• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Penyajian Data Masyarakat 1.1. Identitas Responden Masyarakat

1.2. Distribusi Jawaban Responden

Dalam mencapai kehidupan masyarakat yang aspiratif, maka diperlukan usaha dari banyak pihak. Baik dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Hal tersebut dimaksud agar setiap kebijakan pembangunan yang ada selalu berpihak kepada kepentingan masyarakat secara partisipatif. Pemerintah harus lebih berperan aktif dalam merangsang keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah harus membuka akses bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya sebagai bentuk kesadaran masyarakat turut serta dalam proses pembangunan yang berlangsung.

Tabel 6 : Distribusi Jawaban Responden Tentang kemampuan pemerintah desa dalam membangkitkan motivasi kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah desa.

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 17 18,89

2 Sering 25 27,78

3 Kadang-kadang 30 33,33

4 Tidak Pernah 18 20,00

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas, terlihat bahwa 30 orang responden (33,33%) menyatakan kadang-kadang atas kemampuan pemerintah desa dalam membangkitkan motivasi

kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah desa, 25

orang responden (27,78%) menyatakan sering atas kemampuan pemerintah desa dalam membangkitkan motivasi kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah desa, 18 orang responden (20,00%) menyatakan tidak pernah atas kemampuan pemerintah desa dalam membangkitkan motivasi kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah desa, dan 17 orang responden (18,89%) menyatakan sangat sering atas kemampuan pemerintah desa dalam membangkitkan motivasi kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah desa.

Pemerintah perlu memberikan dorongan kepada masyarakat tentang pentingnya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah desa. Agar semangat kebersamaan yang terjalin berunjuk pada hasil pembangunan yang memuaskan relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Salah satu bentuk motivasi yang diberikan oleh pemerintah yaitu dengan mengajak masyarakat secara langsung dalam proses perumusan kebijakan atau dalam pertemuan-pertemuan desa yang membicarakan seputar masalah desa. Dimana keberadaan masyarakat diharapkan sebagai stimulus dalam memacu dan menumbuhkan semangat bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya secara konstruktif.

Tabel 7 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemerintah desa mengajak masyarakat dalam sebuah pertemuan dan diberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 14 15,55

2 Sering 33 36,67

3 Kadang-kadang 18 20,00

4 Tidak Pernah 20 22,22

5 Tidak Tahu Sama Sekali 5 5,56

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, 33 orang responden (36,67%) menyatakan bahwa pemerintah sering mengajak masyarakat dalam sebuah pertemuan dan diberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, 20 orang responden (22,22%) menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah mengajak masyarakat dalam sebuah pertemuan dan diberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, 18 orang responden (20,00%) menyatakan bahwa pemerintah kadang-kadang mengajak masyarakat dalam sebuah pertemuan dan diberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, 14 orang responden (15,55%) menyatakan bahwa pemerintah sangat sering mengajak masyarakat dalam sebuah pertemuan dan diberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, 5 orang responden (5,56%) menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai ajakan pemerintah kepada masyarakat dalam sebuah pertemuan dan diberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.

Salah satu bentuk partisipasi aktif dari masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam pesta demokrasi yang ada ditingkat desa, yaitu pemilihan kepala desa. Dimana masyarakat hendaknya memberikan hak pilihnya pada pemilihan kepala desa tersebut. Dalam hal ini juga diperlukan intervensi langsung dari

pemerintah desa dalam mengajak masyarakat agar turut serta dalam proses pemilihan kepala desa.

Tabel 8 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa mengajak masyarakat untuk mengeluarkan hak suara dalam pemilihan kepala desa.

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 21 23,33

2 Sering 29 32,22

3 Kadang-kadang 23 25,56

4 Tidak Pernah 17 18,89

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, 29 orang responden (32,22%) menyatakan pemerintah sering mengajak masyarakat untuk mengeluarkan hak suara dalam pemilihan kepala desa, 23 orang responden (25,56%) menyatakan pemerintah kadang-kadang mengajak masyarakat untuk mengeluarkan hak suara dalam pemilihan kepala desa, 21 orang responden (23,33%) menyatakan pemerintah sering mengajak masyarakat untuk mengeluarkan hak suara dalam pemilihan kepala desa, 17 orang responden (18,89%) menyatakan pemerintah tidak pernah mengajak masyarakat untuk mengeluarkan hak suara dalam pemilihan kepala desa.

