• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Dinamika Hubungan Antara Sikap Proaktif dengan Kecenderungan

Sanata Dharma Yogyakarta yang Telah Mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)

Mahasiswa Fakultas Psikologi adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi dan mempelajari tentang tingkah laku manusia. Mahasiswa Fakultas Psikologi belajar mengenai tingkah laku manusia yang merupakan respon terhadap rangsangan atau stimulus yang mengenainya (Walgito, 2004). Tingkah laku manusia meliputi pikiran, perasaan, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai seorang individu (Prawira, 2012).

Mahasiswa Fakultas Psikologi dapat memperoleh manfaat dari mempelajari psikologi terutama bagi diri sendiri. Mahasiswa dapat melakukan introspeksi pada diri sendiri berdasarkan apa yang telah

dipelajari. Mahasiswa yang telah mampu melakukan introspeksi diri dapat mengoreksi kekeliruan yang telah diperbuatnya dan dapat segera mengubah perilakunya (Prawira, 2012).

Mahasiswa Fakultas Psikologi mengikuti pelatihan wajib yang diadakan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pelatihan tersebut dikenal dengan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa atau disingkat dengan PPKM. Dalam PPKM mahasiswa dilatih untuk mengembangkan kepribadian yang salah satunya adalah bersikap proaktif. Mahasiswa diharapkan dapat membedakan antara perilaku proaktif dan reaktif, terdorong untuk menjadi pribadi yang proaktif, serta mengembangkan diri menjadi pribadi yang proaktif (Modul PPKM, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutomo tentang Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I tahun 2008 menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I tahun 2008. Peserta memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap materi setelah mengikuti PPKM, Salah satu materi tersebut yaitu tentang sikap proaktif yang menekankan pada pengetahuan tentang sikap proaktif dan untuk bertindak berdasarkan hal-hal yang bisa dikendalikan oleh diri sendiri. Selain itu, peserta juga mengalami perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM. Salah satu perubahan perilakunya yaitu menjadi proaktif.

Bersikap proaktif berarti bahwa manusia bertanggung jawab atas hidupnya sendiri, tidak menyalahkan siapapun atas sikapnya, serta membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai bukan berdasarkan perasaan atau keadaan. Orang dengan sikap proaktif akan berpikir sebelum bereaksi. Manusia tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, namun manusia dapat mengendalikan reaksi pada dirinya masing-masing (Covey, 2001).

Sedangkan sikap reaktif yaitu dimana seseorang langsung bereaksi begitu ada stimulus yang dihadapi tanpa sempat memilih respon yang akan ia buat. Orang yang bersikap reaktif mudah dipengaruhi oleh lingkungan, digerakan oleh perasaan, keadaan, dan tidak memiliki kendali atas dirinya sendiri (Covey, 1994). Covey (2001) menyebutkan bahwa orang yang bersikap reaktif sering menyalahkan keadaan atau orang lain, tidak bertanggung jawab atas hidupnya, membuat pilihan-pilihannya berdasarkan dorongan hati, dan responnya mudah dipengaruhi oleh stimulus (Covey, 2001).

Salah satu bentuk perilaku reaktif adalah pembelian impulsif (Weinberg & Gottwald, 1982 dalam Parboteeah, 2005). Rook (1987) memberikan definisi yang komprehensif dari pembelian impulsif yang mencakup 3 fitur utama yaitu pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk mengontrol, dan disertai dengan respon emosional (dalam Verplanken & Sato, 2011). Pembelian impulsif dipandang sebagai tindakan spontan, tiba-tiba, tanpa berpikir secara bijak, serta tanpa

pertimbangan semua informasi dan alternatif pilihan yang tersedia (Bayley & Nancorrow, 1998; Rook 1987; Thompson, Locander, & Pollio, 1990; Weinberg & Gottwald, 1982, dalam Kacen and Lee 2002). Konsumen ini kurang memperhatikan potensi konsekuensi negatif yang mungkin muncul dari tindakan mereka (Hoch & Loewenstein, 1991; Rook, 1987; O'Guinn & Faber, 1989 dalam Kacen & Lee 2002).

Berdasarkan penjelasan mengenai pembelian impulsif Weinberg & Gottwald (1982) mengungkapkan bahwa karakteristik dari pembelian impulsif merupakan perilaku reaktif, dimana konsumen menunjukkan respon tertentu bila terkena stimulus dalam situasi pembelian (Weinberg & Gottwald, 1982 dalam Parboteeah, 2005). Bila terkena stimulus, konsumen merasa dorongan tak tertahankan untuk membeli produk yang menarik (Rook, 1987). Konsumen didorong oleh kekuatan emosional dalam memutuskan pembelian dan dengan cepat bereaksi terhadap stimulus tanpa pertimbangan terlebih dahulu (Weinberg & Gottwald, 1982 dalam Parboteeah, 2005).

Mowen & Minor (2002) mengungkapkan bahwa dalam proses pembelian terdapat 5 proses yang dilakukan individu dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, menentukan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Dapat dikatakan bahwa proses ini merupakan salah satu bentuk dari perilaku proaktif karena individu akan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli barang.

Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa Fakultas Psikologi adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi dan mempelajari tentang tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia yang dipelajari dalam ilmu psikologi merupakan bentuk respon terhadap suatu stimulus. Berdasarkan apa yang dipelajari, mahasiswa Fakultas Psikologi dapat lebih memahami tingkah laku pada diri mahasiswa itu sendiri. Salah satu bentuk tingkah laku atau perilakunya yaitu proaktif dan reaktif. Perilaku proaktif dan reaktif ini juga dipelajari mahasiswa dalam PPKM.

Mahasiswa Fakultas Psikologi yang memiliki sikap proaktif akan memiliki kendali atas dirinya, bertanggung jawab atas responnya yang didasari oleh kesadaran, imajinasi, kata hati dan kehendak bebas sehingga keputusan yang dipilih tepat tanpa terpengaruh lingkungan sekitar sehingga memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.

Sebaliknya, mahasiswa Fakuktas Psikologi yang memiliki sikap reaktif akan menyalahkan keadaan atau orang lain, tidak bertanggung jawab atas hidupnya, membuat pilihan-pilihannya berdasarkan dorongan hati, dan responnya mudah dipengaruhi oleh stimulus sehingga memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi.

Gambar 3

Dinamika Hubungan Sikap Proaktif dengan Kecenderungan

Pembelian Impulsif pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang Telah Mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa

Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)

Sikap Proaktif Tinggi

Bertanggung jawab atas perilakunya, berpikir sebelum bereaksi, mengambil keputusan

berdasarkan nilai-nilai bukan berdasarkan perasaan dan tidak

mudah dikendalikan oleh lingkungan

Kecenderungan Pembelian Impulsif Rendah

Mahasiswa Fakultas Psikologi (mempelajari tingkah laku

Dokumen terkait