BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Disiplin Kerja
2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja
Islam memandang pekerjaan merupakan salah satu bentuk
ibadah sehingga harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dengan
berdisiplin tinggi untuk memenuhi kewajibannya dan dambaan bagi
setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan
sepanjang masa, selama ia mampu berbuat untuk membanting tulang,
16
memeras keringat dan memutar otak.17 Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat AL-„Ashr ayat 1-3 :
{ ِرْصَعْلاَو
5
{ ٍرْسُخ يِفَل َناَسنِْلْا َّنِإ }
6
اوُلِمَعَو اوُنَمآ َنيِذَّلا َّلَِإ }
{ ِْبَّْصلاِب اْوَصاَوَ تَو يقَْلِاِب اْوَصاَوَ تَو ِتاَِلِاَّصلا
7
}
(
رصعلا
:
5
-7
)
Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran nasehat dan menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-„Ashr : 1-3)18
Dalam ajaran Islam perintah disiplin dalam arti ketaatan pada
peraturan yang telah ditetapkan, telah diterangkan dalam firman Allah
SWT dalam surat An- Nisaa‟ ayat 59 :
ِرْمَْلْا ِلِوُأَو َلوُسَّرلا اوُعيِطَأَو َوَّللا اوُعيِطَأ اوُنَمَآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي
ْنِإَف ْمُكْنِم
ِمْوَ يْلاَو ِوَّللاِب َنوُنِمْؤُ ت ْمُتْنُك ْنِإ ِلوُسَّرلاَو ِوَّللا َلَِإ ُهوُّدُرَ ف ٍءْيَش ِفِ ْمُتْعَزاَنَ ت
ًلًيِوْأَت ُنَسْحَأَو ٌرْ يَخ َكِلَذ ِرِخَْلْا
(
ءاسنلا
:
99
)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisaa‟ : 59)19
17
Sit i Karnati, Pengaruh Budaya Organisasi islami dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, Skripsi, Prodi Ekonomi Islam STAIN Kudus 2010, h. 14
18
Qur‟an Surat A l- Ashr ayat 1-3, Yayasan penyelenggara penerjemah Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Mahkota Surabaya, 1990, h. 913
19
Al- Qur‟an surat An- Nisaa‟ ayat : 59, Yayasan Penyelenggara Alqur’an, Penerjemah Al-Qur’an dan Terjemahnya, Mahkota Surabaya, 1990, h. 114
Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan agar para
karyawan yang bekerja dapat mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan. Dengan ditetapkannya peraturan baik tertulis maupun tidak
tertulis, diharapkan agar para karyawan memiliki sikap disiplin yang
tinggi dalam bekerja sehingga produktivitas kerjanya dapat meningkat.
Dalam manajemen berbasis syariah, disiplin diartikan sebagai
kemampuan mengendalikan diri dengan tetap taat walaupun dalam
situasi yang sangat menekan. Orang yang memiliki disiplin sangat
berhati- hati dalam mengelola pekerjaannya serta penuh tanggung jawab
memenuhi kewajiban.20 Seorang yang beretos kerja Islami akan selalu
disiplin, di antaranya sangat menghargai waktu. Istilah waktu – terambil
dari bentuk tunggal bahasa Arab: al-waqt (ت ْقولا), dan jama'nya adalah
auqãt (تاقوا).21 Dalam Kamus al-Munjid, waktu berarti jumlah zaman
(نم ّزلا نمرادقملا : تْقولا).22 Sedangkan dalam Kamus Al-Marbawi, waktu
adalah waktu, tempuh, (هوفميت - وتْقو).23 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata waktu berarti seluruh rangkaian saat ketika proses,
keadaan berada atau berlangsung.24 Menurut W.J.S. Poerwadarminta,
waktu adalah sekalian rentetan saat yang telah lampau, sekarang dan
20 M. Ma‟ruf Abdullah, Manajemen Berbasis Syariah, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013, h. 122.
21 Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Pustaka Progressif, Yogyakarta, 1997, hlm. 1573.
