MENENTUKAN PROYEKSI PETA Proyeksi peta adalah pemindahan sistem paralel dan meridian yang ditetapkan dalam bidang globe yang lengkung ke atas bidang datar. Ketentuan umum dalam proyeksi : a. bentuk yang diubah harus tetap (conform). b. Luas permukaan yang diubah harus tetap (equivalen) c. Jarak antara satu titik dengan titik lain diatas permukaan yang diubah harus tetap (equidistant) d. Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah. Macammacam proyeksi : a. Proyeksi Azimuthal, cocok untuk menggambarkan daerah kutub, b. Proyeksi Silinder, cocok untuk menggambarkan daerah sekitar equator/daerah lintang rendah, seperti Indonesia, Brasil
c. Proyeksi Kerucut, cocok menggambarkan daerah yang terletak di daerah lintang tengah, seperti Jepang, Korea, Cina
Menghitung skala peta kontur : Skala peta Contour = 1/2000 X Penyebut skala KETERANGAN : Garis yang rapat pada peta kontur menandakan bahwa daerah tersebut TERJAL, sedang garis yang jarangjarang jaraknya menggambarkan daerah tersebut LANDAI. UNSURUNSUR PETA a. Judul peta b. Skala peta c. Garis tepi
d. Garis astronomi berupa garis bujur dan garis lintang untuk menentukan lokasi/letak sutu wilayah.
e. Legenda keterangan simbolsimbol pada peta agar pembaca mudah mengerti peta. f. Petunjuk arah
g. Simbol
h. Lettering fungsinya untuk mempertegas tulisan.
i. Sumber data merupakan data untuk mengetahui sumber pembuatan peta dan untuk mengetahui kecocokan gambar yang sebenarnya dengankebenaran skalanya.
j. Tahun pembuatan berfungsi supaya si pembaca peta mengetahui tahun pembuatanpeta, masih cocok atau kedaluawarsa.
k. Warna peta
Warna Menggambarkan
Biru Air dan daearah dingin
Hijau Vegetasi, dataran rendah dan hutan
Coklat Kontur, daearah perbukitan, gunung, jalan raya
Merah Daearah bersuhu panas, gunung api, kota, jalanjalan protokol, dan gedung
Kuning Dataran tinggi, vegetasi yang kering, gurun
l. Inzet, berdasarkan pemakaiannya ada tiga macam, yaitu :
No Ukuran skala Fungsi Misal
(1) Inzet dengan skala sama besar dengan peta pokok
untuk mengatasi kekurangan kertas
bila kita menggambarkan daerah daerah tertentu yang wilayahnya berjauhan
(2) Inzet dengan skala lebih besar dari peta pokok
untuk menerangkan bagian peta pokok yang dianggap penting
menggambarkan wilayah Jawa Tengah yang dianggap penting sebagai rute gerilya Pangeran Diponegoro.
(3) Inzet dengan skala lebih kecil dari peta pokok
untuk menerangkan hubungan antara peta pokok dengan daerah sekitarnya
Menggambar wilayah Indonesia yang berada di kawasan Asia Tenggara. MENENTUKAN SKALA PETA Dengan memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur 1o = 111,111 km dibulatkan menjadi 111 k 1o = 60' = 111 km Ingat ! keliling bumi di khatulistiwa (equator) diketahui = 40.000 km = 3600 Misalnya : Letak lintang titik A pada 40o 22' BT Letak titik B pada 40o 20' BT Jarak antara kedua titik tersebut 10 cm Jadi skalanya adalah 40o 22' 40o 20' = 2' Padahal 1o = 60' = 111 km 2' = 2/60 x 111 km = 3,7 km Berarti 10 cm di peta = 370.000 cm Atau skala petanya adalah 1 : 37.000 Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titiktitik pada permukaan bumi ke bidang datar yang dinamakan Proyeksi Peta.Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah
cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) danmeridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syaratsyarat di bawah ini: a. Bentukbentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),persis seperti pada gambar peta di globe bumi. b. Luas permukaan yang diubah harus tetap. c. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap. Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syaratsyarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Macammacam Proyeksi peta
1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform artinya bentukbentuk atau sudutsudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarakjarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.
2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Ciriciri Proyeksi Azimuthal: • Garisgaris bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub. • Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub. • Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama. • Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu: Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator. b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection)
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jarijari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jarijari. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu: • Proyeksi kerucut normal atau standar Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar). • Proyeksi Kerucut Transversal Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus. • Proyeksi Kerucut Oblique (Miring) Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring. c. Proyeksi Silinder atau Tabung Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk
silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu: • Dapat menggambarkan daerah yang luas. • Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa. • Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus. • Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksiproyeksi murni ini sangat terbatas.
d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksiproyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan petapeta yang kita jumpai seharihari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
Contohcontoh proyeksi gubahan antara lain:
a) Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifatsifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
b) Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerahdaerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerahdaerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
c) Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifatsifat proyeksi Mercator yaitu: • Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub. • Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
• Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar. • Proyeksinya adalah konform. • Kutubkutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga. d) Proyeksi Mollweide Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta. e) Proyeksi Gall Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintanglintang yang mendekati kutub. f) Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran Macammacam Proyeksi Peta itu akan digunakan sesuai dengan kebutuhan keadaan dan proyeksi yang paling tepat digunakan,Misalny pada: 1) Seluruh Dunia • Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub • Petapeta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide • Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall • Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator 2. Daerah Kutub • Proyeksi Lambert • Proyeksi Zenithal sama jarak 3. Daerah Belahan Bumi Selatan • Sinusoidal • Lambert • Bonne 4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
• Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut. • Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacammacam jenis proyeksi peta. Masingmasing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan.
B. Satuan Koordinat
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan.
UTM ( Universal Tranvers Mercator ) sistim ini telah dibakukan oleh BAKOSURTANAL sebagai sistim Proyeksi Pemetaan Nasional.
Mengapa UTM, karena
a) Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang.
b) Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).
c) Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka dipilih sistim proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan batasan luasan bidang 6º antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.
Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS
Karena Sistem Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam memanage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi Sistim Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.
Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.
C. Konversi Datum
Dalam permasalah proyeksi peta, datum merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena hal tersebut akan menentukan keakuratan peletakan titik/objek pada sebuah peta. Transformasi datum merupakan proses konversi koordinatkoordinat titiktitik yang bereferensi terhadap suatu datum (system koordinat) ke datum yang lain. Saat ini terdapat sekitar 200 datum yang digunakan di dunia.
Sebagai contoh adanya perbedaan datum yang digunakan oleh Negara Indonesia pada masa lampau yaitu Id74. Oleh karena itu dalam melakukan pekerjaanpekerjaan SIG dimana kita biasanya mengintegrasikan dengan data koordinat/spasial yang lain, maka pengguna harus mentransformasikan datum tersebut ke datum global yaitu WGS84.