Terealisasinya program kerja pemerintah desa merupakan syarat penting bagi keberhasilan pemerintahan desa. Oleh karena itu, seyogyanyalah pemerintah desa berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikan program kerja yang telah dicanangkan sebelumnya.

Tabel 9 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa dalam melaksanakan program yang direncanakan

No Uraian Frekuensi Persentase%

2 Sering 11 12,22

3 Kadang-kadang 34 37,78

4 Tidak Pernah 25 27,78

5 Tidak Tahu Sama Sekali 8 8,89

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel dapat dilihat bahwa, 34 orang responden (37,78%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang telah melaksanakan program yang direncanakan, 25 orang responden (27,78%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melaksanakan program yang direncanakan, 12 orang responden (13,33%) menyatakan pemerintah desa sangat sering melaksanakan program yang direncanakan, 11 orang responden (12,22%) menyatakan pemerintah desa sering melaksanakan program yang direncanakan, 8 orang responden (8,89%) menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai pelaksanaan program pemerintah desa.

Dalam kehidupan bermasyarakat, konsep gotong royong menjadi sebuah identitas yang mencerminkan mentalitas dan kepribadian masyarakat dinegara ini. Pemerintah sebagai agen penyelenggara urusan pemerintahan yang notabenenya adalah wakil rakyat yang dipercayakan untuk menjalankan amanah rakyat, sudah seharusnyalah bertindak relevan dengan aspirasi masyarakat serta berusaha mencapai kemajuan bersama. Untuk hal ini, keberadaan pemerintah dinilai penting guna menstimulus masyarakat melestarikan semangat kebersamaan melalui gotong royong.

Tabel 10 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa mengajak masyarakat untuk lebih giat dalam melaksanakan kegiatan gotong royong.

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 13 14,45

3 Kadang-kadang 39 43,33

4 Tidak Pernah 21 23,33

5 Tidak Tahu Sama Sekali 7 7,78

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 39 orang responden (43,33%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang mengajak masyarakat untuk lebih giat dalam melaksanakan kegiatan gotong royong, 21 orang responden (23,33%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah mengajak masyarakat untuk lebih giat dalam melaksanakan kegiatan gotong royong, 13 orang responden (14,45%) menyatakan pemerintah desa sangat sering mengajak masyarakat untuk lebih giat dalam melaksanakan kegiatan gotong royong, 10 orang responden (11,11%) menyatakan pemerintah desa sering mengajak masyarakat untuk lebih giat dalam melaksanakan kegiatan gotong royong, dan 7 orang responden (7,78%) menyatakan tidak tahu sama sekali.

Peranan pemerintah dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera menjadi tugas vital yang urgen dilaksanakan oleh pemerintah. Mengingat dinamika masyarakat yang mengalami peningkatan dan perubahan dari hari kehari. Pola kehidupan masyarakat bukanlah suatu yang bersifat stagnan, ragam kebutuhan masyarakat juga mempengaruhi dinamika masyarakat tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah perlu berinteraksi langsung dalam kehidupan masyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin berlangsungnya kehidupan yang harmonis. Juga demi menghindari serta mengantisipasi terjadinya konflik yang akan memecahkan kesatuan masyarakat.

Tabel 11 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa berinteraksi dengan masyarakat desa terhadap konflik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat desa.

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 27 30,00

2 Sering 33 36,67

3 Kadang-kadang 17 18,88

4 Tidak Pernah 13 14,45

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 33 orang responden (36,66%) menyatakan pemerintah desa sering berinteraksi dengan masyarakat desa terhadap konflik yang terjadi kedalam kehidupan masyarakat desa, 27 orang responden (30,00%) menyatakan pemerintah desa sangat sering berinteraksi dengan masyarakat desa terahadap konflik yang terjadi kedalam kehidupan masyarakat desa, 17 orang responden (18,88%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang berinteraksi dengan masyarakat desa terahadap konflik yang terjadi kedalam kehidupan masyarakat desa, 13 orang responden (14,44%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden menyatakan bahwa pemerintah desa telah berinteraksi dengan masyarakat secara aktif. Kerapkali pemerintah mengantisipasi terjadinya konflik yang akan tumbuh dimasyarakat.

