• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30 HST. Berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur 15 dan 45 HST. Rata-rata diameter pangkal batang pada berbagai dosis pupuk NPK umur 15, 30 dan 45 HST setelah diuji dengan BNJ 0.05 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 15, 30 dan 45 HST

Dosis Pupuk NPK Diameter Pangkal Batang (mm)

Simbol kg ha-1 15 HST 30 HST 45 HST

N1 100 2.47 5.24 a 6.76

N2 150 2.53 6.72 b 7.62

N3 200 2.47 5.15 a 7.05

BNJ0,05 - 1.33

-Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 9 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman kacang hijau terbesar umur 15 dan 45 HST dijumpai pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1 (N2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada umur 30 HST diameter pangkal batang tanaman kacang hijau terbesar dijumpai pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1(N2) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK 100 kg ha-1(N1) dan dosis pupuk NPK 200 kg ha-1(N3).

26

Hubungan antara diameter pangkal batang tanaman kacang hijau pada berbagai dosis pupuk NPK umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang hijau pada berbagai dosis pupuk NPK umur 15, 30 dan 45 HST

Dari berbagai dosis pupuk NPK, diameter pangkal batang tanaman kacang hijau terbesar umur 15, 30 dan 45 HST dijumpai pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1. Diduga karena unsur hara yang dibutuhkan berada dalam keadaan seimbang sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman kearah yang lebih baik dan dapat mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman dan perombakan unsur-unsur hara dan senyawa organik dalam tubuh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Darmawan dan Baharsyah (1983) bahwa ketersediaan unsur hara dalam keadaan cukup dan seimbang akan mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Selanjutnya Hardjowigeno (1987) menambahkan tanaman dapat tumbuh dengan baik harus didukung oleh ketersediaan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan dalam keadaan yang seimbang.

2.47 2.53 2.47 5.24 6.72 5.15 6.76 7.62 7.05 0 2 4 6 8 10 100 150 200 D iam et er P an gk al B at an g (m m ) Dosis Pupuk NPK (kg ha-1) 15 HST 30 HST 45 HST

3. Jumlah Cabang Produktif (buah)

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang produktif. Rata-rata jumlah cabang produktif pada berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Jumlah Cabang Produktif Pada Berbagai Dosis Pupuk NPK

Dosis Pupuk NPK

Jumlah Cabang Produktif (buah)

Simbol kg ha-1

N1 100 7.78

N2 150 8.31

N3 200 6.77

Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah cabang produktif terbanyak dijumapai pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1 (N2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini manunjukkan bahwa pada dosis pupuk NPK tersebut dapat menyediakan unsur hara yang cukup tersedia sehingga lebih cepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Dartius (1990) bahwa ketersediaan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman yang berada dalam keadaan cukup, maka hasil metabolisme akan membentuk protein, enzim, hormon dan karbohidrat, sehingga pembesaran, perpanjangan dan pembelahan sel akan berlangsung dengan cepat.

4. Bobot 1000 Biji Kering (gr)

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran 16) menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap bobot 1000 biji kering. Rata-rata bobot 1000 biji kering pada berbagai dosis pupuk NPK setelah diuji dengan BNJ 0.05dapat dilihat pada Tabel 11.

28

Tabel 11. Rata-rata bobot 1000 biji kering pada berbagai dosis pupuk NPK

Dosis Pupuk NPK

Bobot 1000 Biji Kering (gr)

Simbol kg ha-1

N1 100 62.64 a

N2 150 62.67 a

N3 200 89.06 b

BNJ0,05 15.87

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 11 menunjukkan bahwa bobot 1000 biji kering terbanyak dijumapai pada dosis pupuk NPK 200 kg ha-1(N3) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK 100 kg ha-1(N1) dan dosis pupuk NPK 150 kg ha-1(N2).

Hubungan antara bobot 1000 biji kering pada berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Bobot 1000 Biji Kering pada Berbagai Dosis Pupuk NPK

Dari berbagai dosis pupuk NPK yang dicobakan, meningkatnya bobot 1000 biji kering pada dosis pupuk NPK 200 kg ha-1(N3). Hal ini diduga karena pada dosis pupuk NPK 200 kg ha-1dapat menyediakan unsur hara yang seimbang dan dapat meningkatkan produksi tanaman dan apabila kekurangan unsur hara akan berakibat buruk bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1983) menyatakan

62.64 62.67 89.06 0 20 40 60 80 100 100 150 200 B ob ot 1000 B ij i K er in g (gr ) Dosis Pupuk NPK (kg ha-1)

bahwa agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi maksimum perlu adanya keseimbangan unsur hara sesuai kebutuhan tanaman. Didukung oleh Rinsema (1986) yang menyatakan bahwa kekurangan unsur hara tertentu pada tanaman dapat berakibat buruk dan bila berlebihan dapat merusak pertumbuhan dan produksi tanaman.

5. Berat Biji Kering Per Plot Netto (gr)

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran 18) menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji kering per plot netto. Rata-rata berat biji kering per plot netto pada berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata Berat Biji Kering Per Plot Netto pada Berbagai Dosis Pupuk NPK

Dosis Pupuk NPK Berat Biji Kering Per Plot Netto (gr)

Simbol kg ha-1

N1 100 115.61

N2 150 118.95

N3 200 106.26

Tabel 12 menunjukkan bahwa berat biji kering per plot netto terbanyak dijumapai pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1 (N2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Tingginya berat biji kering per plot netto pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1meskipun tidak berbeda dengan perlakuan lainnya, hal ini bermakna bahwa semua tanaman akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi apabila unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman cukup tersedia dalam jumlah yang sesuai. Hal ini sejalan dengan pendapat Dwijoseputra (1986) menyatakan bahwa semua tanaman akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi apabila semua unsur hara yang diberikan cukup tersedia dalam jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan.

30

Hakim et al (1986) menambahkan bahwa kebutuhan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman belum cukup tersedia serta tidak mencukup untuk menjalankan metabolisme tanaman sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman menjadi tidak normal.

6. Produksi Per Hektar (ton)

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran 20) menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap produksi per hektar. Rata-rata produksi per hektar pada beberapa dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rata-rata Produksi per Hektar Pada Berbagai Dosis Pupuk NPK

Dosis Pupuk NPK

Produksi per Hektar (ton)

Simbol kg ha-1

N1 100 1.12

N2 150 1.17

N3 200 1.04

Tabel 13 menunjukkan bahwa produksi per hektar terbanyak dijumpai pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1(N2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Meningkatnya produksi per hektar pada dosis pupuk NPK 150 kg ha-1, karena pada dosis tersebut unsur hara yang dibutuhkan untuk produksi tanaman berada dalam bentuk tersedia, seimbang dan dalam dosis yang optimum. Hal ini sesuai dengan pendapat Leiwakabessy (1977) yang mengatakan bahwa produksi suatu tanaman dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia. Wibawa (1998) menambahkan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai apabila unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman berada dalam bentuk tersedia, seimbang dan dalam dosis yang optimum.

4.3. Interaksi

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai dengan 20) menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tidak nyata antara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap semua peubah pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau yang diamati. Hal tersebut bermakna perbedaan pengaruh tanaman kacang hijau terhadap jarak tanam tidak tergantung pada dosis pupuk NPK begitupun sebaliknya.

32

Dokumen terkait