• Tidak ada hasil yang ditemukan

diperhitungkan  dapat  menyebabkan  kesalahan  arah maksimum 15 m untuk jarak 15 km

Dalam dokumen Sistem Koordinat Dan Proyeksi Peta Internet (Halaman 26-33)

MENENTUKAN PROYEKSI PETA Proyeksi peta adalah pemindahan sistem paralel dan meridian yang ditetapkan dalam bidang globe yang lengkung ke atas bidang datar. Ketentuan umum dalam proyeksi : a.    bentuk yang diubah harus tetap (conform). b.    Luas permukaan yang diubah harus tetap  (equivalen) c.    Jarak antara satu titik dengan titik lain diatas permukaan yang diubah harus tetap (equidistant) d.    Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah. Macam­macam proyeksi : a.    Proyeksi Azimuthal, cocok untuk menggambarkan daerah kutub, b.    Proyeksi Silinder, cocok untuk menggambarkan daerah sekitar equator/daerah lintang rendah, seperti Indonesia, Brasil

c.    Proyeksi Kerucut, cocok menggambarkan daerah yang terletak di daerah lintang tengah, seperti Jepang, Korea, Cina

Menghitung skala peta kontur : Skala peta Contour = 1/2000 X Penyebut skala KETERANGAN : Garis yang rapat pada peta kontur menandakan bahwa daerah tersebut TERJAL, sedang garis yang jarang­jarang jaraknya menggambarkan daerah tersebut LANDAI.  UNSUR­UNSUR PETA a.    Judul peta b.   Skala peta c.    Garis tepi

d.      Garis  astronomi  berupa  garis  bujur  dan  garis  lintang  untuk  menentukan  lokasi/letak  sutu wilayah.

e.    Legenda keterangan simbol­simbol pada peta agar pembaca mudah mengerti peta. f.     Petunjuk arah

g.   Simbol

h.   Lettering fungsinya untuk mempertegas tulisan.

i.      Sumber  data  merupakan  data  untuk  mengetahui  sumber  pembuatan  peta  dan  untuk mengetahui kecocokan gambar yang sebenarnya dengankebenaran skalanya.

j.      Tahun  pembuatan  berfungsi  supaya  si  pembaca  peta  mengetahui  tahun  pembuatanpeta, masih cocok atau kedaluawarsa.

k.   Warna peta

Warna Menggambarkan

Biru Air dan daearah dingin

Hijau Vegetasi, dataran rendah dan hutan

Coklat Kontur, daearah perbukitan, gunung, jalan raya

Merah Daearah  bersuhu  panas,  gunung  api,  kota,  jalan­jalan  protokol, dan gedung

Kuning Dataran tinggi, vegetasi yang kering, gurun

l.     Inzet, berdasarkan pemakaiannya ada tiga macam, yaitu :

No Ukuran skala Fungsi Misal

(1) Inzet  dengan  skala  sama besar dengan peta pokok

untuk mengatasi kekurangan kertas

bila  kita  menggambarkan  daerah­ daerah  tertentu  yang  wilayahnya berjauhan

(2) Inzet dengan skala lebih besar dari peta pokok

untuk  menerangkan bagian  peta  pokok  yang dianggap penting

menggambarkan  wilayah  Jawa Tengah  yang  dianggap  penting sebagai  rute  gerilya  Pangeran Diponegoro.

(3) Inzet dengan skala lebih kecil dari peta pokok

untuk  menerangkan hubungan  antara  peta pokok  dengan  daerah sekitarnya

Menggambar  wilayah  Indonesia yang  berada  di  kawasan  Asia Tenggara. MENENTUKAN SKALA PETA Dengan memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur 1o = 111,111 km dibulatkan menjadi 111 k 1o = 60' = 111 km Ingat ! keliling bumi di khatulistiwa (equator) diketahui = 40.000 km = 3600 Misalnya : ­      Letak lintang titik A pada 40o 22' BT ­      Letak titik B pada 40o 20' BT Jarak antara kedua titik tersebut 10 cm Jadi skalanya adalah 4022' ­ 40o 20' = 2' Padahal 1o = 60' = 111 km       2' = 2/60 x 111 km = 3,7 km Berarti 10 cm di peta = 370.000 cm Atau skala peta­nya adalah 1 : 37.000  Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi  ke  benda  yang  berukuran  dua  dimensi,  benda  itu  harus  diproyeksikan  ke  bidang  datar. Teknik  proyeksi  ini  juga  berlaku  untuk  memindahkan  letak  titik­titik  pada  permukaan  bumi  ke bidang  datar  yang  dinamakan  Proyeksi  Peta.Secara  khusus  pengertian  dari  proyeksi  peta  adalah

cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) danmeridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke  bidang  datar  (peta).  Hasil  pemindahan  dari  globe  ke  bidang  datar  ini  akan  menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai  tidak  ada  kesalahan  maka  proses  pemindahan  harus  memperhatikan  syarat­syarat  di bawah ini: a. Bentuk­bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),persis seperti pada gambar peta di globe bumi. b. Luas permukaan yang diubah harus tetap. c. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap. Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat­syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan  kompromi  ketiga  syarat  di  atas.  Akibat  dari  kompromi  itu  maka  lahir  bermacam  jenis proyeksi peta.

Macam­macam Proyeksi peta

1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan

a.  Proyeksi  Ekuivalen  adalah  luas  daerah  dipertahankan  sama,  artinya  luas  di  atas  peta  sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.

b. Proyeksi Konform artinya bentuk­bentuk atau sudut­sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.

c.  Proyeksi  Ekuidistan  artinya  jarak­jarak  di  peta  sama  dengan  jarak  di  muka  bumi  setelah dikalikan skala.

2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris

a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi

c.  Proyeksi  Transversal,  apabila  sumbu  simetrinya  tegak  lurus  pada  sumbu  bumi  atau  terletak  di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.

3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)

Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.

Proyeksi  ini  menggambarkan  daerah  kutub  dengan  menempatkan  titik  kutub  pada  titik  pusat proyeksi. Ciri­ciri Proyeksi Azimuthal: • Garis­garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub. • Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub. • Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama. • Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:  Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.  Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.  Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator. b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection)

Proyeksi  Kerucut  yaitu  pemindahan  garisgaris  meridian  dan  paralel  dari  suatu  globe  ke  sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari­jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari­jari. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu: • Proyeksi kerucut normal atau standar Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).  • Proyeksi Kerucut Transversal Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.  • Proyeksi Kerucut Oblique (Miring) Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.  c. Proyeksi Silinder atau Tabung Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk

silinder dan menyinggung bola bumi.

Apabila  pada  proyeksi  ini  bidang  silinder  menyinggung  khatulistiwa,  maka  semua  garis  paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu: • Dapat menggambarkan daerah yang luas. • Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa. • Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus. • Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

Jadi  keuntungan  proyeksi  ini  yaitu  cocok  untuk  menggambarkan  daerah  ekuator,  karena  ke  arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.

Proyeksi  Azimuthal,  proyeksi  kerucut  (conical)  dan  proyeksi  silinder  (cylindrical)  termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi­proyeksi murni ini sangat terbatas.

d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)

Proyeksi­proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta­peta yang kita jumpai sehari­hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.

Contoh­contoh proyeksi gubahan antara lain:

a)  Proyeksi  Bonne  (Equal  Area)  Sifat­sifatnya  sama  luas.  Sudut  dan  jarak  benar  pada  meridian tengah  dan  pada  paralel  standar.  Semakin  jauh  dari  meridian  tengah,  bentuk  menjadi  sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.

b) Proyeksi Sinusoidal

Pada  proyeksi  ini  menghasilkan  sudut  dan  jarak  sesuai  pada  meridian  tengah  dan  daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar  daerah­daerah  yang  kecil  dimana  saja.  Juga  untuk  daerah­daerah  yang  luas  yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.

c) Proyeksi Mercator

Proyeksi  Mercator  merupakan  proyeksi  silinder  normal  konform,  dimana  seluruh  muka  bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat­sifat proyeksi Mercator yaitu:  • Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub. • Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.

