Pasal 51
(1) Dinas Kehutanan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Kehutanan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang kehutanan.
(3) Dinas Kehutanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis bidang kehutanan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang kehutanan;
c. pelaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang produksi dan
pemanfaatan hutan, perlindungan dan pengamanan hutan, pengembangan usaha dan rehabilitasi hutan dan lahan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
kehutanan;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang kehutanan;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kehutanan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 14
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 52
(1) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah.
(3) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis bidang pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah; c. pelaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendapatan
daerah lainnya, PBB dan BPHTB, pendataan dan penetapan, akuntansi dan pelaporan serta pengelolaan keuangan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 15
Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan
Pasal 53
(1) Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan.
(3) Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis bidang tata kota, pertamanan dan kebersihan; b. perumusan kebijakan teknis bidang tata kota, pertamanan dan kebersihan;
c. pelaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang tata kota, pertamanan dan kebersihan serta sarana dan prasarana;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang tata kota, pertamanan dan kebersihan;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang tata kota, pertamanan dan kebersihan;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Keempat Lembaga Teknis Daerah
Paragraf 1 Inspektorat
Pasal 54
(1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah.
(2) Inspektorat mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
urusan pemerintahan di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. (3) Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyelenggarakan fungsi :
a. perencanaan program pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. (4) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
(5) Inspektorat dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Paragraf 2
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 55
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencanaan
pembangunan dan penelitian pengembangan penyelenggaraan pemerintah daerah. (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, dan monitoring evaluasi pelaksanaannya serta melakukan penelitian dan pengembangan.
(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ekonomi, sosial budaya, fisik dan prasarana, statistik dan pelaporan dan peneltian pengembangan;
d. pengkoordinasian perencanaan diantara dinas, lembaga teknis daerah dan penganggaran daerah bersama tim anggaran pemerintah daerah lainnya;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan.
(5) Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Paragraf 3
Badan Kepegawaian Daerah
Pasal 56
(1) Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah,
dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang kepegawaian.
(3) Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang kepegawaian;
b. penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah di bidang
kepegawaian sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;
c. perencanaan dan pembangunan kepegawaian daerah;
d. penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah;
e. penyiapan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan peraturan perundang-undangan;
f. penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan
norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
g. penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah;
h. pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah; dan
i. pembinaan terhadap Unit pelaksana Teknis di bidang kepegawaian;
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 4
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Pasal 57
(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur pendukung
tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.
(3) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. peyusunan rencana strategis dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan
desa;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
pemerintahan desa, pengembangan desa, kelembagaan dan sosial budaya, serta pemberdayaan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang pemberdayaan masyarakat
dan pemerintahan desa;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 5
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Pasal 58
(1) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan merupakan unsur
pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;
(3) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan
perempuan;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang keluarga
berencana dan pemberdayaan perempuan;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan penggerakan masyarakat;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang keluarga berencana dan
pemberdayaan perempuan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
Paragraf 6
Badan Lingkungan Hidup
Pasal 59
(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin
oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang lingkungan hidup.
(3) Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang lingkungan hidup;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang lingkungan
hidup;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang tata
lingkungan dan amdal, pengendalian, pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah, pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan, serta penegakan hukum dan komunikasi lingkungan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
lingkungan hidup;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Lingkungan Hidup;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang lingkungan hidup;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 7
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Pasal 60
(1) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang kesatuan bangsa dan politik.
(3) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang kesatuan bangsa dan politik;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang kesatuan
bangsa dan politik;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
pengembangan dan fasilitasi ormas/LSM, wawasan kebangsaan dan kewaspadaan, penanganan konflik serta kesiagaan dan pengkajian masalah strategis;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
kesatuan bangsa dan politik;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
Paragraf 8
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Pasal 61
(1) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten di bidang pelayanan perizinan, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas dan
fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan.
(3) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang penanaman
modal, pelayanan perizinan serta bidang informasi, pengaduan dan pelaporan;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu;
d. pengelolaan administrasi perijinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan keamanan berkas;
e. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perijinan Terpadu;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 9
Kantor Ketahanan Pangan Daerah
Pasal 62
(1) Kantor Ketahanan Pangan Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah,
dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Ketahanan Pangan Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang ketahanan pangan daerah;
(3) Kantor Ketahanan Pangan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. peyusunan rencana strategis di bidang ketahanan pangan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang pelaksana
ketahanan pangan daerah;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
ketersediaan pangan, distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
ketahanan pangan daerah;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Ketahanan Pangan Daerah;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
Paragraf 10
Satuan Polisi Pamong Praja
Pasal 63
(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin
oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati.
(3) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang pemeliharaan dan penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang penegakan
perundang-undangan daerah, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, pengembangan kapasitas, sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat;
c. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum di daerah;
d. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan
Keputusan Bupati;
e. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati dengan Aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan / atau aparatur lainnya;
f. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah,
Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati;
g. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati;
h. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja;
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 11
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Pasal 64
(1) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala
Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Perpustakaan dan Arsip Daerah.
(3) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang perpustakaan dan arsip daerah;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang
perpustakaan dan arsip daerah;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang akuisisi,
pengelolaan arsip dan bahan pustaka, pembinaan perpustakaan dan kearsipan serta pelayanan dokumen daerah, perpustakaan dan kelestarian bahan pustaka;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
perpustakaan dan arsip daerah;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 12 Kantor Aset Daerah
Pasal 65
(1) Kantor Aset Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Aset Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang aset daerah.
(3) Kantor Aset Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang Aset Daerah;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang aset daerah
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
inventarisasi dan penghapusan, pemeliharaan dan penguasaan serta evaluasi dan Pelaporan Aset;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
aset daerah;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Aset Daerah;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 13
Rumah Sakit Umum Daerah
Pasal 66
(1) Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah,
dipimpin oleh Direktur yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pelayanan
bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit, melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
(3) Rumah Sakit Umum Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang pelayanan kesehatan;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang pelayanan
kesehatan;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pelayanan
medis, pelayanan penunjang medis dan non medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Rumah
Sakit Umum Daerah;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Kelima Lembaga Lain
Paragraf 1
Badan Pelaksana Penyuluhan
Pasal 67
(1) Badan Pelaksana Penyuluhan merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah,
dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Pelaksana Penyuluhan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
(3) Badan Pelaksana Penyuluhan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. peyusunan rencana strategis di bidang pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan
dan kehutanan;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang pelaksana
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
penyuluhan pertanian, penyuluhan kelautan dan perikanan serta penyuluhan kehutanan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis di bidang penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Paragraf 2
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pasal 68
(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan bagian dari perangkat daerah
Kabupaten sebagai unsur pendukung tugas Bupati di bidang Penanggulangan Bencana Daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD.
(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh Kepala Badan secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah dan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya dilaksanakan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
(3) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanggulangan Bencana.
(4) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis bidang penaggulangan bencana;
b. Melaksanakan fungsi koordinasi, pengkomandoan dan pelaksana di bidang
penanggulangan bencana;
c. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan
kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, logistik dan peralatan serta pemadam kebakaran lingkup Kabupaten;
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
e. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan
ketatausahaan di lingkup BPBD;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian Keenam Kecamatan
Pasal 69
(1) Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten.
(2) Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan
oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
(3) Selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan meliputi :
a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
d. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
e. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan;
f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;
g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ingkup tugasnya dan/atau yang
belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa dan atau kelurahan;
(4) Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(5) Kecamatan dipimpin oleh Camat.
(6) Camat berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Bagian Ketujuh Kelurahan
Pasal 70
(1) Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dalam
wilayah kecamatan.
(2) Kelurahan dipimpin oleh Lurah.
BAB V