Eksistensi masyarakat kontemporer menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan, bukan lagi sebagai objek pembangunan. Pergeseran makna ini dimaksud agar masyarakat dapat meningkatkan partisipasinya dalam proses pembangunan yang ada. Jadi, pembangunan bukan sesuatu yang lahir berdasarkan kepentingan pemerintah saja, melainkan juga lahir berdasarkan public interest (kepentingan publik/masyarakat). Oleh karena itu, pemerintah perlu

mengikutsertakan masyarakat dalam tiap proses pembangunan yang dijalankan. Baik melalui forum-forum diskusi dan lain sebagainya. Agar dapat mencapai konvensi bersama yang solutif dan konstruktif.

Tabel 12 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa mendiskusikan masalah bangsa dengan masyarakat

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 11 12,22

2 Sering 19 21,12

3 Kadang-kadang 32 35,55

4 Tidak Pernah 16 17,78

5 Tidak Tahu Sama Sekali 12 13,33

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 32 orang responden (35,55%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang mendiskusikan masalah desa dengan masyarakat, 19 orang responden (21,11%) menyatakan pemerintah desa sering mendiskusikan masalah desa dengan masyarakat, 16 orang responden (17,77%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah mendiskusikan masalah desa dengan masyarakat, 12 orang responden (13,33%) menyatakan pemerintah desa tidak tahu sama sekali mendiskusikan masalah desa dengan masyarakat, 11 orang responden (12,22%) menyatakan pemerintah desa sangat sering mendiskusikan masalah desa dengan masyarakat.

Dalam pola pemerintahan yang partisipatif, keberadaan masyarakat sebagai subjek pembangunan, yang juga termasuk dalam proses kebijakan, terlibat langsung dalam tiap proses tersebut. Pemerintah desa seharusnya mensosialisasikan tiap hasil kebijakan pemerintah desa kepada masyarakat, agar masyarakat dapat berperan aktif dalam implementasi kebijakan tersebut.

Tabel 13 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa memberikan informasi tentang keputusan/kebijakan yang dibuat oleh pemerintah desa.

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 26 28,88

2 Sering 45 50,00

3 Kadang-kadang 15 16,67

4 Tidak Pernah 4 4,45

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 32 orang responden (35,55%) menyatakan pemerintah desa sering memberikan informasi tentang keputusan /kebijakan yang dibuat pemerintah desa, 26 orang responden (28,,88%) menyatakan pemerintah desa sangat sering memberikan informasi tentang keputusan /kebijakan yang dibuat pemerintah desa, 15 orang responden (16,66%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang memberikan informasi tentang keputusan /kebijakan yang dibuat pemerintah desa, 4 orang responden (4,44%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah memberikan informasi tentang keputusan /kebijakan yang dibuat pemerintah desa.

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa masyarakat adalah subjek pembangunan yang bersama pemerintah terlibat dalam tiap proses pembangunan yang dijalankan. Dengan demikian, keberadaan masyarakat sangat penting. Masyarakat juga memiliki wewenang menjalankan fungsi kontrol (pengawasan dari luar instansi pemerintah) dalam pelaksanaan suatu pembangunan desa. Ini artinya masyarakat juga berhak memberikan kritikan, saran, dan masukan yang konstruktif kepada pemerintah desa guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tabel 14 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa bersikap menerima masukan yang diberikan masyarakat dalam penentuan kebijakan desa

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 28 31,11

2 Sering 19 21,12

3 Kadang-kadang 39 43,32

4 Tidak Pernah 4 4,45

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 32 orang responden (35,55%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang menerima masukan yang diberikan masyarakat dalam penentuan kebijakan desa. 28 orang responden (31,11%) menyatakan pemerintah desa sangat sering menerima masukan yang diberikan masyarakat dalam penentuan kebijakan desa, 19 orang responden (21,11%) menyatakan pemerintah desa sering menerima masukan yang diberikan masyarakat dalam penentuan kebijakan desa. 4 orang responden (4,44%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah bersikap menerima masukan yang diberikan masyarakat dalam penentuan kebijakan desa.