•  Interval  jarak  antara  paralel  tidak  sama,  makin  menjauh  dari  ekuator,  interval  jarak  makin membesar. • Proyeksinya adalah konform. • Kutub­kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga. d) Proyeksi Mollweide Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta. e) Proyeksi Gall Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang­lintang yang mendekati kutub. f) Proyeksi Homolografik (Goode)

Sifatnya  sama  luas.  Merupakan  usaha  untuk  membetulkan  kesalahan  yang  terjadi  pada  proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran Macam­macam Proyeksi Peta itu akan digunakan sesuai dengan kebutuhan keadaan dan proyeksi yang paling tepat digunakan,Misalny pada: 1) Seluruh Dunia • Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub • Peta­peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide • Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall • Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator 2. Daerah Kutub • Proyeksi Lambert • Proyeksi Zenithal sama jarak 3. Daerah Belahan Bumi Selatan • Sinusoidal • Lambert • Bonne 4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa

• Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut. • Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai

Secara  sederhana  dapat  dikatakan  bahwa  dalam  membuat  peta  kita  hanya  dapat  menggambar beberapa  bagian  permukaan  bumi.  Untuk  dapat  membuat  peta  yang  meliputi  wilayah  yang  lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat  di  atas.  Sebagian  dampak  kompromi  tersebut,  keluarlah  bermacam­macam  jenis  proyeksi peta. Masing­masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan.

B. Satuan Koordinat

Koordinat  adalah  pernyataan  besaran  geometrik  yang  menentukan  posisi  satu  titik  dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.

Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang  diakui  secara  universal  dan  baku.  Jika  penetapan  titik  acuan  tersebut  secara  asumsi,  maka sistim  koordinat  tersebut  bersifat  Lokal  atau  disebut  Koordinat  Lokal  dan  jika  ditetapkan  sebagai kesepakatan  berdasar  matematis  maka  koordinat  itu  disebut  koordinat  yang  mempunyai  sistim kesepakatan dasar matematisnya.

Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan.

UTM  (  Universal  Tranvers  Mercator  )  sistim  ini  telah  dibakukan  oleh  BAKOSURTANAL  sebagai sistim Proyeksi Pemetaan Nasional.

Mengapa UTM, karena

a)  Kondisi  geografi  negara  Indonesia  membujur  disekitar  Garis  Katulistiwa  atau  garis  lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang.

b) Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).

c)  Dengan  pertimbangan  kepentingan  teknis  maka  dipilih  sistim  proyeksi  Universal  Transverse Mercator  yang  memberikan  batasan  luasan  bidang  6º  antara  2  garis  bujur  di  elipsoide  yang dinyatakan sebagai Zone.

Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS

Karena  Sistem  Informasi  Geografi  (GIS)  merupakan  metoda  sajian  terpadu,  maka  semua  data masukan  spasial  maupun  tabular  harus  berupa  data  terpadu.  Artinya,  kesatuan  Sistim  Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me­manage data untuk sasaran informasi  tersebut  agar  dapat  dimanfaatkan  secara  maksimal.  Fungsi  Sistim  Proyeksi  dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.

Hal  lain  yang  perlu  diingat  bahwa  konsep  GIS  memanfaatkan  pula  jaringan  data  antar  Pusat dengan  Daerah,  antar  Instansi  yang  bersifat  Nasional  ,  yang  sangat  berguna  untuk  analisis terhadap  suatu  dampak  dari  perubahan  data  yang  masuk  dalam  cakupan  yang  lebih  luas.  Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.

C. Konversi Datum

Dalam  permasalah  proyeksi  peta,  datum  merupakan  hal  penting  yang  harus  diperhatikan  karena hal  tersebut  akan  menentukan  keakuratan  peletakan  titik/objek  pada  sebuah  peta.  Transformasi datum  merupakan  proses  konversi  koordinat­koordinat  titik­titik  yang  bereferensi  terhadap  suatu datum (system koordinat) ke datum yang lain. Saat ini terdapat sekitar 200 datum yang digunakan di dunia.

Sebagai  contoh  adanya  perbedaan  datum  yang  digunakan  oleh  Negara  Indonesia  pada  masa lampau  yaitu  Id­74.  Oleh  karena  itu  dalam  melakukan  pekerjaan­pekerjaan  SIG  dimana  kita biasanya  mengintegrasikan  dengan  data  koordinat/spasial  yang  lain,  maka  pengguna  harus mentransformasikan datum tersebut ke datum global yaitu WGS84.

Daftar Pustaka

Dalam dokumen Sistem Koordinat Dan Proyeksi Peta Internet (Halaman 26-33)

Dokumen terkait