• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Konsep Disiplin Belajar

Dengan disiplin siswa akan mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan apabila siswa mampu mengatur waktu belajarnya dengan baik dan benar. Siswa harus bisa mengatur dirinya sendiri, harus tertib dan teratur dalam belajar. Disiplin berperan penting dalam membentuk

individu yang berciri keunggulan. Menurut Tu’u (2004) disiplin penting

karena alasan berikut ini: (a) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri akan mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang sering melangar ketentuan sekolah akan menghambat optimalisasi potensi dan prestasinya. (b) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. (c) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin. (d) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

Menurut Maman Rachman (1999) dalam Tu’u (2004) pentingnya

disiplin bagi para siswa adalah sebagai berikut: (a) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. (b) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. (c) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukan peserta didik terhadap lingkunganya. (d) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainya. (e) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah. (f) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar. (g) Peserta didik belajar hidup dengan kebiasan- kebiasan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkunganya. (h) Kebiasan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkunganya.

2.3.2 Macam-macam Disiplin

Macam-macam disiplin daapat dibagi menjadi dua bagian yakni (1) teknik disiplin dan (2) disiplin individu dan sosial. Menurut Hadisubrata

(1988) dalam Tu’u (2004) Teknik disiplin dapat dibagi menjadi tiga macam ; disiplin otoritarian, disiplin permisif dan disiplin demokratis, ketiga hal ini diuraikan sebagai berikut :

a. Disiplin Otoritarian

Disiplin otoritarian berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman sering dipakai untuk menekan, mendorong seseorang untuk mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku.

b. Disiplin Permisif

Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya. c. Disiplin Demokratis

Disiplin demokratis dilakukan dengan penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk membantu dalam memahami, mematuhi dan menataati peraturan yang ada. Teknik disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap.

2.3.3 Fungsi Disiplin

Tu’u (2004) Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan . Disiplin diperlukan dalam mengatur perilaku siswa, baik saat belajar disekolah maupun dirumah. Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri.

Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Menurut Tu’u (2004) mengatakan ada empat faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu: kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan, alat pendidikan, dan hukuman. Tu’u (2004 : 38) membahas fungsi disiplin sebagai berikut :

a. Menata Kehidupan Bersama

Dalam hubungan antar manusia dengan keperibadian, latar belakang, pola pikir yang berbeda-beda diperlukan norma, nilai, peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan baik dan lancar.

b. Membangun Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari. Lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Dengan disiplin seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-aturan yang berlaku.

c. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui suatu proses yang panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan dengan melalui latihan.

d. Pemaksaan

Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang belaku di lingkungan, dengan memaksakan seseorang untuk menaati dan mematuhi tata tertib. Dikatakan terpaksa karena disiplin itu dilakukan bukan berdasarkan kesadaran sendiri, melainkan atas dorongan dari luar, seperti adanya perintah, pengawasan, ataupun larangan.

e. Hukuman

Tata tertib disekolah biasanya berisi hal – hal positif yang harus dilakukan oleh siswa, biasanya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Sanksi itu diharapkan mempunyai nilai pendidikan. Sehingga diharapkan tidak ada lagi pelanggaran yang dibuat.

f. Menciptakan Lingkungan Kondusif

Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai, dana hubungan pergaulan yang baik. Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lebih lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah.

2.3.4 Indikator Disiplin

Tu’u (2004) dalam bukunya mengenai disiplin sekolah

mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin (2005) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu: 1) ketatan terhadap waktu belajar, 2) ketatan terhadap tugas-tugas pelajaran, 3) ketatan terhadap pengunaan fasilitas belajar, dan 4) ketatan mengunakan waktu datang dan pulang. Indikator kedisiplinan juga dapat dilihat dari : 1) perilaku kedisiplinan di dalam kelas, 2) perilaku kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan 3) perilaku kedisiplinan di rumah.

Djamarah (2002) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib, sehingga disiplin adalah tata tertib yaitu ketaatan (kepatuhan) terhadap peraturan tata tertib. Berdisiplian berarti menaati tata tertib. kebiasaan tidak disiplin dapat menjadi penyebab kegagalan studi dan sebaliknya kedisiplinan dapat meraih kunci kesuksesan. Disini dapat dipahami bahwa disiplin adalah penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan, disiplin yang baik dalam kegiatan belajar akan membawa pada hasil belajar yang baik.

2.4 Konsep Lingkungan Keluarga

Dokumen terkait