Dalam konsep birokrasi egalitarian, pemerintah berpihak kepada rakyat. Dengan memprioritaskan kepentingan masyarakat (maslahat) dibandingkan dengan kepentingan sekelompok/pribadi intern pemerintah. Lebih jauh lagi pemerintah harus memberikan akses bagi masyarakat untuk mengawasi kinerjanya. Hal ini diperlukan agar pemerintahan dapat berjalan relevan dengan public interest (kepentingan umum).

Tabel 15 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa memberikan ruang kepada masyarakat untuk bisa mengontrol setiap kebijakan pemerintah desa

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 21 23,33

2 Sering 18 21,11

3 Kadang-kadang 41 45,55

4 Tidak Pernah 10 11,11

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 41orang responden (45,55%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengontrolkan setiap kebijakan pemerintah desa, 21orang responden (23,33%) menyatakan pemerintah desa sangat sering memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengontrolkan setiap kebijakan pemerintah desa, 18 orang responden (21,11%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengontrolkan setiap kebijakan pemerintah desa, 10 orang responden (11,11%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengontrolkan setiap kebijakan pemerintah desa.

Disamping itu juga, pemerintah harus berjiwa besar dan berfikir intelektualis. Dimana apabila ada kritikan dan saran yang datang dari masyarakat, hendaklah pemerintah menunjukkan jiwa besarnya sebagai agen sosial yang menjalankan fungsi public servis nya untuk masyarakat dengan menerima kritikan dan saran tersebut dengan baik.

Tabel 16 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa menerima kritik masyarakat terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah desa

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 34 37,77

2 Sering 26 28,88

3 Kadang-kadang 17 18,88

4 Tidak Pernah 8 8,88

5 Tidak Tahu Sama Sekali 5 5,55

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 34 orang responden (37,77%) menyatakan pemerintah desa sangat sering menerima kritik masyarakat terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah desa, 26 orang responden (28,88%) menyatakan pemerintah desa sering menerima kritik masyarakat terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah desa, 17 orang responden (18,88 %) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang menerima kritik masyarakat terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah desa, 8 orang responden (8,88%) menyatakan pemerintah desa sangat sering menerima kritik masyarakat terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah desa.

Sarana dan prasarana merupakan instrumen yang mendukung kelancaran proses pelayanan publik. Dimana kelengkapan serta ketersediaan fasilitas menunjang efektivitas dan efisiensi dalam bekerja.

Tabel 17 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa menyediakan sarana dan prasarana bagi pelayanan umum untuk masyarakat dalam menerima layanan

No Uraian Frekuensi Persentase%

2 Sering 18 20,00

3 Kadang-kadang 47 52,22

4 Tidak Pernah 10 11,11

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 47 orang responden (52,22%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang menyediakan sarana dan prasarana bagi pelayanan umum untuk masyarakat dalam menerima layanan, 18 orang responden (20.00%) menyatakan pemerintah desa sering menyediakan sarana dan prasarana bagi pelayanan umum untuk masyarakat dalam menerima layanan,15 orang responden (16.66%) menyatakan pemerintah desa sangat sering menyediakan sarana dan prasarana bagi pelayanan umum untuk masyarakat dalam menerima layanan, 10 orang responden (11,11%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang menyediakan sarana dan prasarana bagi pelayanan umum untuk masyarakat dalam menerima layanan.

Prinsip pembangunan yang partisipastif adalah pembangunan yang berdasarkan pada kepentingan publik secara aspiratif. Oleh karena itu, pemerintah harus menggambarkan pembangunan sebagai suatu kehendak bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Tabel 18 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa mengutamakan aspirasi masyarakat dalam pembangunan

No Uraian Frekuensi Persentase%

2 Sering 19 21,11

3 Kadang-kadang 42 46,66

4 Tidak Pernah 3 3,33

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 42 orang responden (46,66%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang mengutamakan aspirasi masyarakat dalam pembangunan, ,26 orang responden (28,88%) menyatakan pemerintah desa sangat sering mengutamakan aspirasi masyarakat dalam pembangunan, 19 orang responden (21,11%) menyatakan pemerintah desa sering mengutamakan aspirasi masyarakat dalam pembangunan, 3 orang responden (33,33%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang mengutamakan aspirasi masyarakat dalam pembangunan.

