• Tidak ada hasil yang ditemukan

Difinisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghidari terjadinya penafsiran yang keliru dalam memahami maksud dari judul disertasi ini, maka istilah pokok pada judul perlu dijelaskan dengan baik, sehingga diperoleh pemahaman yang komprehensif, komunikatif dan bermakna.

Istilah problematika yang mengawali judul tersebut, mengandung arti sesuatu yang masih menimbulkan masalah, sesuatu yang masih belum dapat di pecahkan.9 Dengan demikian penelitian ini bermaksud mengungkap berbagai persoalan dakwah terhadap PSK yang belum terpecahkan oleh karena memang dalam satu sisi implementasi dakwah terhadap PSK sering kali menimbulkan masalah. Kaitannya dengan itu, maka di sini akan ditelusuri pelaksanaan dakwah dan aktualisasi atau sosialisasi dakwah terhadap PSK di Kota Makassar.

PSK sebagai singkatan dari kata pekerja seks komersial biasa pula disebut wanita tuna susila (WTS), atau beberapa nama dan sebutan seperti pelacur, wanita penjaja seks, kupu-kupu malam, balon, lonte, sundel, cabo. Sebutan PSK bagi WTS, dipopulerkan oleh kalangan media, sekitar tahun 2002 ketika Forkemas melakukan pembinaan pertama kali kepada 100 WTS di Wisma Remaja Surabaya.10

9Depertemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indoesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.788.

10

Jawa Pos, “PSK Masuk Pondok Ramadlon Berbusana Muslimah, Senyum tetap Genit”, Jum’at 22 November 2002. Juga disebutkan dalam Tabloit Khazanah, “Ajak PSK Ngaji dan Asah Ketrampilan”, 28 November 2002.

Tjahyo Purnomo, Ashadi Seregar mendifisikan bahwa, PSK adalah wanita yang pekerjaannya menjual diri kepada siapa saja atau banyak laki-laki yang membutuhkan pemuasan nafsu seksual.11 Selanjutnya Soejono D. juga mendefinisikan bahwa :

PSK adalah wanita yang menyerahkan diri atau tubuhnya kepada banyak laki-laki tanpa pilihan yang untuk penyerahannya memperoleh pembayaran dari laki-laki yang menerima penyerahan tersebut.12

Batasan tersebut belum secara tegas mengatakan bahwa pembayaran itu harus berupa uang. Lain halnya yang dikutip oleh Kartini kartono dan B. Simanjuntak bahwa PSK atau wanita tuna susila adalah wanita yang mempunyai kebiasaan melakukan hubungan kelamin di luar perkawinan, baik dengan imbalan jasa ataupun tidak.13

Dari beberapa rumusan pengertian tentang PSK yang telah dikemukakan ditemukan perbedaan. Namun semua itu ada titik temu, dalam hubungan di luar nikah. Hanya penguraiannya ada yang secara tegas dengan imbalan uang, dan ada yang tidak. Kalau dikompromi kan dari beberapa definisi para ahli tersebut, maka WTS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wanita yang perbuatannya mengandung dua unsur:

11

Carla Van Raay, Sebuah Memoir God's Call Girl: Sang Pelacur Tuhan, Kisah

Nyata Mengharukan Tentang Perjalanan Hidup Seorang Mantan Biarawati Yang Menjadi Pekerja Seks Komersial, diterjemahkan oleh Hikmi Akmal (Australia: Harper Collins

Publishers, 2004), h. 14

12

Soejono D., Pelacuran Ditinjau Dari Segi Hukum Dan Kenyataan Dalam

Masyarakat, (Bandung: Karya Nusantara, 1977), h. 45.

13

Kartini Kartono, Patologi Sosial, Jilid 1 (Jakarta: CV Rajawali, 1998), h. 209. Lihat juga B. Simanjuntak, Beberapa Aspek Patologi Sosial (Bandung: Alumni, 1981), h 26

1. Hubungan kelamin di luar nikah, dalam hal ini hubungan kelamin tersebut secara berkala, dan dengan banyak laki-laki.

2. Unsur mendapat upah, dalam hal ini baik berupa uang maupun bukan. Jika dilihat dari kesamaannya, yakni hubungan kelamin di luar nikah, maka sulitlah dibedakan antara pezina dan pelacur, sebab pezina menurut definisi yang telah dikemukakan adalah, pelanggar kesusilaan berupa hubungan kelamin antara dua orang atau lebih diluar perkawinan yang sah menurut tata aturan agama, tata susila, tata adat atau tata hukum setempat.

Supaya dapat dibedakan antara pezina dan pelacur, maka penulis berpendapat, bahwa pelacur adalah wanita yang mengadakan hubungan kelamin di luar nikah dengan tujuan untuk mendapatkan upah berupa uang, sedangkan pezina adalah wanita yang melakukan hubungan kelamin di luar nikah tanpa tujuan mendapatkan upah berupa uang.

