• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

2. Digital Banking

Menurut Peraturan OJK Tahun 2018, Digital Banking atau layanan perbankan digital merupakan layanan bagi nasabah bank melalui media elektronik yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah, dan sesuai kebutuhan (customer experience), serta dapat dilakukan secara sendiri oleh nasabah, dengan memperhatikan aspek keamanan. Hal ini memungkinkan calon nasabah atau nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, registrasi, dan pembukaan rekening. Jadi, dengan adanya digital banking atau layanan perbankan digital ini, nasabah dapat melakukan transaksi tanpa harus ke kantor cabang bank dan bertemu langsung dengan frontliners. Atau dengan kata lain, nasabah dapat melakukan transaksi dimana pun dan kapan pun.

Dalam POJK Nomor 12/POJK.3/2018 ini juga menyampaikan bahwa persaingan di industri jasa keuangan semakin tinggi, sehingga mendorong bank untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dengan lebih efektif dan efisien serta menciptakan kesinambungan pelayanan kepada nasabah, hal ini sebagai salah satu upaya peningkatan kapabilitas bank. Dalam hal ini bank perlu memberikan kemudahan akses layanan perbankan berbasis teknologi informasi tanpa batasan tempat dan waktu untuk mendorong pengelolaan keuangan nasabah yang lebih baik. Dapat kita lihat saat ini baik bank konvensional maupun bank syariah berlomba – lomba melakukan inovasi layanan dan penyelarasan strategi dalam penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan yang memberikan kepuasan pada nasabah.15 Perkembangan layanan perbankan digital didorong oleh hal – hal sebagai berikut :

1. Adanya perkembangan teknologi informasi yang pesat.

2. Perubahan gaya hidup masyarakat sesuai perkembangan teknologi informasi. 3. Adanya kebutuhan masyarakat terhadap layanan perbankan yang efektif,

efisien, dapat diakses dari manapun dan kapanpun, komprehensif, serta mudah.

15Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 12/POJK.03/2018 Tentang Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital Oleh Bank Umum

4. Kompetisi industri perbankan untuk memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan;

5. Kebutuhan perbankan terhadap kegiatan operasional yang efisien.

Dalam penyelenggaraan layanan perbankan digital (digital banking) di Indonesia, sangat penting bagi semua pihak untuk meyakini kehandalan faktor keamanan (security) transaksi layanan perbankan digital guna memperoleh kepercayaan (trust) semua pihak terutama nasabah terhadap layanan perbankan digital tersebut. Untuk itu, dalam penggunaannya nasabah harus melengkapi data dan verifikasi data tersebut dilakukan dengan KTP-el yang ia miliki.16

Instrumen pembayaran pada saat seseorang melakukan transaksi dapat berupa uang tunai atau non tunai yang berbasis warkat atau tidak berbasis warkat. Seiring berkembangnya teknologi, instrument pembayaran non tunai khususnya ikut mengalami perkembangan.

a. Instrumen Pembayaran Tunai

Merupakan mata uang yang diakui di Indonesia (Rupiah) yang dapat berupa uang logam dan uang kertas. Bank Indonesia berupaya untuk menyediakan uang untuk diedarkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi nominal maupun pecahan.

b. Instrumen Pembayaran Nontunai

Pembayaran nontunai disediakan oleh sistem perbankan. Instrumen pembayaran nontunai yang berbasis warkat dapat berupa cek, bilyet giro, dsb. Sedangkan instrument pembayaran nontunai yang berbasis tidak warkat dapat berupa produk pelayanan jasa yang ditawarkan dalam bentuk layanan perbankan digital. Adapun produk pelayanan jasa yang ditawarkan bank dalam layanan perbankan digital (digital banking) adalah :

a. Kartu ATM

Kartu yang diberikan kepada nasabah yang dapat digunakan sebagai alat transaksi di ATM ataupun Cabang dengan menggunakan PIN Pad. Kartu ATM memberikan kemudahan nasabah dalam bertransaksi, karena nasabah kini tidak perlu lagi membawa uang tunai kemana-mana namun dapat diganti dengan kartu ATM.

b. Kartu Debit

Kartu elektronik yang diterbitkan oleh Bank. Kartu ini dapat digunakan nasabah sebagai alat pembayarn di merchant (pengganti uang tunai), transaksi di mesin ATM, dan bertransaksi di Cabang dengan menggunakan PIN Pad. Dengan adanya kartu debit, nasabah lebih mudah dalam bertransaksi karena tidak harus membawa uang tunai ketika berbelanja.

c. Mobile Banking

Layanan perbankan untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui smartpone. Layanan ini memberikan kemudahan kepada nasabah untuk dapat bertransaksi dimanapun dan kapanpun hanya dengan sentuhan jari saja. Masing – masing bank melakukan inovasi terhadap fitur yang ditawarkan.

d. Internet Banking

Layanan perbankan untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui perangkat lunak pada computer atau perangkat lainnya yang dapat mengases internet.

e. Automatic Teller Machine (ATM)

Layanan yang diberikan dalam bentuk mesin yang tersedia di berbagai tempat. Dimana layanan ini memungkinkan nasabah bank untuk mengambil uang, menyetor uang, atau melakukan transaksi perbankan lainnya.

f. Cash Deposit Machine (CDM)

Layanan yang diberikan dalam bentuk mesin yang dihubungkan dengan komputer lainnya melalui komunikasi data dan memungkinkan nasabah bank yang menyimpan uang.

g. Electronic Data Capture (EDC)

Sebuah mesin yang disediakan di merchant, dimana mesin ini digunakan untuk menerima nasabah yang melakukan pembayaran menggunakan kartu debit atau kredit.17

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa 3 hal yang mencirikan perbankan di masa depan yaitu moneyless, branchless, dan bankerless. Semakin sedikit uang tunai (moneyless) karena transaksi akan dilakukan secara elektronik, kantor

17IBI, LSPP, Mengelola Kualitas Layanan Perbankan, (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama), 2014, h. 235 – 236.

cabang juga akan berkurang (branchless) karena setiap nasabah yang dilengkapi dengan Computer/Smartphone yang memudahkan untuk bertransaksi dimana pun dan kapan pun. Kemudian kemajuan teknologi yang memungkinkan pekerjaan pada banker akan diambil alih oleh mesin.

Dalam Islam manusia menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada posisi yang diperlukan di kehidupan, karena dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi akan dapat mengangkat derajat manusia itu sendiri baik kehidupan agama, sosial, politik, atau ekonomi. Dengan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi manusia dapat mengelola dunia dari keadaan ketidaktahuan menjadi keadaan yang semakin maju dan terus berkembang. 18 Sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Al – Mujadalah : 11

إ حكس فكيإانُحكس فاطنفإ سلَّاطكجكم َّاإيلفإانُح سنفكَإْموُنَّإنِيلقإانذ ِإانُنكمآإكنيلذ اَّاإاطكهُّ ينَإاطكي

إْموُْنلمإانُنكمآإكنيلذ اَّاإُه الَّاإ عنفْركيإاوُزُشْناطنفإاوُزُشْناإنِيلقإانذ ِكوإ ۚإْموُنَّإُه الَّا

ٌري بكخإنْنولكمْعكَإاطكم بإُه الَّاكوإ ۚإٍتاطكجكركدإكم للع َّاإانَُووَإكنيلذ اَّاكو

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dokumen terkait