Variable Y

Agar tercapainya pembangunan yang partisipatif dengan mengedepankan kepentingan umum, maka pemerintah perlu kiranya mengikutsertakan masyarakat dalam setiap proses pembangunan yang ada. Seperti kegiatan musyawarah

perencanaan pembangunan desa (musrenbangdes) yang idealnya berfungsi sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat.

Tabel 19 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan (musrenbang) desa

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 24 26,66

2 Sering 43 47,77

3 Kadang-kadang 15 16,66

4 Tidak Pernah 5 5,55

5 Tidak Tahu Sama Sekali 3 3,33

Jumlah 90 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 43 orang responden (47,77%) menyatakan pemerintah desa sering melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan (musrembang) desa, 24 orang responden (26,66%) menyatakan pemerintah desa sangat sering melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan (musrembang) desa, 15 orang responden (16,66%) menyatakan pemerintah desa kadang-kadang melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan (musrembang) desa, 5 orang responden (5,55%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan (musrembang) desa, 3 orang responden (3,33%) menyatakan pemerintah desa tidak tau sama sekali melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan (musrembang) desa.

Untuk melaksanakan prinsip pembangunan yang partisipatif dan aspiratif, maka banyak indicator untuk melakukannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan jajak pendapat terhadap suatu haluan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang kemudian dipertanyakan kembali kepada masyarakat relevansinya dengan kepentingan dan keinginan masyarakat luas.

Tabel 20 : Distribusi Jawaban Responden Tentang pemerintah desa melakukan jajak pendapat dalam merumuskan kebijakan desa

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 16 17,77

2 Sering 7 7,77

3 Kadang-kadang 26 28,88

4 Tidak Pernah 36 40,00

5 Tidak Tahu Sama Sekali 5 5,55

Jumlah 90 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 36 orang responden (40.00%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melakukan jajak pendapat dalam merumuskan kebijakan desa, 26 orang responden (28,88%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melakukan jajak pendapat dalam merumuskan kebijakan desa, 16 orang responden (17,77%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melakukan jajak pendapat dalam merumuskan kebijakan desa, 7 orang responden (7,77%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melakukan jajak pendapat dalam merumuskan kebijakan desa, 5 orang responden (5,55%) menyatakan pemerintah desa tidak pernah melakukan jajak pendapat dalam merumuskan kebijakan desa.

Selain itu, masyarakat juga perlu terlibat langsung dalam perumusan peraturan desa (perdes), agar muatan perdes tersebut benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta kiat menumbuhkan kesadaran hukum bagi masyarakat.

Tabel 21 : Distribusi Jawaban Responden Tentang keikutsertaan masyarakat dalam merumuskan peraturan desa

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 39 43,34

2 Sering 27 30,00

3 Kadang-kadang 18 20,02

4 Tidak Pernah 6 6,67

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 39 orang responden (43,33%) menyatakan keikutsertaan sangat sering masyarakat dalam merumuskan peraturan desa, 27 orang responden (30,00%) menyatakan keikutsertaan sangat sering masyarakat dalam merumuskan peraturan desa, 18 orang responden (20,02%) menyatakan

keikutsertaan sangat sering masyarakat dalam merumuskan peraturan desa, 6 orang responden (6,67%) menyatakan keikutsertaan sangat sering masyarakat dalam merumuskan peraturan desa.

Praktik dari partisipasi politik yaitu keikutsertaan masyarakat dalam pemilihan kepala desa. Dengan memberikan suara pilihannya, masyarakan sudah berpartisipasi dalam pembangunan politik desa.