22
Lou is Ma‟luf, al-Munjid fi al-Lughah wal-A'lam, Dâr al-Masyriq, Beirut, 1986, hlm. 912.
23
Muhammad Id ris Abd al-Ro‟uf a l-Marba wi, Kamus Idris Al-Marbawi, juz 1, Dâ r Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, t.th., hlm. 395.
24
yang akan datang. 25 Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia,
dikatakan bahwa waktu adalah saat, masa, ketika, kala.26 Dalam bahasa
Inggris, kata waktu disebut "time", "when", "while", "time zone".27
Dalam Al-Qur‟an masalah waktu terdapat dalam banyak ayat
dengan berbagai istilah atau penyebutan, misalnya : اًمْوَي (al-Baqarah: 123), تْيِقاَوَم (al-Baqarah: 189), ّيِشَعْلاِب dan راَكْب ِلإا ََ (ali-Imran: 41), را َحْسلأَا (ali-Imran: 17).Dalam al-Qur‟an surat al-Hasyr, Allah SWT berfirman
َوَّللا اوُقَّ تاَو ٍدَغِل ْتَمَّدَق اَم ٌسْفَ ن ْرُظْنَ تْلَو َوَّللا اوُقَّ تا اوُنَمَآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي
َنوُلَمْعَ ت اَِبِ ٌيِبَخ َوَّللا َّنِإ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua
peraturan perusahaan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang
yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun
tidak.28
25 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Bala i Pustaka, Jaka rta, 2013, hlm. 1146.
26
Sutan Muhammad Za in, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Gra fika, Ja karta, tth., hlm. 1082.
27
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, PT. Gra media, Jaka rta, 2000, hlm. 611.
28
Keith Davis mengemukakan bahwa “Dicipline is management
action to enforce organization standards”. Berdasarkan pendapat Keith
Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen
untuk memperteguh pedoman organisasi.29
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Anoraga bahwa “disiplin kerja adalah suatu sikap perbuatan untuk selalu menaati tata tertib” Ravianto mengemukakan bahwa “disiplin adalah menaati atau taat pada ketentuan, peraturan, aturan main, kewajiban yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuninya”. Siagan bahwa “disiplin adalah tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi berbagai ketentuan”.30
Disiplin kerja adalah suatu cara yang digunakan
para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.31
Kedisiplinan diartikan bilamana karyawan selalu datang dan
pulang tepat pada waktunya. Mengerjakan semua pekerjaa nnya dengan
baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dala m suatu organisasi
perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, maka
29
A. Anwar Prabu Mangkunegara, Drs., M,Si.. Psi., Mnajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 129
30
Ka liri, Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri Di Kabupaten Pemalang, Tesis, 2008, Di Publikasikan, h. 33
31
sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya, jadi kedis iplinan adalah
kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan.
Indikator-indikator kedisiplinan sebagai berikut:
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal
serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
2. Teladan Pimpinan
Pimpinan harus memberi contoh yang baik, jujur, adil sesuai kata
dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan
bawahan pun akan ikut baik.
3. Waskat (pengawasan melekat)
Tindakan nyata dan paling efektif untuk mewujudkan kedisiplinan
karyawan organisasi. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral sikap, gairah kerja dan prestasi
kerja bawahannya.
4. Sanksi Hukuman
Dengan sanksi hukuman, karyawan akan semakin takut melanggar
peraturan-peraturan organisasi, sikap dan perilaku indisipliner
karyawan akan berkurang.
5. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan dalam suatu organisasi.
yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada
perusahaan tersebut.32
2.2.2 Macam-Macam Disiplin Kerja
Menurut T. Hani Handoko terdapat tiga macam kegiatan
pendisiplinan, yaitu:
1. Disiplin Preventif
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
mengikuti berbagai standar dan ukuran, sehingga
penyelewengan-penyelewengan bisa dicegah. Sasaran pokoknya adalah mendorong
disiplin diri diantara karyawan. Dengan cara ini para karyawan
menjaga disiplin diri bukan semata- mata karena dipaksa
manajemen. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa metode yang
perlu dilakukan adalah:
a. Pegawai mengetahui serta memahami standar
Memahami standar sudah barang tentu menjadi dasar dalam
peningkatan disiplin, bagaimana mungkin seorang pegawai bisa
mematuhi standar tanpa mengetahui standar perilaku yang
diinginkan organisasi.
b. Melibatkan pegawai dalam menyusun standar
Para pegawai mungkin akan lebih mendukung standar yang
mereka susun, sebab dengan diikutsertakannya mereka dalam
32
menentukan standar atau peraturan, mereka akan mempunyai
komitmen yang lebih baik pada apa yang telah dibuat bersama.
c. Standar atau aturan dinyatakan secara positif bukan negatiif
Standar yang positif misalnya mengutamakan keselamatan
bukan dengan pernyataan negatif seperti jangan ceroboh
d. Dilakukan secara komprehensif
Yaitu melibatkan semua elemen yang ada yang terkait dalam
organisasi. Meningkatkan disiplin menyangkut pembenahan
aspek-aspek lain yang terkait seperti sistem hukuman yang
tepat, penyediaan fasilitas yang mendukung dalam pemenuhan
standar yang sudah ditentukan, dll.
e. Menyatakan bahwa standar dan aturan yang dib uat tidak
semata- mata untuk kepentingan orang yang membuat peraturan,
tetapi untuk kebaikan bersama.
2. Disiplin Korektif
Meskipun aturan standar sudah diketahui, tidak tertutup
kemungkinan adanya pelanggaran. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan dalam bentuk disiplin korektif yaitu, merupakan kegiatan
yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari
pelanggaran lebih lanjut, kegiatan korektif ini dapat berupa suatu
hukuman atau tindakan pendisiplinan (disipline action) yang
3. Disiplin Progresif
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan
hukuman-hukuman yang lebih besar terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Urutan tindakan pendisiplinan tersebut
disusun atas dasar tingkat berat atau kerasnya hukuman. Pada
dasarnya, disiplin progesif bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum
hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan. Biasanya urutan
hukuman yang progresif adalah seperti berikut ini:33
a. Peringatan lisan
Bila seorang tidak mampu mempertahankan standar atau
melanggar peraturan, maka baginya tepat bila diberikan
peringatan lisan. Jika peristiwa seperti itu terulang lagi, pada
akhirnya karyawan tersebut akan dikenakan disiplin, maka
peringatan lisan sesungguhnya merupakan sebentuk tindakan
koreksi.
b. Peringatan tertulis
Merupakan langkah resmi pertama dalam disiplin
progresif, mungkin secara psikologis peringatan tertulis ini tidak
berbeda dari peringatan lisan. Akan tetapi peringatan tertulis
sudah merupakan bagian dari catatan tentang pribadi pegawai.
Peringatan tertulis diberikan sebagai bukti jika kemudian
33
perusahaan akan memberikan hukuman yang lebih berat, atau
jika perkaranya disidangkan di depan wasit perburuhan
c. Skorsing disipliner
Ini merupakan pemberhentian kerja sementara, biasanya
untuk beberapa hari atau minggu tetapi tidak melebihi satu
bulan. Pemberhentian kerja sementara mungkin akan dapat
mengembalikan pada sikap karyawan yang bertanggug jawab.
d. Pembebasan kerja
Merupakan hukuman pamungkas tetapi sangat jarang
diberikan. Biaya pendidikan dan latihan seorang pegawai baru
sangat mahal, sehingga hilangnya seorang pekerja ahli
merupakan kerugian besar bagi perusahaan.
e. Penurunan pangkat
Tindakan ini jarang digunakan sebagai tindakan
disipliner, tindakan ini biasanya hanya dilakukan dalam situasi
seorang pegawai salah dipromosikan, atau ia tidak mampu lagi
melakukan tugas.