• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.5 Disiplin

2.5.1 Pengertian Disiplin Belajar

Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin ‟‟Disciplina’’ yang artinya menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar, sedangkan menurut bahasa Inggirs, yakni "Discipline" yang berarti tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri, latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu,

sebagai suatu kemampuan mental atau karakter moral, hukum yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki.

Menurut Pridarminto dalam Tu‟u (2004:31) “Disiplin sebagai kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban”. Maman

Rachman dalam Tu „u (2004:32) mengatakan bahwa, “Disiplin sebagai upaya

mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”. Mulyasa

(2009:191) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga disiplin belajar siswa yang baik akan meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2.5.2 Perlunya Disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun, hal itu disebabkan dimanapun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam praktik hidup di sekolah maupun di

rumah. Menurut Maman Rachman dalam Tu‟u (2004:35-36) pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:

a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang

b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap

lingkungannya.

d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu yang lainnya

e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar

g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.

h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwa dan lingkungannya.

Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri

keunggulan. Tu‟u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting karena alasan

sebagai berikut:

a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umurnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin member dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajarannya.

c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

2.5.3 Fungsi Disiplin Belajar

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi syarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Adapun

Fungsi disiplin menurut Tu‟u (2004 :38-43) antara lain: 1. Menata kehidupan bersama

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi dirinya merugukan pihak lain, tetapi hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Jadi, fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

2. Membangun kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari. Lingkungan yang berdisiplin baik, angat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh keprobadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

3. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan disiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur, taat, patuh, perlu dibiasakan dan dilatih.

4. Pemaksaan

Disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.asa takut dan ancaman sanksi disiplin. Dikatakan terpaksa, karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin. Disiplin yang terpaksa, bukan karena kesadaran diri, akan memberi pengaruh yang kurang baik. Soegeng Prijodarminto dalam Tu „u (2004 :41) berpendapat bahwa, “disiplin yang terwujud karena adanya

paksaan atau tekanan dari luar akan cepat pudar kembali bilamana faktor-faktor

seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Dengan pendampingan guru-guru, pemaksaan, pembiasaan dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting baginya.

5. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.

6. Menciptakan lingkungan kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancer. Hal ini dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Demgan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

2.5.4 Pembentukan Disiplin

Menurut Tu‟u (2004 :48-49) “empat hal yang dapat mempengaruhi dan

membentuk disiplin (individu), yaitu mengikuti dan mentaati aturan, kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman”. Keempat faktor ini merupakan faktor dominan yang

1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya

2. Pengikutan dan kataatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya.

3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan

4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan disiplin yaitu :

1.Teladan

Perbuatan dan tindakan lerap kali lebih besar pengaruhnya, contoh dan teladan disiplin atasan, kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha sangat berpengaruh terhadap disiplin siswa.

2.Lingkungan berdisiplin

Seseorang juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Bila berada di lingkungan berdisiplin,seseorang dapat terbawa oleh lingkungan tersebut.

3.Latihan berdisiplin

Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakan dalam pratik-pratik disiplin sehari-hari.

2.5.5 Indikator Disiplin Belajar

Menurut Tu‟u (2004:91) “terdapat beberapa faktor yang menunjukkan

pergeseran siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah: Dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik

saat belajar di kelas, ketertiban diri saat belajar di kelas”.

Indikator disiplin belajar dalam penelitian ini adalah:

a. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah

b. Ketaatan terhadap kegiatan belajar disekolah c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar dirumah

Dokumen terkait