Tabel 22 : Distribusi Jawaban Responden Tentang masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses pemilihan kepala desa selama ini

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 45 50,00

2 Sering 29 32,22

3 Kadang-kadang 15 16,67

4 Tidak Pernah 1 1,11

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 45 orang responden (50,00%) menyatakan masyarakat sangat sering berpartisipsi aktif dalam proses pemilihan kepala desa, 29 orang responden (32,22%) menyatakan masyarakat sangat sering berpartisipsi aktif dalam proses pemilihan kepala desa15 orang responden (16,67%) menyatakan masyarakat sangat sering berpartisipsi aktif dalam proses pemilihan kepala desa, 1 orang responden (1,11%) menyatakan masyarakat sangat sering berpartisipsi aktif dalam proses pemilihan kepala desa.

Masyarakat sebagai warha negara memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dimata hukum. Begitu pula halnya dalam bidang politik, masyarakat tidak hanya bisa memilih pemimpin, tetapi juga berhak untuk menjadi pemimpin melaui prosedur yang telah ditentukan.

Tabel 23 : Distribusi Jawaban Responden Tentang masyarakat selama ini mendapatkan hak dalam memperoleh kedudukan perangkat desa secara kompetitif

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 21 23,33

2 Sering 24 26,67

3 Kadang-kadang 43 47,77

4 Tidak Pernah 2 2,22

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 43 orang responden (47,77%) menyatakan masyarakat kadang-kadang selama ini mendapat hak dalam memperoleh kedudukan perangkat desa secara kompetitif, 24 orang responden (26,67%) menyatakan masyarakat sering selama ini mendapat hak dalam memperoleh kedudukan perangkat desa secara kompetitif, 21 orang responden (23,34%) menyatakan masyarakat kadang-kadang selama ini mendapat hak dalam memperoleh kedudukan perangkat desa secara kompetitif, 2 orang responden (2,22%) menyatakan masyarakat kadang-kadang selama ini mendapat hak dalam memperoleh kedudukan perangkat desa secara kompetitif,

Sukses atau tidaknya suatu pembangunan tentu akan berkaitan langsung dengan sikap dan kerjasama yang diberikan oleh masyarakat sebagai partner pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat sangat diharapkan antusias dalam mengikuti tiap proses pembangunan yang ada.

Tabel 24 : Distribusi Jawaban Responden Tentang antusias masyarakat dalam pembangunan politik yang berlangsung di Desa Kelanga

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 45 50,00

3 Kadang-kadang 25 27,77

4 Tidak Pernah 6 6,67

5 Tidak Tahu Sama Sekali 1 1,11

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa, 45orang responden (50,00%) menyatakan antusias masyarakat sangat sering dalam pembangunan politik yang berlangsung di desa kelanga, 25 orang responden (27,77%) menyatakan antusias masyarakat kadang-kadang dalam pembangunan politik yang berlangsung di desa kelanga, 12 orang responden (13,33%) menyatakan antusias masyarakat sering dalam pembangunan politik yang berlangsung di desa kelanga, 6 orang responden (6,67%) menyatakan antusias masyarakat tidak pernah dalam pembangunan politik yang berlangsung di desa kelanga, 1 orang responden (1,11%) menyatakan antusias masyarakat tidak tahu sama sekali dalam pembangunan politik yang berlangsung di desa kelanga.

Agar tercapai ketentraman dan ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat, maka setiap produk hukum yang ada perlu dilaksanakan dan ditaati oleh seluruh komponen masyarakat.

Tabel 25 : Distribusi Jawaban Responden Tentang peraturan desa telah diterapkan dengan baik

No Uraian Frekuensi Persentase%

1 Sangat Sering 19 21,11

2 Sering 29 32,22

3 Kadang-kadang 38 42,22

4 Tidak Pernah 4 4,44

5 Tidak Tahu Sama Sekali - -

Jumlah 90 100%

Kuesioner : Penelitian tahun 2008

Dari tabel diatas terlihat bahwa,38 orang responden (42,22%) menyatakan peraturan desa kadang-kadang diterapkan dengan baik, 29 orang responden (32,22%) menyatakan peraturan desa sering diterapkan dengan baik, 19 orang responden

(21,11%) menyatakan peraturan desa sangat sering diterapkan dengan baik, 4 orang

Dokumen terkait