• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Komunikasi Antarpribadi yang Tercipta di Warung Kopi (WARKOP) Dg. Sija Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Dinamika Komunikasi Antarpribadi yang Tercipta di Warung Kopi (WARKOP) Dg. Sija Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

C. Dinamika Komunikasi Antarpribadi yang Tercipta di Warung Kopi (WARKOP) Dg. Sija Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Pertama, Keterbukaan

Keterbukaan adalah sikap menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. sikap terbuka tersebut ditandai dengan adanya kejujuran merespon segala stimuli komunikasi. Dalam proses komunikasi antarpribadi. Keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini disebabkan dengan keterbukaan maka komunikasi antarpribadi akan berlangsung secara adil, transparan dan diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.

Seperti pengungkapan diri dan kejujuran terhadap apa yang diungkapan oleh para pengunjung warung kopi (WARKOP) Dg. Sija seperti apa yang diungkapkan oleh salah satu dari pengunjung yang mengatakan.

“Kebiasaan menikmati segelas kopi sambil “ngobrol” dengan beberapa orang sahabat karib kelihatannya mereka merasa nyaman dan lebih memilih untuk

58 Dg. Gassing, Pengunjung Warkop Dg. Sija di Kecamatan Somba Opu,Wawancara di Warkop Dg. Sija, pada tanggal 12 Mei 2016

mengungkapkan apa yang mereka rasakan di atas meja sambil menikmati segelas kopi.”59

Hal senada juga di kemukakan oleh salah satu pengunjung warung kopi (WARKOP) Dg. Sija yang mengatakan

“Pengakuan beberapa orang teman terhadap masalah pribadi sering diungkapkan pada saat kita sedang duduk bersama sambil minum kopi.”60

Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kenyamanan yang dirasakan para pengunjung pada saat duduk menikmati segelas kopi membuatnya menjadi terbuka dalam segala hal, mereka tidak merasa malu untuk menceritakan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi di kantor, di rumah tangga atau lingkungan sekitar kompleksnya. Dengan begitu, mereka dapat memberikan bantuan untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh sesame pengunjung warung kopi (WARKOP) Dg. Sija.

Kedua, Empati

Selanjutnya sikap empati adalah kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang orang lain. Biasanya orang yang terlihat murung atau gelisah dan pusing, jika ditawari untuk minum kopi biasanya ia tidak menolak, sebagaimana hasil wawancara yang

59Muh. Ridho S., Pengunjung Warkop Dg. Sija di Kecamatan Somba Opu, Wawancara di Warkop Dg. Sijapada tanggal 17 Mei 2016

60Irwanuddin Hamsah, Pengunjung Warkop Dg. Sija di Kecamatan Somba Opu, wawancara di Warkop Dg. Sija,pada tanggal 17 Mei 2016

dilakukan beberapa orang pengunjung warung kopi (WARKOP) Dg. Sija yang mengatakan.

“Biasanya teman yang diajak ke warung kopi (WARKOP) Dg. Sija, membutuhkan motivasi untuk tetap semangat dalam menghadapi setiap masalahnya baik itu di kantor, di keluarga dan di lingkungan sekitar kompleksnya.”61

Hal senada juga dikemukakan oleh salah seorang pengunjung warung kopi (WARKOP) Dg. Sija yang mengatakan.

“Biasanya teman yang diajak ke warung kopi (WARKOP) Dg. Sija, berharap teman yang mengajaknya tidak lagi mengalami tekanan dan membutuhkan teman untuk dapat memahami keadaanya.”

Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa empati merupakan sikap untuk memahami orang lain pada saat tertentu dan orang yang empatik mampu memahami motivasi dari pengalamannya, perasaan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Dari sikap empati ini membuat seseorang menjadi lebih menyesuaikan komunikasi.

Ketiga, Sikap Saling Mendukung

Kehadiran seorang sahabat karib yang diajak menikmati segelas kopi di warung kopi (WARKOP) Dg. Sija diharapkan mampu memberikan semangat dan dukungan terhadap usaha atau potensi yang sedang ingin diaktualkan sehingga sahabat karib

61Junaidi Dg. Situju, Pengunjung Warkop Dg. Sija di Kecamatan Somba Opu,wawancara di warkop Dg. Sija, pada tanggal 19 Mei 2016

terus hadir memberikan dukungan. Sebagaimana wawancara yang dilakukan dengan pemilik warung kopi (WARKOP) Dg. Sija yang mengatakan.

“Sebelum membuka usaha warung kopi (WARKOP) Dg. Sija. Sebelumnya saya meminta dukungan dari beberapa orang sahabat karib yang dianggap mempunyai pengalaman dalam usaha warkop.”62

Hal yang senada juga dikemukakan oleh salah seorang responden yang mengatakan.

“Ketika saya bertemu dengan sahabat karib di warung kopi (WARKOP) Dg. Sija ia sering meminta searing pendapat sebelum mengambil keputusan menyangkut hal-hal yang sifatnya urgen.”63

Dari hasil wawancara tersebut penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi didalamnya terdapat hubungan sikap saling mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak akan berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung oleh karena itu sikap mendukup juga diperlukan agar komunikasi bisa berjalan dengan baik.

62H. Yunus Dg. Sija. Pengelola Warkop Dg. Sija di Kecamatan Somba Opu,wawancara di warkop Dg. Sija, pada tanggal 30 Mei 2016

63Muh. Ilyas, pengunjung warkop Dg. Sija di kecamatan Somba Opu, wawancara di warkop Dg. Sija, pada tanggal 30 Mei 2016

59

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil analisis di atas sehingga diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pesan-Pesan apa yang sering diperbincangkan melalui komunikasi antarpribadi di warung kopi (WARKOP) di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Adalah komunikasi yang mempunyai pesan politik, pendidikan dan ilmu pengetahuan, agama dan kepercayaan, teknologi informasi dan komunikasi, hobi dan seni serta lingkungan sekitar. Dari tema tersebut biasanya mudah dipahami, mudah diberganti tema secara spontan tergantung dari siapa yang memulai pembicaraan, pembicaraan ringan menggunakan bahasa formal, seling bertukar informasi sehingga menambah erat komunikasi antarpribadi diantara meraka para pengunjung warung kopi (WARKOP) Dg. Sija.

2. Dinamika Komunikasi antarpribadi yang tercipta di Warung Kopi (WARKOP) Dg. Sija Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa adalah pola komunikasi yang menumbuhkan sikap saling terbukaan, sebab keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Dengan demikian komunikasi antarpribadi akan belangsung secara adil, transparan dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi, selain itu sikap empati sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merasakan atau memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain dan dapat memahami suatu persoalan dari sudut pandang yang didapat melalui pengalaman. Kemudian sikap saling mendukung dimaksudkan supaya seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap defensif. Sebab dukungan dapat

dilakukan dengan menggunakan isyarat-isyarat nonverbal seperti tersenyum, menganggukan kepala, mengedipkan mata dan tepuk tangan atau mengacungkan jempol.