PSK adalah wanita yang pekerjaannya menjual diri kepada siapa saja atau banyak laki-laki yang membutuhkan pemuasan nafsu seksual dengan mendapat imbalan uang atau jasa. PSK meskipun dengan sebutan ini ada beberapa pihak yang kurang sependapat. Argumen penulis, karena mereka memang memilih pekerjaan itu sebagai profesinnya dianggap dapat menghidupi diri dan keluarganya.

Dakwah berasal dari bahasa arab ةﻮﻋد ،ﻮﻋﺪﯾ ،ﻰﻋد yang berarti,

memanggil, mengundang, menyeru, mendorong dan memohon. Di sisi lain dakwah diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan-pesan yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan

tersebut.14 Selanjutnya ditemukan beberapa definisi dakwah yang dikemukakan para pakar misalnya:

Syekh Ali Mahfūẓ mendefinisikan :

اُوز ْﻮُﻔَﯿِﻟ ِﺮَﻜْﻨُﻤﻟَا ِﻦَﻋ ﻲَﮭﱠﻨﻟاَو ِف ْوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ ُﺮْﻣَ ْﻻاَو ىَﺪُﮭْﻟاَو ﺮْﯿ َﺨْﻟا ﻲَﻠَﻋ ِسَﺎّﻨﻟا ُﺚَﺣ

ﻞ ْﺟَ ْﻻا َو ِﻞ ِﺟ ﺎ َﻌْﻟا ِةَدﺎ َﻌَﺴِﺑ

. 15

Artinya :

Upaya mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan petunjuk, menyeruh mereka berbuat yang makruf, melarang mereka dari perbuatan yang mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Abū Bakar Zakri kemudian memberi penjelasan lebih lanjut bahwa

dakwah adalah :

ِھ

ْﻢُھُﺮِﺼْﺒُﯾ ﺎَﻣ ِﺔﱠﻣﺎَﻌﻟا َﻦِﻣ ِر ْﻮُﮭْﻤُﺠﻟا ِﻢْﯿِﻠْﻌَﺘِﺑ ِﻦْﯾﱢﺪﻟا ﻲِﻓ َﻦْﯾِﺮْﯿِﻨَﺘْﺴُﻤْﻟا َو ِءﺎَﻤَﻠُﻌﻟا ُمﺎَﯿِﻗ َﻲ

ِﺔَﻗﺎﱠﻄﻟا ِرْﺪَﻗ ﻲﻠَﻋ ْﻢُھﺎَﯿْﻧُد َو ْﻢِﮭِﻨْﯾِد ِﺮْﻣَﺄِﺑ

16 Artinya :

Usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan tentang agama (Islam) untuk memberi pengajaran kepada khalayak (masyarakat) hal-hal yang dapat menyadarkan mereka tentang urusan agama dan urusan dunianya sesuai dengan kemampuannya.

14Abū Husayn Ahmad bin Fāris bin Zakariyah, Mu'jam Maqāyis al-Lugahat, jilid II

(Mesir: Mustāfa Bābi Halab wa Awlāduh, 1972), h. 91. Lihat juga Lūwis Ma’lūf,

al-Munjid Fī al-Lugah (Cet. XIII; Bairūt: Dār al-Masyriq, 1977), h. 216.

15

Ali Mahfudh, Hidayatul al-Mursyidin (Qairo: Daar Al- Kitab al-Araby, 1962), h. 17.

16

Abu Bakar Zakri, Da’watul Ilal Islam (Bairūt: Maktabat Dār al-‘Arabiyah, 1982), h. 8.

Secara ringkas disebutkan pula bahwa dakwah adalah usaha atau aktifitas dengan lisan dan lainnya untuk beriman dan mentaati Allah swt sesuai dengan garis-garis akidah syari’at serta akhlak Islamiah.17Jadi dapat dirumuskan bahwa dakwah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengajak ummat manusia ke dalam jalan Allah secara menyeluruh baik dengan lisan, tulisan maupun dengan perbuatan sebagai upaya al-amru bi

al-ma’rūf wa al-nahyu ‘an al-munkar, dan sebagai sasaran atau obyek

dakwah (mad’u) dalam penelitian ini adalah para PSK di Kota Makassar.

Berdasarkan difinisi operasional yang telah dikemukakan, maka ruang lingkup penelitian disertasi ini adalah menelusuri keadaan PSK di Kota Makassar dan efektifitas kegiatan dakwah serta aktualisasinya sebagai upaya al-amru bi al-ma’rūf wa al-nahyu ‘an munkar yang

ditujukan kepada para PSK di Kota Makassar, yang menjual dirinya secara umum untuk melakukan perbuatan seksual guna mendapatkan upah sesuai dengan yang diperjanjikan sebelumnya.

Dokumen terkait