PERKIRAAN RESIKO CB-1 CB-2 CB-3 KET.
Kehilangan kemampuan + - +
Kemampuan melanjutkan operasi + -
-Kerugian personel + + +
Dampak/pengaruh dari lingkungan + -
-Implikasi terhadap sosial dan
masyarakat - - +
Total 4 1 3
Keutamaan/Penentuan CB 3 1 2
Catatan :
- Tanda positif menunjukkan pengakuan/kondisi nyata terhadap pernyataan resiko yang akan dihadapi.
- Tanda negatif menunjukkan pengakuan tidak adanya kebenaran terhadap resiko yang akan dihadapi.
- Penentuan CB terbaik berdasarkan total angka terkecil (dalam contoh ini CB-2 yang terbaik).
Gambar 9 : Langkah Kedelapan Briefing Keputusan CB
h. Langkah Kedelapan, “Briefing Keputusan CB (staf) dan Pemilihan CB Terbaik”. Setelah CB sesuai dengan rekomendasi staf maka staf akan menentukan CB yang terbaik selanjutnya menyarankan kepada Panglima melalui briefing staf. Setelah Panglima menerima paparan Kepala Staf mengenai CB terbaik maka Panglima menentukan CB terbaik dengan membandingkan dengan CB yang dibuat Panglima sendiri dan memberikan petunjuk untuk memodifikasi CB apabila diperlukan serta mensimulasikannya kembali. Proses pada briefing keputusan CB adalah sebagai berikut:
1) Dalam pelaksanaan briefing keputusan CB kepada Pangkogab/ Pangkogasgab, staf harus memasukan bahan-bahan briefing meliputi:
a) Keinginan dari Komando Atas.
b) Status dari kekuatan dan komponen pendukungnya. c) Informasi Intelijen daerah operasi yang terbaru. Input
Draf hasil perbandingan CB yang sudah
dikoordinasikan antara Staf
Proses
Membandingkan CB yang dipilih oleh Staf dengan CB yang dirumuskan Panglima Untuk menemukan CB yang terbaik
Output
Menemukan CB yang terbaik
d) Pertimbangan-pertimbangan didalam CB termasuk: (1) Praanggapan yang digunakan.
(2) Hasil dari perkiraan staf.
(3) Ringkasan dari Olah Yudha pada setiap CB termasuk kejadian-kejadian penting, modifikasi CB dan hasil dari Olah Yudha.
(4) Keuntungan-keuntungan dan kekurangan-kekurangan (termasuk resiko) dari setiap CB ini dapat dibahas dengan menggunakan analisa angka dan analisa subyektif pada gambar di atas.
2) Setelah melaksanakan briefing keputusan, Pangkogab/Pangkogasgab memilih CB terbaik, apabila Pangkogab/Pangkogasgab menolak semua CB maka staf harus memulai mengembangkan CB kembali. Jika Pangkogab/ Pangkogasgab memodifikasi atau mengubah CB secara total, maka staf harus melaksanakan Olah Yudha kembali dan memberikan hasilnya kepada Pangkogab/Pangkogasgab dengan rekomendasi.
Gambar 10 : Langkah Kesembilan Keputusan dan Konsep KUO
i. Langkah Kesembilan, “Keputusan dan Konsep Umum Operasi”. Staf mempersiapkan Keputusan dan Konsep Umum Operasi sesuai dengan CB terbaik, konsep operasi secara detail dan keperluan informasi untuk mendukung keperluan operasi. Keputusan dan konsep umum operasi terdiri dari seluruh informasi yang diperlukan satuan pelaksana dalam melakukan operasi namun tidak menghalangi inisiatif bawahan dalam melaksanakan koordinasi guna memperlancar operasi. Pada saat briefing keputusan dan penyampaian Konsep Umum Operasi/kampanye dapat dipaparkan pada pimpinan (Panglima TNI)atas permintaan karena yang dipaparkan/dikirimkan kepada Panglima TNI untuk mendapat persetujuan (acc) adalah konsep rencana kampanye Kogab sedangkan untuk konsep umum operasi Kogasgab dipaparkan kepada Pangkogab setelah menerima konsep umum operasi/kampanye dari Pangkogab terlebih dahulu. Bila Kep/KUO kogasgab disetujui oleh Pangkogab selanjutnya kep/KUO Kogasgab disampaikan kepada unsur-unsur satuan bawah (Satgas) maka para Komandan Satuan Bawah (Satgas) sudah bisa melaksanakan proses analisa tugas pokok di satuannya masing-masing. Proses pada langkah Keputusan dan Konsep Umum Operasi adalah sebagai berikut:
Input Menemukan CByang terbaik. Proses o Panglima memutuskan CB yang dipilih.
o Staf menyusun KUO
o Panglima menyam-paikan Konsep Umum Operasi.
Output
o Keputusan CB terpilih. o Konsep Umum Operasi, o Persetujuan KUO oleh
Format naskah Keputusan dan Konsep Umum Operasi dapat dilihat pada lampiran Buku Petunjuk ini.
Gambar 11 : Langkah Kesepuluh Penyusunan RGB
j. Langkah Kesepuluh, “Penyusunan RGB”. Staf dipimpin oleh Wapang/Kas menyusun RGB yang berisi kegiatan detail yang dilaksanakan oleh satuan bawah meliputi susunan organisasi operasi, perencanaan waktu operasi dan perincian keperluan dukungan baik administrasi maupun logistik selama operasi. RGB dipaparkan kepada Pangkogab/Pangkogasgab oleh staf sesuai dengan bidang masing-masing.
