,237,372 117,442,252 117,442,252 Kode

barang dan kelompok barang dalam proses produksi disajikan berdasarkan sektor domestic (pertanian, pertambangan dan penggalian, dan indsutri) dan kelompok barang internasional (ekspor dan impor).

Kelompok dan Sektor /

Jan Feb Mar Nov Des Rata2

(1) (2) (3) (4) (12) (13) (14)

A. Suplai Domestik

1. Bahan Baku Produksi

1.1. Lokal

1.1.1.Pertanian

1.1.2.Pertambangan dan Penggalian

1.1.3.Industri

1.2. Impor

2. Barang Konsumsi

2.1. Lokal

2.1.1.Pertanian

2.1.2.Pertambangan dan Penggalian

2.1.3.Industri

2.2. Impor

3. Barang Modal

3.1. Lokal

3.1.1.Pertanian

3.1.2.Pertambangan dan Penggalian

3.1.3.Industri

3.2. Impor

B. Ekspor

1. Bahan Baku Produksi

2. Barang Konsumsi

3. Barang Modal

( 2010 = 100 )

Tahun …….

MENURUT KELOMPOK PENGUNAAN BARANG DAN SEKTOR INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR INDONESIA

Kelompok dan Sektor /

Group a nd Sector Jan Feb Mar Nov Des Rata2

(1) (2) (3) (4) (12) (13) (14)

A. Suplai Domestik

1. Bahan Mentah

1.1. Lokal

1.1.1.Pertanian

1.1.2.Pertambangan dan Penggalian

1.1.3.Industri

1.2. Impor

2. Produk Antara

2.1. Lokal

2.1.1.Pertanian

2.1.2.Pertambangan dan Penggalian

2.1.3.Industri

2.2. Impor

3. Produk Akhir

3.1. Lokal

3.1.1.Pertanian

3.1.2.Pertambangan dan Penggalian

3.1.3.Industri 3.2. Impor B. Ekspor 1. Bahan Mentah 2. Produk Antara 3. Produk Akhir

INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR INDONESIA

MENURUT KELOMPOK BARANG DALAM PROSES PRODUKSI DAN SEKTOR ( 2010 = 100 )

Dokumen terkait