BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.6 Direct Instruction
Dalam terjemahan bahasa Indonesia, Direct Instruction atau directive instruction adalah pembelajaran langsung. Model Direct Instruction adalah Model yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan secara tahap demi tahap seperti yang diungkapkan oleh Arends dalam Sofiyah (2010) bahwa “a teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be laught in step-by-step fashion, for our purposes here, the model is labeled the directed instruction model.”
Keterampilan dasar yang dimaksudkan dapat berupa aspek kognitif maupun psikomotorik, dan juga informasi lainnya yang merupakan landasan untuk membangun hasil belajar yang lebih kompleks. Dalam pelaksanaannya, guru mempunyai peran tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/ materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk
berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Menurut Sofiyah (2010) menyatakan bahwa Direct Instruction adalah model pengajaran yang dilakukan guru secara langsung dalam mengajarkan keterampilan dasar dan didemonstrasikan langsung kepada siswa dengan tahapan yang terstruktur. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Ewing (2011) yang menyatakan bahwa Direct Instruction is a teacher- centred pedagogy that focuses on clear didactic communication.
Menurut Arends (1997) sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 29), direct instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Direct Instruction adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara langsung yang mempelajari keterampilan dasar dengan tahapan yang terstruktur.
Menurut Kardil & Nur (2000) sebagaimana dikutip Trianto (2007: 29), model pengajaran langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa serta prosedur penilaian hasil belajar.
(2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
(3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Beberapa peneliti menggunakan pembelajaran langsung bertujuan untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan siswa dengan latihan-latihan terbimbing.
Menurut Sofiyah (2010) Tujuan utama Direct Instruction adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku diantaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif.
Pengejaran langsung, menurut Kardi (1997: 3) sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 30), dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatih atau praktek, dan kerja kelompok.
Menurut Trianto (2007: 31), Sintaks Direct Instruction adalah sebagai berikut.
(1) Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Dalam fase ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
(2) Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap
(3) Fase 3: Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal (4) Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
(5) Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari- hari.
Menurut Sofiyah (2010) Ada Lima tahap yang harus diketahui guru dalam menggunakan pembelajaran langsung, yaitu (1) guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran khusus serta menginformasikan latar belakang dan pentingnya materi pembelajaran, (2) guru menginformasikan pengetahuan secara bertahap atau mendemonstrasikan secara benar, (3) guru membimbing pelatihan awal dengan cara meminta siswa melakukan kegiatan yang sama dengan kegiatan yang telah dilakukan guru dengan panduan LKS, (4) guru mengamati kegiatan siswa untuk mengetahui kebenaran pekerjaannya sambil memberi umpan balik, (5) guru memberikan kegiatan pemantapan agar siswa berlati sendiri menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bentuk tugas.
2.1.6.1Kelebihan dan Kekurangan Direct Instruction
Menurut Majid (2013: 74-76) kelebihan dari model pembelajaran langsung atau Direct Instruction antara lain:
(1) Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa, sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa;
(2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil;
(3) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajaran konsep dan keterampilan – keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah;
(4) Menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara ini;
(5) Model pembelajaran Direct Instruction dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan observasi ( kenyataan yang terjadi). Dengan hal ini memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi berkonsentrasi pada hasil – hasil dari suatu tugas, bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya;
(6) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
Selain memiliki kelebihan – kelebihan tersebut, direct instruction juga memiliki kekurangan – kekurangan, diantaranya sebabagai berikut :
(1) Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa; (2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif,
sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka;
(3) Karena guru memainkan peran pusat, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan,
percaya diri,antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat;
(4) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula, dan model pembelajaran langsung membatasi guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif;
(5) Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa maka siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit, dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
2.1.7 Pembelajaran Guided Discovery Learning dengan Penilaian Tes