• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disparitas IPM Antarkabupaten di dalam Provinsi

Dalam dokumen INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 (Halaman 55-59)

Reduksi Shortfall Gambar 4.5

4.3 Disparitas IPM Antarkabupaten di dalam Provinsi

Peningkatan capaian pembangunan manusia Indonesia dapat dilakukan dengan cara mengurangi kesenjangan yang terjadi di level provinsi. Hal yang sama juga berlaku pada level provinsi, dimana peningkatan pembangunan manusia di level tersebut dilakukan dengan cara mengatasi kesenjangan capaian pembangunan manusia di level kabupaten/

kota dalam provinsi.

Ukuran yang dapat digunakan untuk menggambarkan kesenjangan pencapaian pembangunan manusia antarkabupaten di dalam provinsi adalah range dan standar deviasi. Range (rentang) merupakan ukuran yang menggambarkan selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah. Semakin besar rentang yang dicapai, semakin tinggi pula kesenjangan terjadi, begitu pula sebaliknya. Sedangkan standar deviasi digunakan untuk melihat variasi data, bagaimana penyebaran data IPM kabupaten-kabupaten di dalam provinsi. Semakin besar nilai standar deviasi pada suatu provinsi, maka semakin besar variasi yang terjadi dan memberikan sebuah peringatan bahwa pembangunan manusia di provinsi tersebut masih belum merata.

660,79 664,39 667,54

443,07 446,25 449,68

2011 2012 2013

PPP Gambar 4.10

Disparitas Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Antarkabupaten/kota di Indonesia, 2011-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik

Disparitas Pencapaian Pembangunan Manusia Antarwilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 45

“Kesenjangan IPM Antarkabupaten/kota dalam Provinsi Masih Melebar di Beberapa Provinsi”

Gambar 4.11 memperlihatkan rentang pencapaian pembangunan manusia dan standar deviasi di level kabupaten/kota pada masing-masing provinsi di Indonesia. Rentang dan standar deviasi tersebut telah diurutkan mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi pada tahun 2013. Secara umum kesenjangan IPM antarkabupaten/kota dalam provinsi semakin membaik. Meskipun secara nasional tampak adanya perbaikan kondisi kesenjangan namun dibalik fenomena tersebut tersimpan fakta bahwa masih terdapat provinsi yang justru mengalami pelebaran rentang capaian pembangunan manusia dari tahun 2011-2013. Provinsi tersebut antara lain NTT, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara.

Fenomena kesenjangan yang semakin lebar pada beberapa provinsi tersebut menjadi catatan penting bagi pemerintah, paling tidak dalam menentukan prioritas pembangunan manusia di level provinsi.

Apabila dilihat dari tingkat pemerataannya berdasarkan nilai standar deviasi secara umum pembangunan manusia pada level antarkabupaten/kota dalam provinsi semakin merata. Hal ini tergambar dari nilai standar deviasi yang semakin mengecil dari tahun 2011-2013. Namun, masih terdapat beberapa provinsi yang tingkat pemerataan

9,48

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 Papua

Rentang Pencapaian dan Standar Deviasi IPM Kabupaten/Kota dalam Provinsi 2011-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik

Disparitas Pencapaian Pembangunan Manusia Antarwilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 46

pembangunan manusia antarkabupaten/kota di dalam provinsinya semakin menurun dari tahun 2006-2012, diantaranya adalah Provinsi Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan NTB.

Provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi dengan capaian pembangunan manusia tertinggi ketiga di Indonesia ternyata menyimpan fakta terjadinya penurunan tingkat pemerataan pembangunan manusia.

“Kesenjangan IPM Tertinggi terjadi di Provinsi Papua dan Terendah di Provinsi Sulawesi Barat”

Pada tahun 2013 Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan capaian rentang terendah (3,99). Angka ini merupakan selisih antara pencapaian IPM tertinggi yaitu Kab. Majene (73,16) dan pencapaian IPM terendah yaitu Kab. Polewali Mamasa (69,17).