Gambar 12 : Langkah Kesebelas Penyusunan Konsep RO k. Langkah Kesebelas, “Penyusunan Konsep RO”. Staf mempersiapkan
konsep Rencana Operasi (RO) berdasarkan RGB. RO berisi seluruh informasi yang diperlukan satuan bawah untuk melaksanakan operasi. Selama pembuatan RO staf harus memperkecil resiko operasi dengan koordinasi dan kerjasama seluruh
kekuatan yang dilibatkan dalam operasi.
Format naskah Rencana Operasi dan Pelaksanaan Operasi dapat dilihat pada lampiran Buku Petunjuk ini.
Gambar 13 : Langkah Kedua Belas Uji RO/TFG/TTP/TAMG
l. Langkah Keduabelas, “Uji RO (TFG/TTP/TAMG)”. Dalam rangka
menyempurnakan rencana RO maka perlu diadakan uji RO (TFG/TTP/TAMG) yang dihadiri Panglima, staf dan satuan bawah. Pada uji RO ini diharapkan seluruh satuan dapat memahami bidang tugas masing-masing.
Proses
Penyusunan RGB oleh Staf Kogab.
Output
Rencana Garis Besar Input
Konsep Umum Operasi
Input
Rencana Garis Besar
Proses Menyusun Konsep Rencana Operasi Output Konsep Rencana Operasi Input Konsep RO Proses Pengujian Konsep Rencana Operasi beserta rencana bantuan dan dukungan.
Output
Konsep RENKAM/RO yang sudah diuji.
Gambar 14 : Langkah Ketiga Belas Susun Naskah RO Yang Sudah Diuji m. Langkah Ketigabelas, “Susun Naskah RO Yang Sudah Diuji.” Setelah dilaksanakan uji konsep RO dengan metode TFG/TTP/TAMG dan dengan persetujuan Panglima maka konsep RO akan menjadi naskah RO yang siap untuk diaplikasikan dalam operasi yang sesungguhnya. Pada seluruh proses sebelum menjadi RO masih dapat direvisi sesuai dengan kondisi kekuatan musuh.
Gambar 15 : Langkah Keempat Belas Supervisi dan Feedback
n. Langkah Keempat belas, “Supervisi dan
Feed B ack
”. Setelah konsep RO menjadi Naskah RO maka harus dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan operasi sesuai dengan masukan dari satuan bawah tentang perkembangan operasi yang sedang dilaksanakan. Apabila terjadi perubahan yang sangat fundamental di lapangan,maka RO harus direvisi sesuai dengan perkembangan keadaan yang sebenarnya. Supervisi dilaksanakan oleh satuan atas sedangkan satuan bawah melaporkan perkembangan keadaan sesuai dengan situasi di lapangan.
16. Skema Mekanisme Pengambilan Keputusan Militer (
P P K M
) Dua Tingkat. Skema Mekanisme Pengambilan Keputusan (PPKM) dua tingkat yaitu level operasional pada Markas Kogab dan level taktis pada Kogasgab dalam menyusun perencanaan Kampanye Militer/operasi gabungan.Gambar 16 : Skema Mekanisme Biltus dua tingkat
Input Konsep Rencana Operasi yang sudah diuji.
Proses
Susun naskah Rencana Operasi beserta lampiran lengkap. Output Ren Kam/ Rencana Operasi Input Perintah Operasi Proses
Supervisi dan memonitor secara terus-menerus pelaksanaan operasi.
Output
a. Skema Pentahapan Pengambilan Keputusan Militer Dua Tingkat. Keterangan.
1. ATP : Analisa Tugas Pokok
2. Jukcan : Petunjuk Perencanaan Panglima
3. CB : Cara Bertindak
4. Kep : Keputusan
5. KUO : Konsep Umum Operasi
6. RGB : Rencana Garis Besar
7. Renbanduk : Rencana Bantuan dan Dukungan 8. Perkiraan : Estimate
9. RO/PO : Rencana Operasi/Perintah Operasi
10. ACC : Persetujuan
11. Mako Kogasgab : Markas Komando Tugas Gabungan
12. Kogas : Komando Tugas
13. Renfung : Rencana Fungsional
b. Skema/visualisasi Proses Pengambilan Keputusan pada Level Operasional/ Makogab.
c. Skema/visualisasi Proses Pengambilan Keputusan Pada Level Taktis/ Makogasgab.
BAB IV
KOMANDO, KENDALI DAN KOMUNIKASI
17. Umum. Dalam rangka menunjang keberhasilan proses pengambilan keputusan militer, diperlukan kesatuan komando dan pengendalian oleh setiap unsur yang terlibat dalam proses Biltus. Oleh karena itu,maka untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas perlu diatur mekanisme komando, kendali dan komunikasi.
18. Komando.
a. Komando utama proses pengambilan keputusan militer dalam perencanaan operasi gabungan dan kampanye militer pada tataran strategis berada pada Panglima TNI.
b. Komando operasional proses pengambilan keputusan militer dalam perencanaan operasi gabungan dan kampanye militer berada pada Pangkogab/Pangkogasgab. c. Komando taktis proses pengambilan keputusan militer dalam perencanaan operasi gabungan dan kampanye militer berada pada para Dansatgas.