Rentang pencapaian pembangunan manusia antarkabupaten di Sulawesi Barat dari tahun 2011-2013 berada pada kisaran 3,98 persen. Sementara itu, provinsi dengan rentang capaian yang cukup tinggi pada tahun 2013 antara lain Provinsi Jawa Timur (16,58), NTT (21,62), Papua Barat (27,37) dan Papua (27,84). Dari keempat provinsi tersebut hanya Provinsi Jawa Timur yang menunjukkan perbaikan atau mengalami penyempitan rentang capaian dari tahun 2011-2013. Sedangkan rentang capaian provinsi NTT berfluktuatif, nilainya turun pada tahun 2011 kemudian naik pada tahun 2013. Kondisi yang cukup memprihantinkan terjadi di Provinsi Papua Barat karena rentang capaian pembangunan manusia antar kabupaten justru semakin melebar dari tahun 2006-2012. Rentang capaian pada Provinsi Papua terlihat semakin melebar pada tahun 2012 (21,24) tetapi nilainya tetap pada tahun 2013 (21,62).

“Kesenjangan Capaian IPM di Papua Makin Melebar”

Provinsi Papua adalah provinsi dengan variasi capaian yang paling tinggi dari tahun 2011-2013. Standar deviasi di Provinsi Papua pada tahun 2012 sebesar 9,48. Tingginya nilai standar deviasi di Provinsi Papua merupakan gambaran ketidakmerataan pembangunan manusia di provinsi tersebut.

Lebarnya rentang capaian pembangunan manusia antar kabupaten di Papua pada tahun 2013 disebabkan oleh tingginya pencapaian IPM di Kota Jayapura (77,12) dan rendahnya pencapaian IPM di Kab. Nduga (49,29). Tingginya kesenjangan pembangunan manusia di Papua tidak lepas dari komponen penyusunnya. Pada dimensi kesehatan yang direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup terlihat adanya kesenjangan antarkabupaten dengan rentang sebesar 7,03 poin di tahun 2013. Rentang tersebut lebih kecil dari tahun 2011 dan 2012 yaitu 7,65 dan 7,87 poin. Disparitas antarkabupaten di tahun 2013 tersebut disumbang oleh Kab. Mimika (70,88 tahun) dan Kab. Merauke (63,85 tahun).

Kesenjangan yang cukup serius di Provinsi Papua sebenarnya terjadi pada dimensi pendidikan, yaitu pada komponen angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Rentang capaian angka melek huruf di Papua tahun 2013 mencapai 71,78 poin. Rentang ini tidak lebih baik dari tahun 2012 (71,76 poin) meskipun sudah mengalami penurunan jika

Disparitas Pencapaian Pembangunan Manusia Antarwilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 47 dibandingkan dengan tahun 2011 (72,05 poin). Pencapaian angka melek huruf di Kota Jayapura sebesar 99,86 persen dan pencapaian di Kab. Intan Jaya sebesar 28,08 persen menyebabkan rentang yang cukup ekstrim di Provinsi Papua. Selanjutnya. pada indikator rata-rata lama sekolah juga menunjukkan disparitas yang cukup serius. Rentang capaian komponen rata-rata lama sekolah di Papua tahun 2013 tercatat sebesar 8,77 poin diperoleh dari selisih antara Kota Jayapura (11,07 tahun) dan Kab. Intan Jaya (2,30 tahun). Rentang tersebut turun dari 8,93 poin pada tahun 2012.

Kondisi kesenjangan yang semakin melebar juga terjadi pada komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Pada tahun 2011, rentang capaian pada indikator tersebut sebesar 71,57 poin. Di tahun 2012 kesenjangan turun menjadi 71,27 poin namun kembali meningkat di tahun 2013. Kota Jayapura mencatat pencapaian tertinggi pada tahun 2013 yaitu 650,99 ribu dan Kab. Lanny Jaya mencatat pencapaian terendah yaitu 579,59 ribu PPP. Jarak capaian yang cukup jauh antar dua kabupaten/kota tersebut menyebabkan rentang yang lebar pada komponen PPP.

70,53 70,87 70,88

Disparitas Komponen IPM Antarkabupaten di Provinsi Papua, 2011-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik

Disparitas Pencapaian Pembangunan Manusia Antarwilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 48

4.4 Disparitas IPM Antara Wilayah Barat dan Wilayah Timur

Dalam dokumen INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 (Halaman 55-59)

Dokumen terkait